PERTIKAIAN BERAKHIR --
42.
Pada
akhir masa seribu tahun, Kristus sekali lagi akan kembali ke dunia ini. Ia
disertai oleh rombongan umat tebusan, dan diiringi oleh malaikat-malaikat
pengiring. Sementara Ia turun dalam kemegahan dan kebesaran yang luar biasa, Ia
akan memerintahkan orang-orang fasik yang mati untuk bangkit untuk menerima
hukuman. Merekapun bangkit, bukan main banyaknya, tak terkira bagaikan pasir di
tepi laut. Sangat berbeda sekali dengan mereka yang telah dibangkitkan pada
kebangkitan yang pertama! Orang-orang benar berpakaikan kemudaan dan keindahan
abadi. Orang-orang fasik berpakaikan bekas-bekas penyakit dan kematian.
Setiap mata dari rombongan besar orang fasik yang bangkit itu memandang
kemuliaan Anak Allah. Orang-orang fasik itu dengan satu suara berseru,
"Berbahagialah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" Bukan kasih kepada Yesus yang mengilhami
ucapan itu. Kuasa kebenaran yang mendorong kata-kata itu keluar dari
bibir-bibir yang tidak rela. Sebagaimana orang-orang fasik itu masuk ke dalam
kubur mereka, demikianlah mereka keluar dengan rasa permusuhan yang sama kepada
Kristus, dan dengan roh pemberontakan yang sama. Tidak ada lagi kesempatan
untuk memperbaiki cacad-cacad kehidupan masa lalu mereka. Tidak ada lagi
gunanya ini. Pelangaran seumur hidup tidak melembutkan hati mereka. Kesempatan
kedua, seandainya diberikan, akan digunakan sebagaimana yang pertama, dalam menghindari
dan mengelakkan tuntutan Allah dan akan mengobarkan pemberontakan melawan Dia.
Kristus turun ke atas Bukit Zaitun, dari mana Ia naik ke Surga, setelah
kebangkitan-Nya, dan di mana malaikat-malaikat mengulangi janji mengenai
kedatangan-Nya kembali. Nabi berkata, "Lalu Tuhan, Allahku, akan datang,
dan semua orang kudus bersama-sama Dia."
"Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di Bukit Zaitun, yang
terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah
dua dari timur ke barat, sehingga menjadi suatu lembah yang sangat besar;
setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke
selatan." "Maka Tuhan akan
menjadi raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan
nama-Nya satu-satunya." (Zak.
14:5,4,9). Sementara Yerusalem baru, dengan kemuliaannya yang mempesona, turun
dari Surga, ke tempat yang telah disucikan dan dipersiapkan untuk menerimanya,
maka Kristus, dengan umat-Nya dan malaikat-malaikat memasuki kota suci itu.
Sekarang Setan bersiap-siap untuk peperangan besar terakhir untuk
memperebutkan supremasi. Sementara kekuasaannya dilucuti, dan dipisahkan dari
pekerjaan penipuannya, raja kejahatan itu merasa sedih dan murung, tetapi
ketika orang-orang fasik yang mati dibangkitkan, dan ia melihat begitu banyak
orang ada di pihaknya, maka harapannya timbul kembali, dan ia memutuskan untuk
tidak menyerah dalam pertikaian besar itu. Ia menyusun pasukan dari orang-orang
jahat di bawah panji-panjinya, dan melalui mereka berusaha untuk melaksanakan
rencananya. Orang-orang fasik adalah orang-orang tawanan Setan. Pada waktu
mereka menolak Kristus, mereka telah menerima penguasaan pemimpin pemberontak.
Mereka siap untuk menerima gagasan-gagasannya dan melakukan perintahnya. Namun,
adalah benar dengan kelicikannya yang mula-mula, ia tidak mengakui bahwa
dirinya sendiri adalah Setan. Ia menyebut dirinya raja yang berhak memiliki
dunia ini, dan yang kepewarisannya secara tidak sah diambil dari padanya. Ia
menyatakan dirinya sebagai penebus kepada orang-orang yang ditipunya, dan
meyakinkan mereka bahwa kuasanyalah yang telah membangkitkan mereka dari kubur
mereka, dan bahwa sudah hampir tiba saatnya ia menyelamatkan mereka dari
kelaliman yang sangat kejam. Hadirat Kristus telah ditarik, Setan mengadakan
mujizat-mujizat untuk mendukung tuntutannya. Ia menguatkan yang lemah, dan
mengilhami semua orang dengan roh dan kekuatannya. Ia mengajukan dirinya untuk
memimpin perlawanan melawan kemah orang-orang kudus, dan merebut kota Allah.
Dengan kegembiraan yang bercampur dengan kekejaman dan kebengisan, ia menunjuk
kepada jutaan manusia yang tak terhitung banyaknya itu, yang telah bangkit dari
kematian, dan menyatakan bahwa sebagai pemimpin mereka ia sanggup mengalahkan
kota itu dan merebut kembali takhtanya dan kerajaannya. Di antara massa yang
sangat banyak itu terdapatlah orang-orang yang hidup lama yang berada sebelum
air bah; orang-orang yang berperawakan raksasa dan kecerdasan yang tinggi, yang
tunduk kepada pengendalian malaikat-malaikat yang telah jatuh, yang mengabdikan
seluruh ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk meninggikan diri mereka
sendiri; manusia yang karya seninya yang mengagumkan telah menuntun dunia ini
mendewa-dewakan kepintarannya, tetapi yang penemuan-penemuan jahat dan
pencemaran telah mencemari dunia ini dan merusak peta atau citra Allah,
sehingga menyebabkan-Nya menghapuskan mereka dari antara makhluk ciptaan-Nya.
Di sana terdapat juga raja-raja dan jenderal-jenderal yang menaklukkan
bangsa-bangsa, orang-orang pemberani yang tidak pernah kalah dalam peperangan,
para prajurit yang bangga dan ambisius yang kehadirannya membuat
kerajaan-kerajaan gemetar. Di dalam kematian mereka-mereka ini tidak mengalami
perubahan. Pada waktu mereka bangkit dari kubur, mereka kembali kepada
pemikiran-pemikiran mereka yang terhenti pada waktu mereka mati. Mereka
digerakkan oleh keinginan yang sama yang menguasai mereka pada waktu mati.
Setan berkonsultasi dengan malaikat-malaikatnya, dan dengan raja-raja
dan para penakluk dan orang-orang perkasa. Mereka melihat kekuatan dan jumlah
orang yang ada di pihak mereka, dan menyatakan bahwa pasukan yang ada di dalam
kota itu kecil dibandingkan dengan pasukan mereka, dan bahwa kota itu dapat
ditaklukkan. Mereka membuat rencana untuk mengambil alih kekayaan dan kemuliaan
kota Yerusalem baru itu. Semuanya segera bersiap untuk berperang. Para ahli
segera membangun dan membuat alat-alat serta perkakas perang. Para pemimpin
militer, yang terkenal dengan keberhasilan mereka, menyusun orang-orang yang
siap tempur ke dalam kelompok-kelompok dan bagian-bagian.
Akhirnya perintah untuk maju diberikan, dan pasukan yang tak terhitung
banyaknya itu bergerak maju, -- suatu pasukan tentara yang belum pernah
dikerahkan oleh para penakluk duniawi manapun, seperti pasukan gabungan segala
zaman, sejak mulai ada peperangan di dunia ini belum ada tandingannya. Setan,
prajurit pejuang yang paling perkasa, memimpin di depan, dan
malaikat-malaikatnya mempersatukan kekuatan mereka untuk perjuangan terakhir
ini. Raja-raja dan para prajurit pejuang berada dalam barisannya, dan orang
banyak mengikuti dalam kelompok-kelompok yang banyak, masing-masing di bawah
pimpinan yang telah ditunjuk. Dengan ketepatan militer, barisan-barisan yang
rapat itu maju melalui permukaan bumi yang berlobang-lobang dan tidak rata
menuju kota Allah. Atas perintah Yesus pintu gerbang kota Yerusalem Baru
ditutup, dan tentera Setan mengelilingi dan mengepung kota itu, dan bersiap
untuk penyerangan.
Sekarang sekali lagi Kristus menampakkan diri kepada musuh-musuh-Nya.
Jauh di atas kota itu, di atas fondasi emas murni, ada takhta yang terangkat
tinggi. Di atas takhta ini duduk Anak Allah, dan di sekeliling-Nya berada
rakyat kerajaan-Nya. Kekuasaan dan kebesaran Kristus tak ada bahasa yang dapat
menerangkannya, tak ada pena yang dapat melukiskannya. Kemuliaan Bapa Kekal
menutupi Anak-Nya. Gemerlap terang hadirat-Nya memenuhi kota Allah, dan
memancar keluar dari pintu-pintu gerbangnya, membanjiri seluruh dunia dengan
kilauan cahayanya.
Paling dekat kepada takhta itu terdapat mereka yang pada suatu waktu
sangat bergiat dalam usaha Setan, tetapi yang telah ditarik seperti puntung
dari dalam api dan yang telah mengikuti Juru Selamat dengan penyerahan yang
dalam dan sungguh-sungguh. Berikutnya adalah mereka yang menyempurnakan tabiat
Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka yang menghormati
hukum Allah pada waktu dunia Kristen menyatakannya tidak berlaku lagi, dan
berjuta-juta orang yang telah mati syahid oleh karena iman mereka dari segala
zaman. Dan di belakang mereka ini terdapat "suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka." (Wah. 7:9).
Peperangan mereka telah berakhir, dan mereka telah menang. Mereka telah berlari
di dalam perlombaan, dan telah memenangkan hadiahnya. Daun-daun palem di tangan
mereka adalah lambang kemenangan, jubah putih adalah lambang kebenaran Kristus
yang tak bercela, yang sekarang menjadi milik mereka.
Umat tebusan itu menyanyikan sebuah nyanyian pujian yang bergema dan
bergema-ulang di seluruh lengkungan Surga, "Keselamatan bagi Allah kami
yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" (Wah. 7:10). Malaikat dan
serafim menyatukan suara mereka dalam puji-pujian. Sementara umat yang ditebus
itu melihat kuasa dan kebencian Setan, mereka telah melihat, seperti belum
pernah sebelumnya, bahwa tidak ada kuasa selain kuasa Kristus yang dapat
membuat mereka menjadi pemenang. Dalam semua rombongan yang bercahaya itu tidak
seorangpun yang menganggap keselamatan itu diberikan kepada mereka oleh karena
mereka telah menang atas kuasa dan kebaikan mereka sendiri. Tidak ada yang menyatakan
apa-apa mengenai apa yang telah mereka lakukan atau derita; tetapi beban setiap
nyanyian, nada kunci setiap lagu adalah "Keselamatan kepada Allah kami,
dan kepada Anak Domba."
Di hadapan penduduk dunia dan Surga yang telah berkumpul, dilangsungkanlah
penobatan terakhir Anak Allah. Dan sekarang dengan diselubungi keagungan dan
kuasa yang maha besar, Raja atas segala raja mengumumkan keputusan hukuman atas
pemberontak-pemberontak terhadap pemerintahan-Nya, dan melaksanakan keadilan ke
atas mereka yang melanggar hukum-Nya dan menindas umat-Nya. Nabi Allah berkata,
"Dan aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan
takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu
kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu." (Wah, 20:11,12).
Segera sesudah buku-buku catatan dibuka, dan mata Yesus memandang
orang-orang fasik, maka merekapun sadarlah atas setiap dosa yang pernah mereka
lakukan. Mereka melihat langkah kaki mereka menyimpang dari jalan kemurnian dan
kesucian, seberapa jauh kesombongan dan pemberontakan telah membawa mereka
melanggar hukum Allah. Penggodaan-penggodaan yang sangat memikat yang mereka
lancarkan, oleh pemanjaan dosa, pemutarbalikan berkat-berkat, menghinakan para
jurukabar Allah, menolak amaran-amaran, memukul mundur gelombang kemurahan oleh
kedegilan dan hati yang tidak bertobat, -- semuanya tampak seolah-olah
dituliskan dengan huruf-huruf api.
Di atas takhta itu dinyatakan salib, dan bagaikan pemandangan yang luas
tampak pemandangan penggodaan dan kejatuhan Adam, dan langkah-langkah di dalam
rencana keselamatan yang besar. Kelahiran yang hina Juru Selamat; permulaan
kehidupan-Nya yang penuh kesederhanaan dan penurutan; pembaptisan-Nya di Sungai
Yordan; berpuasa dan pencobaan di padang gurun; pelayanan-Nya kepada masyarakat
umum; membukakan kepada manusia berkat-berkat Surga yang paling berharga;
hari-hari yang penuh dengan perbuatan-perbuatan kasih dan kemurahan hati;
malam-malam berdoa dan berjaga di tempat terpencil di gunung-gunung;
komplotan-komplotan orang yang iri, benci dan dengki yang membalas
kebajikan-kebajikan-Nya; penderitaan yang mengerikan dan misterius di taman
Getsemane di bawah beban dosa seluruh dunia yang berat; penyerahan-Nya ke
tangan massa yang berniat membunuh-Nya; peristiwa-peristiwa yang menakutkan
pada malam yang mengerikan itu, -- tawanan yang tidak melawan itu yang telah
ditinggalkan oleh murid-murid-Nya yang sangat dikasihi-Nya, yang berlari
cepat-cepat melalui jalan-jalan kota Yerusalem; Anak Allah dibawa ke hadapan
Hanas, didakwa di istana Imam Besar, di ruang pengadilan Pilatus, di hadapan
Herodes yang pengecut dan kejam, diolok-olok, dihina, disiksa dan dihukum mati
-- semuanya digambarkan dengan jelas.
Dan sekarang di hadapan massa ditunjukkan pemandangan-pemandangan
terakhir -- Sang Penderita yang tabah menapaki jalan menuju Golgota; Raja Surga
tergantung di salib; imam-imam yang sombong dan massa perusuh yang
mengolok-olok penderitaan-Nya yang terakhir; kegelapan yang luar biasa; bumi
yang bergetar, batu-batu yang pecah-pecah, kuburan-kuburan yang terbuka,
menandai saat-saat bilamana Penebus dunia menyerahkan hidup-Nya.
Pemandangan yang mengerikan itu tampak sebagaimana adanya. Setan, malaikat-malaikatnya dan para
pengikutnya tidak mempunyai kuasa untuk berpaling dari gambaran perbuatan
mereka. Setiap pelaku mengingat kembali bagian-bagian atau peran yang
dimainkannya masing-masing. Herodes yang membunuh anak-anak Betlehem yang tidak
bersalah dengan harapan bisa membinasakan Raja Israel; Herodes yang bejat yang
menanggung darah Yohanes Pembaptis; Pilatus yang lemah dan plin-plan;
serdadu-serdadu yang mengolok-olok dan mengejek; imam-imam dan para penguasa
serta massa yang mengamuk, yang berteriak, "Biarlah darah-Nya
ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" -- semua melihat
kekejaman kesalahan mereka. Sia-sia mereka berusaha menyembunyikan diri dari
keagungan wajah ilahi, yang melebihi kemuliaan sinar matahari, sementara umat
yang ditebus meletakkan mahkota-mahkota mereka di kaki Juru Selamat, sambil berseru,
"Dia mati bagiku!"
Di antara kelompok orang-orang yang ditebus itu terdapat rasul-rasul
Kristus, Paulus yang gagah perkasa, Petrus yang bersemangat, Yohanes yang
kekasih dan mengasihi, dan saudara-saudara mereka yang berhati tulus; dan
bersama-sama mereka rombongan besar orang yang mati syahid; sementara diluar
tembok, dengan segala perkara kejijikan dan kekejian, terdapat mereka yang
menganiaya, memenjarakan dan yang membunuh. Di sana ada Nero, si monster
kekejaman dan kebengisan, memandang mereka yang pernah disiksanya bersukacita
dan ditinggikan, dan yang di dalam penderitaan mereka yang sangat dia
bersuka-suka. Ibunya ada di sana menyaksikan akibat dari pekerjaannya; melihat
bagaimana tabiat jahat dipindahkan kepada anaknya, hawa nafsu yang didorong dan
dikembangkan oleh pengaruh dan teladannya, telah membuahkan kejahatan-kejahatan
yang menyebabkan dunia ini goncang.
Di sana ada juga para imam dan pejabat gereja pengikut kepausan, yang
mengatakan dirinya duta-duta Kristus, namun menggunakan rak-rak penyiksa,
penjara-penjara bawah tanah dan tiang-tiang gantungan untuk mengendalikan hati
nurani umat Tuhan. Di sana ada para uskup yang angkuh yang meninggikan diri
melebihi Allah, dan memberanikan diri mengubah hukum Yang Mahatinggi. Para pater
gereja yang berpura-pura mempunyai perhitungan dengan Allah di mana mereka
tidak bisa dimaafkan. Terlambat mereka menyadari bahwa Yang Mahatahu merasa
cemburu akan hukum-Nya dan bahwa Ia tidak akan membiarkan mereka yang besalah.
Sekarang mereka tahu bahwa Kristus menyamakan perhatian-Nya dengan umat-Nya
yang menderita; dan mereka merasakan kuasa kata-kata-Nya, "Sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Mat. 25:40).
Segenap dunia yang jahat ini berdiri menghadap pengadilan Allah, dalam
tuduhan pengkhianatan besar terhadap pemerintahan Surga. Tak seorangpun yang
membela mereka; tiada maaf bagi mereka; dan keputusan hukuman mati yang kekal
telah dinyatakan bagi mereka.
Sekarang nyatalah bagi semua orang bahwa upah dosa bukanlah kebebasan
agung dan kehidupan yang kekal, tetapi perhambaan kebinasaan dan kematian.
Orang-orang fasik melihat apa yang telah hilang dari mereka oleh karena
kehidupan mereka yang memberontak. Bobot kemuliaan yang tak terkira dan kekal
mereka remehkan pada waktu ditawarkan kepada mereka, tetapi sekarang betapa hal
itu sangat diperlukan. "Semua ini," teriak jiwa yang hilang itu,
"sebenarnya bisa saya peroleh, tetapi saya memilih untuk menjauhkan
hal-hal ini dari saya. Oh, betapa suatu penyesalan yang menyedihkan! Saya telah menukarkan perdamaian, kebahagiaan
dan kehormatan dengan kemalangan, kehinaan dan keputusasaan." Semua mereka melihat bahwa tindakan tidak
mengizinkan mereka masuk ke Surga adalah adil. Melalui kehidupan mereka, mereka
telah menyatakan, "Kita tidak mau Yesus ini memerintah kita."
Orang fasik itu terpesona menyaksikan penobatan Anak Allah. Mereka
melihat kedua loh batu hukum ilahi itu di tangan-Nya, undang-undang yang telah
mereka benci dan langgar. Mereka menyaksikan luapan rasa kagum, gembira dan
pemujaan orang-orang yang telah diselamatkan. Dan sementara alunan lagu
memenuhi seluruh orang banyak yang berada di luar kota itu, semuanya dengan
satu suara, berseru, "Besar dan ajaiblah segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan,
Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala
bangsa!" (Wah. 15:3), dan dengan sujud mereka menyembah Raja kehidupan.
Memandang kemuliaan dan kebesaran Kristus, Setan seolah-olah lumpuh. Ia
yang pada suatu waktu adalah kerub yang menaungi, mengenang kembali
kejatuhannya. Seorang malaikat serafim yang bersinar, "anak fajar,"
betapa ia berubah, betapa ia menjadi hina! Dari suatu majelis, di mana pada
suatu waktu ia dihormati, kini ia disingkirkan untuk selamanya. Sekarang ia
melihat yang lain berdiri dekat Bapa, diselubungi kemuliaan-Nya. Ia telah
melihat mahkota dikenakan ke kepala Kristus oleh seorang malaikat yang tinggi
perawakannya dengan hadirat maha agung, dan ia tahu bahwa kedudukan tinggi
malaikat ini sebenarnya adalah kedudukannya.
Kenangan mengingat tempat tinggalnya pada waktu ia masih suci dan murni,
kedamaian dan kepuasan yang menjadi miliknya sampai ia memanjakan persungutan
terhadap Allah, dan kecemburuan terhadap Kristus. Tuduhan-tuduhannya,
pemberontakannya, penipuannya untuk memperoleh simpati dan dukungan
malaikat-malaikat, kedegilannya untuk tidak mau berusaha kembali pada waktu
Allah menawarkan kepadanya pengampunan, --
semuanya terlihat dengan jelas di hadapannya. Ia mengulangi melihat
kembali pekerjaannya di antara manusia dan akibat-akibatnya, -- permusuhan
manusia terhadap sesamanya, kehancuran hidup yang mengerikan, kebangkitan dan
keruntuhan kerajaan-kerajaan, runtuhnya takhta-takhta, rangkaian panjang huru
hara, pertentangan-pertentangan dan revolusi-revolusi. Ia mengingat kembali
usaha-usahanya yang senantiasa menentang pekerjaan Kristus dan menenggelamkan
manusia semakin dalam dan semakin dalam. Ia melihat bahwa komplotan-komplotan jahatnya
sudah tidak berdaya untuk membinasakan mereka yang menaruh pengharapannya pada
Yesus. Sementara Setan memandang kepada kerajaannya dan hasil pekerjaannya, ia
melihat hanya kegagalan dan kenacuran. Ia telah menuntun orang-orang untuk
percaya bahwa kota Allah itu adalah suatu mangsa yang mudah ditaklukkan. Tetapi
ia tahu bahwa ini adalah salah. Berulang kali ia telah dikalahkan dan dipaksa
untuk menyerah dalam perkembangan rangkaian
pertikaian yang besar itu. Ia mengetahui benar kuasa dan kebesaran Yang
Kekal itu.
Tujuan dari pemberontakan yang besar itu ialah untuk membenarkan dirinya
dan membuktikan bahwa pemerintahan ilahi bertanggungjawab atas terjadinya
pemberontakan itu. Untuk tujuan ini ia telah mengerahkan seluruh kuasa
pikirannya yang besar. Ia telah bekerja dengan hati-hati dan sistematis, dan
dengan keberhasilan yang luar biasa menuntun banyak orang menerima versi Setan
mengenai pertikaian yang besar itu yang telah lama berlangsung. Selama ribuan tahun kepala komplotan
persekongkolan ini telah menggantikan kebenaran dengan kepalsuan. Tetapi
waktunya sekarang sudah tiba bilamana pada akhirnya pemberontakan dikalahkan, serta sejarah dan
tabiat Setan yang sebenarnya diungkapkan. Dalam usaha besarnya yang terakhir
untuk menjatuhkan Kristus, membinasakan umat-Nya dan merebut kota Allah, penipu
ulung itu telah dibukakan kedoknya. Mereka yang telah bersatu dengannya melihat
kegagalan total usahanya. Pengikut-pengikut Kristus dan malaikat-malaikat yang
setia melihat luas jangkauan persekongkolan Setan melawan pemerintahan Allah.
Ia adalah tumpuan kebencian semesta alam.
Setan melihat bahwa pemberontakan sukarelanya membuat ia tidak layak
lagi masuk Surga. Ia telah menggunakan segenap kekuatannya untuk berperang
melawan Allah. Baginya kemurnian, perdamaian dan keharmonisan Surga adalah
siksaan yang paling berat. Tuduhan-tuduhannya terhadap kemurahan dan keadilan
Allah sekarang dibungkam. Celaan yang ditujukan kepada Yahweh seluruhnya
ditimpakan kepadanya. Dan sekarang Setan tertunduk, dan mengakui keadilan
hukumannya.
"Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan
nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan
sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."
(Wah. 15:5). Setiap pertanyaan mengenai kebenaran dan kesalahan dalam
pertikaian yang sudah berlangsung lama itu sekarang telah dibuat jelas.
Akibat-akibat dari pemberontakan, buah-buah dari mengesampigkan undang-undang
ilahi telah dibukakan kepada pemandangan semua makhluk ciptaan. Akibat dari
pemerintahan Setan yang sangat bertentangan dengan pemerintahan Allah, telah
dihadapkan ke seluruh alam semesta ini. Pekerjaan-pekerjaan Setan sendiri telah
mempersalahkan dia. Hikmat Allah, keadilan-Nya dan kebaikan-Nya terbukti
kebenarannya. Terlihat bahwa semua tindakan-Nya dalam pertikaian besar itu
telah dilakukan dengan memperhatikan kebaikan abadi umat-Nya, dan untuk
kebaikan segenap dunia yang telah diciptakan-Nya. "Segala yang Kaujadikan
itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan
memuji Engkau." (Maz. 145:10). Sejarah dosa akan tetap ada selama-lamanya
sebagai suatu kesaksian bahwa dengan adanya hukum Allah terikatlah kebahagiaan
segala makhluk yang telah diciptakan-Nya. Dengan memandang semua fakta
pertikaian besar itu, seluruh jagad raya ini, baik yang setia maupun yang
memberontak, dengan satu suara berseru, "Adil dan benar segala jalan-Mu,
ya Raja segala bangsa."
Di hadapan alam semesta telah dinyatakan dengan jelas pengorbanan besar
yang dibuat oleh Bapa dan Anak demi kepentingan manusia. Saatnya telah tiba
bilamana Kristus menempati kedudukan-Nya yang sebenarnya, dan dimuliakan di
atas penguasa-penguasa dan kuasa-kuasa dan setiap nama yang disebut. Adalah
untuk sukacita yang ditaruh dihadapan-Nya -- agar Dia boleh membawa anak-anak
kepada kemuliaan -- sehingga Ia menanggung salib dan menahan malu. Dan tak
terkira besarnya dukacita dan malu, namun lebih besar sukacita dan kemuliaan.
Ia memandang orang-orang yang ditebus, diperbaharui di dalam peta-Nya sendiri,
setiap hati memiliki kesan ilahi yang sempurna, setiap wajah memantulkan
keserupaan dengan Raja mereka. Ia memandang di dalam mereka akibat dari
penderitaan jiwa-Nya, dan Ia merasa puas. Kemudian dengan suara yang terdengar
sampai kepada orang-orang benar dan orang-orang fasik, Ia menyatakan,
"Lihatlah tebusan yang diadakan oleh dara-Ku! Saya menderita dan mati demi
orang-orang ini, agar mereka boleh tinggal di hadapan-Ku selama-lamanya."
Dan nyanyian pujian diperdengarkan oleh yang berjubah putih di sekeliling
takhta itu, "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa,
dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan
pujian!" (Wah. 5:12).
Meskipun Setan telah terdesak untuk mengakui keadilan Allah, dan tunduk
kepada supremasi Kristus, tetapi tabiatnya tetap tidak berubah. Roh
pemberontakannya bagaikan air bah yang ganas, muncul kembali. Dipenuhi dengan
luapan perasaan yang berlebihan, ia bertekad untuk tidak menyerah dalam
pertikaian yang besar ini. Waktunya telah tiba untuk berperang habis-habisan
melawan Raja Surga. Ia segera menuju ke tengah-tengah para pengikutnya, dan
berusaha untuk mengilhami mereka dengan kemarahannya sendiri, dan membangkitkan
mereka untuk segera berperang. Tetapi dari semua yang berjuta-juta tak
terhitung banyaknya itu, yang telah dipikatnya untuk ikut pemberontakannya,
sekarang tak seorangpun yang mau mengakui supremasinya. Kekuasaannya telah
berakhir. Orang fasik telah dipenuhi oleh kebencian kepada Allah yang sama yang
mengilhami Setan. Tetapi mereka melihat bahwa keadaan mereka tidak ada harapan,
sehingga mereka tidak mungkin dapat mengalahkan Yahweh. Kemarahan mereka kepada
setan disulut, dan mereka yang telah menjadi agen-agennya dalam penipuan dan
dengan amukan iblis-iblis mereka berbalik melawan.
Tuhan berkata, "Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah,
maka sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling
ganas, yang akan menghunus pedang melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu
menajiskan. Engkau diturunkannya ke lobang kubur." "Maka Kubuangkan engkau dari gunung
Allah dan kerub yang terjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya . . . . Ke bumi engkau Kulempar, kepada raja-raja
engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya . . . . Dan Kubiarkan engkau
menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. . . . Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap
selamanya engkau." (Yehez. 28:6-8, 16-19).
"Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah
yang berlumuran darah akan menjadi umpan api." "Sebab Tuhan murka atas segala bangsa
dan hatinya panas atas segenap tentara mereka. Ia telah mengkhususkan mereka
untuk ditumpas dan menyerahkan mereka untuk dibantai." "Ia menghujani orang-orang fasik dengan
arang berapi dan belerang, angin yang menghanguskan itulah isi piala
mereka." (Yes. 9:4; 34:2; Maz. 11:6). Api turun dari Allah dari Surga.
Dunia ini terbelah. Senjata-senjata yang tersembunyi di dalamnya diangkat keluar.
Nyala api yang menghanguskan keluar dari setiap jurang yang menganga. Batu-batu
terbakar. Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian.
Unsur-unsur dunia akan hancur meleleh karena panas yang luar biasa, dunia dan
pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalamnya semuanya terbakar. (Mal. 4:1; 2 Pet.
3:10) Permukaan bumi bagaikan gumpalan yang meleleh -- danau api yang besar.
Itulah waktunya pehukuman dan kemusnahan orang-orang fasik, -- "sebab
Tuhan mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara
Sion." ( Yes. 34:8; Ams. 11:31).
Orang fasik menerima ganjarannya di dunia ini (Ams. 11:31. Mereka "menjadi seperti jerami dan akan
terbakar oleh hari yang akan datang itu, firman Tuhan semesta alam." (Mal.
4:1). Sebagian dibinasakan dalam waktu
seketika, sementara yang lain menderita beberapa hari. Semuanya dihukum
"menurut perbuatan mereka."
Dengan dipindahkannya dosa-dosa orang-orang benar kepada Setan, ia
dibuat menderita bukan hanya karena pemberontakannya, tetapi semua dosa-dosa yang
telah dilakukan oleh umat Allah oleh sebab dia. Hukumannya akan jauh lebih
berat daripada mereka yang telah ditipunya. Setelah semua binasa, yaitu mereka
yang telah jatuh oleh karena penipuannya, ia masih harus hidup dan terus
menderita. Orang fasik akhirnya binasa di dalam nyala api yang menghanguskan,
baik akarnya maupun cabangnya -- Setan akarnya, pengikut-pengikutnya cabangnya.
Hukuman sepenuhnya dari hukum Allah telah dilaksanakan; tuntutan keadilan telah
dipenuhi; dan Surga dan bumi, sambil memandang, menyatakan kebenaran Yahwe.
Pekerjaan Setan yang membinasakan telah berakhir selamanya. Selama 6,000
tahun ia telah melakukan kehendaknya, memenuhi dunia dengan malapetaka dan
mendatangkan dukacita di seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan telah mengerang
dan menderita kesakitan bersama-sama. Sekarang makhluk-makhluk Allah terbebas
dari hadiratnya dan godaannya selama-lamanya. "Segenap bumi sudah aman dan
tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai." (Yes. 14:7). Dan suatu
pekik-sorak pujian dan kemenangan naik dari seluruh alam semesta yang
setia. "Suara himpunan besar orang
banyak," "bagaikan desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, terdengar berkata, 'Haleluyah! Karena
Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.'" (Wah. 19:6).
Sementara bumi dibungkus oleh api kebinasaan, orang-orang benar tinggal
di dalam kota suci itu dengan aman. Kematian yang kedua tidak berkuasa ke atas
mereka yang bangkit pada kebangkitan yang pertama. Sementara kepada orang fasik Allah itu adalah
api yang menghanguskan, kepada umat-Nya Ia adalah matahari dan perisai. (Wah.
20:6; Maz. 84:12).
"Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada
lagi." (Wah. 21:1). Api yang menghanguskan orang fasik itu membersihkan
bumi ini. Semua bekas kutuk telah dihapuskan. Tidak ada neraka yang menyala
selamanya di hadapan umat yang ditebus itu sebagai akibat yang mengerikan dari
dosa.
Satu-satunya peringatan yang masih tinggal ialah: Penebus kita akan
terus menyandang bekas-bekas penyaliban-Nya. Hanya di kepala-Nya di rusuk-Nya,
di tangan dan kaki-Nya saja terdapat bekas-bekas kekejaman yang disebabkan oleh
dosa. Nabi berkata sambil memandang
Kristus dalam kemuliaan-Nya, "Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya
dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya." (Hab. 3:4). Rusuk
yang tertikam, dari mana mengalir cairan berwarna merah yang memperdamaikan
manusia kepada Allah -- itulah kemuliaan juru Selamat, di situlah "terselubung kekuatan-Nya."
"Berkuasa untuk menyelamatkan," melalui korban penebusan, itulah
sebabnya Ia sanggup untuk menjalankan keadilan ke atas mereka yang membenci
kemurahan Allah. Dan tanda-tanda kehinaan-Nya adalah kehormatan-Nya yang tertinggi.
Luka-luka Golgota akan menunjukkan pujian-Nya dan menyatakan kuasa-Nya
selama-lamanya.
"Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit putri Sion,
kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu." (mika
4:8). Waktunya sudah datang, yaitu yang telah dinanti-nantikan dengan kerinduan
sejak pedang yang bernyala-nyala itu menghalangi pasangan manusia yang pertama
itu dari Eden -- waktu untuk "penebusan yang menjadikan kita milik
Allah." (Epes. 1:4). Dunia ini, yang pada mulanya diberikan kepada manusia
untuk menjadi kerajaannya, yang telah diserahkannya ke tangan Setan, dan dalam
waktu yang lama dikuasai oleh musuh yang kuat itu, telah dikembalikan kepada
manusia oleh rencana keselamatan yang besar. Semua yang telah hilang oleh karena
dosa telah dikembalikan. "Sebab beginilah firman Tuhan . . . yang membentuk bumi dan menjadikannya dan
yang menegakkannya, -- dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia
membentuknya untuk didiami." (Yes. 45:18). Tujuan semula Allah menjadikan
bumi digenapi pada waktu bumi dibuat menjadi tempat tinggal umat yang ditebus
itu. "Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana
senantiasa." (Maz. 37:29).
Suatu ketakutan bahwa warisan yang akan datang itu kelihatannya terlalu
materialistis telah menuntun banyak orang untuk memandang dari segi rohani
semua kebenaran yang menuntun kita memandangnya sebagai tempat tinggal kita.
Kritus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi
mereka di rumah Bapa. Mereka yang menerima pengajaran firman Allah tidak akan
bersikap masa bodoh sama sekali mengenai tempat tinggal surgawi. Namun,
"apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Kor. 2:9). Bahasa
manusia tidak cukup untuk menjelaskan upah orang benar. Hal itu akan diketahui
oleh mereka yang memandangnya. Pikiran fana ini tidak dapat mengerti kemuliaan
Firdaus Allah.
Di dalam Alkitab, warisan orang-orang yang diselamatkan disebut suatu
"tanah air." (Iber. 11:14-16). Di sana Gembala surgawi menuntun
gembalaan-Nya ke mata air hidup. Pohon hidup memberikan buahnya setiap bulan,
dan daun pohon itu adalah untuk keperluan bangsa-bangsa. Di sana ada
sungai-sungai yang airnya terus mengalir, jernih bagaikan hablur atau kristal,
dan di tepi-tepi sungai itu ada pepohonan yang melambai-lambai yang memberikan
bayang-bayangnya ke jalan-jalan yang telah disediakan bagi umat tebusan Tuhan.
Di sana dataran-dataran luas terhampar sampai ke bukit-bukit yang indah dan
gunung-gunung Allah berdiri dengan puncak-puncaknya yang tinggi. Di
dataran-dataran yang tenang dan damai ini, di samping sungai-sungai yang hidup,
umat Allah, yang telah lama mengembara dan menjadi musafir mendapatkan tempat
tinggal mereka.
"Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang
tenteram, di tempat peristirahatan yang aman." "Tidak akan ada lagi kabar tentang
perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan di daerahmu; engkau akan
menyebutkan tembokmu 'Selamat' dan pintu gerbangmu 'Pujian.'" "Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan
mendiaminya juga; mereka akan menanami
kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga . . . dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati
pekerjaan tangan mereka." (Yes. 32:18; 60:18; 65:21,22).
Di sana "padang dan padang kering akan bergirang, padang belantara
akan bersorak-sorak dan berbunga."
"Sebagai ganti semak berduri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai
ganti kecubung akan tumbuh pohon murad." (Yes. 35:1; 55:13).
"Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di
samping kambing . . . dan seorang anak kecil akan menggiringnya." "Tidak ada yang akan berbuat jahat atau
yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus," (Yes. 11:6,9), kata
Tuhan.
Rasa sakit tidak akan ada di dalam suasana Surga. Tidak akan ada lagi
air mata, tidak ada lagi iring-iringan ke pekuburan, dan tidak ada lagi
tanda-tanda kedukaan. "Dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi
perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama
itu telah berlalu." (Wah. 21:4).
"Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: 'Aku sakit,'
dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya." (Yes. 33:24).
Di sanalah Yerusalem Baru, ibu kota dunia baru yang dimuliakan itu,
"akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan serban kerajaan di
tangan Allahmu." (Yes. 62:3). "Cahayanya sama seperti permata yang
paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal." "Dan bangsa-bangsa akan berjalan di
dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya."
(Wah. 21:11,24). "Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang
karena umat-Ku," (Yes. 65:19), kata Tuhan. "Lihatlah, kemah Allah ada
di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka
akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka." (Wah. 21:3).
Di dalam kota Allah, "malam tidak ada lagi di sana." Tak seorangpun
memerlukan atau menginginkan istirahat. Tidak akan ada rasa letih dalam
melakukan kehendak Allah dan dalam memberikan pujian bagi nama-Nya. Kita akan
selalu merasakan kesegaran pagi. "Dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu
dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah yang menerangi mereka." (Wah.
22:5). Sinar matahari akan digantikan
oleh suatu cahaya yang sinar terangnya tidak menyakitkan, namun yang jauh
melebihi sinar matahari kita waktu tengah hari. Kemuliaan Allah dan Anak Domba
memenuhi kota suci itu dengan terang yang tidak pernah pudar. Umat tebusan
berjalan di dalam kemuliaan hari yang kekal yang tak bermatahari.
"Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan
Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikianlah juga Anak Domba itu."
(Wah. 21:22). Umat Allah diberikan
kesempatan untuk mengadakan hubungan langsung dengan Bapa dan Anak. "Karena sekarang kita melihat dalam
cermin suatu gambaran yang samar-samar." (1 Kor. 13:12). Kita melihat
gambaran Allah dipantulkan seperti dalam cermin, dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya
di alam dan dalam perhatian-Nya kepada manusia. Tetapi nanti kita akan melihat
Dia muka dengan muka, tanpa selubung yang membuat samar-samar. Kita akan
berdiri di hadapan-Nya, dan memandang kemuliaan wajah-Nya.
Di sana umat tebusan akan
mengenali sama seperti mereka juga dikenal. Kasih dan simpati yang telah
ditanamkan Allah di dalam jiwa, akan dipraktekkan dalam cara yang paling benar
dan menarik. Persekutuan yang murni dengan makhluk-makhluk kudus, kehidupan
sosial yang harmonis dengan malaikat-malaikat yang berbahagia dan dengan
orang-orang yang setia dari segala zaman, yang telah membasuh jubah mereka dan
diputihkan oleh darah Anak Domba, ikatan-ikatan kudus yang mengikat bersama,
"semua turunan yang di dalam Surga dan di atas bumi," (Epes. 3:15),
semua ini membantu menciptakan kebahagiaan orang-orang yang ditebus.
Di sana pikiran-pikiran kekal akan memandang kesukaan yang tidak pernah
gagal mengenai kuasa penciptaan yang ajaib, dan misteri kasih yang menebus.
Tidak akan ada musuh yang kejam dan menipu, yang menggoda untuk melupakan
Allah. Setiap bakat akan dikembangkan, setiap kemampuan akan dipertambahkan. Penambahan pengetahuan tidak
akan meletihkan pikiran atau menghabiskan tenaga. Di sana usaha-usaha yang
paling agung dapat dilakukan, aspirasi yang paling tinggi dicapai, cita-cita
yang paling tinggi diwujudkan; dan di sana masih akan timbul
ketinggian-ketinggian baru untuk diatasi, keajaiban-keajaiban baru untuk
dikagumi, kebenaran-kebenaran baru untuk dipahami dan tujuan-tujuan baru yang
memerlukan kuasa-kuasa pikiran, badan dan jiwa.
Segenap kekayaan alam semesta akan terbuka untuk pelajaran dan
penyelidikan umat tebusan Allah. Tanpa dibelenggu oleh kefanaan, mereka terbang
tanpa letih ke dunia-dunia yang jauh -- dunia dunia yang terharu dalam
kesedihan menyaksikan penderitaan manusia, dan yang menyanyikan nyanyian
kesukaan karena mendengar kabar penebusan jiwa-jiwa. Dengan kesenangan yang tak
terkatakan anak-anak dunia ini berbaur ke dalam sukacita dan hikmat
makhluk-makhluk yang tidak jatuh itu. Mereka saling membagikan kekayaan
pengetahuan dan pengertian yang diperoleh dari segala zaman di dalam
merenungkan pekerjaan tangan Allah. Dengan penglihatan yang tidak samar-samar
mereka memandang kemuliaan ciptaan -- matahari-matahari, bintang-bintang, dan
sistem-sistem yang semuanya dalam aturan yang ditentukan mengelilingi takhta
Allah. Di atas segala-galanya, mulai dari yang paling kecil sampai kepada yang
paling besar, dituliskan nama Khalik, dan di dalam segala sesuatu kekayaan
kekuasaan-Nya dinyatakan.
Dan sementara tahun-tahun kekekalan bergulir, akan membawa penyataan
Allah dan Kristus semakin kaya dan semakin mulia. Sementara pengetahuan
berkembang, demikian juga dengan kasih, rasa hormat, kebahagiaan semakin
bertambah. Semakin manusia mempelajari Allah, semakin besar kekaguman mereka
terhadap tabiat Allah. Pada waktu Yesus membukakan di hadapan mereka kekayaan
penebusan dan pencapaian yang luar biasa dalam pertikaian besar melawan Setan,
hati umat yang telah ditebus tergerak untuk lebih berserah dengan
sungguh-sungguh, dan dengan lebih bersukacita mereka memetik kecapi keemasan.
Dan beribu-ribu dan berlaksa-laksa suara bersatu menyanyikan nyanyian akbar
pujian.
"Dan aku mendengar semua makhluk yang di Surga dan yang di bumi dan
yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: Bagi Dia yang duduk di
atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan
dan kuasa sampai selama-lamanya!" (Wah. 5:13).
Pertikaian besar telah berakhir. Dosa dan orang-orang berdosa tidak ada
lagi. Seluruh alam semesta sudah bersih. Suatu denyut keharmonisan dan kesukaan
berdetak di seluruh alam kejadian. Dari Dia yang menciptakan semuanya, mengalir
kehidupan dan terang dan kesukaan ke seluruh jagad raya yang tidak ada batasnya
ini. Dari atom yang paling kecil sampai kepada dunia yang paling besar, segala
sesuatu, yang bergerak atau yang tidak bergerak, dalam keindahan yang tak
terselubung dan kesukaan yang sempurna menyatakan bahwa Allah itu kasih adanya.
L A M P I R A N
CATATAN UMUM
Halaman 50. GELAR/TITEL -- Dalam
paragraf yang membentuk satu bagian hukum peraturan gereja (canon) Roma, Paus
Innocent III. menyatakan bahwa uskup (bishop/pontiff) Roma adalah "wakil
di atas dunia, bukan semata-mata manusia, tetapi adalah Allah;" dan di
dalam suatu keterangan di paragraf itu diterangkan bahwa ini karena dia adalah
wakil Kristus, yang adalah "benar-benar Allah dan benar-benar
manusia." (Lihat Decretal. D. Gregor. Pap. iX. lib.1. de translat. Episc.
tit. 7. c.3. Corp. Jur. Canon. ed. Paris, 1612; tom.II. Decretal. col. 205.)
Untuk gelar/titel, "Tuhan Allah
Paus," lihat suatu keterangan dalam
Extravagantes of Pope John XXII., titel 14, ch. 4. "Declaramus." Dalam edisi Antwerp Extravagantes, tahun
1584, kata-kata "Dominum Deum nostrum Papam" ("Tuhan
Allah kita Paus") terdapat dalam kolom 153. Dalam sebuah edisi Paris,
tahun 1612, kata-kata itu terdapat di kolom 140. Dalam beberapa edisi yang
diterbitkan sejak tahun 1612, kata "Deum" ("Allah")
telah dihilangkan.
Halaman 52. PEYEMBAHAN
BERHALA/PATUNG -- "Penyembahan berhala/patung . . . adalah salah satu
kejahatan Kekristenan yang menyusup ke dalam gereja secara sembunyi-sembunyi
dan hampir tanpa disadari atau tanpa pengamatan. Kejahatan ini, seperti
penyimpangan-penyimpangan ajaran lain (bidat), tidak terjadi dengan sendirinya,
karena kalau kasus itu kejahatan, itu akan berhadapan langsung dengan sensor
ketat dan teguran; tetapi memulainya dengan penyamaran-penyamaran yang biasa
dan sangat pelan-pelan dan berangsur-angsur dipraktekkan, satu persatu
diperkenalkan yang berhubungan dengan itu, sampai akhirnya gereja terbenam
dalam penyembahan berhala, bukan saja tanpa perlawanan yang efisien tetapi
hampir tanpa protes yang berarti. Dan
bilamana pada akhirnya suatu usaha dilakukan untuk memberantasnya, kejahatan
itu ditemukan sudah terlalu dalam untuk dibuangkan. . . . Harus ditelusuri
kepada kecenderungan hati manusia untuk menyembah berhala dan kecenderungannya
untuk melayani makhluk ciptaan lebih dari Pencipta itu sendiri . . . .
"Patung-patung dan gambar-gambar
pertama-tama diperkenalkan ke dalam gereja, bukan untuk disembah, tetapi untuk
sebagai pengganti buku untuk memberi petunjuk kepada mereka yang tidak dapat
membaca atau untuk meningkatkan penyerahan di dalam pikiran orang-orang lain.
Seberapa jauh tindakan ini mencapai tujuan tersebut adalah diragukan, tetapi
walaupun hal itu tercapai untuk beberapa waktu lamanya, hal itu segera tidak
lagi demikian halnya. Dan telah diketemukan bahwa patung-patung dan
gambar-gambar yang diperkenalkan ke dalam gereja itu lebih menggelapkan
daripada menerangi pikiran orang-orang bodoh dan yang bersikap masa bodoh --
merendahkan gantinya meninggikan penyerahan orang yang berbakti. Jadi,
sebenarnya mereka bermaksud untuk mengarahkan pikiran orang-orang kepada Allah,
tetapi berakhir dengan pengalihan pikiran mereka dari Dia kepada penyembahan
benda-benda ciptaan." -- J. Mendham, "The Seventh General
Council, the Second of Nicaea," Introduction, pp. iii-vi
Untuk catatan pendahuluan dan
keputusan-keputusan Konsili Nicaea Kedua tahun 787 TM panggilan untuk
menetapkan penyembahan berhala, lihat Baronius, "Ecclesiastical
Annals," Vol. iX, pp. 391-407 (1612 Antwerp ed.); J. Mendham, "The Seventh General
Council, the Second of Nicaea;" E.
Stillingfleet, ""Defence of
the Discourse Concerning the Idolatry Practiced in the Church of Rome,"
(London, 1686); "A Select Library
of Nicene and Post-Nicene Fathers," second series, Vol. XIV, pp. 521-587
(N.Y., 1900); C, J, Hefele,
"History of the Council of the Church, from the Original
Documents," bk. 18, ch. 1, sec.
332, 333; ch. 2, sec. 345-352 (T&T Clark ed., 1896, Vol. V, pp. 260-304,
342-372).
Halaman
53. EDICT
OF CONSTANTINE (PERINTAH CONSTANTINE) --
Undang-undang yang dikeluarkan oleh Constantine pada tanggal 7 Maret 321
TM mengenai hari perhentian, berbunyi: "Biarlah semua hakim, dan semua
penduduk kota, dan semua pedagang beristirahat pada hari matahari yang
dihormati. Tetapi mereka yang tinggal di desa-desa biarlah dengan leluasa dan
dengan penuh kebebasan mengikuti kebiasaan mengusahakan ladang-ladang mereka,
karena sering terjadi bahwa tidak ada hari lain yang sesuai untuk menaburkan
biji gandum atau menanam pohon anggur; karena waktu yang sesuai tidak boleh
dibiarkan berlalu, supaya berkat-berkat surga tidak hilang." -- A. H. Lewis, "History of the
Sabbath and the Sunday," pp.
123,124 (2nd ed., rev., 1903).
Aslinya (dalam "Codex of
Justinian," lib. 3, tit. 12, leg. 3) dikutip oleh Dr. J. A. Hessey dalam
ceramahnya Bampton Lectures on "Sunday", lecture 3, par. 1, dan oleh Dr. Philip Schaff dalam bukunya
"History of the Christian Church," Vol. III, sec. 75, par. 5, note 1.
Lihat juga Masheim, "Ecclesiastical History," cent. 4, part 2, ch. 4,
sec. 5; Chambers' Encyclopedia, art.
Sabbath; Encyclopaedia Brittanica, 9th
ed., art. Sunday; Peter Heylyn, "History of the Sabbath," part 2, ch.
3 (2nd ed., rev., London, 1636, pp. 66,67).
Halaman
54.
TANGGAL-TANGGAL NUBUATAN ( PROPHETIC DATES) -- Lihat catatan untuk halaman 329.
Halaman
56.
TULISAN-TULISAN YANG DIPALSUKAN (FORGED WRITINGS) -- Di antara dokumen-dokumen
yang sekarang ini secara umum diakui sebagai yang dipalsukan, The Donation
of Cponstantine and the Pseudo-Isidorian Decretals adalah yang terutama
penting.
Dalam mengutip fakta-fakta mengenai
pertanyaan, "Kapan dan oleh siapa
Constantine's Donation itu dipalsukan?" M. Gosselin, Direktur
Seminari St. Sulpice (Paris) berkata, "Meskipun dokumen ini tidak
diragukan kepalsuannya, adalah sulit untuk menentukan dengan tepat tanggal
pembuatannya. M. de Marca, Muratori, dan para pakar kritik lain, sependapat
bahwa dokumen itu disusun pada abad kedelapan, sebelum pemerintahan
Charlemagne. Lebih jauh, Muratori memikirkan kemungkinan-kemungkinan bahwa raja
dan Pepin telah dibujuk supaya bermurah hati kepada Holy See." --
Gosselin, "The Power of the Pope during the Middle Ages," Vol. I, p.
321 (diterjemahkan oleh The Rev. Mathew Kelly, St. Patrick College, Maynooth;
Baltimore, J. Murphy & Co., 1853).
Pada tanggal Pseudo-Isidorian Decretals,
lihat Mosheim, "Ecclesiastical History," bk. 3, cent. 9, ch. 2, sec.
8. Sebagaimana Dr. Murdock, penerjemah, menunjukkan di catatan bawah halaman
(catatan kaki), ahli sejarah Katolik terpelajar, M. L'Abbe Fleury, dalam
bukunya "Ecclesiastical History" (diss. 4, sec. 1) berkata mengenai
dekrit ini, bahwa "dekrit itu menjadi nyata menjelang penutupan abad
kedelapan." Fleury, menulis
menjelang akhir abad ketujuh belas, lebih jauh berkata bahwa
"dekrit-dekrit palsu ini dipandang sebagai otentik selama 800 tahun; dan
adalah dengan sangat sulit untuk menghilangkannya pada abad terakhir. Benar
bahwa pada dewasa ini tak seorangpun yang tidak mengakui bahwa dekrit-dekrit
ini adalah palsu, walaupun sedikit pengetahuannya mengenai masalah ini."
-- Fleury, "Ecclesiastical History," bk. 44, par. 54 (terjemahan G. Adam, London, 1732, Vol. V, p.
196). Lihat juga Gibbon, "Decline and the Fall of Roman Empire," ch.
49, par. 16.
Halaman
57.
DICTATE OF HILDEBRAND (GREGORY VII.). -- Lihat Baronius, "Ecclesiastical
Annals," An. 1076 (Antwerp ed., 1608, Vol. XI, p. 479). Satu copy "Dictates," dalam bentuk
aslinya dapat juga ditemukan dalam Gieseler, "Ecclesiastical
History," period 3, sec. 47, note 4 (ed. 1836, tr. by F. Cunningham).
Terjemahan dalam bahasa Inggeris diberikan dalam Mosheim, "Ecclesiastical
History," bk. 3, cent. 11, part 2, sec. 9, note 8 (Soames' ed., tr, by
Murdock).
Halaman
59.
API PENYUCIAN (PURGATORY). -- Beginilah definisi purgatory menurut Dr. Joseph
Faa Di Bruno: "Purgatory adalah keadaan penderitaan setelah kehidupan ini,
di mana untuk sementara jiwa-jiwa ditahan, yang meninggalkan hidup ini sesudah
dosa-dosa mereka yang mematikan telah diampuni atau dihapuskan sebagai noda dan
kesalahan dan sebagai kesakitan kekal yang ditanggungkan kepada mereka; tetapi
sebagai akibat dari dosa-dosa tersebut masih ada hutang hukuman duniawi yang
harus dibayar; sebagaimana juga jiwa-jiwa yang meninggalkan kejahatan duniawi
hanya yang bisa diampuni." -- "Catholic Belief," p. 196 (ed. 1884; imprimateur Archbishop of New York).
Lihat juga K. R. Hagenbach,
"Compendium of History of Doctrins,"
Vol. I, pp. 324-327, 405, 408; Vol II., pp. 135-150, 308,309 (T&T
Clark, ed.); Chass. Elliott, Delineation of Roman Catholicism," bk. 2, ch.
12; Catholic Encyclopedia, art. Purgatory.
Halaman
59.
SURAT PENGAMPUNAN DOSA (INDULGENCES) --
Untuk sejarah rinci dari doktrin pengampunan dosa, lihat The Catholic
Encyclopedia, art. Indulgences (contributed by W. H. Kent, O.S.C., dari
Bayswater, London); Carl Ullmann, "Reformers before the
Reformations," Vol. I., bk. 2, part 1, ch. 2; M. Creighton, "History of the
Papacy," Vol. V., pp. 56-64, 71; L. von Rauke, "History of the
Reformation in Germany," bk. 2, ch. 1, par. 131, 132, 139-142, 343-346);
Chas. Elliott, "Delineation of the Roman Catholicism," bk. 2, ch.
13; H. C. Lea, "A History of
Auricular Confession and Indulgences;"
G. P. Fisher, "The Reformation," ch. 4, p.7.
Untuk pelaksanaan praktis doktrin surat
pengampunan dosa itu selama masa Pembaharuan (Reformasi), lihat sebuah paper
oleh Dr. H. C.Lea yang berjudul "Indulgences in Spain," yang
diterbitkan dalam "Papers of American Society of Church History,"
Vol.I., pp. 129-171. Mengenai nilai sejarahnya
Dr. Lea berkata, dalam pembukaannya, "Dengan tidak terganggu oleh
pertikaian yang terjadi antara Luther dan Dr. Eck dan Silvester Prierias,
Spanyol dengan tenang meneruskan mengikuti jalan dan cara lama, dan
memperlengkapi kami dengan dokumen resmi yang tak bisa dipertentangkan, yang
menyanggupkan kami memeriksa masalah dalam terang sejarah yang murni. "
Halaman
59.
MISA -- Mengenai doktrin Misa, lihat karya Cardinal Wiseman, "The Real Presence of the Body and Blood
of Our Lord Jesus Christ in the Blessed Eucharist;" juga Catholic Encyclopedia, art. Eucharist (Contributed by J. Pohle,
S.T.D., Breslau); "Canons and Decrees
of the Council of Trent," sess. 13,
ch. 1-8 (London ed., 1851, tr. by T. A. Buckly, pp. 70-79); K.R. Hagenbach, "Compendium of the History of
Doctrines," Vol. I, pp 214-223, 393 -398, dan Vol. II, pp. 88-114; J. Calvin, "Institute," bk. 4, ch. 17, 18; R. Hooke, "Ecclesiastical Polity,"
bk. 5, ch.67; Chas. Elliott, "Delineation of Roman Catholicism,"
bk. 2, ch. 4,5.
Halaman
65.
ALKITAB VERSI WALDENSIA -- Mengenai
terjemahan Waldensia dari bagian-bagian Alkitab ke dalam bahasa orang biasa,
lihat Townley, "Illustration of Biblical Literature," Vol. I, ch. 10,
par. 1-13; E. Petavel, "The Bible
in France," ch. 2, par. 3,4,8-10,13,21 (Paris ed., 1864); G. H. Putnam, "The Censorship of the
Church of Rome," Vol. II, ch. 2.
Halaman
77. SURAT
PERINTAH TERHADAP ORANG WALDENSES -- Bagian terbesar dari naskah surat perintah
resmi kepausan yang dikeluarkan oleh
Innocent VIII. pada tahun 1487 terhadap orang-orang Waldenses (aslinya
ada di perpustakaan Universitas Cambridge) diberikan, dalam suatu terjemahan
bahasa Inggeris, di Dawling's "History of Romanism," bk. 6, ch. 5,
sec. 62 (ed. 1871).
Halaman
84.
SURAT PENGAMPUNAN DOSA -- Lihat catatan untuk halaman 59.
Halaman
85.
WYCLIFFE -- Untuk naskah asli surat
perintah resmi kepausan yang dikeluarkan terhadap Wycliffe, dengan suatu
terjemahan bahasa Inggeris, lihat J. Foxe, "Acts and Monuments," Vol.
III, pp. 4-13 (Pratt-Townsend ed.,
London, 1870). Lihat juga J. Lewis, "Life of Wiclif," pp.
49-51,305-314 (ed. 1820); Lechler,
"John Wycliffe and His English Precursors," ch. 5, sec. 2 (pp.
162-164, London ed., 1884, tr. by Lorimer);
A. Neander, "General History of the Christian Church," period 6, sec. 2, part 1, par. 8.
Halaman
86.
KEADAAN TIDAK DAPAT SALAH -- Mengenai doktrin keadaan tidak dapat salah, lihat
Catholic Encyclopedia, art. Infallability (contributed by P. J. Turner,
S.T.D.); Geo. Salmon, "The
Infallability of the Church;" Chas.
Elliott, Delineation of Roman Catholicism," bk. 1,
ch. 4; Cardinal Gibbon, "The Faith of Our Fathers," ch. 7 (49th ed., 1897).
Halaman
103.
SURAT PENGAMPUNAN DOSA -- Lihat catatan untuk halaman 59.
Halaman
104.
KONSILI KONSTANCE -- Mengenai Konsili Constance oleh Paus Yohanes XXIII., atas
desakan kaisar Sigismund, lihat Mosheim, "Ecclesiastical History,"
bk. 3, cent. 15, part 2, ch. 2, sec. 3;
J. Dowling, "History of Romanism," bk. 6, ch. 2, par. 13; A. Bower, "History of the Popes,"
Vol. VII, pp. 141-143 (London ed., 1766);
Neander, "History of the Christian Religion and Church,"
period 6, sec. 1 (1854, 5-vol. ed., tr.
by Torrey, Vol. V, pp. 94-101).
Halaman
128.
SURAT PENGAMPUNAN DOSA -- Lihat catatan untuk halaman 59.
Halaman
234.
JESUITISME -- Untuk keterangan mengenai asal-usul, prinsip dan tujuan-tujuan
dari "Society of Jesus," sebagaimana digariskan oleh anggota-anggota
ordo ini, lihat suatu karya yang berjudul, "Concerning Jesuits," yang
di edit oleh Rev. John Gerard, S.J., dan diterbitkan di London tahun 1902, oleh
Catholic Truth Society. Dalam karya ini dikatakan bahwa "motif utama
seluruh organisasi Society adalah roh penurutan menyeluruh: "Biarlah
setiap orang," tulis St. Ignatius, "mendorong diri sendiri bahwa
mereka yang hidup di bawah penurutan harus membiarkan mereka digerakkan dan
dituntun oleh Pelindung ilahi melalui para atasan mereka, seperti seolah-olah
mereka adalah tubuh yang sudah mati, yang mengizinkan dirinya dibawa kemana
saja dan diperlakukan dengan cara apapun, atau sebagai tongkat orangtua yang
bertugas melayani yang memegangnya sebagaimana ia suka."
"Penyerahan mutlak ini yang
diagungkan oleh motifnya, dan harus, lanjut . . . penemunya, sigap, gembira dan
sabar; . . . penurutan keagamaan dicapai
dengan sukacita yang dipercayakan oleh atasannya kepadanya demi kebaikan umum,
memastikan bahwa dengan demikian ia sesuai dengan kehendak ilahi." -- The
Comtesse R. de Courson in "Concerning the Jesuits," p. 6.
Lihat juga L. E. Dupin, "A
Compendious History of the Church,"
cent. 16, ch. 33 (London ed., 1713, Vol. IV, pp 132,135); Mosheim, "Ecclesiastical History,"
cent. 16, sec. 3, part 1, ch. 1, par. 10 (termasuk catatan 5,6); Encyclopedia Brittanica (9th ed.), art.
Jesuits; C. Paroissien, "The Principles
of the Jesuits, Developed in a Collection of Extracts from Their Own
Authors," (London, 1860 -- edisi sebelumnya muncul pada tahun 1839); W. C. Cartwright, "The Jesuits, Their
Constitution and Teaching," (London, 1876); E. L. Taunton, "The History of Jesuits
in England, 1580-1773," (London, 1901).
Halaman
235.
PENYELIDIKAN/PEMERIKSAAN -- Lihat
Catholic Encyclopedia, art. Inquisition (contributed by J. Blotzer, S.J.,
Munich); H. C. Lea, "History of Inquisition inthe Middle Ages;" Limborch, "History of Inquisition,"
Vol. I, bk. 1, ch. 25, 27,-31(London ed., 1731, tr. by S. Chandler, Vol. I, pp.
131-142,144-161); L. von Rauke,
"History of the Popes," bk. 2, ch. 6.
Halaman
265. SEBAB-SEBAB
TIMBULNYA REVOLUSI PERANCIS -- Mengenai akibat-akibat luas penolakan Alkitab,
dan agama Alkitab oleh rakyat Perancis, lihat H. von Sybel, "History of
the French Revolution," bk. 5, ch. 1, par. 3-7; H. T. Buckle, "History of Civilization
in England," ch. 8,12 (N.Y. ed., 1895, Vol. I, pp. 364-366, 369-371, 437,550,540,541); Blockwood Magazine, Vol. XXXIV, No. 215
(Nov., 1833, p. 739); J. G. Lorimer,
"An Historical Sketch of the Protestant Church in France," ch. 8,
par. 6,7.
Halaman
266.
TANGGAL-TANGGAL NUBUATAN -- Lihat catatan untuk halaman 329.
Halaman
267.
USAHA-USAHA UNTUK MENINDAS DAN MEMUSNAHKAN ALKITAB -- Mmenunjuk kepada
usaha-usaha yang dilakukan sejak lama dan terus menerus di Perancis untuk
menindas Alkitab -- terutama dalam versi bahasa rakyat biasa, Gaussen berkata,
"Dekrit Toulouse tahun 1229" yang membentuk "pengadilan
Penyelidikan terhadap semua pembaca Alkitab dalam bahasa biasa, . . . merupakan
suatu surat perintah yang membakar, pertumpahan darah dan pembinasaah. Dalam
fatsal-fatsalnya yang ke 3, 4, 5, dan ke 6, diperintahkan penghancuran seluruh
rumah, tempat-tempat persembunyian yang paling sederhana, dan bahkan
tempat-tempat retrit di bawah tanah tempat orang-orang memproses Alkitab; dan
bahwa mereka harus mengejar sampai ke hutan-hutan dan gua-gua di dalam tanah;
dan bahkan orang-orang tempat mereka menumpangpun harus dihukum
berat." Sebagai akibatnya, Alkitab
itu "dilarang di mana-mana; hilang lenyap ke dalam tanah, sebagaimana
adanya; masuk ke dalam kubur."
Dekrit ini "dijalankan selama 500 tahun dengan orang yang dihukum
tak terhitung banyaknya, di mana darah orang-orang kudus mengalir bagaikan
air." -- L. Gaussen, "The Canon of the Holy Scriptures," part
2, bk. 2, ch. 7, sec. 5, prop. 641, par. 2.
Dalam usaha khusus yang dilakukan untuk
memusnahkan Alkitab selama The Reign of Terror,
pada penghujung tahun 1793, Dr. Lorimer berkata, "Dimana saja Alkitab
diketemukan yang menyimpan boleh dikatakan akan dianiaya sampai mati; dengan
demikian, beberapa komentator yang pantas dihormati menafsirkan pembunuhan dua
saksi dalam fatsal sebelas buku Wahyu
(Apocalypse), mengenai penindasan umum, adalah pemusnahan Alkitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru di Perancis saat itu." -- J. G. Lorimer, "An
Historical Sketch of the Protestant Church in France," ch. 8, par. 4,5.
Lihat juga G. P. Fisher, "The
Reformation," ch. 15, par. 16; E.
Petavel, "The bible in France," ch. 2, par. 3,8-10,13,21 (PAris ed.,
1864); G.H. Putnam, "The Censorship
of the Church of Rome," Vol. I, ch. 4 (1906 ed., pp. 97,99,101,102); Vol.
II, ch. 2 (pp. 15-19); S. Smiles,
"The Huguenots: Their settlements, Churches, and Industries," etc,
ch. 1, par. 32,34; ch. 2, par. 6; ch. 3, par. 14; ch. 18, par. 5 (dengan
catatan); S. Smiles, "The Huguenots
in France after the Revolution," ch. 2, par. 8; ch. 10, par. 30; ch. 12,
par. 2-4; J. A. Wylie, "History of
Protestantism," bk. 22, ch. 6, par. 3.
Halaman
276. PEMERINTAHAN
TEROR (THE REIGN OF TERROR) -- Mengenai tanggungjawab para pemimpin yang salah
tuntun, baik dalam gereja maupun dalam negara, dan terutama dalam gereja,
mengenai kejadian Revolusi Perancis, lihat W. M. Sloane, "The French
Revolution and Religious Reform," Pendahuluan, dan ch. 2, par. 1,2,10-14
(1901 ed., pp. vii-ix, 19,20,26-31,40);
P. Schaff dalam "Papers of the American Society of Church
History," Vol. I, pp. 38,44; S.
Smiles, "The Huguenots after the Revolution," ch. 18, par.
4,6,9,10,12-16,27; J. G. Lorimer,
"A Historical Sketch of the Protestant Church of France," ch. 8, par.
6,7; A. Galton, "Church and State
in France, 1300-1907," ch. 3, sec. 2 (London ed., 1907); Sir J. Stephen, "Lectures on the History
of France," lecture 16, par. 60.
Halaman
280.
MASSA RAKYAT JELATA DAN GOLONGAN YANG MEMPUNYAI HAK-HAK ISTIMEWA -- Mengenai keadaan sosial yang merajalela di
Perancis sebelum masa revolusi, lihat H. von Holst, "Lowell Lectures on
the French Revolution," lecture 1; juga Taine, "Ancient Regime,"
dan A. Young, "Travel in France."
Halaman
283.
HUKUMAN (RETRIBUTION) -- Untuk rincian
lebih jauh mengenai sifat penghukuman dari Revolusi Perancis, lihat Thos. H.
Gill, "The Papal Drama," bk. 10;
E. de Pressense, "The Church and the French Revolution," bk.
3, ch.1.
Halaman
284.
KEKEJAMAN PEMERINTAHAN TEROR -- Lihat M. A. Thiers, "History of the French
Revolution," Vol. III, pp. 42-44,
62-74, 106 (N.Y. ed., 1890, tr. by F. Shoberl);
F. A.Mignet, "History of the french Revolution," ch. 9, par.1
(Bohn ed., 1894); A. Allison,
"History of Europe," 1789 - 1815, Vol. I, ch.14 (N.Y. ed., 1872, Vol.
I, pp. 293-312).
Halaman
287.
PENGEDARAN ALKITAB -- Pada tahun 1804, menurut Tn. William Canton dari British
and Foreign Bible Society, "seluruh Alkitab yang masih ada di dunia ini,
dalam naskah atau yang sudah dicetak, dihitung setiap versi di tiap negara,
ditaksir tidak lebih dari empat juta . . . . Berbagai bahasa dalam mana Alkitab
yang empat juta itu ditulis, termasuk bahasa-bahasa zaman dulu seperti
Maeso-Gothic dari Ufilas dan Anglo-Saxon dari Bede, dicatat kira-kira lima
puluh jumlahnya." -- "What is the Bible Society?" p. 23 (rev.
ed., 1904).
Seabad kemudian, pada akhir ulang tahun
seratus tahun pertama, The British and Foreign Bible Society telah mampu
melaporkan jumlah peredaran Alkitab, testamen-testamen, atau bagian-bagiannya,
yang diedarkan oleh lembaga itu sendiri, sampai sejumlah 186,680,101 -- suatu
jumlah yang pada tahun 1910 telah bertumbuh dan meningkat menjadi 220,000,000
eksemplar, dalam hampir 400 bahasa.
Kepada jumlah ini harus ditambahkan
jutaan eksemplar Alkitab atau bagian-bagiannya, dalam berbagai bahasa yang
diedarkan oleh lembaga-lembaga Alkitab lain dan oleh berbagai agen-agen
perusahaan lain. The American Bible Society (Lembaga Alkitab Amerika) -- yang
terbesar anak dari The Bristish and Foreign Bible Society, -- selama 94 tahun
pertama masa kerjanya, melaporkan jumlah yang disebarkan sebanyak 87,296,182
eksemplar (Lihat Bible Society Record," Juni 1910). Menurut perkiraan
konservatif, kira-kira enam juta eksemplar Alkitab telah dicetak setiap
tahunnya oleh percetakan-percetakan komersil, yang jika ditambahkan kepada yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga Alkitab, akan mencapai lebih dari lima belas
juta eksemplar peredaran Alkitab setiap tahunnya.
Alkitab, seluruhnya atau sebagian, telah
dicetak dalam lebih dari 500 bahasa yang berbeda; dan penerjemahan kepada
bahasa-bahasa baru masih diteruskan dengan bersemangat.
Halaman
288.
MISI LUAR NEGERI -- Dr. G. P. Fisher, pada suatu fatsal dalam "Christian
Mission" dalam bukunya, "History of the Christian Church,"
meringkaskan permulaan gerakan misionaris, yang "dalam tahun-tahun
belakangan dari abad kedelapan belas, memulai era kegiatan misionaris, suatu
era yang dalam sejarah misi adalah yang sedikit kurang menarik perhatian dari
pada permulaan zaman Kekristenan." Pada tahun 1792, "lembaga Baptis
didirikan, dengan Carey sebagai salah seorang misionarisnya yang pertama. Carey
berangkat ke India, dan di sana, dengan pertolongan anggota lain dari lembaga
yang sama, mendirikan misi Serampore."
Pada tahun 1795, didirikan The London Missionary Society; pada tahun 1799 dibentuk "organisasi
yang pada tahun 1812 menjadi Church Missionary Society." Tidak lama sesudah itu, didirikan Wesleyan
Missionary Society.
"Sementara kegiatan misionaris
bertumbuh di Britania Raya, orang-orang Kristen Amerika juga menjadi tergerak
dengan semangat yang sama." Pada
tahun 1812 mereka membentuk The American Board of Commisioners for Foreign Mission; dan pada
tahun 1814, terbentuk The American Baptist Missionary Union. Adoniram Judson, salah seorang misionaris
pertama yang pergi ke luar negeri dari Amerika, berlayar ke Calcutta pada tahun
1812, dan mencapai Burma pada bulan Juli 1813. Pada tahun 1837, terbentuk The
Presbyterian Board. (Lihat Fisher, "History of the Christian Church,"
period 9, ch. 7, par. 3-25).
Dr. A. T. Pierson, dalam sebuah artikel
yang diterbitkan dalam majalah Missionary Review of the World, Januari 1910,
menyatakan, "setengah abad yang lalu, Cina dan Mancuria, Jepang dan Korea,
Turki dan Arabia, dan bahkan benua Afrika yang besar masih tidur, --
bangsa-bangsa pertapa, tertutup dalam penjara keterasingan dan ketertutupan.
Asia Tengah hampir belum pernah dimasuki sebagaimana halnya Afrika Tengah. Di
berbagai negeri, pendudukan Setan yang lama tidak bisa diutik, dan
pemerintahannya tidak bisa diganggu. Negara-negara pengikut kepausan bersikap
menolak sebagaimana halnya orang-orang kafir. Italia dan Spanyol memenjarakan
seseorang karena berani menjual Alkitab, atau menyiarkan Injil. Perancis secara
praktis tidak percaya kepada Tuhan, dan Jerman telah disusupi faham rasionalisme; dan pintu sebagian besar ladang misi ditutupi
oleh kurang lebih pengasingan yang ketat dan sistem kasta. Sekarang perobahan
luar biasa dan radikal terjadi dalam segala bidang, sehingga bagi seseorang
yang keluar dari masa pertengahan abad terakhir ini, . . . dunia ini tidak akan
bisa dikenali, karena ia selama ini tertututp. Ia yang memegang kunci pintu
gerbang telah membuka pintu gerbang itu, membuka seluruh negara kepada Juru Kabar Salib. Bahkan di Kota Kekal, di
mana setengah abad yang lalu seorang pengunjung harus meninggalkan Alkitabnya
di luar tembok kota itu, ada rumah-rumah perbaktian Protestan, dan Alkitab
diedarkan dengan bebas."
Halaman
327. TANGGAL-TANGGAL
NUBUATAN -- Lihat keterangan untuk halaman 329.
Halaman
329.
TANGGAL-TANGGAL NUBUATAN -- Fakta-fakta
historis dan kronologis yang berhubungan dengan masa-masa nubuatan Daniel 8 dan
9, termasuk banyak bukti-bukti yang tanpa salah menunjuk kepada tahun 457 SM
sebagai waktu yang tepat untuk memulai menghitung masa-masa itu, telah
diringkaskan oleh banyak pelajar-pelajar nubuatan. Lihat Stanley Leathes,
"Old Testament Prophecy," lectures 10,11 (Warburton Lectures for
1876-1880); W. Goode, "Fulfilled
Prophecy." sermon 10, termasuk Note
A (Warburton Lectures for 1854-1858);
A. Thom, "Chronology of Prophecy," pp. 26-106 (London ed.,
1848); Sir Isaac Newton,
"Observation upon the Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St.
John," ch. 10 (London ed., 1733, pp. 128-143); Uriah Smith, "Thoughts on Daniel and the
Revelation," part 1, ch. 8,9. Pada
waktu penyaliban, lihat Wm. Hales, "Analysis of Chronology," Vol. I,
pp. 94-101; Vol. III, pp. 164-258 (2nd
London ed., 1830).
Halaman
335.
KEJATUHAN KEKAISARAN OTTOMAN -- Untuk rincian lebih jauh mengenai kejatuhan
kekaisaran Ottoman yang sudah diramalkan selama bulan Agustus 1840, lihat J.
Litch, "The Probability of the Second Coming of Christ about 1843,"
(diterbitkan pada bulan Juni 1838); J.
Litch, "An Address to the Clergy," (diterbitkan pada musim semi tahun
1840; edisi kedua, dengan data historis
yang mendukung ketepatan perhitungan-perhitungan yang terdahulu mengenai masa
nubuatan yang mencakup kepada kejatuhan kekaisaran Ottoman, telah diterbitkan
pada tahun 1841); The Advent Shield and
Review, Vol. I (1844), No. 1, article 2, pp. 56,57,59-61; J. N. Loughborough, "The Great Advent
Movement," pp. 129-132 (1905 ed.); J. Litch, article in Signs of the
Times, and Expositor of Prophecy, August 1, 1849. Lihat juga artikel dalam
Signs of the Times, and Expositor of Prophecy, Febr. 1, 1841.
Halaman
340.
MENAHAN ALKITAB DARI ORANG-ORANG -- Mengenai sikap Gereja Roma katolik terhadap
peredaran Alkitab, dalam versi bahasa negara tertentu, di antara orang-orang
awam, lihat Catholic Encyclopedia, art. Bible;
juga G. P. Fisher, "The Reformation," ch. 15, par. 16 (1873
ed., pp. 530-532); J. Cardinal Gibbon,
"The Faith of Our Fathers," ch. 8 (49th ed., 1897, pp. 98-117); J. Dowling, "History of Romanism,"
b. 7, ch. 2, sec. 14, dan b. 9, ch. 3, sec. 24-27 (1871 ed., pp. 491-496,
621-625); L. F. Bungener, "History
of the ZCouncil of Trent," pp. 101-110 (2nd Edinburgh ed., 1853, tr. by
D.D. Scott); G. H. Putnam, "Books
and Their Makers during the Middle Ages," Vol. I, part 2, ch. 2, par. 49,54-56.
Halaman
373.
JUBAH UNTUK NAIK (ASCENSION ROBES) -- Cerita mengenai orang-orang Advent yang
membuat jubah untuk dipakai naik ke atas "untuk menyambut Tuhan di
awang-awang," telah diciptakan oleh orang-orang yang mencela dan
mengolok-olok. Cerita itu diedarkan dengan gencar sehingga banyak orang yang
percaya. Tetapi setelah ditanyai dengan cermat, ternyata itu tidak benar.
Selama bertahun-tahun suatu hadiah besar telah ditawarkan untuk membuktikan
apakah benar yang seperti itu terjadi, tetapi buktinya belum bisa diberikan.
Tak seorangpun yang mengasihi munculnya
Juru Selamat begitu bodoh dan begitu bersikap masa bodoh mengenai
pengajaran-pengajaran Alkitab, sehingga menyangka bahwa jubah yang bisa mereka
buat diperlukan untuk kedatangan Yesus. Jubah satu-satunya yang diperlukan orang-orang kudus untuk menemui
Tuhan ialah kebenaran Kristus. Lihat Wahyu 19:8.
Halaman
374. KRONOLOGI
NUBUATAN -- Dr. Geo. Bush, Profesor Bahasa Iberani dan Sastra Timur di
Universitas Kota New York, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Tn. Miller,
dan diterbitkan di Advent Herald, and Signs of the Times Reprter,
Boston, pada tanggal 6 dan 13 Maret 1844, membuat beberapa pengakuan sehubungan
dengan perhitungannya mengenai masa-masa nubuatan. Tuan Bush menulis: "Tidak ada yang perlu ditolak,
sebagaimana saya mengerti, Anda atau rekan-rekan Anda, telah menggunakan banyak
waktu dan perhatian untuk mempelajari mengenai kronologi nubuatan, yang telah menghabiskan banyak
waktu untuk menentukan permulaan dan penutupan tahun-tahun dari masa-masa yang
besar. Jikalau masa-masa ini benar-benar diberikan oleh Roh Kudus dalam
buku-buku nubuAtan, tidak diragukan lagi bentuk atau rancangan ini bahwa mereka
harus dipelajari dan mungkin pada akhirnya, dimengerti sepenuhnya. Dan tidak
seorangpun yang akan dipersalahkan dengan kebodohan yang terlalu berani, mereka
yang dengan hormat, berusaha untuk melakukan ini . . . .
Dengan mengambil satu hari sebagai istilah nubuatan untuk satu
tahun, saya percaya Anda telah
didukung oleh keterangan Alkitabiah yang kuat, serta diperkuat oleh Mede, Sir Isaac
Newton, Kirby, Scott, Keith dan banyak lagi yang lain, yang telah sejak lama
kesimpulan Anda itu ada di kepala mereka. Mereka semua setuju bahwa masa-masa
utama yang dikatakan oleh Daniel dan Yohanes benar-benar berakhir kira-kira
sebegini umur dunia, dan adalah
logika yang aneh yang menuduh Anda sebagai sesat (bida'ah) karena berpegang
kepada pandangan yang sama, yang berdiri begitu menonjol dalam perhatian
orang-orang luhur ilahi itu."
"Hasil Anda dalam bidang pemeriksaan ini tidak mengenai saya sejauh
itu mengenai berbagai kepentingan-kepentingan utama kebenaran dan
kewajiban." "Kesalahan Anda,
sejauh yang saya tangkap, terletak dalam jurusan lain, tidak dalam
kronologimu." "Anda sama
sekali salah mengenai keadaan atau sifat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi bilamana masa-masa itu bearkhir.
Inilah kepala dan bagian depannya keteranganmu yang mengganggu."
Halaman
399.
TANGGAL-TANGGAL NUBUATAN -- Lihat keterangan untuk halaman 329.
Halaman
435.
PEKABARAN RANGKAP TIGA -- Wahyu 14:6,7
meramalkan pengumuman pekabaran malaikat yang pertama. Selanjutnya nabi itu
melanjutkan, "Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan
berkata: Sudah rubuh, sudah rubuh, Babel, kota besar itu . . . . Dan seorang
malaikat lain, malaikat yang ketiga menyusul mereka." Kata "menyusul" di sini, berati
dalam susunan kata-kata di dalam ayat ini, "pergi bersama." Liddel dan Scott mengatakan kata itu demikian;
"Mengikuti seseorang, mencoba mencapai seseorang." Robinson
mengatakan, "mengikuti, pergi bersama, menemani seseorang." Itu adalah kalimat yang sama yang digunakan
dalam Markus 5:24: "Lalu pergilah
Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan
berdesak-desakan di dekat-Nya." Itu
juga digunakan mengenai umat yang ditebus yang 144,000 orang banyaknya, di mana
dikatakan, "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke
mana saja Ia pergi." (Wah. 14:4). Di kedua tempat ini jelas bahwa buah
pikiran yang hendak disampaikan ialah mengenai pergi bersama, bersama-sama dengan. Demikian juga dalam 1 Korintus 10:4, di mana
kita baca mengenai anak-anak Israel bahwa "mereka semua meminum minuman
rohani yang sama , sebab mereka meminum dari batu karang rohani yang mengikuti
mereka," Kata "mengikuti"
di sini diterjemahkan dari kata Yunani yang sama, yang berarti "bersama
mereka." Dari sini kita mengerti
bahwa buah pikiran dalam Wahyu 14:8,9, tidaklah sekedar malaikat kedua dan
ketiga mengikuti atau menyusul yang pertama dalam pengertian waktu, tetapi
mereka pergi dengan dia bersama-sama. Ketiga pekabaran itu tidak lain adalah
pekabaran rangkap tiga. Mereka tiga hanya dalam aturan munculnya, tetapi
setelah muncul, mereka pergi bersama, dan tidak dipisahkan.
Halaman
447.
SUPREMASI PARA BISHOP ROMA -- Beberapa keadaan yang penting yang berhubungan
dengan anggapan supremasi oleh para bishop Roma, digariskan dalam Masheim's
"Ecclesiastical History," cent. 2, part 2, ch. 4, sec. 9-11. Lihat juga G. P. Fisher, "History of the
Christian Church," period 2, ch. 2,
par. 11-17 (1890 ed., pp. 56-58);
Gieseler, "Ecclesiastical History," period 1, div. 3, ch. 4,
sec. 66, par. 3, termasuk catatan 8
(N.Y. ed., 1836, tr. by F. Cunningham);
J. N. Andrews, "History of the Sabbath," pp. 276-279 (3rd ed.,
rev.).
Halaman
574. EDICT
OF CONSTANTINE -- Lihat catatan untuk halaman 53.
Halaman
578.
GEREJA ABYSSINIA -- Mengenai pemeliharaan hari Sabat Alkitab di Abyssinia,
lihat Dean A. P. Stanley, "Lectures on the History of the Eastern
Church," lecture 1, par. 5, (N.Y. ed., 1862, pp. 96,97); Michael Geddes, "Church History of
Ethiopia," pp. 87,88,311,312;
Gibbon, "Decline and the Fall of Roman Empire," ch. 47, par.
37-39; Samuel Gobat, "Journal of
Three Years' Residence in Abyssinia," pp. 55-58, 83, 93, 97,98 (N.Y. ed.,
1850); A. H. Lewis, "A Critical
History of the Sabbath and the Sunday in the Christian Church," pp.
208-215 (2nd ed., rev.).
Halaman
581. DICTAES
OF THE HILDEBRAND -- Lihat catatan untuk hal. 57.
ARTIKEL LAINNYA....