Ads Google

Thursday, March 22, 2018

BUKU KEMENANGAN AKHIR BAB 18


PEMBAHARU AMERIKA   ‑‑   18


      Seorang petani yang benar dan berhati jujur, yang telah pernah meragukan otoritas ilahi Alkitab, namun yang dengan sungguh‑sungguh ingin mengetahui kebenaran, adalah orang yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk memimpin pemberitaan kedatangan Kristus yang kedua kali. Seperti kebanyakan pembaharu‑pembaharu lain, William Miller, pada permulaan hidupnya berjuang melawan kemiskinan, dan dengan demikian memperoleh pelajaran besar mengenai energi dan penyangkalan diri. Anggota‑anggota keluarga darimana ia datang dikenal dengan roh mandiri, mencintai kebebasan, ketahanan dan kesanggupan, dan patriotisme yang bersemangat ‑‑ sifat‑sifat yang juga menonjol dalam tabiatnya. Ayahnya seorang kapten tentera Revolusi, dan pembaharuan yang dilakukannya dalam perjuangan dan penderitaan selama masa gawat, dapat ditelusuri dalam permulaan hidup Miller yang terbatas.
      Ia mempunyai fisik yang sehat dan kuat, dan bahkan pada masa kanak‑kanaknya telah ditunjukkan bahwa ia mempunyai kecerdasan yang lebih dari biasa. Pada waktu ia beranjak dewasa, hal ini semakin nyata. Pikirannya giat dan berkembang dengan baik. Ia haus akan pengetahuan. Meskipun ia tidak memperoleh pendidikan tinggi, kecintaannya kepada pendidikan dan kebiasaannya berpikir berhati‑hati dan berpikir kritis, membuatnya menjadi seorang yang mempunyai pertimbangan yang sehat dan pandangan yang komprehensif. Ia memiliki tabiat moral yang tanpa cacad cela, dan reputasi yang patut ditiru orang lain dan umumnya ia dihormati oleh karena integritasnya, berhemat dan kedermawanannya. Berkat tenaga dan penggunannya ia segera memperoleh keahlian, walaupun tabiat suka belajarnya masih terus dipertahankan. Ia menduduki berbagai jabatan sipil dan militer dengan reputasi baik. Jalan kepada kekayaan, kemakmuran dan kehormatan tampaknya terbuka lebar baginya.
      Ibunya adalah seorang wanita sejati yang saleh, dengan demikian pada masa kanak‑kanaknya ia telah mendapat kesan agama. Namun pada permulaan masa dewasa ia terjun ke dalam kelompok masyarakat penganut apa yang dinamakan deisme ‑‑ suatu aliran kepercayaan yang mengakui adanya Allah yang menciptakan dunia ini, akan tetapi sesudah itu tidak memperdulikannya lagi, bahkan tidak memperhatikan manusia. Suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa akal pikiran sudah cukup untuk pengetahuan kebenaran, dengan demikian menolak wahyu. ‑‑ Webster's New World Dictionary.  Pengaruh deisme ini lebih kuat karena mereka adalah warga negara yang baik, orang‑orang yang mempunyai sifat manusiawi dan dermawan. Karena mereka tinggal di tengah‑tengah lembaga Kristen, tabiat mereka sebagian besar dipengaruhi atau dibentuk oleh keadaan sekeliling. Mereka berhutang budi kepada Alkitab atas keunggulan‑keunggulan yang memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada mereka. Namun karunia‑karunia ini disalahgunakan untuk menimbulkan suatu pengaruh menentang firman Allah. Oleh karena bergaul dengan orang‑orang ini, Miller telah dituntun untuk mengikuti pendapat dan perasaan mereka. Tafsiran Alkitab menimbulkan kesulitan yang tampaknya tak teratasi. Namun, kepercayaannya yang baru pada waktu mengesampingkan Alkitab, tidak memberikan yang lebih baik sehingga membuatnya tidak puas. Namun, ia terus berpegang kepada pandangan ini selama kira‑kira dua belas tahun. Tetapi pada umur tiga puluh empat tahun, Roh Suci mempengaruhi hatinya dengan keadaannya sebagai seorang berdosa. Ia tidak menemukan pada kepercayaannya yang sebelumnya, suatu jaminan kebahagiaan di balik kematian. Hari depan gelap dan suram. Merujuk kepada perasaannya pada waktu itu, ia berkata,
      "Pemusnahan adalah suatu pemikiran yang dingin dan menakutkan, dan pertanggungjawaban adalah kebinasaan yang pasti bagi semua orang. Langit tampak seperti kuningan di atas kepala saya, dan dunia ini bagaikan besi di bawah kaki saya. Kekekalan ‑‑ apa itu?  Dan kematian ‑‑ mengapa? Semakin saya pikirkan, semakin tidak menentu kesimpulan saya. Saya mencoba berhenti berpikir, tetapi pikiran saya tidak terkendalikan. Saya benar‑benar sengsara, tetapi saya tidak mengerti apa sebabnya. Saya bersungut dan mengeluh, tetapi tidak tahu mengenai siapa. Saya tahu bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi saya tidak tahu bagaimana dan dimana harus didapatkan yang benar. Saya berduka, tetapi tanpa harapan."
      Ia berada dalam keadaan ini selama beberapa bulan. "Tiba‑tiba," katanya, "tabiat Juru Selamat dengan jelas terkesan di dalam pikiran saya. Tampaknya ada satu oknum yangbegitu baik dan bersimpati yang menghapuskan pelanggaran‑pelanggaran kita, dan dengan demikian menyelamatkan kita dari menderita hukuman dosa. Dengan segera saya rasakan betapa menyenangkan dan baik oknum yang seperti itu, dan membayangkan bahwa saya dapat meletakkan diriku ke pangkuannya dan mengharap kepada kemurahan orang seperti itu. Tetapi timbul pertanyaan, 'Bagaimana membuktikan bahwa oknum seperti itu ada?'  Selain dari Alkitab, saya tidak menemukan bukti adanya Juru Selamat seperti itu, atau bahkan di masa mendatang . . . .


      "Saya melihat bahwa Alkitab menunjukkan seorang Juru Selamat yang saya perlukan. Dan saya merasa susah dan heran mengetahui bahwa buku yang telah diilhamkan dapat mengembangkan prinsi‑prinsip yang sempurna yang disesuaikan kepada kebutuhan dunia yang jatuh. Saya telah didorong untuk mengakui bahwa Alkitab itu adalah wahyu penyataan Allah. Buku ini menjadi kesukaan saya, dan di dalam Yesus saya menemukan seorang sahabat. Juru Selamat bagiku menjadi yang terutama dari selaksa. Dan Alkitab, yang sebelumnya gelap dan bertentangan, sekarang menjadi lampu pada kakiku dan terang bagi jalanku. Pikiran saya menjadi tenang dan merasa puas. Saya menemukan Allah menjadi Batu Karang di tengah‑tengah lautan kehidupan. Alkitab sekarang menjadi pelajaranku yang utama, dan benar‑benar saya bisa mengatakan bahwa saya menyelidikinya dengan sukacita. Saya menemukan bahwa setengahnya belum pernah saya dengar. Saya kagum mengapa saya belum pernah melihat keindahan dan kemuliaannya sebelumnya, dan heran bahwa saya pernah menolaknya. Saya menemukan segala sesuatu yang dinyatakan adalah yang diinginkan hatiku dan yang menjadi obat bagi setiap penyakit jiwa. Saya kehilangan minat untuk membaca buku‑buku lain, dan mencurahkan hati saya untuk memperoleh hikmat dari Allah."  ‑‑  Bliss, S., "Memoirs of Wm. Miller,"  pp.65‑67.
      Miller mengakui di depan umum imannya dalam agama yang pernah dibencinya. Tetapi rekan‑rekannya yang tidak percaya kepada Allah tidak berlambatan mengajukan semua argumentasi yang ia sendiri sudah sering lancarkan melawan otoritas ilahi Alkitab. Ia belum bersedia menjawab mereka. Tetapi ia berpikir, bahwa jika Alkitab adalah wahyu dari Allah, maka ia harus sesuai dengan dirinya sendiri, dan oleh karena Alkitab itu diberikan untuk mengajar manusia, maka ia harus sesuai dengan pengertiannya. Ia memutuskan untuk mempelajari Alkitab untuk dirinya sendiri, dan memastikan kalau‑kalau setiap kotradiksi atau pertentangan tidak bisa diselaraskan.
      Dengan mengesampingkan semua pendapat dan komentar‑komentar, ia membandingkan buku dengan buku dengan bantuan referensi‑referensi pada tepi halaman‑halaman buku dan konkordans. Ia belajar dengan cara teratur dan sistematis. Ia mulai dengan buku Kejadian, membaca ayat demi ayat. Ia tidak perlu terburu‑buru mempelajarinya sampai arti beberapa paragraf terungkap sehingga dengan demikian ia tidak malu. Bilamana ia menemukan sesuatu yang tidak jelas, kebiasaannya ialah membandiungkan ayat dengan ayat lain yang tampaknya ada hubungan dengan masalah yang dipertimbangkan. Setiap kata dibiarkan mempunyai kedudukannya yang sebenarnya pada pokok masalah dalam ayat itu, dan jika pandangannya sesuai dengan paragraf tambahan, maka tidak ada lagi kesulitan. Dengan demikian, bilamana ia menemukan paragraf yang sulit dimengerti, maka ia menemukan keterangan di bagian‑bagian lain Alkitab. Sementara ia belajar dengan doa yang sungguh‑sungguh untuk penerangan ilahi, maka yang dulunya gelap kepada pengertiannya dibuat menjadi terang dan jelas. Ia mengalami kebenaran kata‑kata pemazmur, "Bila tersingkap firman‑firman‑Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang‑orang bodoh." (Maz. 119:130).
      Dengan kemauan yang sungguh‑sungguh ia mempelajari buku‑buku Daniel dan Wahyu, dengan menggunakan prinsip penafsiran yang sama seperti pada buku‑buku lainnya, dan ia dapati bahwa lambang‑lambang dapat dimengerti. Ia melihat bahwa nubuatan‑nubuatan yang sebegitu jauh telah digenapi, telah digenapi secara harafiah atau secara sesungguhnya. Bahwa semua angka, kiasan‑kiasan, perumpamaan‑perumpamaan, ibarat dan sebagainya, dijelaskan baik dalam hubungannya yang langsung maupun istilah dimana ia dinyatakan, diartikan dalam buku‑buku lain, dan dengan demikian bilamana diterangkan, akan dimengerti secara literal atau harafiah. "Dengan demikian saya merasa puas, " katanya, " bahwa Alkitab itu adalah sebuah sistem kebenaran yang sudah dinyatakan, yang diberikan dengan jelas dan sederhana, sehingga para musafirpun tidak akan salah mengertinya walaupun ia bodoh."  ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 70.  Mata rantai demi mata rantai kebenaran berhasil dihubungkannya, sementara langkah demi langkah ia telusuri garis‑garis nubuatan. Malaikat‑malaikat Surga memimpin pikirannya, dan membukakan pengertian kepada Alkitab.
      Dengan mengetahui cara nubuatan‑nubuatan digenapi di masa lampau, sebagai kriteria untuk menilai penggenapan nubuatan di masa yang akan datang, ia menjadi merasa puas bahwa dengan pandangan umum pemerintahan rohani Kristus ‑‑ masa seribu tahun sebelum akhir dunia ‑‑ tidak didukung oleh firman Allah. Ajaran ini yang menunjukkan adanya masa seribu tahun yang penuh kebenaran dan kedamaian sebelum kedatangan Tuhan secara pribadi, telah menjauhkan teror hari Allah. Meskipun ajaran itu menyenangkan, tetapi itu bertentangan dengan ajaran Kristus dan rasul‑rasul‑Nya, yang menyatakan bahwa gandum dan lalang tumbuh bersama sampai waktu menuai, yaitu akhir dunia ini (Ma. 13:30), bahwa orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, bahwa "pada hari‑hari terakhir akan datang masa yang sukar" (2Tim. 3:13,1) dan bahwa kerajaan kegelapan akan terus berlangsung sampai kedatangan Tuhan, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut‑Nya, dan akan memusnahkannya, pada waktu Ia datang kembali. (2 Tes. 2:8).
      Ajaran atau doktrin tentang pertobatan dunia dan pemerintahan Kristus secara rohani tidak dianut oleh gereja pada zaman rasul‑rasul. Pada umumnya ajaran tidak diterima oleh orang‑orang Kristen sampai pada permulaan abad ke delapan belas. Seperti setiap kesalahan yang lain, ajaran itu mengakibatkan kejahatan. Doktrin itu mengajarkan kepada manusia untuk memandang jauh ke depan kepada kedatangan Tuhan. Hal ini menyebabkan mereka tidak memperhatikan tanda‑tanda yang memberitakan kedatangan‑Nya yang mendekat. Ini menimbulkan rasa yakin dan aman yang tidak berdasar, hal ini menuntun banyak orang melalaikan persiapan yang diperlukan untuk bertemu dengan Tuhan.


      Miller menemukan bahwa kedatangan Kristus secara pribadi dan secara harafiah diajarkan di dalam Alkitab dengan jelas dan sederhana. Rasul Paulus berkata, "Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga." (1 Tes. 4:16,17). Dan Juru Selamat menyatakan, "Mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan‑awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan‑Nya."  "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah Timur dan memancarkan cahayanya sampai ke Barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:30,27). Ia akan disertai oleh seluruh malaikat Surga. "Anak Manusia datang dalam kemuliaan‑Nya dan semua malaikat bersama dengan Dia." (Mat. 25:31).  "Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat‑malaikat‑Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang‑orang pilihan‑Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." (Mat. 24:31).
      Pada kedatangan‑Nya orang benar yang sudah meninggal akan dibangkitkan, dan orang benar yang masih hidup akan diubahkan. "Kita tidak akan mati semuanya, " kata Rasul Paulus, "tetapi kita semuanya akan diubahkan dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang‑orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak bisa binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati harus mengenakan yang tidak dapat mati." ( 1 Kor. 15:51‑53). Dan dalam suratnya kepada orang Tesalonika, setelah menerangkan kedatangan Tuhan, ia berkata, "Mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama‑sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama‑lamanya bersama=sama dengan Tuhan." (1 Tes. 4:16,17).
      Umat Tuhan akan menerima kerajaan pada waktu kedatangan Kristus secara pribadi. Juru Selamat berkata, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan‑Nya dan semua malaikat bersama‑sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan‑Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan‑Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba‑domba di sebelah kanan‑Nya dan kambing‑kambing di sebelah kiri‑Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan‑Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa‑Ku, terimalah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." (Mat. 25:31‑34). Kita melihat dari ayat yang baru saja diberikan bahwa apabila Anak Manusia datang, yang mati dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan yang masih hidup diubahkan. Dengan perobahan besar ini mereka dipersiapkan untuk menerima kerajaan, karena Rasul Paulus berkata, "Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalamm apa yang tidak binasa." ( 1 Kor. 15:50). Manusia dalam keadaannya yang sekarang adalah mati dan dapat binasa. Tetapi kerajaan Allah tidak dapat binasa dan akan bertahan selama‑lamanya. Oleh sebab itu, manusia dalam keadaannya yang sekarang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Akan tetapi bilamana Yesus datang, Ia akan menganugerahkan peri yang tidak binasa kepada umat‑Nya. Dan sesudah itu Ia menyuruh mereka mewarisi kerajaan yang baru. Sejak itulah mereka menjadi ahli waris.
      Ayat ini dan ayat‑ayat lain dengan jelas membuktikan kepada pikiran Miller bahwa peritiwa‑peristiwa yang diharapkan terjadi sebelum kedatangan Kristus, seperti pemerintahan damai secara universal dan berdirinya kerajaan Allah di dunia ini, adalah terjadi sesudah kedatangan Kristus yang kedua kali. Lebih jauh, semua tanda‑tanda zaman dan keadaan dunia akan sesuai dengan keterangan nubuatan tentang akhir zaman. Dengan mempelajari Alkitab saja, ia dipaksa untuk mengambil kesimpulan bahwa waktu yang diberikan untuk kelangsungan dunia dalam keadaannya yang sekarang ini sudah hampir berakhir.
      "Bukti lain yang sangat mempengaruhi pikiran saya," katanya, "adalah urutan waktu dalam Alkitab . . . . Saya menemukan bahwa peristiwa‑peristiwa yang diramalkan terjadi,  yang telah digenapi pada waktu yang lalu, sering terjadi pada waktu yang sudah ditetapkan. Masa seratus dua puluh tahun dalam air bah (Kej. 6:3), tujuh hari sebelumnya, dengan empat puluh hari lamanya, hujan yang diramalkan (Kej. 7:4), empat ratus tahun pengembaraan benih Abraham (Kej. 15:13), tiga hari mimpi juru minuman dan juru makanan (Kej. 40:12‑20), tujuh tahun Firaun (Kej. 41:28‑54); empat puluh tahun di padang belantara (Bil. 14:34), tiga setengah tahun bala kelaparan (1 Raja 17:1): ‑‑ Lihat Lukas 4:25); . . .  tujuh puluh tahun perhambaan (Yer. 25:11), tujuh tahun Nebukadnezar (Dan. 4:13‑16), dan tujuh minggu, enam puluh dan dua minggu, dan satu minggu, menjadikan tujuh puluh minggu, ditentukan bagi bangsa Yahudi (Dan. 9:24‑27) ‑‑  peristiwa‑peristiwa yang dibatasi oleh waktu‑waktu ini yang pada suat waktu hanyalah merupakan perkara nubuatan, kemudian telah digenapi sesuai dengan ramalannya."  ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 74,75.


      Oleh sebab itu, bilamana ia menemukan dari pelajaran Alkitab berbagai urutan waktu yang, menurut pengertiannya, berlanjut terus kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, ia tidak bisa berbuat apa‑apa kecuali menganggapnya sebagai "masa sebelum ditetapkan," yang telah dinyatakan Allah kepada hamba‑hamba‑Nya. "Hal‑hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal‑hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan anak‑anak kita sampai selama‑lamanya," kata Musa. (Ul. 29:29). Dan Tuhan menyatakan melalui nabi Amos, bahwa "Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan‑Nya kepada hamba‑hamba‑Nya para nabi," (Amos 3:7). Oleh sebab itu para pelajar firman Allah dapat dengan pasti berharap akan menemukan peristiwa yang paling menakjubkan terjadi dalam sejarah manusia yang dengan jelas ditunjukkan di dalam Alkitab.
      "Setelah sepenuhnya saya diyakinkan," kata Miller, "bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat"(2 Tim. 3:16), dan tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang‑orang berbicara atas nama Allah (2 Pet. 1:21), dan 'segala sesuatu yang ditulis dahulu , telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci' (Roma 15:4), maka saya menganggap bahwa bagian‑bagian urutan‑urutan waktu di dalam Alkitab adalah bagian dari firman Allah, dan sepatutnya mendapat perhatian kita yang sungguh‑sungguh seperti bagian‑bagian Alkitab yang lain. Oleh sebab itu saya merasa bahwa usaha untuk memahami apa yang dilihat Allah di dalam kemurahan‑Nya sesuai untuk dinyatakan kepada kita, saya tidak berhak untuk melewatkan atau mengabaikan periode‑periode nubuatan itu."  ‑‑  Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 75.
      Nubuatan yang tampaknya paling jelas menyatakan "waktu" kedatangan kedua kali itu ialah Daniel 8:14, "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan disucikan dalam keadaan yang wajar." (disucikan). Dengan mengikuti aturan yang dibuatnya yang membuat Alkitab itu penafsir sendiri, Miller mengetahui bahwa satu hari dalam nubuatan simbolis melambangkan satu tahun (Bil. 14:34; Yehez. 4:6). Ia melihat bahwa dua ribu tiga ratus hari nubuatan, atau tahun secara harafiah, akan berlanjut jauh melampaui penutupan dispensasi yang diberikan kepada orang Yahudi, dengan demikian itu tidak menunjuk kepada kaabah pada masa dispensasi. Miller menerima pandangan yang umum diterima, bahwa di zaman Kristen dunia ini adalah kaabah, dan oleh sebab itu dapat dimengerti bahwa pemulihan dalam keadaan yang wajar (penyucian) kaabah yang disebutkan sebelumnya dalam Daniel 8:14 menunjukkan pemulihan (penyucian) dunia ini oleh api pada waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Jikalau, kemudian, permulaan 2300 hari yang tepat dapat ditemukan, ia menyimpulkan, bahwa kedatangan yang kedua kali itu akan dapat ditentukan. Dengan demikian akan dinyatakan waktu kebinasaan besar, waktu bilamana keadaan sekarang dengan "segala kesombongan dan kuasanya, pemborosan dan penyia‑nyiaan, kejahatan dan penindasan akan berakhir," waktu bilamana kutuk akan dihapuskan dari dunia ini, kematian dibinasakan, upah diberikan kepada hamba‑hamba Allah, para nabi dan orang‑orang saleh, dan mereka yang takut akan nama‑Nya, dan mereka yang membinasakan dunia akan dibinasakan."  ‑‑  Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 76.
      Dengan kesimpulan‑kesimpulan baru dan lebih mendalam, Miller meneruskan memeriksai nubuatan‑nubuatan, baik siang maupun malam, terus mempelajari apa yang sekarang tampaknya sangat penting dan menarik perhatian. Dalam buku Daniel fatsal 18 ia menemukan petunjuk permulaan masa 2300 hari itu. Dan malaikat Gabriel, walaupun diperintahkan untuk memberikan pengertian kepada Daniel mengenai penglihatan itu, hanya memberikan sebagian keterangan kepadanya. Pada waktu penganiayaan ngeri yang akan menimpa gereja diungkapkan kepada penglihatan nabi, kekuatan fisiknya melemah. Ia tidak dapat lagi menahannya, dan malaikat meninggalkannya untuk sementara waktu lamanya. Daniel "pingsan dan sakit beberapa hari lamanya." Dan saya sangat heran mengenai penglihatan itu," katanya, "tetapi tak seorangpun memahaminya."
      Tetapi Allah menyuruh utusan‑Nya, malaikat Gabriel. "Buatlah orang ini memahami penglihatan itu." Perintah ini harus digenapi. Dalam penurutannya, malaikat itu kembali kepada Daniel beberapa saat kemudian, dan berkata, "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti." "Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu." (Dan. 9:22,23). Ada satu perkara penting dalam penglihatan fatsal delapan yang belum diungkapkan, yang berhubungan dengan waktu, ‑‑ waktu 2300 hari. Oleh sebab itu malaikat itu dalam meneruskan penjelasannya, terutama berkisar pada pokok waktu itu:
      "Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus . . . . Maka ketahuilah dan fahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Yang Diurapi, seorang Raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi ditengah‑tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang Yang telah Diurapi, padahal tak ada salahnya apa‑apa . . . . Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan."


      Malaikat telah dikirimkan kepada Daniel untuk menjelaskan kepadanya perkara yang belum dipahaminya dalam penglihatan yang terdapat dalam fatsal delapan, yaitu yang menyangkut waktu, ‑‑ "sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Setelah menyuruh Daniel dengan berkata, "Camkanlah firmAn itu dan perhatikanlah penglihatan itu," kata‑kata pertama malaikat itu ialah, "Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus." Perkataan yang diterjemahkan "ditetapkan" secara harafiah menyatakan "dipotong."  Tujuh puluh kali tujuh masa yang menyatakan 490 tahun, dinyatakan oleh malaikat itu akan "dipotong", terutama mengenai orang‑orang Yahudi. Tetapi dari apakah waktu "dipotong"? Oleh karena hanya masa 2300 hari saja waktu yang disebutkan dalam fatsal delapan, dengan demikian dari masa itulah waktu tujuh puluh kali tujuh masa itu "dipotong." Oleh sebab itu  yang tujuh puluh kali yujuh itu adalah bagian dari 2300 hari, dan kedua masa ini haruslah bermula dari waktu yang sama. Yang tujuh puluh kali tujuh masa itu dinyatakan oleh malaikat bermula dari keluarnya perintah untuk memulihkan dan membangun kembali kota Yerusalem. Jika tanggal keluarnya perintah ini dapat ditentukan, maka permulaan masa 2300 haripun akan dapat ditentukan.
      Perintah (dekrit) itu ditemukan dalam buku Ezra fatsal yang ketujuh (Ezra 7:12‑26). Perintah itu dikeluarkan oleh raja Artahsasta, raja Persia, pada tahun 457 SM (Sebelum Masehi), dalam bentuknya yang paling lengkap. Tetapi di dalam Ezra 6:14 rumah Allah itu dikatakan telah dibangun "menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah(dekrit) Koresy, Darius dan Artahsasta raja Persia."  Ketiga raja ini, dalam membuat, memastikan dan menyelesaikan dekrit itu, menyempurnaan sesuai dengan yang dituntut oleh nubuatan untuk menandai permulaan masa 2300 tahun itu. Dengan mengambil tahun 457 SM tahun dekrit itu diselesaikan sebagai tahun perintah dikeluarkan, maka setiap rincian nubuatan mengenai tujuh puluh kali tujuh masa itu kelihatannya sudah digenapi.
      "Dari saat perintah dikeluarkan untuk memulihkan dan membangun kota Yerusalem sampai kepada kedatangan seorang Yang Diurapi, seorang Raja, adalah tujuh kali tujuh masa, dan enam puluh dua kali tujuh masa"  ‑‑ yaitu 62 x 7 masa, atau 483 tahun. Dekrit Artahsasta mulai berlaku pada musim gugur tahun 457 SM. Dari saat ini dihitung 483 tahun kemudian akan mencapai musim gugur tahun 27 TM (Tarikh Masehi). ‑‑ (Lihat Lampiran). Pada waktu itu nubuatan ini digenapi. Perkataan "Mesias" menyatakan "Yang Diurapi." Pada musim gugur tahun 27 TM, Kristus telah dibaptiskan oleh Yohanes, dan menerima pengurapan Roh. Rasul Petrus menyaksikan bahwa "Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa." (Kisah 10:38). Dan Juru Selamat sendiri menatakan, "Roh Tuhan ada pada‑Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik (Injil) kepada orang‑orang miskin." (Lukas 4:18).
      "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa."  "Tujuh masa" (satu minggu) di sini ialah tujuh masa yang terakhir dari yang tujuh puluh kali satu masa itu. Itu adalah tujuh tahun yang terakhir yang diberikan terutama kepada orang Yahudi. Selama waktu ini, yaitu mulai dari tahun 27 TM sampai tahun 34 TM, Kristus sendiri dan kemudian murid‑murid‑Nya, menyampaikan undangan Injil (kabar baik) itu terutama kepada orang‑orang Yahudi. Pada waktu murid‑murid pergi memberitakan kabar baik kerajaan itu, petunjuk Juru Selamat adalah, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba‑domba yang hilang dari umat Israel." (Mat. 10:5,6).
      Pada pertengahan tujuh masa (minggu) itu Ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan." Pada tahun 31 TM, tiga setengah tahun setelah Ia dibaptiskan, Tuhan kita Yesus Kristus disalibkan. Dengan pengorbanan yang dipersembahkan di bukit Golgota, maka berakhirlah sistem atau upacara perembahan yang selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada Anak Domba Allah. Lambang telah bertemu dengan yang dilambangkan, dan semua korban sembelihan dan korban santapan dalam sistem upacara dengan demikian sudah dihentikan.
      Yang tujuh puluh kali tujuh masa atau 490 tahun, yang khusus disediakan bagi orang Yahudi, berakhir, sebagaimana kita lihat, pada tahun 34 TM. Pada waktu itu, melalui tindakan Sanhedrin orang Yahudi, bangsa itu memeteraikan penolakannya kepada kabar baik (Injil) dengan mati syahidnya Stefanus dan penganiayaan atas pengikut‑pengikut Kristus.  Sesudah itu kabar keselamatan tidak lagi terbatas hanya kepada umat pilihan, telah diberikan kepada seluruh dunia. Murid‑murid yang terpaksa melarikan diri dari kota Yerusalem oleh karena penganiayaan, "menjelajahi seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang‑orang di situ." (Kis. 8:4,5). Petrus dengan pimpinan ilahi membukakan Injil kepada perwira pasukan Italia di Kaesarea, Kornelius, yang takut akan Tuhan. Demikian juga Paulus yang penuh semangat, yang sudah percaya kepada Yesus, diutus untuk membawa kabar kesukaan "jauh dari sini kepada bangsa‑bangsa lain." (Kis. 22:21).
      Sejauh ini setiap perincian nubuatan digenapi dengan cara yang mengagumkan, dan permulaan tujuh puluh kali tujuh masa itu tidak diragukan lagi, yaitu tahun 457 SM, dan berakhir pada tahun 34 TM. Dari data ini tidak sulit untuk mengetahui akhir dari masa 2300 hari. Tujuh puluh kali tujuh masa ‑‑ 70 minggu, 490 hari ‑‑ dikurang dari 2300 hari, tinggallah 1810 hari. Setelah 490 hari berakhir, yang 1810 hari lagi masih harus digenapi. Dari tahun 34 TM., 1810 tahun itu berlanjut dan berakhir pada tahun 1844. Sebagai hasilnya ialah bahwa masa 2300 hari yang disebutkan dalam buku Daniel 8:14 itu berakhir pada tahun 1844. Pada akhir dari masa nubuatan yang panjang ini, atas kesaksian malaikat Allah, "lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaannya yang wajar." Jadi masa pemulihan tempat kudus itu ‑‑ yang hampir secara universal dipercayai terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua kali ‑‑ telah dinyatakan dengan pasti.


      Mula‑mula Miller dan rekan‑rekannya percaya bahwa masa 2300 hari itu akan berakhir pada musim semi tahun 1844, sedangkan nubuatan menunjuk kepada musim gugur pada tahun itu ‑‑ (Lihat Lampiran). Kesalahan dalam memahami hal ini membawa kekecewaan dan kebingungan kepada mereka yang telah menetapkan tanggal sebelumnya sebagai waktu kedatangan Tuhan. Tetapi ini sama sekali tidak mempengaruhi kuatnya argumentasi yang menunjukkan bahwa masa 2300 hari itu berakhir pada tahun 1844, dan peristiwa besar yang menyatakan pemulihan tempat kudus harus terjadi. Ia mempelajari Alkitab, sebagaimana kebiasaannya, untuk membuktikan bahwa masa‑masa itu adalah nubuatan dari Allah. Miller pada mulanya sedikitpun tidak mengharapkan akan tiba kepada kesimpulan seperti yang sekarang. Ia sendiri sulit mempercayai hasil penelitiannya. Akan tetapi bukti Alkitab terlalu jelas dan tidak dapat diabaikan.
      Ia menghabiskan waktunya dua tahun untuk mempelajari Alkitab, bilamana pada tahun 1818 ia mencapai suatu keyakinan yang kuat bahwa dalam waktu kira‑kira 25 tahun Kristus akan datang untuk menebus umat‑umat‑Nya. "Saya tidak perlu bicara," kata Miller, "mengenai sukacita yang memenuhi hatiku sehubungan dengan masa depan yang menggembirakan, atau kerinduan jiwa saya yang besar untuk turut ambil bagian dalam kesukaan orang‑orang yang ditebus. Alkitab sekarang bagiku adalah buku baru. Buku itu berisi pemikiran. Semua yang gelap, yang tersembunyi atau terselubung kepadaku dalam pengajaran‑pengajarannya, telah lenyap dari pikiran saya dihadapan sinar terang yang sekarang terbit dari lembaran‑lembarannya yang kudus. Dan ah, betapa terang dan mulia kebenaran itu tampak! Semua kontradiksi dan yang tidak tentu yang saya temukan sebelumnya di dalam Firman itu sekarang telah lenyap. Dan walaupun ada banyak bagian yang saya belum merasa puas saya mengerti sepenuhnya, namun begitu banyak terang yang memancar dari dalamnya untuk menerangi pikiran saya yang gelap sebelumnya, sehingga saya merasakan kesukaan dalam mempelajari Alkitab yang sebelumnya saya tidak sangka akan mendapat apa‑apa dari pengajaran‑pengajarannya.'  ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 76,77.
      "Dengan keyakinan yang sungguh bahwa peristiwa‑peristiwa penting yang diramalkan di dalam Alkitab akan digenapi dalam waktu yang tidak lama, pertanyaan datang kepada saya dengan kuasa yang besar mengenai kewajiban saya terhadap dunia ini sehubungan dengan kenyataan yang telah mempengaruhi pikiran saya." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 81. Ia merasa bahwa adalah kewajibannya untuk membagikan kepada orang‑orang lain terang yang telah diterimanya. Ia memperkirakan akan menemui perlawanan dari orang‑orang yang tidak beriman, tetapi merasa yakin bahwa semua orang Kristen akan bersukacita dalam pengharapan akan bertemu dengan Juru Selamat yang diakuinya dicintai. Kekuatirannya satu‑satunya ialah bahwa dalam kesukaan mereka yang besar terhadap pengharapan kelepasan yang mulia itu, yang segera akan terwujud, banyak akan menerima ajaran itu tanpa penyelidikan Alkitab yang memadai dalam menyatakan kebenarannya. Oleh karena itu ia ragu‑ragu untuk menyajikannya, kalau‑kalau ia salah dan menjadi alat penuntun yang salah bagi orang lain. Oleh sebab itu ia meneliti dan mengkaji‑ulang bukti‑bukti yang mendukung kesimpulan yang telah diambilnya, dan mempertimbangkan dengan hati‑hati setiap kesulitan yang muncul dipikirannya. Ia menemukan bahwa keberatan‑keberatan lenyap dihadapan terang firman Allah , seperti kabut dihadapan sinar matahari. Ia telah menggunakan waktu selama lima tahun, dan ia telah sepenuhnya yakin kebenaran posisinya.
      Dan sekarang tugas membuat orang lain mengetahui apa yang ia percayai begitu jelas diajarkan di dalam Alkitab, begitu kuat mendorongnya dengan kekuatan yang baharu. "Ketika saya melakukan pekerjaan saya," katanya, "selalu berdering di telinga saya, 'Pergilah dan beritakan kepada dunia ini mengenai bahaya mereka' Ayat ini selalu datang kedalam pikiran saya, 'Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! ‑‑ dan engkau tidak berkata apa‑apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalamkesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya daripadamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.' (Jehez. 33:8,9). Saya merasa bahwa jikalau orang jahat berhasil diamarkan, maka banyaklah mereka yang akan bertobat. Dan jikalau mereka tidak diamarkan, maka darah mereka akan dituntut dari padaku."  ‑‑ Bliss, p. 92.
      Ia mengemukakan pandangannya secara pribadi pada waktu ia mempunyai kesempatan, dan berdoa semoga ada dari pendeta yang merasakan dorongan ini dan membaktikan diri mereka kepada penyebaran pekabaran itu. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan keyakinan bahwa ia mempunyai tugas pribadi untuk memberikan amaran itu. Kata‑kata ini selalu berbicara dalam pikirannya, "Pergilah dan beritahukan kepada dunia. Dan mereka akan dituntut dari padamu."  Ia menunggu sembilan tahun lamanya, dan beban itu masih menekan jiwanya, sampai akhirnya pada tahun 1831 untuk pertama kali secara umum memberikan alasan‑alasan imannya.
      Seperti Elisa dipanggil sementara membajak ladang, untuk menerima jubah pengabdian kepada tugas kenabian, demikianlah William Miller dipanggil meninggalkan bajaknya dan membukakan kepada orang‑orang rahasia kerajaan Allah. Dengan gemetar ia memasuki pekerjaannya, menuntun pendengar‑pendengarnya langkah demi langkah, melalui masa‑masa nubuatan kepada kedatangan Kristus yang kedua kali. Dalam setia usaha ia memperoleh kekuatan dan keberanian sementara ia melihat perhatian yang semakin meluas yang dibangkitkan oleh kata‑katanya.


      Hanya atas permintaan saudara‑saudaranyalah, yang dalam kata‑kata mereka ia mendengar panggilan Allah, maka Miller menyetujui untuk memberitakan pandangan‑pandangannya di hadapan umum. Sekarang ia berumur 50 tahun, tidak biasa berbicara di hadapan umum, dan dibebani dengan perasaan tidak layak untuk mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya Tetapi sejak pertama sekali pekerjaan‑pekerjaannya diberkati dengan cara yang menakjubkan dalam penyelamatan jiwa‑jiwa. Ceramahnya yang pertama disusul oleh kebangunan agama, dimana tiga belas keluarga seluruhnya bertobat kecuali dua orang . Ia segera diminta untuk berbicara di tempat‑tempat lain, dan hampir di setiap tempat pekerjaannya menghasilkan kebangunan pekerjaan Allah. Orang‑orang berdosa ditobatkan, orang‑orang Kristen dibangunkan kepada pengabdian yang lebih besar, dan pengikut‑pengikut deisme  dan yang tidak percaya kepada Tuhan telah dituntun mengakui kebenaran Alkitab dan agama Kristen. Kesaksian mereka dimana ia bekerja adalah, "Suatu tingkatan pemikiran dicapainya yang tidak dalam keadaan dipengaruhi oleh orang‑orang lain." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller,"  p. 138. Khotbahnya direncanakan untuk membangunkan pikiran umum kepada perkara‑perkara besar agama dan membendung pertumbuhan keduniawian dan hawa nafsu zaman.
      Di hampir setiap kota ada puluhan, bahkan di beberapa ada ratusan orang yang bertobat sebagai hasil khotbahnya. Di banyak tempat gereja‑gereja  Protestan dari hampir semua denominasi terbuka lebar‑lebar baginya . Dan undangan untuk bekerja biasanya datang dari pendeta‑pendeta beberapa organisasi agama atau kongregasi. Adalah merupakan peraturannya untuk tidak bekerja di suatu tempat kalau ia belum diundang untuk bekerja di tempat itu. Tetapi segera didapatinya bahwa ia tidak bisa memenuhi hampir separuhpun dari permintaan yang datang kepadanya.
      Banyak di antara mereka yang tidak menerima pandangannya mengenai waktu tepatnya kedatangan Kristus kedua kali, telah diyakinkan mengenai pastinya dan dekatnya kedatangan Kristus, dan perlunya persiapan. Di beberapa kota‑kota besar pekerjaannya menghasilkan kesan yang mendalam. Penjual‑penjual minuman keras menutup usahanya dan menjadikan toko‑tokonya menjadi ruang‑ruang pertemuan. Tempat‑tempat perjudian dibubarkan; orang‑orang yang tidak percaya adanya Tuhan, pengikut‑pengikut deisme, kaum universalis, dan bahkan orang‑orang yang paling tidak bermoral atau sampah masyarakat telah dibaharui. Beberapa diantaranya sudah tidak memasuki perbaktian selama bertahun‑tahun. Kumpulan‑kumpulan doa diadakan oleh berbagai denominasi di berbagai tempat dan hampir setiap jam. Para pengusaha berkumpul tengah hari untuk berdoa dan menyanyikan lagu puji‑pujian. Tidak ada pemborosan, pikiran manusia dipengaruhi rasa khidmat. Pekerjaannya, seperti para pembaharu dahulu, hanya untuk meyakinkan pengertian dan membangunkan serta menggugah daripada sekedar membangkitkan emosi.
      Pada tahun 1833 Miller menerima izin untuk berkhotbah dari Garaja Baptis, dimana ia menjadi anggota. Banyak pendeta gereja ini yang menyetujui pekerjaannya, dan adalah atas persetujuan mereka sehingga ia meneruskan pekerjaannya. Ia bepergian dan berkhotbah tanpa henti, walaupun sebenarnya tugasnya adalah terutama di New England dan Middle State. Untuk selama bertahun‑tahun biaya‑biaya pekerjaannya seluruhnya ditanggung sendiri. Ia tidak pernah menerima cukup uang untuk kebutuhan biaya perjalanan ke tempat‑tempat kemana ia diundang. Dengan demikian pekerjaannya untuk umum, jauh dari keuntungan uang, bahkan menjadi beban kepada harta miliknya yang sudah semkin berkurang sepanjang hidupnya. Ia adalah seorang ayah dari keluarga besar, tetapi oleh karena mereka adalah orang‑orang yang hemat dan rajin, maka hasil ladangnya cukup untuk kebutuhan keluarganya dan kebutuhannya.
      Pada tahun 1833, dua tahun sesudah Miller mulai mengkhotbahkan bukti‑bukti kedatangan Kristus yang segera di depan umum, tanda terakhir nampak yang dijanjikan oleh Juru Selamat sebagai tanda kedatangan‑Nya yang kedua kali. Yesus berkata, "Bintang‑bintang akan berjatuhan dari langit." (Mat. 24:29). Dan Yohanes dalam buku Wahyu menyatakan, sementara ia memandang dalam penglihatan pemandangan yang mendahului hari Allah, "Dan bintang‑bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah‑buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin kencang." (Wah. 6:13) Nubuatan ini memperoleh penggenapan yang nyata dan mengesankan pada peristiwa besar hujan meteor pada tanggal 13 Nopember 1833. Itulah kejatuhan bintang yang paling besar dan paling hebat yang pernah dicatat. "Seluruh cakrawala di atas seluruh Amerika Serikat, menyala berpijar selama beberapa jam. Tidak pernah terjadi fenomena langit di negeri ini sejak pendudukan yang pertama, yang dilihat dengan sangat kagum oleh segolongan masyarakat atau dengan sangat takut dan gentar oleh golongan yang lain."  "Keagungan dan keindahannya masih terus terkenang di banyak pikiran orang . . . . Belum pernah hujan turun lebih lebat dari meteor‑meteor itu yang jatuh ke bumi ini. Ke Timur, ke Bbarat, ke Utara dan ke Selatan sama saja. Pendek kata seluruh langit tampak bergoyang . . . . Kejadian itu, sebagaimana dijelaskan di Journal  Profesor Silliman, dilihat di seluruh Amerika Utara . . . . Dari jam dua sampai terang pagi hari langit sangat terang dan cerah tanpa berawan, suatu pertunjukan yang terus‑menerus kilauan cahaya bintang‑bintang yang cemerlang terjadi di seputar langit."  ‑‑ Devens, R.M., "American Progress; or The Greatest Event of the Greatest Country," Ch. 28, ‑ars. 1‑5.


      "Sungguh, tidak ada bahasa yang dapat menggambarkan kemuliaan pertunjukan yang begitu indah; . . . tak seorangpun yang tidak melihatnya dapat membentuk suatu gambaran yang memadai dalam pikirannya mengenai kemuliaan periistiwa itu. Tampaknya bagaikan seluruh langit berbintang berkumpul di suatu titik dekat zenith (puncak) dan secepat kilat serta‑merta serentak memancar ke segala penjuru kaki langit. Tetapi tidak habis‑habisnya  ‑‑ ribuan meteor diikuti ribuan meteor lainnya seolah‑olah semuanya itu diciptakan untuk kejadian itu."  ‑‑  Reed, F.  in the Christian Advocate Journal, 13 December 1833.  " Suatu gambaran yang lebih tepat ialah bagaikan sebatang pohon ara yang menggugurkan buahnya apabila dihembus angin kencang. Tidak mungkin untuk memperhatikan seluruhnya." ‑‑  "The Old Countryman," in Portland  Evening Advenrtiser, 26 November 1833.
      Dalam New York Journal of Commerce  14 November 1833, muncul sebuah artikel panjang mengenai fenomena ajaib ini yang berisi pernyataan berikut, "Saya pikir, tak seorang ahli filsafat atau sarjanapun yang menceriterakan atau mencatat suatu kejadian seperti kejadian kemarin pagi. Seorang nabi meramalkannya dengan tepat 1800 tahun yang lalu, jikalau kita mengalami kesulitan untuk mengerti bahwa bintang‑bintang yang berjatuhan itu berarti jatuhnya bintang‑bintang . . .  dalam satu‑satunya pengertian yang mungkin benar secara harafiah."
      Demikianlah diperagakan tanda‑tanda terakhir kedatangan‑Nya, mengenai mana Yesus menyuruh murid‑murid‑Nya, "Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu." (Mat. 24:33). Setelah tanda‑tanda ini, Yohanes melihat sebagai peristiwa besar berikut yang lainnya, langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung, sementara bumi bergoncang, gunung‑gunung dan pulau‑pulau bergeser dari tempatnya. Dan orang jahat yang ketakutan berusaha melarikan diri dari hadirat Anak Manusia."(Wah. 6:12‑17).
      Banyak yang menyaksikan jatuhnya bintang‑bintang itu, memandangnya sebagai suatu berita penghakiman yang akan datang, ‑‑ "suatu jenis tanda yang mengerikan, tanda pendahuluan yang pasti, suatu tanda penuh kemurahan dari hari besar yang menakutkan itu."  ‑‑ "The Old Countyman" in Portland Evening Advertiser, 26 Nopember 1833. Dengan demikian perhatian orang‑orang ditujukan kepada kegenapan nubuatan, dan banyak dituntun untuk memperhatikan amaran kedatangan‑Nya yang kedua kali.
      Pada tahun 1840 kegenapan nubuatan yang luar biasa yang lain menimbulkan perhatian yang luas. Dua tahun sebelumnya Josiah Litch, salah seorang pendeta terkemuka yang mengkhotbahkan kedatangan Kristus yang kedua kali, menerbitkan penjelasan buku Wahyu fatsal 9, yang meramalkan kejatuhan Kekaisaran Ottoman. Menurut perhitungannya, kekuasaan ini akan digulingkan "kira‑kira bulan Agustus 1840 TM."  Dan hanya beberapa hari sebelum itu terjadi ia menulis, "Setelah melewati periode pertama seratus limapuluh tahun, yang digenapi secara tepat sebelum Deacozes naik takhta atas izin orang‑orang Turki, dan bahwa yang tiga ratus sembilan puluh satu tahun, lima belas hari, yang mulai pada penutupan periode pertama itu, akan berakhir pada tanggal 11 Agustus 1840, ketika Kekaisaran Ottoman di Konstantinopel diharapkan akan hancur. Dan saya percaya bahwa hal ini akan terjadi demikian." ‑‑ Litch, Josiah, article in Singns of the Times, and Expositor of Prophecy, 1 August 1840
      Pada waktu yang ditentukan, Turki, melalui duta‑dutanya, menerima perlindungan dari kekuasaan Eropa yang bersekutu. Dengan demikian menempatkan dirinya di bawah pemngawasan bangsa‑bangsa Kristen. Peristiwa ini benar‑benar menggenapi ramalan. ‑‑ (Lihat Lampiran). Pada waktu berita ini diketahui orang‑orang, orang‑orang banyak diyakinkan mengenai tepatnya prinsip‑prinsip penafsiran nubuatan yang dianut oleh Miller dan rekan‑rekannya. Dan motivasi yang kuat telah diberikan kepada Pergerakan Advent. Orang‑orang yang berpendidikan dan yang berpangkat bersatu dengan Miller, baik dalam mengkhotbahkan maupun menyiarkan pandangan‑pandangannya. Dan dari tahun 1840 sampai 1844 pekerjaan ini meluas dengan cepat    
      William Miller memiliki mental yang kuat, disiplin berpikir dan belajar. Dan ia menambahkan hikmat Surga, dengan menghubungkan dirinya kepada Sumber Hikmat itu. Ia adalah seorang bernilai luhur, yang layak mendapat penghargaan dan kepercayaan dimana integritas tabiat dan kesempurnaan moral dinilai. Dengan mempersatukan keramah‑tamahan dengan kerendahan hati Kristen dan pengendalian diri, ia menjadi seorang yang menaruh perhatian dan sopan santun kepada semua oerang, siap sedia mendengar pendapat orang‑orang lain, dan mempertimbangkan argumen‑argumen mereka. Tanpa nafsu amarah atau emosi yang meluap, ia menguji setiap teori dan ajaran dengan firman Allah. Dan pertimbangannya yang matang dan pengetahuan Alkitabnya yang menyeluruh menyanggupkannya untuk membuktikan dan menelanjangi kesalahan.
      Namun, pelaksanaan pekerjaannya bukan tanpa perlawanan berat. Sebagimana dengan para Pembaharu terdahulu, kebenaran‑kebenaran yang disajikannya tidak diterima dengan baik oleh guru‑guru agama. Karena orang‑orang ini tidak dapat mempertahankan pendapat mereka dengan Alkitab, mereka terpaksa menggunakan sebutan‑sebutan dan ajaran‑ajaran manusia dan tradisi para leluhur mereka. Tetapi hanya firman Allah satu‑satunya kesaksian yang diterima oleh pengkhotbah‑pengkhotbah kebenaran kedatangan Kristus itu. Semboyan mereka adalah, "Alkitab dan hanya Alkitab." Karena kurangnya argumentasi Alkitab di pihak lawan, maka lawan mereka menggunakan ejekan dan cemoohan. Mereka mengunakan waktu, sarana dan kecakapan untuk menfitnah mereka yang memandang dengan sukacita kembalinya Tuhan mereka, dan yang berusaha menghidupkan kehidupan yang saleh, dan yang mengajak orang‑orang lain untuk bersedia menyambut kedatangan‑Nya.


      Usaha‑usaha keras dilakukan untuk mengalihkan pikiran orang‑orang dari pokok masalah, yaitu kedatangan Kristus kedua kali. Dibuatlah merupakan suatu dosa sesuatu yang orang‑orang harus malu, jika seseorang mempelajari nubuatan yang berhubungan kepada kedatangan Kristus dan kesudahan alam. Dengan demikian pelayanan Injil populer merusak iman dalam firman Allah. Ajaran‑ajaran mereka menjadikan orang‑orang tidak percaya kepada Allah, dan banyak orang berani berjalan menurut hawa nafsu orang‑orang tak beriman. Dan kemudian sumber segala kejahatan itu menuduhkan semua keadaan ini kepada orang‑orang Avent.
     Walaupun Miller berhasil menarik begitu banyak pendengar dari kalangan cendekiawan dan orang‑orang yang berminat, namun nama Miller jarang disebut oleh pers agama kecuali yang berisi ejekan atau celaan. Orang‑orang yang tidak perduli dan yang tidak beriman, diberanikan oleh guru‑guru agama memberikan julukan penghinaan yang merendahkan dengan ucapan‑ucapan hujatan jenaka, dalam usahanya mereka memberikan makian kepadanya dan kepada pekerjaannya. Orang sudah berambut putih ini, yang sudah meninggalkan rumahnya yang nyaman dan bepergian atas biaya sendiri dari kota ke kota, dari desa ke desa, bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa henti untuk menyampaikan amaran penghakiman yang sudah dekat kepada dunia ini, telah ditolak dengan cemoohan sebagai seorang fanatik, seorang pembohong, seorang bangsat, penipu yang berspekulasi.
      Ejekan, kepalsuan, dan penghinaan yang dilemparkan kepadanya menimbulkan kemarahan dan protes keras dari pers sekular. "Memperlakukan seseorang yang agung dan yang berakibat menakutkan," dengan sewenang‑wenang dan secara kotor, dinyatakan oleh orang duniawi sebagai "bukan saja sekedar lelucon kepada perasaan para pencetus dan pelaksananya," tetapi "membuat lelucon terhadap hari penghakiman, mengejek Ilahi sendiri, dan menghina serta memandang rendah penghakiman‑Nya yang mengerikan itu." ‑‑  Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 183.
      Penghasut dan semua biang keladi semua kejahatan bukan saja berusaha menangkal pengaruh pekabaran Advent, tetapi membinasakan jurukabar‑jurukabar itu sendiri. Miller membuat penerapan kebenaran Alkitab itu secara praktis ke dalam hati para pendengarnya, menegor dosa‑dosa mereka dan mencegah rasa berpuas diri mereka; dan kata‑katanya yang sederhana dan menusuk menimbulkan rasa permusuhan. Perlawanan yang dinyatakan oleh anggota‑anggota jemaat kepada pekabarannya, memberanikan hati golongan masyarakat yang lebih rendah untuk bertindak lebih jauh, Dan musuh‑musuh berkomplot untuk membunuhnya pada waktu ia meninggalkan tempat perkumpulan. Akan tetapi malaikat kudus ada diantara orang banyak, sehingga salah seorang dari mereka dalam rupa manusia, memegang tangan hamba Tuhan itu, dan menuntunnya ke tempat aman dari khalayak ramai yang marah itu. Pekerjaannya belum selesai, dan Setan beserta antek‑anteknya merasa kecewa sebab maksud mereka tidak tercapai.
      Walaupun menghadapi banyak perlawanan, perhatian pada Pergerakan Advent terus bertambah. Dari puluhan dan ratusan jumlah para pengikut telah bertumbuh menjadi beberapa ribu. Mereka memasuki berbagai gereja. Tetapi setelah beberapa lama roh perlawanan ditunjukkan kepada orang‑orang yang bertobat ini. Dan gereja‑gereja itu mulai mengambil tindakan disiplin terhadap mereka yang telah menerima pandangan‑pandangan Miller. Tindakan ini menimbulkan respons dari pena Miller, sehingga dalam sebuah amanat kepada orang‑orang Kristen dari semua oraganisasi gereja, ia mengajak untuk menunjukkan kesalahan ajaran‑ajarannya dari Alkitab, kalau ada.
      "Apakah yang kami sudah percayai," katanya, "yang tidak diperintahkan oleh firman Allah untuk dipercayai, yang kamu sendiri izinkan, adalah ukuran dan satu‑satunya ukuran iman dan perbuatan kita? Apakah yang telah kami lakukan sehingga mengundang celaan keras terhadap kami dari mimbar dan pers, dan memberikan alasan bagimu untuk mengucilkan kami (orang‑orang Advent) dari gereja‑gereja dan persekutuan‑persekutuanmu?"  "Jikalau kami salah, mohon tunjukkan kesalahan kami. Tunjukkanlah kepada kami dari firman Allah bahwa kami salah. Kami sudah mendapat cukup banyak ejekan yang tidak dapat membuktikan kesalahan kami. Hanya firman Allah saja yang dapat mengubah pandangan kami. Kesimpulan kami telah dibuat dengan berhati‑hati dan dengan doa, setelah kami melihat bukti‑bukti di dalam Alkitab." ‑‑  Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 250,252.
      Dari zaman ke zaman amaran‑amaran yang dikirimkan Allah ke dunia ini oleh perantaraan hamba‑hamba‑Nya telah diterima dengan ketidakpercayaan. Ketika kejahatan orang‑orang sebelum air bah menggerakkan Allah untuk mendatangkan air bah ke dunia ini, pertama‑tama Ia memberitakan makud‑Nya kepada mereka, agar mereka mempunyai kesempatan berbalik dari jalan‑jalannya yang jahat. Selama seratus dua puluh tahun disampaikan ke telinga mereka amaran untuk bertobat, supaya jangan murka Allah dinyatakan dalam kebinasaan mereka. Tetapi pekabaran itu bagaikan cerita dongeng saja kepada mereka, dan mereka tidak mau percaya. Dikeraskan oleh kejahatan mereka, mereka mengolok‑olok pesuruh Allah, menganggap remeh pekabaran mereka. Bahkan menuduh berkata lancang dan semena‑mena. Betapa beraninya Nuh berdiri teguh menghadapi semua orang‑orang besar dunia! Jikalau pekabaran Nuh benar, mengapa seluruh dunia tidak melihatnya dan mempercayainya? Pernyataan seorang melawan hikmat ribuan orang. Mereka tidak menghargai amaran itu atau mencari perlindungan di dalam bahtera.


      Para pengolok menunjuk kepada perkara‑perkara di alam ‑‑  keadaan musim yang tidak berubah, ke langit biru yang tidak pernah menurunkan hujan, ke ladang yang hijau yang disegarkan oleh embun malam ‑‑  dan mereka berseru, "Bukankah ia mengatakan perumpamaan?"  Dengan sikap memandang rendah, mereka mengatakan pengkhotbah kebenaran itu sebagai penggemar liar, yang terlalu bersemangat. Dan selanjutnya mereka terus mengolok‑olok, lebih bersemangat dalam jalan‑jalannya yang jahat daripada sebelumnya. Tetapi ketidakpercayaan mereka tidak menghalangi peristiwa yang sudah diramalkan sebelumnya. Sudah lama Allah bersabar dengan kejahatan mereka, dan memberikan cukup kesempatan untuk pertobatan mereka. Tetapi pada waktu yang ditentukan penghakiman‑Nya akan dilaksanankan atas orang‑orang yang menolak kemurahan‑Nya.
      Kristus menyatakan bahwa akan ada orang‑orang seperti itu yang tidak percaya kepada kedatangan‑Nya yang kedua kali. Sebagaimana orang‑orang pada zaman Nuh, "mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak," kata Juru Selamat, "pada kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:39). Bilamana orang‑orang yang mengaku umat Allah bersatu dengan dunia ini, hidup sebagaimana orang dunia hidup, dan bersekutu dengan mereka dalam kesenangan dunia yang dilarang; bilamana kemewahan dunia menjadi kemewahan gereja, bilamana lonceng pernikahan berbunyi, dan semua melihat ke masa depan ke tahun‑tahun kemakmuran duniawi ‑‑ kemudian, tiba‑tiba pada waktu kilat memancar dari langit, akan datang akhir dari impian dan pengharapan mereka yang menyesatkan itu.
      Sebagaimana Allah mengirimkan hamba‑Nya untuk mengamarkan dunia mengenai air bah yang akan datang, demikianlah Ia mengirimkan jurukabar‑jurukabar pilihan‑Nya untuk memberitakan dekatnya penghakiman terakhir. Dan sebagaimana orang‑orang pada zaman Nuh mentertawakan ramalan‑ramalan para pendeta kebenaran, demikianlah juga pada zaman Miller, banyak, bahkan yang mengatakan dirinya umat Allah, mencemoohkan kata‑kata amaran.
      Dan mengapa doktrin dan khotbah mengenai kedatangan Kristus kedua kali tidak mendapat sambutan dari gereja‑gereja? Sementara kepada orang jahat kedatangan Tuhan itu membawa malapetaka dan kehancuran, tetapi bagi orang benar kedatangan Tuhan itu adalah sukacita dan pengharapan. Kebenaran agung ini telah menjadi penghiburan bagi umat‑umat Allah yang setia sepanjang zaman. Mengapa hal itu menjadi "batu sandungan"  dan "batu penghalang" kepada orang‑orang yang mengaku Allah? Tuhan kita sendirilah yang menjanjikan kepada murid‑murid‑Nya, "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat‑Ku." (Yoh. 14:3). Juru Selamat yang berbelas kasihan itulah yang memerintahkan malaikat‑malaikat‑Nya untuk menghibur mereka dengan kepastian bahwa Ia akan datang kembali secara pribadi sebagaimana Ia pergi ke Surga itu, karena Ia telah mengantisipasi penderitaan dan kesedihan yang akan dialami pengikut‑pengikut‑Nya.  Sementara murid‑murid itu menatap ke langit dengan sungguh‑sungguh untuk melihat kilasan terakhir Dia yang mereka kasihi, perhatian mereka diganggu oleh kata‑kata, "Hai kamu orang‑orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kisah 1:11). Pengharapan mereka disegarkan oleh pekabaran malaikat itu. Murid‑murid itu "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah." (Luk. 24:52,53). Mereka tidak bersukacita karena Yesus telah dipisahkan dari mereka, dan dibiarkan bergumul dengan pencobaan dan penggodaan dunia ini, tetapi oleh karena jaminan kepastian yang diberikan oleh malaikta bahwa Ia akan datang kembali.
      Pengumuman atau pemberitahuan tentang kedatangan Kristus seharusnya menjadi kabar baik dan kabar kesukaan besar sebagaimana yang pernah dikabarkan malaikat‑malaikat kepada para gembala di Betlehem. Mereka yang mengasihi Juru Selamat dengan sungguh‑sungguh tidak bisa tidak akan menyambut dengan kesukaan pemberitahuan yang terdapat di dalam firman Tuhan, bahwa Ia yang menjadi pusat pengharapan hidup kekal, akan datang kembali, bukan untuk dihinakan, dibenci dan ditolak seperti pada waktu kedatangan‑Nya yang pertama, tetapi dengan kuasa dan kemuliaan untuk menebus umat‑Nya. Hanya mereka yang tidak mengasihi Yesus Juru Selamat saja yang ingin supaya Ia jangan datang. Tidak ada lagi bukti yang paling meyakinkan  bahwa gereja telah memisahkan diri dari Allah daripada permusuhan dan gangguan yang ditimbulkan oleh pekabaran yang dikirim dari Surga ini.


      Mereka yang menerima doktrin kedatangan Kristus, telah digerakkan kepada pertobatan dan merendahkan diri di hadapan Allah. Banyak yang telah lama ragu‑ragu antara Kristus dan dunia ini. Sekarang mereka merasa sudah waktunya mengambil suatu pendirian yang tegas. "Perkara‑perkara kekal yang diberikan kepada mereka adalah realitas yang tidak biasa. Surga didekatkan kepada mereka sehingga mereka merasa bersalah dihadapan Allah."  ‑‑  Bliss, "Memoirs of Wm. Miller,"  p. 146. Orang‑orang Kristen didorong menghidupkan kehidupan kerohanian yang baru. Mereka dibuat merasakan bahwa waktunya sudah singkat sehingga apa yang mereka harus lakukan kepada sesama manusia harus dilakukan dengan segera. Dunia mundur, kekekalan tampaknya terbuka dihadapan mereka, dan jiwa dengan segala yang berkaitan dengan kebahagiaan dan laknat kekal, dirasakan mengatasi setiap perkara‑perkara sementara atau fana. Roh Allah turun ke atas mereka, dan memberikan kuasa kepada mereka untuk mengajak saudara‑saudara mereka, demikian juga orang‑orang berdosa supaya bersedia kepada hari Allah itu. Kesaksian diam‑diam kehidupan mereka setiap hari merupakan teguran yang terus menerus kepada anggota‑anggota gereja yang sungguh‑sungguh maupun yang tidak sungguh‑sungguh. Mereka ini tidak mau diganggu oleh usaha‑usaha mencari kepelesiran, usaha‑usaha mencari uang dan ambisi mendapatkan kehormatan dunia. Oleh karena itu permusuhan dan perlawanan bangkit melawan iman Advent dan mereka yang menyiarkannya.
      Oleh karena argumentasi mengenai masa nubuatan kelihatannya tidak tergoyahkan, maka para penentang berusaha untuk menghalangi dan menghentikan penelitian masalah itu dengan mengajarkan bahwa nubuatan‑nubuatan itu dimeteraikan. Dengan demikian Protestan mengikuti langkah‑langkah pengikut Roma. Sementara gereja kepausan melarang memberikan Alkitab (Lihat Lampiran) kepada orang‑orang, gereja‑gereja  Protestan menyatakan bahwa bagian penting dari firman kudus itu ‑‑ dan bagian yang memunculkan kebenaran yang terutama sesuai dengan zaman kita ‑‑ tidak bisa dimengerti.
      Para pendeta dan orang awam menyatakan bahwa nubuatan‑nubuatan Daniel dan Wahyu adalah misteri yang tidak bisa dipahami. Tetapi Kristus mengarahkan murid‑murid‑Nya kepada kata‑kata nabi Daniel mengenai peristiwa‑peristiwa yang akan terjadi pada zaman mereka, dan berkata, "Para pembaca haruslah memperhatikannya." (Mat. 24:15). Dan pernyataan yang mengatakan bahwa Wahyu adalah suatu misteri, tidak bisa dimengerti, bertentangan dengan amanat judul buku itu sendiri: Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada‑Nya, supaya ditunjukkan‑Nya kepada hamba‑hamba‑Nya apa yang harus segera terjadi . . . . Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata‑kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." (Wah. 1:1‑3).
      Kata nabi itu, "Berbahagialah ia yang membacakan," ‑‑ karena ada yang tidak mau membaca, berkat itu bukan bagi mereka. "Dan mereka yang mendengarkan" ‑‑ karena juga ada sebagian orang yang menolak mendengarkan mengenai nubuatan‑nubuatan, sehingga berkat itu bukan bagi golongan manusia seperti itu. "Dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya" ‑‑ banyak yang menolak amaran‑amaran dan petunjuk‑petunjuk yang ada dalam buku Wahyu, tak seorangpun dari orang‑orang ini yang berhak menuntut berkat‑berkat yang dijanjikan itu. Semua orang yang menghina pokok‑pokok nubuatan, dan mengejek lambang‑lambang yang diberikan di sini dengan khidmat, semua yang menolak membaharui kehidupan mereka dan menyediakan diri bagi kedatangan Anak Manusia, tidak akan diberkati.
      Dengan memandang kepada kesaksian Ilham, begitu beraninya orang mengajarkan bahwa buku Wahyu itu adalah misteri, dan berada di luar jangkauan pengertian manusia. Itu adalah misteri yang dinyatakan, sebuah buku yang dibukakan. Pelajaran buku Wahyu akan menuntun pikiran kepada nubuatan‑nubuatan nabi Daniel, dan keduanya menyajikan petunjuk yang paling penting yang diberikan Allah kepada manusia mengenai peristiwa‑peristiwa yang akan terjadi menjelang penutupan sejarah dunia ini.
      Kepada Yohanes telah dibukakan pemandangan mengenai peristiwa‑peristiwa yang menggetarkan dan mengharukan dalam pengalaman gereja. Ia melihat kedudukan, bahaya, pertentangan dan kelepasan akhir dari umat‑umat Allah. Ia mencatat pekabaran terakhir yang mematangkan tuaian dunia, baik sebagai berkas‑berkas bagi lumbung surga maupun sebagai berkas‑berkas kayu bakar bagi api kehancuran. Pokok‑pokok masalah yang sangat penting telah dinyatakan kepadanya, terutama bagi gereja yang terakhir, agar mereka yang harus berbalik dari kesalahan kepada kebenaran boleh diberitahu mengenai mara bahaya dan pertentangan‑pertenatangan yang dihadapan mereka. Tak seorangpun perlu tinggal di dalam kegelapan dalam hubungannya dengan apa yang datang ke dalam dunia ini.
      Kalau begitu, mengapa kebodohan tentang bagian penting Alkitab itu  begitu merajalela dan meluas? Mengapa manusia pada umumnya enggan menyelidiki ajaran‑ajaran Alkitab? Itu adalah akibat dari usaha penguasa kegelapan, yang telah lama dipelajarinya, untuk menutupi dari manusia itu hal‑hal yang membukakan penipuannya. Untuk alasan inilah Kristus, Pewahyu itu, yang melihat terlebih dahulu peperangan melawan orang yang mempelajari buku Wahyu, mengumumkan berkat bagi semua orang yang membacakan, mendengarkan dan melakukan perkataan nubuat itu.

No comments:

Post a Comment