TERANG MENEMBUSI KEGELAPAN --
19
Pekerjaan Allah di dunia
ini dari zaman ke zaman memberikan suatu kesamaan yang menarik perhatian dalam
setiap pembaharuan besar atau pergerakan agama. Prinsip perlakuan Allah kepada
manusia tetap sama. Pergerakan penting dewasa ini mempunyai kesejajarannya
dengan masa-masa yang lalu, dan pengalaman gereja pada zaman dahulu memberikan
pelayanan penting bagi zaman kita sekarang ini.
Tidak
ada kebenaran yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab daripada oleh Roh
Kudus-Nya terutama menuntun hamba-hamba-Nya di atas dunia ini di dalam
pergerakan besar untuk memajukan pekerjaan penyelamatan. Manusia adalah alat di
tangan Allah, yang digunakan-Nya untuk mencapai tujuan-tujuan pengasihan dan
kemurahan-Nya. Masing-masing orang mempunyai bagian sendiri untuk dilakukan.
Kepada setiap orang dikaruniakan sejumlah terang, yang disesuaikan dengan
kebutuhan waktunya, dan cukup untuk menyanggupkannya melakukan pekerjaan yang
telah diserahkan Allah kepadanya. Tetapi tak seorangpun, betapapun ia dihormati
oleh surga, pernah memperoleh pengertian sepenuhnya mengenai rencana
keselamatan, atau bahkan menghargai sepenuhnya rencana keselamatan, atau bahkan
menghargai sepenuhnya maksud ilahi dalam pekerjaan pada zamannya. Manusia tidak
mengerti sepenuhnya apa yang akan dicapai Allah dalam pekerjaan yang
diberikan-Nya kepada mereka untuk dilakukan. Mereka tidak mengerti pekabaran
dalam segala bentuknya yang mereka ucapkan dalam nama-Nya.
"Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas
kekuasaan Yang Mahakuasa?" "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya
lamgit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu, dan rancangan-Ku
dari rancanganmu." "Bahwasanya
Akulah Allah dan tidak ada yang lain seperti Aku, yang memberitahukan dari
mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum
terlaksana." (Ayub 11:7; Yes. 55:8,9; 46:9,10).
Bahkan
nabi yang mendapat penerangan khusus Roh Suci tidak sepenuhnya mengerti makna
wahyu yang diberikan kepada manusia. Arti wahyu itu akan diungkapkan dari zaman
ke zaman, pada waktu umat Allah memerlukan petunjuk yang ada di dalamnya.
Petrus, penulis keselamatan yang membawa keselamatan kepada terang
melalui Injil, berkata, "Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti
oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan
bagimu. Dan mereka meneliti saat yang
mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus yang ada di dalam
mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan
yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah
itu. Kepada mereka telah dinyatakan,
bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi, melayani
kamu." (1 Pet. 1:10-12).
Namun,
walaupun para nabi tidak diberi pengertian sepenuhnya perkara-perkara yang
dinyatakan kepada mereka, mereka dengan sungguh-sungguh mencari untuk
memperoleh semua terang yang dikehendaki Allah untuk dinyatakan. Mereka
"mencari dan meneliti dengan rajin,"
"meneliti saat yang mana, atau yang bagaimana yang dimaksudkan oleh
Roh Kristus yang ada dalam mereka dimuliakan." Betapa menjadi satu pelajaran bagi umat Allah
pada zaman Kekristenan, karena nubuatan-nubuatan ini diberikan kepada
hamba-hamba-Nya untuk keuntungan mereka.!
"Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri
mereka sendiri, tetapi melayani kamu."
Saksikanlah umat-umat kudus Allah pada waktu mereka "mencari dan
meneliti dengan tajin" mengenai wahyu yang diberikan kepada mereka bagi
generasi yang akan datang yang belum lahir. Bandingkanlah semangat mereka yang
saleh dengan sifat acuh tak acuh umat-umat pada zaman kemudian memperlakukan
karunia surga ini. Betapa suatu teguran
bagi pecinta keselamatan, pecinta keduniawian dan kesenangannya, yang acuh tak
acuh, yang puas hanya menyatakan bahwa nubuatan-nubuatan itu tidak bisa
dimengerti.
Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal Yang
Kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu
disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang
membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran
orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh
pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga
mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah
nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus,
walaupun pada waktu Juru Selamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran
mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia,
yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak
bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan
kematian-Nya.
Kristus sendiri telah mengutus mereka dengan pekabaran, "Waktunya
telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada
Injil." (Mark. 1:15). Pekabaran ini didasarkan atas nubuatan nabi Daniel
pada Daniel 9. Yang enam puluh sembilan
kali tujuh masa telah dinyatakan oleh malaikat berlanjut kepada "Mesias
Raja," dan dengan harapan besar dan sukacita murid-murid itu mengharapkan
terbentuknya kerajaan Mesias di Yerusalem, untuk memerintah seluruh dunia.
Mereka
mengkhotbahkan pekabaran yang telah diberikan Kristus kepada mereka, walaupun
mereka salah mengerti maknanya. Walaupun pengumuman mereka terdapat dalam
Daniel 9:25, mereka tidak melihat pada ayat berikutnya di fatsal yang sama
bahwa Mesias akan disingkirkan. Sejak mereka lahir telah terbentuk di dalam
hati mereka suatu harapan kemuliaan kekaisaran dunia, dan hal ini membutakan
pengertian mereka kepada tanda-tanda nubuatan dan kepada perkataan Kristus.
Mereka melaksanakan tugas mereka untuk
menyatakan kepada bangsa Yahudi undangan
kasih karunia, dan kemudian pada saat mereka mengharapkan melihat Tuhan mereka
naik takhta menduduki takhta Daud, mereka melihat Dia ditangkap bagaikan
penjahat, dicambuk, dicemooh dan dikutuk, dan memikul salib Golgota. Betapa
putus asa, kecewa dan sedih hati murid-murid itu selama hari-hari Tuhan mereka
tidur di dalam kubur.
Kristus telah datang pada waktu yang tepat dan dengan cara yang telah
diramalkan oleh nubuatan. Kesaksian Alkitab telah digenapi dalam setiap rincian
pelauanan-Nya. Ia telah mengkhotbahkan kabar keselamatan, dan
"kata-kata-Nya berkuasa." Hati
para pendengar-Nya telah menyaksikan bahwa Ia datang dari Surga. Firman dan Roh Allah menguatkan tugas ilahi
Anak-Nya.
Murid-murid itu masih tetap
bergantung kepada kasih sayang yang tidak padam kepada Tuhan mereka. Dan
kesedihan mereka, mereka tidak mengingat kata-kata Kristus yang menunjukkan
kepada mereka penderitaan dan kematian-Nya. Jika Yesus orang Nasaret itu adalah
Mesias yang sejati, mengapa mereka harus terjerumus ke dalam kesedihan dan
kekecewaan? Inilah pertanyaan yang menyiksa batin mereka sementara Juru Selamat
terbaring dalam kubur-Nya selama jam-jam hari Sabat yang penuh keputusasaan itu,
yaitu antara kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Walaupun malam gelap kesedihan menutupi pengikut-pengikut Yesus ini,
namun mereka tidak ditinggalkan. Nabi berkata, "Sekalipun aku jatuh, aku
akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, Tuhan akan menjadi terangku,
. . . . Dan memberi keadilan kepadaku,
membawa aku ke dalam terang sehingga aku mengalami keadilan-Nya." "Maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu,
dan malam menjadi terang dalam gelap terbit terang bagi orang benar." "Aku mau memimpin orang-orang buta di
jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan
yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi
terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal
yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan kulaksanakan." (Mika
7:8,9; Maz. 139:12; 112:4; Yes. 42:16).
Pengumuman yang telah disampaikan oleh murid-murid dalam nama Tuhan
adalah benar, dan peristiwa-peristiwa yang diramalkan benar terjadi.
"Waktunya telah digenapi, kerajaan Allah sudah dekat," adalah
pekabaran mereka. Pada waktu berakhirnya
"waktu itu," -- yang enam
puluh sembilan kali tujuh masa dari Daniel 9, yang berlanjut sampai kepada
Mesias, Yang Diurapi" -- Kristus
telah menerima pengurapan Roh, setelah Ia dibaptiskan oleh Yohanes di Sungai
Yordan. Dan "Kerajaan Allah" yang mereka nyatakan sudah dekat telah didirikan oleh
kematian Kristus. Kerajaan itu tidak seperti yang mereka ajarkan dan yakini,
suatu kerajaan duniawi. Atau juga bukan kerajaan kekal yang akan datang yang
akan didirikan bilamana "pemerintahan, kekuasaan, dan kebesaran dari
kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang
kudus, umat Yang Mahatinggi;" bahwa
kerajaan kekal dimana "segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada
mereka." (Dan. 7:27). Sebagaimana digunakan di dalam Alkitab, sebutan
"kerajaan Allah" digunakan untuk menyatakan baik kerajaan kasih
karunia maupun kerajaan kemuliaan. Kerajaan kasih karunia dimunculkan oleh
Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Iberani. Setelah menunjuk kepada
Kristus, pengantara yang penuh kasihan yang "turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita," rasul itu berkata, "Sebab itu marilah kita
dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima
rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada
waktunya." (Iberani 4:16). Takhta kasih karunia melambangkan kerajaan
kasih karunia; karena adanya takhta menyatakan adanya kerajaan. Dalam banyak
perumpamaan-Nya, Kristus menggunakan sebutan "kerajaan surga" untuk
menyatakan pekerjaan kasih karunia ilahi atas hati manusia.
Demikian juga takhta kemuliaan menyatakan kerajaan kemuliaan. Dan
kerajaan inilah yang disebut dalam kata-kata Juru Selamat, "Apabila Anak
Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia,
maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa
dikumpulkan di hadapan-Nya." (Mat. 25:31,32). Kerajaan ini masih akan
datang. Kerajaan ini tidak akan didirikan sebelum kedatangan Kristus yang kedua
kali.
Kerajaan kasih karunia didirikan segera setelah kejatuhan manusia, pada
waktu rencana dibuat untuk menebus umat manusia yang sudah berdosa. Kerajaan
itu ada dalam rencana dan janji Allah. Dan melalui iman, manusia dapat menjadi
warganya. Tetapi kerajaan itu belum betul-betul didirikan sebelum kematian
Kristus. Bahkan sebenarnya setelah memasuki misi-Nya di dunia ini, Juru
Selamat, karena merasa letih dengan kekerasan hati dan pendurhakaan manusia,
dapat menarik diri dari pengorbanan di Golgota. Di taman Getsemane cawan
penderitaan gemetar dalam tangan-Nya. Sebenarnya Ia bahkan dapat menghapus
keringat darah dari dahi-Nya, dan membiarkan umat manusia yang berdosa itu
binasa dalam kejahatannya. Seandainya Ia
berbuat demikian, maka tidak akan ada penebusan bagi manusia yang sudah jatuh
itu. Akan tetapi bilamana Juru Selamat menyerahkan hidup-Nya, dan dengan
hembusan nafas-Nya Ia berseru, "Sudah selesai," barulah kegenapan
rencana penebusan dipastikan. Janji keselamatan yang diberikan kepada pasangan
di taman Eden (Firdaus) diratifikasi. Kerajaan kasih karunia, yang sebelumnya
ada oleh karena janji Allah, sekarang didirikan.
Dengan
demikian kematian Kristuslah peristiwa yang dianggap oleh murid-murid sebagai
kebinasaan terakhir pengharapan mereka -- adalah yang membuat kerajaan kasih
karunia itu pasti selama-lamanya. Sementara kematian itu membawa kekecewaan
berat bagi mereka, itu adalah suatu klimaks bahwa iman mereka telah tepat.
Peristiwa yang telah membawa dukacita dan keputusasaan bagi mereka adalah yang
membuka pintu pengharapan kepada setiap anak Adam, dan di dalam mana berpusat
kehidupan masa datang dan kebahagiaan kekal semua umat Allah yang pada segala
zaman.
Tujuan
anugerah kekal sedang mencapai kegenapannya bahkan melalui kekecewaan
murid-murid itu. Sementara hati mereka dimenangkan oleh kasih karunia ilahi dan
kuasa pengajaran-Nya, yang "berkata-kata seperti yang belum pernah
seorangpun berkata-kata," namun
kasih mereka kepada Yesus bagaikan percampuran emas murni dengan logam campuran
kesombongan dunia dan ambisi-ambisi yang mementingkan diri. Bahkan dalam
ruangan Paskah pada saat khidmat pada waktu Guru mereka bersiap memasuki
bayang-bayang Getsemane, ada "pertengkaran di antara murid-murid Yesus,
siapakah yang dapat dianggap terbesar diantara mereka." (Lukas 22:24).
Penglihatan atau visi mereka dipenuhi oleh takhta, mahkota, dan penderitaan
taman Getsemane, gedung pengadilan dan salib Golgota. Adalah kesombongan hati
mereka, kehausan mereka terhadap kemuliaan duniawi, yang menuntun mereka
bergantung begitu kuat kepada ajaran-ajaran palsu zaman mereka, dan membiarkan
kata-kata Juru Selamat berlalu tanpa diperhatikan, yang menunjukkan sifat
kerajaan-Nya yang benar, dan menunjuk ke depan kepada penderitaan dan
kematian-Nya. Dan kesalahan-kesalahan ini mengakibatkan datangnya pencobaan --
tajam tetapi diperlukan -- yang diizinkan demi perbaikan mereka. Walaupun
murid-murid itu salah mengerti arti pekabaran mereka, dan telah gagal menyadari
harapan-harapan mereka, namun mereka telah mengkhotbahkan amaran yang diberikan
Allah kepada mereka, dan Tuhan akan menghargai iman mereka dan menghormati
penurutan mereka. Kepada mereka dipercayakan pekerjaan penyiaran ke seluruh
bangsa kabar Injil mulia Tuhan mereka yang telah bangkit. Untuk persiapan
kepada pekerjaan inilah sehingga pengalaman yang tampaknya pahit bagi mereka
diizinkan datang.
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya
di jalan ke Emmaus, dan "Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia di dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi."(Luk. 24:27). Hati para murid itu digerakkan. Iman mereka
dinyalakan. Mereka "dilahirkan kembali kepada pengharapan yang
hidup," bahkan sebelum Yesus menyatakan diri-Nya kepada mereka. Ia
bermaksud memberi terang kepada pengertian mereka dan menggantungkan iman
mereka kepada "perkataan nubuatan yang lebih teguh." Ia rindu agar kebenaran berakar kuat di dalam
pikiran mereka, bukan saja karena didukung oleh kesaksian pribadi-Nya, tetapi
juga karena penyataan yang tidak diragukan yang diberikan dengan lambang dan
bayangan hukum, dan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Sangat perlu bagi
pengikut Kristus untuk memiliki iman yang berdasarkan pengetahuan, bukan saja
demi kepentingan mereka, tetapi agar mereka dapat membawa pengetahuan mengenai
Kristus kepada dunia ini. Dan sebagai langkah pertama untuk memberikan
pengetahuan ini, Yesus mengarahkan murid-murid-Nya kepada "buku Musa dan
nabi-nabi." Demikianlah kesaksian yang diberikan oleh Juru Selamat yang
bangkit itu mengenai nilai pentingnya Alkitab Perjanjian Lama.
Betapa
besar perubahan yang terjadi di dalam hati murid-murid itu pada waktu mereka
sekali lagi melihat wajah Guru mereka yang penuh kasih sayang. (Luk. 24:32).
Dalam arti yang lebih lengkap dan lebih sempurna daripada sebelumnya, mereka
sudah "menemukan Dia, yang telah dituliskan Musa di dalam taurat dan kitab
nabi-nabi." Ketidakpastian, kesedihan yang mendalam, keputusasaan diganti
dengan kepastian yang sempurna dan iman yang cerah. Betapa mengagumkan bahwa
setelah kenaikan Yesus, murid-murid "tetap tinggal di dalam kaabah
memuji-muji dan memuja Allah." Orang-orang yang hanya mengetahui kematian
Juru Selamat yang memalukan mengharap akan melihat wajah murid-murid yang
dipenuhi oleh kesedihan, kebingungan dan kekalahan, tetapi mereka melihat
kegembiraan dan kemenangan. Betapa persiapan matang telah diterima oleh
murid-murid ini bagi tugas-tigas di hadapan mereka! Mereka telah melewati
cobaan yang paling berat yang mungkin mereka alami, dan melihat bagaimana
firman Allah telah memberikan kemenangan, pada waktu penglihatan manusia tidak
lagi memberikan harapan. Sejak waktu itu, apakah yang dapat mengecilkan dan melemahkan
iman mereka?, atau mendinginkan kehangatan kasih mereka? Dalam kesedihan yang
paling dalam mereka mempunyai "penghiburan yang kuat," "dorongan yang kuat," suatu pengharapan yang bagaikan "sauh
yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang
tabir." (Iberani 6:18,19). Mereka telah menjadi saksi kepada hikmat dan
kuasa Allah, dan mereka "yakin, bahwa baik maut maupun hidup, baik
malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun
yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk yang lain tidak dapat memisahkan" mereka dari
"kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." "Tetapi dalam semuanya itu," kata mereka, " kita lebih daripada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma
8:38,39,37). "Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." (1 Pet.
1:25). Dan "siapakah yang akan
menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah
bangkit dan yang juga duduk di sebelah kanan Allah,yang malah menjadi pembela bagi kita?" (Roma
8:34).
Tuhan
berkata, "Dan umat-Ku tidak akan menjai malu lagi untuk
selama-lamanya." (Yoel 2:26). "Sepanjang malam ada tangisan,
menjelang pagi ada sorak sorai." (Maz. 30:6). Bilamana pada waktu hari
kebangkitan-Nya murid-murid itu bertemu dengan Juru Selamat, hati mereka
terbakar mendengar firman-Nya. Bilamana mereka melihat kepala, kaki dan tangan
yang telah memar dan luka-luka karena mereka, bilamana sebelum kenaikan-Nya,
Yesus menuntun mereka ke luar sampai ke Batania, dan mengangkat tangan-Nya dan
memberkati mereka, Ia menyuruh mereka, "Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk," dan Ia menambahkan, "Dan
ketahuilah Aku menyertai kami senantiasa sampai kepada akhir zaman."
(Mark. 16:15; Mat. 28:20). Bilamana pada hari Pentakosta, Penghibur yang
dijanjikan itu turun, dan kuasa dari atas diberikan, dan jiwa orang-orang
percaya digerakkan dengan kesadaran kehadiran Tuhan mereka yang telah naik --
kemudian, walaupun seperti Dia, jalan mereka menuju pengorbanan dan mati
syahid, akankah mereka menukarkan pelayanan Injil kasih karunia-Nya dan
"mahkota kebenaran" yang akan diterima kedatangan-Nya dengan
kemuliaan takhta dunia yang telah menjadi harapan mereka pada permulaan
kerasulan mereka? Ia yang "sanggup melakukan lebih banyak dari yang kita
minta atau pikirkan," telah mengaruniakan kepada mereka yang bersekutu di
dalam penderitaan-Nya, persekutuan sukacita-Nya, -- sukacita "membawa
banyak anak Allah kepada kemuliaan,"
sukacita yang tidak terkatakan, "satu kemuliaan besar yang
abadi," yang mengenai hal ini Rasul Paulus berkata, "penderitaan kita
yang hanya sementara," dan "tidak layak dibandingkan."
Pengalaman murid-murid yang mengabarkan "Injil kerajaan" pada
kedatangan Kristus yang pertama, ada persamaannya dengan pengalaman mereka yang
memberitakan pekabaran kedatangan-Nya yang kedua kali. Pada waktu murid-murid
itu pergi ke luar mengabarkan "waktunya sudah digenapi, kerajaan Allah
sudah dekat," demikian juga Miller dan rekan-rekannya mengabarkan bahwa
masa nubuatan terpanjang dan terakhir yang dinyatakan di dalam Alkitab sudah
hampir berakhir, bahwa pengadilan sudah dekat, dan kerajaan kekal akan segera
mulai. Pemberitaan murid-murid yang berhubungan dengan waktu didasarkan atas
tujuh puluh kali tujuh masa yang terdapat dalam Daniel 9. Pekabaran yang
dikabarkan Miller dan rekan-rekannya mengumumkan akhir dari 2300 hari dari
Daniel 8:14 dimana yang tujuh puluh kali tujuh masa itu adalah bagian
daripadanya. Pemberitaan masing-masing didasarkan atas penggenapan berbagai
bagian dari masa nubuatan besar yang sama.
Seperti murid-murid yang pertama,
Wm. Miller dan rekan-rekannya tidak mengerti dengan sepenuhnya makna
pekabaran yang mereka kabarkan. Kesalahan-kesalahan yang telah lama ada di
dalam gereja mencegah mereka tiba pada suatu interpretasi yang tepat mengenai
hal-hal penting di dalam nubuatan. Itulah sebabnya, walaupun mereka mengabarkan
pekabaran yang Allah telah serahkan kepada mereka untuk disampaikan kepada
dunia ini, namun oleh karena salah pengertian mengenai artinya, mereka
menderita kekecewaan.
Dalam
menerangkan Daniel 8:14, "Sampai lewat 2300 petang dan pagi, lalu tempat
kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar," Miller, sebagaimana sudah disebutkan,
menerima pandangan umum yang lazim bahwa dunia ini adalah tempat kudus itu dan
ia percaya bahwa pemulihan tempat kudus menggambarkan pembersihan dunia ini
dengan api pada kedatangan Tuhan. Itulah sebabnya bilamana ia menemukan bahwa
akhir dari 2300 hari itu dengan pasti dinubuatkan atau diberitahukan, ia
menyimpulkan bahwa ini menyatakan kedatangan Kristus kedua kali. Kesalahannya
adalah sebagai akibat dari penerimaannya pada pandangan populer atau pandangan
umum ,mengenai tempat kudus itu.
Dalam
upacara kaabah, yang menjadi bayangan pengorbanan dan keimamatan Kristus,
pemulihan tempat kudus adalah upacara terakhir yang dilaksanakan oleh imam
besar dalam pelayanan tahunan. Itu adalah pekerjaan penutup penyucian atau hari
grafirat -- yaitu pembersihan atau penghapusan dosa dari Israel. Hal itu
menggambarkan atau melambangkan pekerjaan penutup dalam pelayanan Imam Besar
kita di Surga, dalam pembersihan atau penghapusan dosa-dosa umat-Nya, yang
dicatat dalam buku catatan Surga. Upacara ini meliputi pekerjaan pemeriksaan,
pekerjaan pengadilan, dan segera disusul oleh kedatangan Kristus di atas awan
dengan kuasa dan kemuliaan besar, karena kalau Ia datang setiap kasus telah
diputuskan. Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa
upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya." (Wah.
22:12). Pekerjaan penghakiman inilah yang mendahului kedatangan kedua kali,
yaitu yang diumumkan dalam pekabaran malaikat yang pertama dari Wahyu 14:7,
"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya."
Mereka
yang mengumumkan amaran ini memberikan pekabaran yang tepat pada waktu yang
tepat. Tetapi sebagaimana murid-murid yang dahulu menyatakan, "Waktunya
sudah genap, dan kerajaan ALLah sudah dekat," yang didasarkan atas
nubuatan Daniel 9, sebagaimana mereka gagal mengerti bahwa kematian Mesias
telah diramalkan dalam buku yang sama, demikianlah Miller dan rekan-rekannya
memberitakan pekabaran yang didasarkan atas Daniel 8:14 dan Wahyu 14:7, dan
gagal melihat masih ada pekabaran lain yang dinyatakan di dalam Wahyu 14, yang
juga harus diberikan sebelum kedatangan Tuhan. Sebagaimana murid-murid salah
dalam hal kerajaan yang akan didirikan pada akhir masa tujuh puluh kali tujuh
masa, demikianlah orang-orang Advent salah dalam hal peristiwa yang akan
terjadi pada akhir 2300 hari. Dalam kedua kasus ini ada penerimaan atau
keterikatan kepada kesalahan umum atau populer yang membutakan pikiran kepada
kebenaran. Kedua golongan ini memenuhi kehendak Allah dalam menyampaikan
pekabaran yang Ia ingin agar diberikan, dan keduanya melalui
kekurangmengertinya akan pekabaran itu telah menderita kekecewaan.
Namun
Allah mencapai maksud kemurahan hati-Nya dalam mengizinkan amaran Penghakiman
diberikan sebagaimana adanya. Hari yang besar itu sudah dekat, dan dalam
pimpinan-Nya orang-orang dibawa kepada ujian waktu yang tentu untuk menyatakan
kepada mereka apa yang ada dalam hati mereka. Pekabaran itu dibuat untuk
menguji dan memurnikan jemaat itu. Mereka dituntun untuk melihat apakah kasih
sayang mereka ditujukan kepada dunia ini atau kepada Kristus dan Surga. Mereka
mengaku mengasihi Juru Selamat. Sekarang mereka harus membuktikan kasih
mereka. Apakah mereka sudah bersedia
meninggalkan harapan-harapan dan ambisi-ambisi duniawi, dan menyambut sukacita
kedatangan Tuhan mereka? Pekabaran itu dirancang untuk menyanggupkan mereka
untuk menilai keadaan kerohanian mereka yang sebenarnya. Pekabaran itu
diberikan untuk membangunkan mereka untuk mencari Tuhan dengan pertobatan dan
merendahkan diri.
Kekecewaan itu juga, walaupun itu sebagai akibat dari kekurangmengertian
mereka akan pekabaran yang mereka kabarkan, harus dibuang untuk kebaikan.
Kekecewaan itu menguji hati mereka yang mengaku menerima amaran itu. Dalam
kekecewaan mereka, apakah mereka dengan
buru-buru membuang pengalaman mereka dan menghilangkan keyakinan mereka kepada
firman Allah? Atau apakah mereka, di dalam doa dan kerendahan hati, mau melihat
dimana mereka gagal mengerti makna dari nubuatan itu? Berapa banyak yang telah
dipindahkan dari rasa takut atau emosi dan kegembiraan? Berapa banyak yang
setengah-setengah hati atau bimbang dan tidak percaya? Banyak orang mengaku
rindu kepada kedatangan Tuhan. Pada waktu mereka diminta menanggung ejekan dan
celaan dunia, dan ujian keterlambatan kedatangan Tuhan dan kekecewaan, apakah
mereka akan meninggalkan iman mereka? Oleh karena mereka tidak dengan segera
mengerti perlakuan Allah kepada mereka, apakah mereka akan mengesampingkan
kebenaran yang didukung oleh kesaksian firman-Nya yang paling jelas?
Ujian
ini akan menyatakan kekuatan mereka yang dengan iman yang sungguh-sungguh telah
menuruti apa yang mereka percayai adalah pengajaran firman dan Roh Allah. Ujian
itu akan mengajarkan kepada mereka bahayanya menerima teori-teori dan
penafsiran manusia, gantinya membuat Alkitab itu sebagai penafsirnya sendiri.
Bagi orang beriman, kebingungan dan kesusahan yang diakibatkan oleh kesalahan
akan melakukan perbaikan yang diperlukan. Mereka akan dituntun kepada pelajaran
yang lebih mendalam dan teliti mengenai kata-kata nubuatan. Mereka akan diajar
untuk memeriksa lebih cermat dasar kepercayaan mereka, dan menolak segala
sesuatu yang tidak terdapat di dalam Alkitab kebenaran, betapapun meluasnya
diterima oleh dunia Kristen.
Kepada
orang-orang percaya ini, sebagaimana dengan murid-murid yang pertama itu, yang
pada saat pencobaan kelihatannya gelap dalam pengertiannya, akan dibuat jelas
sesudah itu. Bilamana mereka harus melihat "akhir Tuhan," mereka akan
mengetahui bahwa walaupun pencobaan itu diakibatkan oleh kesalahan mereka,
maksud kasih-Nya kepada mereka sedang digenapi dengan pasti. Mereka akan
belajar dari pengalaman yang berbahagia bahwa Ia "sangat berbelas kasihan,
dan dengan kemurahan yang lembut;" dan bahwa semua jalan-jalan-Nya
"adalah kemurahan dan kebenaran bagi orang-orang yang berpegang kepada
perjanjian-Nya dan kesaksian-kesaksian-Nya."
ARTIKEL LAINNYA....
No comments:
Post a Comment