DUNIA SUNYI SENYAP --
41
"Sebab
dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat
segala kejahatannya."
"Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan
berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya
dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan
perkabungan sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang ia telah nikmati. Sebab ia
berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku
tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan
perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah,
yang menghakimi dia, adalah kuat. Dan
raja-raja di bumi, yang telah bebuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan
dia, akan menangisi dan meratapinya, . . .
akan berkata, 'Celaka, sekarang engkau, hai kota yang besar, Babel, hai
kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung
penghakimanmu." (Wah. 18:5-10).
"Dan
pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa
nafsunya," "akan berdiri
jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, mereka
berkata, 'Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain
ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara,
sebab dalam satu jam saja, kekayaan sebanyak itu sudah binasa." (Wah.
18:15-17).
Demikianlah hukuman yang
jatuh kepada Babel pada hari murka Allah. Ukuran kejahatannya telah penuh,
waktunya telah tiba, ia telah matang untuk dibinasakan.
Bilamana suara Allah
mengubah perhambaan umat-Nya, akan terjadi suatu kebangunan luar biasa di
antara mereka yang telah kehilangan segalanya dalam perjuangan besar kehidupan.
Sementara masa pencobaan berlanjut, mereka telah dibutakan oleh penipuan Setan,
dan mereka membenarkan jalan-jalan mereka yang penuh dosa. Orang-orang kaya
menyombongkan diri mereka karena superioritas mereka atas orang-orang yang
kurang beruntung, tetapi mereka telah memperoleh kekayaan itu oleh melanggar
hukum Allah. Mereka telah lalai memberi makan orang-orang yang lapar, memberi
pakaian kepada orang-orang yang telanjang, bertindak adil dan mencintai
kemurahan. Mereka telah berusaha meninggikan dirinya sendiri, dan memperoleh
penghormatan dari sesamanya. Sekarang mereka kehilangan segala sesuatu yang
membuat mereka besar, dan ditinggalkan melarat dan tak berdaya. Mereka
memandang dengan ketakutan kepada kehancuran berhala-berhala yang mereka lebih
sukai daripada Pencipta mereka. Mereka telah menjual jiwa mereka kepada
kekayaan dan kesenangan duniawi, dan tidak berusaha menjadi kaya di hadapan
Allah. Akibatnya ialah, kehidupan mereka gagal, kesenangan-kesenangan mereka
sekarang berubah menjadi kepahitan, harta mereka menjadi kejahatan. Pendapatan
seumur hidup lenyap dalam sekejap saja.
Orang-orang kaya meratapi kehancuran rumah-rumah mereka yang besar dan
mewah, serta emas dan perak mereka yang berserakan. Tetapi ratapan mereka dihentikan oleh ketakutan bahwa mereka sendiri
juga akan binasa bersama berhala-berhala mereka.
Orang-orang fasik dipenuhi
dengan penyesalan, bukan karena kelalaian mereka sehingga berdosa kepada Allah
dan sesama manusia, tetapi oleh karena Allah telah mengalahkan mereka. Mereka
meratap karena akibat yang mereka saksikan, tetapi mereka tidak bertobat dari
kejahatan mereka itu. Tak satu saranapun mereka lewatkan yang tidak dicoba
untuk menaklukkan, kalau mereka dapat.
Dunia menyaksikan golongan
orang-orang yang mereka cemoohkan dan hinakan dan ingin musnahkan, tanpa celaka
oleh bala sampar, badai dan gempa bumi. Ia, yang bagi pelanggar hukum-Nya
adalah api yang menghanguskan, adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya.
Pendeta yang telah
mengorbankan kebenaran untuk memperoleh perkenan manusia, sekarang melihat
pengaruh dan akibat dari pengajaran-pengajarannya. Nyatalah bahwa mata yang
maha melihat mengikutinya sementara ia berdiri di belakang mejanya, sementara
berjalan di jalan-jalan kota, sementara ia berbaur dengan orang-orang dalam
berbagai kegiatan hidup. Setiap emosi jiwa, setiap baris yang dituliskan,
setiap kata-kata yang diucapkan, setiap tindakan yang menuntun orang-orang
untuk berlindung di benteng kepalsuan adalah tindakan menabur benih, dan
sekarang dengan jiwa-jiwa yang malang dan hilang di sekelilingnya, ia memandang
penuaian.
Tuhan berkata,
"Mereka mengobati luka putri umat-Ku dengan memandang ringan, katanya:
Damai sejahtera! Damai sejahtera! tetapi tidak ada damai sejahtera." "Oleh karena kamu melemahkan hati orang
benar dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya, sebaliknya kamu
mengeraskan hati orang fasik, sehingga tidak bertobat dari kelakuannya yang
fasik itu, dan kamu membiarkannya hidup." (Yer. 8:11; Yehez. 13:22).
"Celakalah para
gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak! -- . .
. . Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat." "Mengeluh dan berteriaklah, hai para
gembala! Berguling-gulinglah
di dalam debu, hai pemimpin kawanan kambing domba! Sebab sudah genap waktunya
kamu akan disembelih dan kamu akan rebah seperti domba jantan pilihan. Maka
bagi para gembala tidak akan ada lagi kelepasan, dan bagi para pemimpin kawanan
kambing domba tidak akan ada lagi keluputan." (Yer. 23:1,2; 25:34,35).
Para pendeta dan orang-orang melihat bahwa mereka tidak memelihara
hubungan yang benar dengan Allah. Mereka melihat bahwa mereka telah memberontak
melawan Pembuat semua hukum yang adil dan benar. Tindakan mengesampingkan
perintah-perintah ilahi akan menyebabkan bermunculannya kejahatan,
perselisihan, kebencian, kelaliman, sehingga dunia ini menjadi suatu kancah
pertikaian dan wadah kejahatan. Inilah pemandangan yang tampak sekarang kepada
mereka yang menolak kebenaran dan yang memilih untuk menyenangi kesalahan.
Tidak ada bahasa yang dapat menyatakan kerinduan yang dirasakan oleh mereka
yang tidak patuh dan yang tidak setia untuk mana mereka telah hilang untuk
selamanya -- kehidupan yang kekal. Manusia yang telah disembah dan dipuja oleh
dunia ini oleh karena bakat-bakat dan kecakapan mereka sekarang melihat
perkara-perkara ini dalam terangnya yang sebenarnya. Mereka menyadari apa yang
hilang dari mereka oleh karena pelanggaran, dan mereka tersungkur di kaki orang-orang yang kesetiaannya telah mereka
benci dan hinakan, dan mengakui bahwa Allah telah mengasihi mereka.
Orang-orang melihat bahwa mereka telah diperdaya. Mereka saling menuduh
satu sama lain telah menuntun mereka kepada kebinasaan, tetapi semuanya bersatu
menimpakan hukuman mereka yang paling pahit itu kepada para pendeta.
Gembala-gembala yang tidak setia itu telah membuat hal-hal yang menyenangkan,
mereka telah menuntun para pendengarnya meniadakan hukum Allah dan menganiaya
mereka yang memeliharanya. Sekarang dalam keputusasaan mereka, guru-guru ini
mengakui pekerjaan penipuan mereka itu di hadapan dunia ini. Orang banyak
dipenuhi oleh kemarahan besar. "Kami telah hilang!" seru mereka,
"dan engkaulah penyebab kebinasaan kami;" dan mereka berbalik
menentang gembala-gembala palsu itu.
Seseorang, yang pada suatu waktu mereka paling kagumi, akan dikutuk
dengan kutukan yang paling mengerikan. Tangan-tangan, yang pada suatu waktu
memahkotai mereka dengan mahkota daun-daunan kemenangan, akan bangkit
membinasakan mereka. Pedang-pedang yang telah digunakan untuk membunuh umat
Allah, sekarang mereka gunakan untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Di
mana-mana ada keributan dan pertumpahan darah.
"Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab Tuhan mempunyai
pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan berperkara dengan segala makhluk:
Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang, demikianlah firman
Tuhan." (Yer. 25:31). Selama enam
ribu tahun pertikaian besar itu maju terus. Anak Allah dan jurukabar
surgawi-Nya telah bertikai dengan kekuasaan Iblis, untuk mengamarkan,
menerangi, dan menyelamatkan umat manusia. Sekarang semua telah membuat
keputusan mereka, orang fasik telah bersatu sepenuhnya dengan Setan dalam
peperangannya melawan Allah. Waktunya telah tiba bagi Allah untuk menunjukkan
otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Sekarang pertikaian itu tidak
hanya dengan Setan saja, tetapi juga dengan manusia. "Sebab Tuhan
mempunyai pengaduan dengan bangsa-bangsa."
"Orang-orang fasik akan diserahkannya kepada pedang."
Tanda kelepasan telah
ditaruh ke atas mereka "yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji
yang dilakukan di sana." Sekarang
malaikat maut melakukan tugasnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam khayal
Yehezkiel sebagai orang-orang yang memegang senjata pembantai yang kepadanya
perintah diberikan, "Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara,
anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua
orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat
kudus-Ku." (Yehez. 9:1-6). Nabi itu berkata, "Lalu mereka mulai
dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci." (Yehez. 9:6). Kebinasaan
itu mulai dari antara mereka yang mengaku sebagai pengawal-pengawal rohani
orang banyak. Para pengawal palsu adalah orang yang pertama jatuh. Tak
seorangpun yang dikasihani atau dilepaskan. Laki-laki, perempuan, anak-anak
gadis dan anak-anak kecil binasa bersama-sama.
"Sebab sesungguhnya,
Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya,
dan bumi tidak lagi menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi
menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana." (Yes. 26:21).
"Inilah tulah yang akan ditimpakan Tuhan kepada segala bangsa yang
memerangi Yerusalem: daging mereka akan menjadi busuk, sementara mereka masih
berdiri, mata mereka akan menjadi busuk dalam lekuknya dan lidah mereka akan
menjadi busuk dalam mulut mereka. Maka pada waktu itu akan terjadi kegemparan
besar dari pada Tuhan di antara mereka, sehingga masing-masing memegang tangan
temannya dan mengangkat tangannya melawan tangan temannya." (Zak.
14:12,13). Dalam keributan yang gila yang dipenuhi dengan hawa nafsu ganas, dan
pencurahan murka Allah yang mengerikan yang tidak bercampur, jatuhlah penduduk
bumi orang fasik -- para imam, para penguasa, dan orang banyak baik kaya
ataupun miskin, tinggi dan rendah. "Maka pada hari itu akan bergelimpangan
orang-orang yang mati terbunuh oleh Tuhan dari ujung bumi sampai ke ujung bumi.
Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan;
mereka akan menjadi pupuk di ladang." (Yer. 25:33).
Pada kedatangan Kristus,
orang fasik akan dihapuskan dari muka bumi, -- dihabiskan oleh roh mulut-Nya
dan dibinasakan oleh terang kemuliaan-Nya. Kristus membawa umat-Nya ke dalam
kota Allah, dan dunia ini kosong tidak lagi berpenduduk. "Sesungguhnya,
Tuhan akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, dan membalikkan
permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya." "Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya
dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman
itu." "Sebab mereka melanggar
undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi. Sebab itu
sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman, sebab
itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit."
(Yes. 24:1,3,5-6).
Seluruh dunia tampak
bagaikan padang belantara yang tandus. Puing-puing kota-kota dan desa-desa yang
dihancurkan oleh gempa bumi, pohon-pohon yang tercabut, batu-batu besar yang
terlempar keluar dari laut atau yang terlepas dari bumi itu sendiri, berserakan
dipermukaan bumi itu, sementara gua-gua besar menandai tempat gunung-gunung
yang berpindah dari tempatnya.
Sekarang
peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti yang diramalkan sebelumnya dalam
upacara khidmat terakhir pada hari pendamaian di kaabah duniawi. Bilamana
pelayanan dalam bilik yang maha suci telah diselesaikan, dan dosa-dosa orang
Israel telah dipindahkan dari kaabah oleh jasa darah korban persembahan karena
dosa, kemudian kambing jantan dihadapkan hidup-hidup dihadapan Tuhan. Dan di
hadapan jemaat imam besar menanggungkan kepadanya "segala kesalahan orang
Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka, ia harus menanggungkan
semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu." (Kel. 26:21). Dengan cara
yang sama, bilamana pekerjaan pendamaian di dalam kaabah surgawi telah
diselesaikan, kemudian di hadapan Allah dan malaikat-malaikat surgawi, serta
rombongan umat tebusan, dosa-dosa umat Allah akan ditanggungkan ke atas Setan.
Ia akan dinyatakan bersalah atas segala kejahatan yang telah dilakukannya. Dan
sementara kambing jantan dihalau ke tempat yang tidak berpenduduk, demikianlah
juga Setan akan dihalau ke dunia yang sudah kosong gersang dan tandus ini, yang
tidak lagi berpenduduk dan yang telah menjadi gurun yang suram.
Pewahyu meramalkan
penghalauan Setan itu, dan akan dijadikannya dunia ini porak poranda dan
gersang, dan ia menyatakan bahwa keadaan itu akan berlangsung selama seribu
tahun lamanya. Setelah menyatakan pemandangan mengenai kedatangan Tuhan yang
kedua kali dan kebinasaan orang-orang fasik, nubuatan itu meneruskan:
"Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari Surga memegang anak kunci
jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga itu, si ular
tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu
melemparkannya ke dalam jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya
ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun
itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu
lamanya." (Wah. 20:1-3).
Ungkapan "jurang
maut" menyatakan dunia ini yang dalam keadaan kacau balau dan gelap dapat
dibuktikan dari ayat-ayat lain. Mengenai keadaan dunia "pada
mulanya," catatan Alkitab mengatakan bahwa bumi itu "belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya." (Kej. 1:2. Kata yang di
sini diterjemahkan "samudera raya" sama dengan yang ada di Wahyu
20:1-3 yang disebut "jurang maut" ). Nubuatan mengajarkan bahwa bumi
ini akan dikembalikan kepada keadaan ini, paling sedikit sebagian. Dengan
berharap kepada hari Allah yang besar itu, nabi Yeremia menyatakan, "Aku
melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada
langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung ternyata goncang;
dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia dan semua
burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah
menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan Tuhan, di
hadapan mukanya yang bernyala-nyala!" (Yer. 4:23-27).
Inilah yang menjadi tempat
tinggal Setan dengan malaikat-malaikat jahat seribu tahun lamanya. Kegiatannya
terbatas kepada dunia ini, ia tidak boleh berhubungan dengan dunia-dunia lain,
tidak boleh menggoda dan menyusahkan mereka yang tidak pernah jatuh. Dalam
pengertian inilah ia dikatakan dirantai: tidak ada lagi orang yang masih
tinggal hidup, kepada siapa ia dapat menjalankan kekuasaannya. Ia sama sekali
terputus dari pekerjaan penipuan dan pembinasaan yang selama berabad-abad telah
menjadi kesukaannya.
Nabi Yesaya, sementara
memandang kepada waktu Setan digulingkan, berseru, "Wah, engaku sudah
jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata
dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku
mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan,
jauh di sebelah utara." "Aku hendak
naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau
diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. Orang-orang yang
melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah
dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan
bergoncang, yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung
pulang ke rumah? " (Yes. 14"12-17).
Selama 6,000 tahun, pemberontakan Setan telah "membuat bumi
gemetar." Ia telah "membuat dunia seperti padang gurun, dan
menghancurkan kota-kotanya." Dan
yang "tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke
rumah." Selama 6,000 tahun rumah
penjaranya telah menjadi tempat umat Allah, dan ia berusaha menawan mereka
selama-lamanya, tetapi Kristus telah memutuskan rantai pengikatnya dan
membebaskan para tawanan itu.
Orang-orang fasikpun sekarang ditempatkan di luar jangkauan kekuasaan
Setan; dan bersama dengan malaikat-malaikatnya yang jahat itu ia dibiarkan
menyadari pengaruh kutuk yang dibawa oleh dosa. "Semua bekas raja
bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya.
Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik
. . . . Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja itu di dalam kubur, sebab
engkau telah merusak negerimu, dan membunuh rakyatmu." (Yes. 14:18-20).
Selama seribu tahun Setan akan mengembara ke sana ke mari di dunia yang
sunyi, untuk melihat akibat dari pemberontakannya melawan hukum Allah. Selama
waktu itu ia sangat menderita. Sejak kejatuhannya, hidupnya terus-menerus
bergiat, sehingga tidak ada waktu baginya untuk merenung. Sekarang ia tanpa
kuasa, dan dibiarkan memikirkan dan merenungkan bagian yang telah dilakukannya
sejak pertama sekali ia memberontak melawan pemerintahan Surga, dan
membayangkan dengan ketakutan dan gemetar, masa depannya yang mengerikan,
bilamana ia harus menderita atas segala kejahatan yang telah dilakukannya, dan
akan dihukum atas dosa-dosa yang dilakukan atas bujukan dan dorongannya.
Kepada umat Allah, penawanan Setan akan membawa kegembiraan dan
sukacita. Nabi berkata, "Maka pada hari Tuhan mengakhiri kesakitan dan
kegelisahanmu dan kerjapaksa yang berat yang dipaksakan kepadamu, maka engkau
akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel [di sini melambangkan
Setan], dan berkata: "Wah sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang
lalim! Tuhan telah mematahkan orang-orang fasik, gada orang-orang yang
memerintah, yang memukul bangsa-bangsa dengan gemas, dengan pukulan yang tidak
putus-putusnya; yang menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka dengan tiada
henti-hentinya." (Yes. 14:3-6).
Selama seribu tahun itu, antara kebangkitan yang pertama dan kebangkitan
yang kedua, penghakiman atas orang-orang fasik berlangsung. Rasul Paulus
mengatakan penghakiman ini sebagai suatu peristiwa yang mengikuti kedatangan
Kristus yang kedua kali. "Karena itu janganlah menghakimi sebelum
waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang
tersembunyi di dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang
direncanakan di dalam hati." (1 Kor. 4:5).
Daniel mengatakan bahwa apabila yang Lanjut Usianya itu datang, "keadilan akan diberikan kepada
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi." (Dan. 7:22). Pada waktu ini
orang-orang benar memerintah sebagai raja dan imam-imam kepada Allah. Rasul
Yohanes di dalam Wahyu mengatakan, "Lalu aku melihat takhta-takhta dan
orang-orang yang duduk di atasnya, kepada mereka diserahkan kuasa untuk
menghakimi." "Mereka akan
menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah bersama-sama dengan
Dia seribu tahun lamanya." (Wah. 20:5,6). Pada waktu inilah sebagaimana
diramalkan oleh Rasul Paulus, "orang-orang kudus akan menghakimi
dunia." (1 Kor. 6:2,3). Dengan bersekutu bersama Kristus mereka menghakimi
orang-orang fasik, membandingkan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan mereka
dengan buku peraturan, Alkitab, dan memutuskan setiap kasus sesuai dengan
perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Kemudian, bagian yang
harus diderita orang fasik ditentukan sesuai dengan keputusan-keputusan mereka;
dan dicatat di bawah nama mereka di dalam kitab kematian.
Setan dan malaikat-malaikat jahat juga dihakimkan oleh Kristus dan
umat-Nya. Rasul Paulus berkata, "Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan
menghakimi malaikat-malaikat?" (1 Kor. 6:3). Dan Yudas mengatakan bahwa "Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar." (Yudas ayat
6).
Pada penutupan masa seribu tahun akan terjadi kebangkitan yang kedua.
Kemudian orang-orang fasik akan dibangkitkan dari kematian, dan tampil di
hadapan Allah untuk pelaksanaan "hukuman seperti yang tertulis."
Demikianlah pewahyu, setelah menjelaskan kebangkitan orang-orang benar,
menyatakan, "Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum
berakhir masa yang seribu tahun itu." (Wah. 20:5). Dan nabi Yesaya
mengatakan mengenai orang-orang fasik, "Mereka akan dikumpulkan
bersama-sama seperti tahanan dimasukkan ke dalam liang, mereka akan dimasukkan
ke dalam penjara, dan dihukum sesudah waktu yang lama. (Yes. 24:22).
ARTIKEL LAINNYA....
No comments:
Post a Comment