PEMBAHARU AMERIKA ‑‑
18
Seorang petani yang benar dan berhati
jujur, yang telah pernah meragukan otoritas ilahi Alkitab, namun yang dengan
sungguh‑sungguh ingin mengetahui kebenaran, adalah orang yang secara khusus
dipilih oleh Allah untuk memimpin pemberitaan kedatangan Kristus yang kedua
kali. Seperti kebanyakan pembaharu‑pembaharu lain, William Miller, pada
permulaan hidupnya berjuang melawan kemiskinan, dan dengan demikian memperoleh
pelajaran besar mengenai energi dan penyangkalan diri. Anggota‑anggota keluarga
darimana ia datang dikenal dengan roh mandiri, mencintai kebebasan, ketahanan
dan kesanggupan, dan patriotisme yang bersemangat ‑‑ sifat‑sifat yang juga
menonjol dalam tabiatnya. Ayahnya seorang kapten tentera Revolusi, dan
pembaharuan yang dilakukannya dalam perjuangan dan penderitaan selama masa
gawat, dapat ditelusuri dalam permulaan hidup Miller yang terbatas.
Ia mempunyai fisik yang sehat dan kuat,
dan bahkan pada masa kanak‑kanaknya telah ditunjukkan bahwa ia mempunyai kecerdasan
yang lebih dari biasa. Pada waktu ia beranjak dewasa, hal ini semakin nyata.
Pikirannya giat dan berkembang dengan baik. Ia haus akan pengetahuan. Meskipun
ia tidak memperoleh pendidikan tinggi, kecintaannya kepada pendidikan dan
kebiasaannya berpikir berhati‑hati dan berpikir kritis, membuatnya menjadi
seorang yang mempunyai pertimbangan yang sehat dan pandangan yang komprehensif.
Ia memiliki tabiat moral yang tanpa cacad cela, dan reputasi yang patut ditiru
orang lain dan umumnya ia dihormati oleh karena integritasnya, berhemat dan
kedermawanannya. Berkat tenaga dan penggunannya ia segera memperoleh keahlian,
walaupun tabiat suka belajarnya masih terus dipertahankan. Ia menduduki
berbagai jabatan sipil dan militer dengan reputasi baik. Jalan kepada kekayaan,
kemakmuran dan kehormatan tampaknya terbuka lebar baginya.
Ibunya adalah seorang wanita sejati yang
saleh, dengan demikian pada masa kanak‑kanaknya ia telah mendapat kesan agama.
Namun pada permulaan masa dewasa ia terjun ke dalam kelompok masyarakat
penganut apa yang dinamakan deisme ‑‑ suatu aliran kepercayaan yang mengakui
adanya Allah yang menciptakan dunia ini, akan tetapi sesudah itu tidak
memperdulikannya lagi, bahkan tidak memperhatikan manusia. Suatu kepercayaan
yang menyatakan bahwa akal pikiran sudah cukup untuk pengetahuan kebenaran,
dengan demikian menolak wahyu. ‑‑ Webster's New World Dictionary. Pengaruh deisme ini lebih kuat karena mereka
adalah warga negara yang baik, orang‑orang yang mempunyai sifat manusiawi dan
dermawan. Karena mereka tinggal di tengah‑tengah lembaga Kristen, tabiat mereka
sebagian besar dipengaruhi atau dibentuk oleh keadaan sekeliling. Mereka
berhutang budi kepada Alkitab atas keunggulan‑keunggulan yang memberikan
kehormatan dan kepercayaan kepada mereka. Namun karunia‑karunia ini
disalahgunakan untuk menimbulkan suatu pengaruh menentang firman Allah. Oleh
karena bergaul dengan orang‑orang ini, Miller telah dituntun untuk mengikuti
pendapat dan perasaan mereka. Tafsiran Alkitab menimbulkan kesulitan yang
tampaknya tak teratasi. Namun, kepercayaannya yang baru pada waktu
mengesampingkan Alkitab, tidak memberikan yang lebih baik sehingga membuatnya
tidak puas. Namun, ia terus berpegang kepada pandangan ini selama kira‑kira dua
belas tahun. Tetapi pada umur tiga puluh empat tahun, Roh Suci mempengaruhi
hatinya dengan keadaannya sebagai seorang berdosa. Ia tidak menemukan pada
kepercayaannya yang sebelumnya, suatu jaminan kebahagiaan di balik kematian.
Hari depan gelap dan suram. Merujuk kepada perasaannya pada waktu itu, ia
berkata,
"Pemusnahan adalah suatu pemikiran
yang dingin dan menakutkan, dan pertanggungjawaban adalah kebinasaan yang pasti
bagi semua orang. Langit tampak seperti kuningan di atas kepala saya, dan dunia
ini bagaikan besi di bawah kaki saya. Kekekalan ‑‑ apa itu? Dan kematian ‑‑ mengapa? Semakin saya
pikirkan, semakin tidak menentu kesimpulan saya. Saya mencoba berhenti
berpikir, tetapi pikiran saya tidak terkendalikan. Saya benar‑benar sengsara,
tetapi saya tidak mengerti apa sebabnya. Saya bersungut dan mengeluh, tetapi
tidak tahu mengenai siapa. Saya tahu bahwa ada sesuatu yang salah, tetapi saya
tidak tahu bagaimana dan dimana harus didapatkan yang benar. Saya berduka,
tetapi tanpa harapan."
Ia berada dalam keadaan ini selama
beberapa bulan. "Tiba‑tiba," katanya, "tabiat Juru Selamat
dengan jelas terkesan di dalam pikiran saya. Tampaknya ada satu oknum
yangbegitu baik dan bersimpati yang menghapuskan pelanggaran‑pelanggaran kita,
dan dengan demikian menyelamatkan kita dari menderita hukuman dosa. Dengan
segera saya rasakan betapa menyenangkan dan baik oknum yang seperti itu, dan
membayangkan bahwa saya dapat meletakkan diriku ke pangkuannya dan mengharap
kepada kemurahan orang seperti itu. Tetapi timbul pertanyaan, 'Bagaimana
membuktikan bahwa oknum seperti itu ada?'
Selain dari Alkitab, saya tidak menemukan bukti adanya Juru Selamat
seperti itu, atau bahkan di masa mendatang . . . .
"Saya melihat bahwa Alkitab
menunjukkan seorang Juru Selamat yang saya perlukan. Dan saya merasa susah dan
heran mengetahui bahwa buku yang telah diilhamkan dapat mengembangkan prinsi‑prinsip
yang sempurna yang disesuaikan kepada kebutuhan dunia yang jatuh. Saya telah
didorong untuk mengakui bahwa Alkitab itu adalah wahyu penyataan Allah. Buku
ini menjadi kesukaan saya, dan di dalam Yesus saya menemukan seorang sahabat.
Juru Selamat bagiku menjadi yang terutama dari selaksa. Dan Alkitab, yang
sebelumnya gelap dan bertentangan, sekarang menjadi lampu pada kakiku dan
terang bagi jalanku. Pikiran saya menjadi tenang dan merasa puas. Saya
menemukan Allah menjadi Batu Karang di tengah‑tengah lautan kehidupan. Alkitab
sekarang menjadi pelajaranku yang utama, dan benar‑benar saya bisa mengatakan
bahwa saya menyelidikinya dengan sukacita. Saya menemukan bahwa setengahnya
belum pernah saya dengar. Saya kagum mengapa saya belum pernah melihat
keindahan dan kemuliaannya sebelumnya, dan heran bahwa saya pernah menolaknya.
Saya menemukan segala sesuatu yang dinyatakan adalah yang diinginkan hatiku dan
yang menjadi obat bagi setiap penyakit jiwa. Saya kehilangan minat untuk
membaca buku‑buku lain, dan mencurahkan hati saya untuk memperoleh hikmat dari
Allah." ‑‑ Bliss, S., "Memoirs of Wm.
Miller," pp.65‑67.
Miller mengakui di depan umum imannya
dalam agama yang pernah dibencinya. Tetapi rekan‑rekannya yang tidak percaya
kepada Allah tidak berlambatan mengajukan semua argumentasi yang ia sendiri
sudah sering lancarkan melawan otoritas ilahi Alkitab. Ia belum bersedia
menjawab mereka. Tetapi ia berpikir, bahwa jika Alkitab adalah wahyu dari
Allah, maka ia harus sesuai dengan dirinya sendiri, dan oleh karena Alkitab itu
diberikan untuk mengajar manusia, maka ia harus sesuai dengan pengertiannya. Ia
memutuskan untuk mempelajari Alkitab untuk dirinya sendiri, dan memastikan
kalau‑kalau setiap kotradiksi atau pertentangan tidak bisa diselaraskan.
Dengan mengesampingkan semua pendapat dan
komentar‑komentar, ia membandingkan buku dengan buku dengan bantuan referensi‑referensi
pada tepi halaman‑halaman buku dan konkordans. Ia belajar dengan cara teratur
dan sistematis. Ia mulai dengan buku Kejadian, membaca ayat demi ayat. Ia tidak
perlu terburu‑buru mempelajarinya sampai arti beberapa paragraf terungkap
sehingga dengan demikian ia tidak malu. Bilamana ia menemukan sesuatu yang
tidak jelas, kebiasaannya ialah membandiungkan ayat dengan ayat lain yang
tampaknya ada hubungan dengan masalah yang dipertimbangkan. Setiap kata
dibiarkan mempunyai kedudukannya yang sebenarnya pada pokok masalah dalam ayat
itu, dan jika pandangannya sesuai dengan paragraf tambahan, maka tidak ada lagi
kesulitan. Dengan demikian, bilamana ia menemukan paragraf yang sulit
dimengerti, maka ia menemukan keterangan di bagian‑bagian lain Alkitab.
Sementara ia belajar dengan doa yang sungguh‑sungguh untuk penerangan ilahi,
maka yang dulunya gelap kepada pengertiannya dibuat menjadi terang dan jelas.
Ia mengalami kebenaran kata‑kata pemazmur, "Bila tersingkap firman‑firman‑Mu
memberi terang, memberi pengertian kepada orang‑orang bodoh." (Maz.
119:130).
Dengan kemauan yang sungguh‑sungguh ia
mempelajari buku‑buku Daniel dan Wahyu, dengan menggunakan prinsip penafsiran
yang sama seperti pada buku‑buku lainnya, dan ia dapati bahwa lambang‑lambang
dapat dimengerti. Ia melihat bahwa nubuatan‑nubuatan yang sebegitu jauh telah
digenapi, telah digenapi secara harafiah atau secara sesungguhnya. Bahwa semua
angka, kiasan‑kiasan, perumpamaan‑perumpamaan, ibarat dan sebagainya,
dijelaskan baik dalam hubungannya yang langsung maupun istilah dimana ia
dinyatakan, diartikan dalam buku‑buku lain, dan dengan demikian bilamana
diterangkan, akan dimengerti secara literal atau harafiah. "Dengan
demikian saya merasa puas, " katanya, " bahwa Alkitab itu adalah
sebuah sistem kebenaran yang sudah dinyatakan, yang diberikan dengan jelas dan
sederhana, sehingga para musafirpun tidak akan salah mengertinya walaupun ia
bodoh." ‑‑ Bliss, "Memoirs of
Wm. Miller," p. 70. Mata rantai
demi mata rantai kebenaran berhasil dihubungkannya, sementara langkah demi
langkah ia telusuri garis‑garis nubuatan. Malaikat‑malaikat Surga memimpin
pikirannya, dan membukakan pengertian kepada Alkitab.
Dengan mengetahui cara nubuatan‑nubuatan
digenapi di masa lampau, sebagai kriteria untuk menilai penggenapan nubuatan di
masa yang akan datang, ia menjadi merasa puas bahwa dengan pandangan umum
pemerintahan rohani Kristus ‑‑ masa seribu tahun sebelum akhir dunia ‑‑ tidak
didukung oleh firman Allah. Ajaran ini yang menunjukkan adanya masa seribu
tahun yang penuh kebenaran dan kedamaian sebelum kedatangan Tuhan secara
pribadi, telah menjauhkan teror hari Allah. Meskipun ajaran itu menyenangkan,
tetapi itu bertentangan dengan ajaran Kristus dan rasul‑rasul‑Nya, yang
menyatakan bahwa gandum dan lalang tumbuh bersama sampai waktu menuai, yaitu
akhir dunia ini (Ma. 13:30), bahwa orang jahat dan penipu akan bertambah jahat,
bahwa "pada hari‑hari terakhir akan datang masa yang sukar" (2Tim.
3:13,1) dan bahwa kerajaan kegelapan akan terus berlangsung sampai kedatangan
Tuhan, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut‑Nya, dan akan
memusnahkannya, pada waktu Ia datang kembali. (2 Tes. 2:8).
Ajaran atau doktrin tentang pertobatan
dunia dan pemerintahan Kristus secara rohani tidak dianut oleh gereja pada
zaman rasul‑rasul. Pada umumnya ajaran tidak diterima oleh orang‑orang Kristen
sampai pada permulaan abad ke delapan belas. Seperti setiap kesalahan yang
lain, ajaran itu mengakibatkan kejahatan. Doktrin itu mengajarkan kepada
manusia untuk memandang jauh ke depan kepada kedatangan Tuhan. Hal ini
menyebabkan mereka tidak memperhatikan tanda‑tanda yang memberitakan kedatangan‑Nya
yang mendekat. Ini menimbulkan rasa yakin dan aman yang tidak berdasar, hal ini
menuntun banyak orang melalaikan persiapan yang diperlukan untuk bertemu dengan
Tuhan.
Miller menemukan bahwa kedatangan Kristus
secara pribadi dan secara harafiah diajarkan di dalam Alkitab dengan jelas dan
sederhana. Rasul Paulus berkata, "Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu
pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari Surga." (1 Tes. 4:16,17). Dan Juru Selamat
menyatakan, "Mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan‑awan
di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan‑Nya." "Sebab sama seperti kilat memancar dari
sebelah Timur dan memancarkan cahayanya sampai ke Barat, demikian pulalah kelak
kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:30,27). Ia akan disertai oleh seluruh
malaikat Surga. "Anak Manusia datang dalam kemuliaan‑Nya dan semua
malaikat bersama dengan Dia." (Mat. 25:31). "Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat‑malaikat‑Nya
dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan
orang‑orang pilihan‑Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu
ke ujung langit yang lain." (Mat. 24:31).
Pada kedatangan‑Nya orang benar yang
sudah meninggal akan dibangkitkan, dan orang benar yang masih hidup akan
diubahkan. "Kita tidak akan mati semuanya, " kata Rasul Paulus,
"tetapi kita semuanya akan diubahkan dalam sekejap mata, pada waktu bunyi
nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang‑orang mati akan
dibangkitkan dalam keadaan yang tidak bisa binasa dan kita semua akan diubah.
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang
dapat mati harus mengenakan yang tidak dapat mati." ( 1 Kor. 15:51‑53).
Dan dalam suratnya kepada orang Tesalonika, setelah menerangkan kedatangan
Tuhan, ia berkata, "Mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu
bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama‑sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah
kita akan selama‑lamanya bersama=sama dengan Tuhan." (1 Tes. 4:16,17).
Umat Tuhan akan menerima kerajaan pada
waktu kedatangan Kristus secara pribadi. Juru Selamat berkata, "Apabila
Anak Manusia datang dalam kemuliaan‑Nya dan semua malaikat bersama‑sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan‑Nya. Lalu semua bangsa
akan dikumpulkan di hadapan‑Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada
seorang sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan
menempatkan domba‑domba di sebelah kanan‑Nya dan kambing‑kambing di sebelah
kiri‑Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan‑Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa‑Ku, terimalah kerajaan yang disediakan
bagimu sejak dunia dijadikan." (Mat. 25:31‑34). Kita melihat dari ayat
yang baru saja diberikan bahwa apabila Anak Manusia datang, yang mati
dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan yang masih hidup
diubahkan. Dengan perobahan besar ini mereka dipersiapkan untuk menerima
kerajaan, karena Rasul Paulus berkata, "Daging dan darah tidak mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalamm
apa yang tidak binasa." ( 1 Kor. 15:50). Manusia dalam keadaannya yang
sekarang adalah mati dan dapat binasa. Tetapi kerajaan Allah tidak dapat binasa
dan akan bertahan selama‑lamanya. Oleh sebab itu, manusia dalam keadaannya yang
sekarang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Akan tetapi bilamana Yesus
datang, Ia akan menganugerahkan peri yang tidak binasa kepada umat‑Nya. Dan
sesudah itu Ia menyuruh mereka mewarisi kerajaan yang baru. Sejak itulah mereka
menjadi ahli waris.
Ayat ini dan ayat‑ayat lain dengan jelas
membuktikan kepada pikiran Miller bahwa peritiwa‑peristiwa yang diharapkan
terjadi sebelum kedatangan Kristus, seperti pemerintahan damai secara universal
dan berdirinya kerajaan Allah di dunia ini, adalah terjadi sesudah kedatangan
Kristus yang kedua kali. Lebih jauh, semua tanda‑tanda zaman dan keadaan dunia
akan sesuai dengan keterangan nubuatan tentang akhir zaman. Dengan mempelajari
Alkitab saja, ia dipaksa untuk mengambil kesimpulan bahwa waktu yang diberikan
untuk kelangsungan dunia dalam keadaannya yang sekarang ini sudah hampir
berakhir.
"Bukti lain yang sangat mempengaruhi
pikiran saya," katanya, "adalah urutan waktu dalam Alkitab . . . .
Saya menemukan bahwa peristiwa‑peristiwa yang diramalkan terjadi, yang telah digenapi pada waktu yang lalu,
sering terjadi pada waktu yang sudah ditetapkan. Masa seratus dua puluh tahun
dalam air bah (Kej. 6:3), tujuh hari sebelumnya, dengan empat puluh hari
lamanya, hujan yang diramalkan (Kej. 7:4), empat ratus tahun pengembaraan benih
Abraham (Kej. 15:13), tiga hari mimpi juru minuman dan juru makanan (Kej. 40:12‑20),
tujuh tahun Firaun (Kej. 41:28‑54); empat puluh tahun di padang belantara (Bil.
14:34), tiga setengah tahun bala kelaparan (1 Raja 17:1): ‑‑ Lihat Lukas 4:25);
. . . tujuh puluh tahun perhambaan (Yer.
25:11), tujuh tahun Nebukadnezar (Dan. 4:13‑16), dan tujuh minggu, enam puluh
dan dua minggu, dan satu minggu, menjadikan tujuh puluh minggu, ditentukan bagi
bangsa Yahudi (Dan. 9:24‑27) ‑‑
peristiwa‑peristiwa yang dibatasi oleh waktu‑waktu ini yang pada suat
waktu hanyalah merupakan perkara nubuatan, kemudian telah digenapi sesuai
dengan ramalannya." ‑‑ Bliss,
"Memoirs of Wm. Miller," pp. 74,75.
Oleh sebab itu, bilamana ia menemukan
dari pelajaran Alkitab berbagai urutan waktu yang, menurut pengertiannya,
berlanjut terus kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, ia tidak bisa
berbuat apa‑apa kecuali menganggapnya sebagai "masa sebelum
ditetapkan," yang telah dinyatakan Allah kepada hamba‑hamba‑Nya. "Hal‑hal
yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal‑hal yang dinyatakan
ialah bagi kita dan anak‑anak kita sampai selama‑lamanya," kata Musa. (Ul.
29:29). Dan Tuhan menyatakan melalui nabi Amos, bahwa "Tuhan Allah tidak
berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan‑Nya kepada hamba‑hamba‑Nya para
nabi," (Amos 3:7). Oleh sebab itu para pelajar firman Allah dapat dengan
pasti berharap akan menemukan peristiwa yang paling menakjubkan terjadi dalam
sejarah manusia yang dengan jelas ditunjukkan di dalam Alkitab.
"Setelah sepenuhnya saya
diyakinkan," kata Miller, "bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat"(2 Tim. 3:16), dan tidak pernah nubuat dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang‑orang berbicara atas
nama Allah (2 Pet. 1:21), dan 'segala sesuatu yang ditulis dahulu , telah
ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada
pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci' (Roma 15:4), maka
saya menganggap bahwa bagian‑bagian urutan‑urutan waktu di dalam Alkitab adalah
bagian dari firman Allah, dan sepatutnya mendapat perhatian kita yang sungguh‑sungguh
seperti bagian‑bagian Alkitab yang lain. Oleh sebab itu saya merasa bahwa usaha
untuk memahami apa yang dilihat Allah di dalam kemurahan‑Nya sesuai untuk
dinyatakan kepada kita, saya tidak berhak untuk melewatkan atau mengabaikan
periode‑periode nubuatan itu." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p.
75.
Nubuatan yang tampaknya paling jelas
menyatakan "waktu" kedatangan kedua kali itu ialah Daniel 8:14,
"Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu
akan disucikan dalam keadaan yang wajar." (disucikan). Dengan mengikuti
aturan yang dibuatnya yang membuat Alkitab itu penafsir sendiri, Miller
mengetahui bahwa satu hari dalam nubuatan simbolis melambangkan satu tahun
(Bil. 14:34; Yehez. 4:6). Ia melihat bahwa dua ribu tiga ratus hari nubuatan,
atau tahun secara harafiah, akan berlanjut jauh melampaui penutupan dispensasi
yang diberikan kepada orang Yahudi, dengan demikian itu tidak menunjuk kepada
kaabah pada masa dispensasi. Miller menerima pandangan yang umum diterima,
bahwa di zaman Kristen dunia ini adalah kaabah, dan oleh sebab itu dapat
dimengerti bahwa pemulihan dalam keadaan yang wajar (penyucian) kaabah yang
disebutkan sebelumnya dalam Daniel 8:14 menunjukkan pemulihan (penyucian) dunia
ini oleh api pada waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Jikalau,
kemudian, permulaan 2300 hari yang tepat dapat ditemukan, ia menyimpulkan,
bahwa kedatangan yang kedua kali itu akan dapat ditentukan. Dengan demikian
akan dinyatakan waktu kebinasaan besar, waktu bilamana keadaan sekarang dengan
"segala kesombongan dan kuasanya, pemborosan dan penyia‑nyiaan, kejahatan
dan penindasan akan berakhir," waktu bilamana kutuk akan dihapuskan dari
dunia ini, kematian dibinasakan, upah diberikan kepada hamba‑hamba Allah, para
nabi dan orang‑orang saleh, dan mereka yang takut akan nama‑Nya, dan mereka
yang membinasakan dunia akan dibinasakan."
‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm.
Miller," p. 76.
Dengan kesimpulan‑kesimpulan baru dan
lebih mendalam, Miller meneruskan memeriksai nubuatan‑nubuatan, baik siang
maupun malam, terus mempelajari apa yang sekarang tampaknya sangat penting dan
menarik perhatian. Dalam buku Daniel fatsal 18 ia menemukan petunjuk permulaan
masa 2300 hari itu. Dan malaikat Gabriel, walaupun diperintahkan untuk
memberikan pengertian kepada Daniel mengenai penglihatan itu, hanya memberikan
sebagian keterangan kepadanya. Pada waktu penganiayaan ngeri yang akan menimpa
gereja diungkapkan kepada penglihatan nabi, kekuatan fisiknya melemah. Ia tidak
dapat lagi menahannya, dan malaikat meninggalkannya untuk sementara waktu
lamanya. Daniel "pingsan dan sakit beberapa hari lamanya." Dan saya
sangat heran mengenai penglihatan itu," katanya, "tetapi tak
seorangpun memahaminya."
Tetapi Allah menyuruh utusan‑Nya,
malaikat Gabriel. "Buatlah orang ini memahami penglihatan itu."
Perintah ini harus digenapi. Dalam penurutannya, malaikat itu kembali kepada
Daniel beberapa saat kemudian, dan berkata, "Daniel, sekarang aku datang
untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti." "Jadi camkanlah
firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu." (Dan. 9:22,23). Ada satu
perkara penting dalam penglihatan fatsal delapan yang belum diungkapkan, yang
berhubungan dengan waktu, ‑‑ waktu 2300 hari. Oleh sebab itu malaikat itu dalam
meneruskan penjelasannya, terutama berkisar pada pokok waktu itu:
"Tujuh puluh kali tujuh masa telah
ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus . . . . Maka ketahuilah dan
fahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem dipulihkan dan
dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Yang Diurapi, seorang Raja,
ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu
akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi ditengah‑tengah
kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan
seorang Yang telah Diurapi, padahal tak ada salahnya apa‑apa . . . . Raja itu
akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali
tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban
sembelihan dan korban santapan."
Malaikat telah dikirimkan kepada Daniel
untuk menjelaskan kepadanya perkara yang belum dipahaminya dalam penglihatan
yang terdapat dalam fatsal delapan, yaitu yang menyangkut waktu, ‑‑
"sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu
akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Setelah menyuruh Daniel dengan
berkata, "Camkanlah firmAn itu dan perhatikanlah penglihatan itu,"
kata‑kata pertama malaikat itu ialah, "Tujuh puluh kali tujuh masa telah
ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus." Perkataan yang
diterjemahkan "ditetapkan" secara harafiah menyatakan
"dipotong." Tujuh puluh kali
tujuh masa yang menyatakan 490 tahun, dinyatakan oleh malaikat itu akan
"dipotong", terutama mengenai orang‑orang Yahudi. Tetapi dari apakah
waktu "dipotong"? Oleh karena hanya masa 2300 hari saja waktu yang
disebutkan dalam fatsal delapan, dengan demikian dari masa itulah waktu tujuh
puluh kali tujuh masa itu "dipotong." Oleh sebab itu yang tujuh puluh kali yujuh itu adalah bagian
dari 2300 hari, dan kedua masa ini haruslah bermula dari waktu yang sama. Yang
tujuh puluh kali tujuh masa itu dinyatakan oleh malaikat bermula dari keluarnya
perintah untuk memulihkan dan membangun kembali kota Yerusalem. Jika tanggal
keluarnya perintah ini dapat ditentukan, maka permulaan masa 2300 haripun akan
dapat ditentukan.
Perintah (dekrit) itu ditemukan dalam
buku Ezra fatsal yang ketujuh (Ezra 7:12‑26). Perintah itu dikeluarkan oleh
raja Artahsasta, raja Persia, pada tahun 457 SM (Sebelum Masehi), dalam
bentuknya yang paling lengkap. Tetapi di dalam Ezra 6:14 rumah Allah itu
dikatakan telah dibangun "menurut perintah Allah Israel dan menurut
perintah(dekrit) Koresy, Darius dan Artahsasta raja Persia." Ketiga raja ini, dalam membuat, memastikan
dan menyelesaikan dekrit itu, menyempurnaan sesuai dengan yang dituntut oleh
nubuatan untuk menandai permulaan masa 2300 tahun itu. Dengan mengambil tahun
457 SM tahun dekrit itu diselesaikan sebagai tahun perintah dikeluarkan, maka
setiap rincian nubuatan mengenai tujuh puluh kali tujuh masa itu kelihatannya
sudah digenapi.
"Dari saat perintah dikeluarkan
untuk memulihkan dan membangun kota Yerusalem sampai kepada kedatangan seorang
Yang Diurapi, seorang Raja, adalah tujuh kali tujuh masa, dan enam puluh dua
kali tujuh masa" ‑‑ yaitu 62 x 7
masa, atau 483 tahun. Dekrit Artahsasta mulai berlaku pada musim gugur tahun
457 SM. Dari saat ini dihitung 483 tahun kemudian akan mencapai musim gugur
tahun 27 TM (Tarikh Masehi). ‑‑ (Lihat Lampiran). Pada waktu itu nubuatan ini
digenapi. Perkataan "Mesias" menyatakan "Yang Diurapi."
Pada musim gugur tahun 27 TM, Kristus telah dibaptiskan oleh Yohanes, dan
menerima pengurapan Roh. Rasul Petrus menyaksikan bahwa "Allah mengurapi
Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa." (Kisah 10:38). Dan Juru Selamat
sendiri menatakan, "Roh Tuhan ada pada‑Ku oleh sebab Ia telah mengurapi
Aku, untuk menyampaikan kabar baik (Injil) kepada orang‑orang miskin."
(Lukas 4:18).
"Raja itu akan membuat perjanjian
itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa." "Tujuh masa" (satu minggu) di sini
ialah tujuh masa yang terakhir dari yang tujuh puluh kali satu masa itu. Itu
adalah tujuh tahun yang terakhir yang diberikan terutama kepada orang Yahudi.
Selama waktu ini, yaitu mulai dari tahun 27 TM sampai tahun 34 TM, Kristus
sendiri dan kemudian murid‑murid‑Nya, menyampaikan undangan Injil (kabar baik)
itu terutama kepada orang‑orang Yahudi. Pada waktu murid‑murid pergi
memberitakan kabar baik kerajaan itu, petunjuk Juru Selamat adalah,
"Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota
orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba‑domba yang hilang dari umat
Israel." (Mat. 10:5,6).
Pada pertengahan tujuh masa (minggu) itu
Ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan." Pada tahun 31
TM, tiga setengah tahun setelah Ia dibaptiskan, Tuhan kita Yesus Kristus
disalibkan. Dengan pengorbanan yang dipersembahkan di bukit Golgota, maka
berakhirlah sistem atau upacara perembahan yang selama empat ribu tahun telah
menunjuk kepada Anak Domba Allah. Lambang telah bertemu dengan yang dilambangkan,
dan semua korban sembelihan dan korban santapan dalam sistem upacara dengan
demikian sudah dihentikan.
Yang tujuh puluh kali tujuh masa atau 490
tahun, yang khusus disediakan bagi orang Yahudi, berakhir, sebagaimana kita
lihat, pada tahun 34 TM. Pada waktu itu, melalui tindakan Sanhedrin orang
Yahudi, bangsa itu memeteraikan penolakannya kepada kabar baik (Injil) dengan
mati syahidnya Stefanus dan penganiayaan atas pengikut‑pengikut Kristus. Sesudah itu kabar keselamatan tidak lagi
terbatas hanya kepada umat pilihan, telah diberikan kepada seluruh dunia. Murid‑murid
yang terpaksa melarikan diri dari kota Yerusalem oleh karena penganiayaan,
"menjelajahi seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi
ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang‑orang di
situ." (Kis. 8:4,5). Petrus dengan pimpinan ilahi membukakan Injil kepada
perwira pasukan Italia di Kaesarea, Kornelius, yang takut akan Tuhan. Demikian
juga Paulus yang penuh semangat, yang sudah percaya kepada Yesus, diutus untuk
membawa kabar kesukaan "jauh dari sini kepada bangsa‑bangsa lain."
(Kis. 22:21).
Sejauh ini setiap perincian nubuatan
digenapi dengan cara yang mengagumkan, dan permulaan tujuh puluh kali tujuh
masa itu tidak diragukan lagi, yaitu tahun 457 SM, dan berakhir pada tahun 34
TM. Dari data ini tidak sulit untuk mengetahui akhir dari masa 2300 hari. Tujuh
puluh kali tujuh masa ‑‑ 70 minggu, 490 hari ‑‑ dikurang dari 2300 hari,
tinggallah 1810 hari. Setelah 490 hari berakhir, yang 1810 hari lagi masih
harus digenapi. Dari tahun 34 TM., 1810 tahun itu berlanjut dan berakhir pada
tahun 1844. Sebagai hasilnya ialah bahwa masa 2300 hari yang disebutkan dalam
buku Daniel 8:14 itu berakhir pada tahun 1844. Pada akhir dari masa nubuatan
yang panjang ini, atas kesaksian malaikat Allah, "lalu tempat kudus itu
akan dipulihkan dalam keadaannya yang wajar." Jadi masa pemulihan tempat
kudus itu ‑‑ yang hampir secara universal dipercayai terjadi pada kedatangan
Kristus yang kedua kali ‑‑ telah dinyatakan dengan pasti.
Mula‑mula Miller dan rekan‑rekannya
percaya bahwa masa 2300 hari itu akan berakhir pada musim semi tahun 1844,
sedangkan nubuatan menunjuk kepada musim gugur pada tahun itu ‑‑ (Lihat
Lampiran). Kesalahan dalam memahami hal ini membawa kekecewaan dan kebingungan
kepada mereka yang telah menetapkan tanggal sebelumnya sebagai waktu kedatangan
Tuhan. Tetapi ini sama sekali tidak mempengaruhi kuatnya argumentasi yang
menunjukkan bahwa masa 2300 hari itu berakhir pada tahun 1844, dan peristiwa besar
yang menyatakan pemulihan tempat kudus harus terjadi. Ia mempelajari Alkitab,
sebagaimana kebiasaannya, untuk membuktikan bahwa masa‑masa itu adalah nubuatan
dari Allah. Miller pada mulanya sedikitpun tidak mengharapkan akan tiba kepada
kesimpulan seperti yang sekarang. Ia sendiri sulit mempercayai hasil
penelitiannya. Akan tetapi bukti Alkitab terlalu jelas dan tidak dapat
diabaikan.
Ia menghabiskan waktunya dua tahun untuk
mempelajari Alkitab, bilamana pada tahun 1818 ia mencapai suatu keyakinan yang
kuat bahwa dalam waktu kira‑kira 25 tahun Kristus akan datang untuk menebus
umat‑umat‑Nya. "Saya tidak perlu bicara," kata Miller, "mengenai
sukacita yang memenuhi hatiku sehubungan dengan masa depan yang menggembirakan,
atau kerinduan jiwa saya yang besar untuk turut ambil bagian dalam kesukaan
orang‑orang yang ditebus. Alkitab sekarang bagiku adalah buku baru. Buku itu
berisi pemikiran. Semua yang gelap, yang tersembunyi atau terselubung kepadaku
dalam pengajaran‑pengajarannya, telah lenyap dari pikiran saya dihadapan sinar
terang yang sekarang terbit dari lembaran‑lembarannya yang kudus. Dan ah,
betapa terang dan mulia kebenaran itu tampak! Semua kontradiksi dan yang tidak
tentu yang saya temukan sebelumnya di dalam Firman itu sekarang telah lenyap.
Dan walaupun ada banyak bagian yang saya belum merasa puas saya mengerti
sepenuhnya, namun begitu banyak terang yang memancar dari dalamnya untuk
menerangi pikiran saya yang gelap sebelumnya, sehingga saya merasakan kesukaan
dalam mempelajari Alkitab yang sebelumnya saya tidak sangka akan mendapat apa‑apa
dari pengajaran‑pengajarannya.' ‑‑
Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 76,77.
"Dengan keyakinan yang sungguh bahwa
peristiwa‑peristiwa penting yang diramalkan di dalam Alkitab akan digenapi
dalam waktu yang tidak lama, pertanyaan datang kepada saya dengan kuasa yang
besar mengenai kewajiban saya terhadap dunia ini sehubungan dengan kenyataan
yang telah mempengaruhi pikiran saya." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm.
Miller," p. 81. Ia merasa bahwa adalah kewajibannya untuk membagikan
kepada orang‑orang lain terang yang telah diterimanya. Ia memperkirakan akan
menemui perlawanan dari orang‑orang yang tidak beriman, tetapi merasa yakin
bahwa semua orang Kristen akan bersukacita dalam pengharapan akan bertemu dengan
Juru Selamat yang diakuinya dicintai. Kekuatirannya satu‑satunya ialah bahwa
dalam kesukaan mereka yang besar terhadap pengharapan kelepasan yang mulia itu,
yang segera akan terwujud, banyak akan menerima ajaran itu tanpa penyelidikan
Alkitab yang memadai dalam menyatakan kebenarannya. Oleh karena itu ia ragu‑ragu
untuk menyajikannya, kalau‑kalau ia salah dan menjadi alat penuntun yang salah
bagi orang lain. Oleh sebab itu ia meneliti dan mengkaji‑ulang bukti‑bukti yang
mendukung kesimpulan yang telah diambilnya, dan mempertimbangkan dengan hati‑hati
setiap kesulitan yang muncul dipikirannya. Ia menemukan bahwa keberatan‑keberatan
lenyap dihadapan terang firman Allah , seperti kabut dihadapan sinar matahari.
Ia telah menggunakan waktu selama lima tahun, dan ia telah sepenuhnya yakin
kebenaran posisinya.
Dan sekarang tugas membuat orang lain
mengetahui apa yang ia percayai begitu jelas diajarkan di dalam Alkitab, begitu
kuat mendorongnya dengan kekuatan yang baharu. "Ketika saya melakukan
pekerjaan saya," katanya, "selalu berdering di telinga saya,
'Pergilah dan beritakan kepada dunia ini mengenai bahaya mereka' Ayat ini
selalu datang kedalam pikiran saya, 'Kalau Aku berfirman kepada orang jahat:
Hai orang jahat, engkau pasti mati! ‑‑ dan engkau tidak berkata apa‑apa untuk
memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu
akan mati dalamkesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas
nyawanya daripadamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya
ia bertobat dari hidupnya, tetapi tidak mau bertobat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.' (Jehez. 33:8,9). Saya
merasa bahwa jikalau orang jahat berhasil diamarkan, maka banyaklah mereka yang
akan bertobat. Dan jikalau mereka tidak diamarkan, maka darah mereka akan
dituntut dari padaku." ‑‑ Bliss, p.
92.
Ia mengemukakan pandangannya secara
pribadi pada waktu ia mempunyai kesempatan, dan berdoa semoga ada dari pendeta
yang merasakan dorongan ini dan membaktikan diri mereka kepada penyebaran
pekabaran itu. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan keyakinan bahwa ia mempunyai
tugas pribadi untuk memberikan amaran itu. Kata‑kata ini selalu berbicara dalam
pikirannya, "Pergilah dan beritahukan kepada dunia. Dan mereka akan
dituntut dari padamu." Ia menunggu
sembilan tahun lamanya, dan beban itu masih menekan jiwanya, sampai akhirnya
pada tahun 1831 untuk pertama kali secara umum memberikan alasan‑alasan
imannya.
Seperti Elisa dipanggil sementara
membajak ladang, untuk menerima jubah pengabdian kepada tugas kenabian,
demikianlah William Miller dipanggil meninggalkan bajaknya dan membukakan
kepada orang‑orang rahasia kerajaan Allah. Dengan gemetar ia memasuki
pekerjaannya, menuntun pendengar‑pendengarnya langkah demi langkah, melalui
masa‑masa nubuatan kepada kedatangan Kristus yang kedua kali. Dalam setia usaha
ia memperoleh kekuatan dan keberanian sementara ia melihat perhatian yang
semakin meluas yang dibangkitkan oleh kata‑katanya.
Hanya atas permintaan saudara‑saudaranyalah,
yang dalam kata‑kata mereka ia mendengar panggilan Allah, maka Miller
menyetujui untuk memberitakan pandangan‑pandangannya di hadapan umum. Sekarang
ia berumur 50 tahun, tidak biasa berbicara di hadapan umum, dan dibebani dengan
perasaan tidak layak untuk mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya
Tetapi sejak pertama sekali pekerjaan‑pekerjaannya diberkati dengan cara yang
menakjubkan dalam penyelamatan jiwa‑jiwa. Ceramahnya yang pertama disusul oleh
kebangunan agama, dimana tiga belas keluarga seluruhnya bertobat kecuali dua
orang . Ia segera diminta untuk berbicara di tempat‑tempat lain, dan hampir di
setiap tempat pekerjaannya menghasilkan kebangunan pekerjaan Allah. Orang‑orang
berdosa ditobatkan, orang‑orang Kristen dibangunkan kepada pengabdian yang
lebih besar, dan pengikut‑pengikut deisme
dan yang tidak percaya kepada Tuhan telah dituntun mengakui kebenaran
Alkitab dan agama Kristen. Kesaksian mereka dimana ia bekerja adalah,
"Suatu tingkatan pemikiran dicapainya yang tidak dalam keadaan dipengaruhi
oleh orang‑orang lain." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," p. 138. Khotbahnya direncanakan untuk
membangunkan pikiran umum kepada perkara‑perkara besar agama dan membendung
pertumbuhan keduniawian dan hawa nafsu zaman.
Di hampir setiap kota ada puluhan, bahkan
di beberapa ada ratusan orang yang bertobat sebagai hasil khotbahnya. Di banyak
tempat gereja‑gereja Protestan dari
hampir semua denominasi terbuka lebar‑lebar baginya . Dan undangan untuk
bekerja biasanya datang dari pendeta‑pendeta beberapa organisasi agama atau
kongregasi. Adalah merupakan peraturannya untuk tidak bekerja di suatu tempat
kalau ia belum diundang untuk bekerja di tempat itu. Tetapi segera didapatinya
bahwa ia tidak bisa memenuhi hampir separuhpun dari permintaan yang datang
kepadanya.
Banyak di antara mereka yang tidak
menerima pandangannya mengenai waktu tepatnya kedatangan Kristus kedua kali,
telah diyakinkan mengenai pastinya dan dekatnya kedatangan Kristus, dan
perlunya persiapan. Di beberapa kota‑kota besar pekerjaannya menghasilkan kesan
yang mendalam. Penjual‑penjual minuman keras menutup usahanya dan menjadikan
toko‑tokonya menjadi ruang‑ruang pertemuan. Tempat‑tempat perjudian dibubarkan;
orang‑orang yang tidak percaya adanya Tuhan, pengikut‑pengikut deisme, kaum
universalis, dan bahkan orang‑orang yang paling tidak bermoral atau sampah
masyarakat telah dibaharui. Beberapa diantaranya sudah tidak memasuki
perbaktian selama bertahun‑tahun. Kumpulan‑kumpulan doa diadakan oleh berbagai
denominasi di berbagai tempat dan hampir setiap jam. Para pengusaha berkumpul
tengah hari untuk berdoa dan menyanyikan lagu puji‑pujian. Tidak ada
pemborosan, pikiran manusia dipengaruhi rasa khidmat. Pekerjaannya, seperti
para pembaharu dahulu, hanya untuk meyakinkan pengertian dan membangunkan serta
menggugah daripada sekedar membangkitkan emosi.
Pada tahun 1833 Miller menerima izin
untuk berkhotbah dari Garaja Baptis, dimana ia menjadi anggota. Banyak pendeta
gereja ini yang menyetujui pekerjaannya, dan adalah atas persetujuan mereka
sehingga ia meneruskan pekerjaannya. Ia bepergian dan berkhotbah tanpa henti,
walaupun sebenarnya tugasnya adalah terutama di New England dan Middle State.
Untuk selama bertahun‑tahun biaya‑biaya pekerjaannya seluruhnya ditanggung
sendiri. Ia tidak pernah menerima cukup uang untuk kebutuhan biaya perjalanan
ke tempat‑tempat kemana ia diundang. Dengan demikian pekerjaannya untuk umum,
jauh dari keuntungan uang, bahkan menjadi beban kepada harta miliknya yang
sudah semkin berkurang sepanjang hidupnya. Ia adalah seorang ayah dari keluarga
besar, tetapi oleh karena mereka adalah orang‑orang yang hemat dan rajin, maka
hasil ladangnya cukup untuk kebutuhan keluarganya dan kebutuhannya.
Pada tahun 1833, dua tahun sesudah Miller
mulai mengkhotbahkan bukti‑bukti kedatangan Kristus yang segera di depan umum,
tanda terakhir nampak yang dijanjikan oleh Juru Selamat sebagai tanda
kedatangan‑Nya yang kedua kali. Yesus berkata, "Bintang‑bintang akan
berjatuhan dari langit." (Mat. 24:29). Dan Yohanes dalam buku Wahyu
menyatakan, sementara ia memandang dalam penglihatan pemandangan yang
mendahului hari Allah, "Dan bintang‑bintang di langit berjatuhan ke atas
bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah‑buahnya yang mentah, apabila ia diguncang
angin kencang." (Wah. 6:13) Nubuatan ini memperoleh penggenapan yang nyata
dan mengesankan pada peristiwa besar hujan meteor pada tanggal 13 Nopember
1833. Itulah kejatuhan bintang yang paling besar dan paling hebat yang pernah
dicatat. "Seluruh cakrawala di atas seluruh Amerika Serikat, menyala
berpijar selama beberapa jam. Tidak pernah terjadi fenomena langit di negeri
ini sejak pendudukan yang pertama, yang dilihat dengan sangat kagum oleh
segolongan masyarakat atau dengan sangat takut dan gentar oleh golongan yang
lain." "Keagungan dan
keindahannya masih terus terkenang di banyak pikiran orang . . . . Belum pernah
hujan turun lebih lebat dari meteor‑meteor itu yang jatuh ke bumi ini. Ke
Timur, ke Bbarat, ke Utara dan ke Selatan sama saja. Pendek kata seluruh langit
tampak bergoyang . . . . Kejadian itu, sebagaimana dijelaskan di Journal Profesor Silliman, dilihat di seluruh Amerika
Utara . . . . Dari jam dua sampai terang pagi hari langit sangat terang dan cerah
tanpa berawan, suatu pertunjukan yang terus‑menerus kilauan cahaya bintang‑bintang
yang cemerlang terjadi di seputar langit."
‑‑ Devens, R.M., "American Progress; or The Greatest Event of the
Greatest Country," Ch. 28, ‑ars. 1‑5.
"Sungguh, tidak ada bahasa yang
dapat menggambarkan kemuliaan pertunjukan yang begitu indah; . . . tak
seorangpun yang tidak melihatnya dapat membentuk suatu gambaran yang memadai
dalam pikirannya mengenai kemuliaan periistiwa itu. Tampaknya bagaikan seluruh
langit berbintang berkumpul di suatu titik dekat zenith (puncak) dan secepat
kilat serta‑merta serentak memancar ke segala penjuru kaki langit. Tetapi tidak
habis‑habisnya ‑‑ ribuan meteor diikuti
ribuan meteor lainnya seolah‑olah semuanya itu diciptakan untuk kejadian
itu." ‑‑ Reed, F.
in the Christian Advocate Journal, 13 December 1833. " Suatu gambaran yang lebih tepat ialah
bagaikan sebatang pohon ara yang menggugurkan buahnya apabila dihembus angin
kencang. Tidak mungkin untuk memperhatikan seluruhnya." ‑‑ "The Old Countryman," in
Portland Evening Advenrtiser, 26
November 1833.
Dalam New York Journal of Commerce 14 November 1833, muncul sebuah artikel
panjang mengenai fenomena ajaib ini yang berisi pernyataan berikut, "Saya
pikir, tak seorang ahli filsafat atau sarjanapun yang menceriterakan atau
mencatat suatu kejadian seperti kejadian kemarin pagi. Seorang nabi
meramalkannya dengan tepat 1800 tahun yang lalu, jikalau kita mengalami
kesulitan untuk mengerti bahwa bintang‑bintang yang berjatuhan itu berarti
jatuhnya bintang‑bintang . . . dalam
satu‑satunya pengertian yang mungkin benar secara harafiah."
Demikianlah diperagakan tanda‑tanda
terakhir kedatangan‑Nya, mengenai mana Yesus menyuruh murid‑murid‑Nya,
"Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya
sudah dekat, sudah di ambang pintu." (Mat. 24:33). Setelah tanda‑tanda
ini, Yohanes melihat sebagai peristiwa besar berikut yang lainnya, langit
menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung, sementara bumi bergoncang,
gunung‑gunung dan pulau‑pulau bergeser dari tempatnya. Dan orang jahat yang
ketakutan berusaha melarikan diri dari hadirat Anak Manusia."(Wah. 6:12‑17).
Banyak yang menyaksikan jatuhnya bintang‑bintang
itu, memandangnya sebagai suatu berita penghakiman yang akan datang, ‑‑
"suatu jenis tanda yang mengerikan, tanda pendahuluan yang pasti, suatu
tanda penuh kemurahan dari hari besar yang menakutkan itu." ‑‑ "The Old Countyman" in Portland
Evening Advertiser, 26 Nopember 1833. Dengan demikian perhatian orang‑orang
ditujukan kepada kegenapan nubuatan, dan banyak dituntun untuk memperhatikan
amaran kedatangan‑Nya yang kedua kali.
Pada tahun 1840 kegenapan nubuatan yang
luar biasa yang lain menimbulkan perhatian yang luas. Dua tahun sebelumnya
Josiah Litch, salah seorang pendeta terkemuka yang mengkhotbahkan kedatangan
Kristus yang kedua kali, menerbitkan penjelasan buku Wahyu fatsal 9, yang
meramalkan kejatuhan Kekaisaran Ottoman. Menurut perhitungannya, kekuasaan ini
akan digulingkan "kira‑kira bulan Agustus 1840 TM." Dan hanya beberapa hari sebelum itu terjadi
ia menulis, "Setelah melewati periode pertama seratus limapuluh tahun,
yang digenapi secara tepat sebelum Deacozes naik takhta atas izin orang‑orang
Turki, dan bahwa yang tiga ratus sembilan puluh satu tahun, lima belas hari, yang
mulai pada penutupan periode pertama itu, akan berakhir pada tanggal 11 Agustus
1840, ketika Kekaisaran Ottoman di Konstantinopel diharapkan akan hancur. Dan
saya percaya bahwa hal ini akan terjadi demikian." ‑‑ Litch, Josiah,
article in Singns of the Times, and Expositor of Prophecy, 1 August 1840
Pada waktu yang ditentukan, Turki,
melalui duta‑dutanya, menerima perlindungan dari kekuasaan Eropa yang
bersekutu. Dengan demikian menempatkan dirinya di bawah pemngawasan bangsa‑bangsa
Kristen. Peristiwa ini benar‑benar menggenapi ramalan. ‑‑ (Lihat Lampiran).
Pada waktu berita ini diketahui orang‑orang, orang‑orang banyak diyakinkan
mengenai tepatnya prinsip‑prinsip penafsiran nubuatan yang dianut oleh Miller
dan rekan‑rekannya. Dan motivasi yang kuat telah diberikan kepada Pergerakan
Advent. Orang‑orang yang berpendidikan dan yang berpangkat bersatu dengan
Miller, baik dalam mengkhotbahkan maupun menyiarkan pandangan‑pandangannya. Dan
dari tahun 1840 sampai 1844 pekerjaan ini meluas dengan cepat
William Miller memiliki mental yang kuat,
disiplin berpikir dan belajar. Dan ia menambahkan hikmat Surga, dengan
menghubungkan dirinya kepada Sumber Hikmat itu. Ia adalah seorang bernilai
luhur, yang layak mendapat penghargaan dan kepercayaan dimana integritas tabiat
dan kesempurnaan moral dinilai. Dengan mempersatukan keramah‑tamahan dengan
kerendahan hati Kristen dan pengendalian diri, ia menjadi seorang yang menaruh
perhatian dan sopan santun kepada semua oerang, siap sedia mendengar pendapat
orang‑orang lain, dan mempertimbangkan argumen‑argumen mereka. Tanpa nafsu
amarah atau emosi yang meluap, ia menguji setiap teori dan ajaran dengan firman
Allah. Dan pertimbangannya yang matang dan pengetahuan Alkitabnya yang
menyeluruh menyanggupkannya untuk membuktikan dan menelanjangi kesalahan.
Namun, pelaksanaan pekerjaannya bukan
tanpa perlawanan berat. Sebagimana dengan para Pembaharu terdahulu, kebenaran‑kebenaran
yang disajikannya tidak diterima dengan baik oleh guru‑guru agama. Karena orang‑orang
ini tidak dapat mempertahankan pendapat mereka dengan Alkitab, mereka terpaksa
menggunakan sebutan‑sebutan dan ajaran‑ajaran manusia dan tradisi para leluhur
mereka. Tetapi hanya firman Allah satu‑satunya kesaksian yang diterima oleh
pengkhotbah‑pengkhotbah kebenaran kedatangan Kristus itu. Semboyan mereka
adalah, "Alkitab dan hanya Alkitab." Karena kurangnya argumentasi
Alkitab di pihak lawan, maka lawan mereka menggunakan ejekan dan cemoohan.
Mereka mengunakan waktu, sarana dan kecakapan untuk menfitnah mereka yang
memandang dengan sukacita kembalinya Tuhan mereka, dan yang berusaha
menghidupkan kehidupan yang saleh, dan yang mengajak orang‑orang lain untuk
bersedia menyambut kedatangan‑Nya.
Usaha‑usaha keras dilakukan untuk
mengalihkan pikiran orang‑orang dari pokok masalah, yaitu kedatangan Kristus
kedua kali. Dibuatlah merupakan suatu dosa sesuatu yang orang‑orang harus malu,
jika seseorang mempelajari nubuatan yang berhubungan kepada kedatangan Kristus
dan kesudahan alam. Dengan demikian pelayanan Injil populer merusak iman dalam
firman Allah. Ajaran‑ajaran mereka menjadikan orang‑orang tidak percaya kepada
Allah, dan banyak orang berani berjalan menurut hawa nafsu orang‑orang tak
beriman. Dan kemudian sumber segala kejahatan itu menuduhkan semua keadaan ini
kepada orang‑orang Avent.
Walaupun Miller berhasil menarik begitu
banyak pendengar dari kalangan cendekiawan dan orang‑orang yang berminat, namun
nama Miller jarang disebut oleh pers agama kecuali yang berisi ejekan atau
celaan. Orang‑orang yang tidak perduli dan yang tidak beriman, diberanikan oleh
guru‑guru agama memberikan julukan penghinaan yang merendahkan dengan ucapan‑ucapan
hujatan jenaka, dalam usahanya mereka memberikan makian kepadanya dan kepada
pekerjaannya. Orang sudah berambut putih ini, yang sudah meninggalkan rumahnya
yang nyaman dan bepergian atas biaya sendiri dari kota ke kota, dari desa ke
desa, bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa henti untuk menyampaikan amaran
penghakiman yang sudah dekat kepada dunia ini, telah ditolak dengan cemoohan
sebagai seorang fanatik, seorang pembohong, seorang bangsat, penipu yang
berspekulasi.
Ejekan, kepalsuan, dan penghinaan yang
dilemparkan kepadanya menimbulkan kemarahan dan protes keras dari pers sekular.
"Memperlakukan seseorang yang agung dan yang berakibat menakutkan,"
dengan sewenang‑wenang dan secara kotor, dinyatakan oleh orang duniawi sebagai
"bukan saja sekedar lelucon kepada perasaan para pencetus dan
pelaksananya," tetapi "membuat lelucon terhadap hari penghakiman, mengejek
Ilahi sendiri, dan menghina serta memandang rendah penghakiman‑Nya yang
mengerikan itu." ‑‑ Bliss,
"Memoirs of Wm. Miller," p. 183.
Penghasut dan semua biang keladi semua
kejahatan bukan saja berusaha menangkal pengaruh pekabaran Advent, tetapi
membinasakan jurukabar‑jurukabar itu sendiri. Miller membuat penerapan
kebenaran Alkitab itu secara praktis ke dalam hati para pendengarnya, menegor
dosa‑dosa mereka dan mencegah rasa berpuas diri mereka; dan kata‑katanya yang
sederhana dan menusuk menimbulkan rasa permusuhan. Perlawanan yang dinyatakan
oleh anggota‑anggota jemaat kepada pekabarannya, memberanikan hati golongan
masyarakat yang lebih rendah untuk bertindak lebih jauh, Dan musuh‑musuh
berkomplot untuk membunuhnya pada waktu ia meninggalkan tempat perkumpulan.
Akan tetapi malaikat kudus ada diantara orang banyak, sehingga salah seorang
dari mereka dalam rupa manusia, memegang tangan hamba Tuhan itu, dan
menuntunnya ke tempat aman dari khalayak ramai yang marah itu. Pekerjaannya
belum selesai, dan Setan beserta antek‑anteknya merasa kecewa sebab maksud
mereka tidak tercapai.
Walaupun menghadapi banyak perlawanan,
perhatian pada Pergerakan Advent terus bertambah. Dari puluhan dan ratusan
jumlah para pengikut telah bertumbuh menjadi beberapa ribu. Mereka memasuki
berbagai gereja. Tetapi setelah beberapa lama roh perlawanan ditunjukkan kepada
orang‑orang yang bertobat ini. Dan gereja‑gereja itu mulai mengambil tindakan
disiplin terhadap mereka yang telah menerima pandangan‑pandangan Miller.
Tindakan ini menimbulkan respons dari pena Miller, sehingga dalam sebuah amanat
kepada orang‑orang Kristen dari semua oraganisasi gereja, ia mengajak untuk
menunjukkan kesalahan ajaran‑ajarannya dari Alkitab, kalau ada.
"Apakah yang kami sudah percayai,"
katanya, "yang tidak diperintahkan oleh firman Allah untuk dipercayai,
yang kamu sendiri izinkan, adalah ukuran dan satu‑satunya ukuran iman dan
perbuatan kita? Apakah yang telah kami lakukan sehingga mengundang celaan keras
terhadap kami dari mimbar dan pers, dan memberikan alasan bagimu untuk
mengucilkan kami (orang‑orang Advent) dari gereja‑gereja dan persekutuan‑persekutuanmu?" "Jikalau kami salah, mohon tunjukkan
kesalahan kami. Tunjukkanlah kepada kami dari firman Allah bahwa kami salah.
Kami sudah mendapat cukup banyak ejekan yang tidak dapat membuktikan kesalahan
kami. Hanya firman Allah saja yang dapat mengubah pandangan kami. Kesimpulan
kami telah dibuat dengan berhati‑hati dan dengan doa, setelah kami melihat
bukti‑bukti di dalam Alkitab." ‑‑
Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp. 250,252.
Dari zaman ke zaman amaran‑amaran yang
dikirimkan Allah ke dunia ini oleh perantaraan hamba‑hamba‑Nya telah diterima
dengan ketidakpercayaan. Ketika kejahatan orang‑orang sebelum air bah
menggerakkan Allah untuk mendatangkan air bah ke dunia ini, pertama‑tama Ia
memberitakan makud‑Nya kepada mereka, agar mereka mempunyai kesempatan berbalik
dari jalan‑jalannya yang jahat. Selama seratus dua puluh tahun disampaikan ke
telinga mereka amaran untuk bertobat, supaya jangan murka Allah dinyatakan
dalam kebinasaan mereka. Tetapi pekabaran itu bagaikan cerita dongeng saja
kepada mereka, dan mereka tidak mau percaya. Dikeraskan oleh kejahatan mereka,
mereka mengolok‑olok pesuruh Allah, menganggap remeh pekabaran mereka. Bahkan
menuduh berkata lancang dan semena‑mena. Betapa beraninya Nuh berdiri teguh
menghadapi semua orang‑orang besar dunia! Jikalau pekabaran Nuh benar, mengapa
seluruh dunia tidak melihatnya dan mempercayainya? Pernyataan seorang melawan
hikmat ribuan orang. Mereka tidak menghargai amaran itu atau mencari
perlindungan di dalam bahtera.
Para pengolok menunjuk kepada perkara‑perkara
di alam ‑‑ keadaan musim yang tidak
berubah, ke langit biru yang tidak pernah menurunkan hujan, ke ladang yang
hijau yang disegarkan oleh embun malam ‑‑
dan mereka berseru, "Bukankah ia mengatakan perumpamaan?" Dengan sikap memandang rendah, mereka
mengatakan pengkhotbah kebenaran itu sebagai penggemar liar, yang terlalu
bersemangat. Dan selanjutnya mereka terus mengolok‑olok, lebih bersemangat
dalam jalan‑jalannya yang jahat daripada sebelumnya. Tetapi ketidakpercayaan
mereka tidak menghalangi peristiwa yang sudah diramalkan sebelumnya. Sudah lama
Allah bersabar dengan kejahatan mereka, dan memberikan cukup kesempatan untuk
pertobatan mereka. Tetapi pada waktu yang ditentukan penghakiman‑Nya akan
dilaksanankan atas orang‑orang yang menolak kemurahan‑Nya.
Kristus menyatakan bahwa akan ada orang‑orang
seperti itu yang tidak percaya kepada kedatangan‑Nya yang kedua kali.
Sebagaimana orang‑orang pada zaman Nuh, "mereka tidak tahu akan sesuatu,
sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah
halnya kelak," kata Juru Selamat, "pada kedatangan Anak
Manusia." (Mat. 24:39). Bilamana orang‑orang yang mengaku umat Allah
bersatu dengan dunia ini, hidup sebagaimana orang dunia hidup, dan bersekutu
dengan mereka dalam kesenangan dunia yang dilarang; bilamana kemewahan dunia
menjadi kemewahan gereja, bilamana lonceng pernikahan berbunyi, dan semua melihat
ke masa depan ke tahun‑tahun kemakmuran duniawi ‑‑ kemudian, tiba‑tiba pada
waktu kilat memancar dari langit, akan datang akhir dari impian dan pengharapan
mereka yang menyesatkan itu.
Sebagaimana Allah mengirimkan hamba‑Nya
untuk mengamarkan dunia mengenai air bah yang akan datang, demikianlah Ia
mengirimkan jurukabar‑jurukabar pilihan‑Nya untuk memberitakan dekatnya
penghakiman terakhir. Dan sebagaimana orang‑orang pada zaman Nuh mentertawakan
ramalan‑ramalan para pendeta kebenaran, demikianlah juga pada zaman Miller,
banyak, bahkan yang mengatakan dirinya umat Allah, mencemoohkan kata‑kata
amaran.
Dan mengapa doktrin dan khotbah mengenai
kedatangan Kristus kedua kali tidak mendapat sambutan dari gereja‑gereja?
Sementara kepada orang jahat kedatangan Tuhan itu membawa malapetaka dan
kehancuran, tetapi bagi orang benar kedatangan Tuhan itu adalah sukacita dan
pengharapan. Kebenaran agung ini telah menjadi penghiburan bagi umat‑umat Allah
yang setia sepanjang zaman. Mengapa hal itu menjadi "batu
sandungan" dan "batu
penghalang" kepada orang‑orang yang mengaku Allah? Tuhan kita sendirilah
yang menjanjikan kepada murid‑murid‑Nya, "Dan apabila Aku telah pergi ke
situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa
kamu ke tempat‑Ku." (Yoh. 14:3). Juru Selamat yang berbelas kasihan itulah
yang memerintahkan malaikat‑malaikat‑Nya untuk menghibur mereka dengan
kepastian bahwa Ia akan datang kembali secara pribadi sebagaimana Ia pergi ke
Surga itu, karena Ia telah mengantisipasi penderitaan dan kesedihan yang akan
dialami pengikut‑pengikut‑Nya. Sementara
murid‑murid itu menatap ke langit dengan sungguh‑sungguh untuk melihat kilasan
terakhir Dia yang mereka kasihi, perhatian mereka diganggu oleh kata‑kata,
"Hai kamu orang‑orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit?
Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan
cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kisah 1:11).
Pengharapan mereka disegarkan oleh pekabaran malaikat itu. Murid‑murid itu
"pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada
di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah." (Luk. 24:52,53). Mereka tidak
bersukacita karena Yesus telah dipisahkan dari mereka, dan dibiarkan bergumul
dengan pencobaan dan penggodaan dunia ini, tetapi oleh karena jaminan kepastian
yang diberikan oleh malaikta bahwa Ia akan datang kembali.
Pengumuman atau pemberitahuan tentang
kedatangan Kristus seharusnya menjadi kabar baik dan kabar kesukaan besar sebagaimana
yang pernah dikabarkan malaikat‑malaikat kepada para gembala di Betlehem.
Mereka yang mengasihi Juru Selamat dengan sungguh‑sungguh tidak bisa tidak akan
menyambut dengan kesukaan pemberitahuan yang terdapat di dalam firman Tuhan,
bahwa Ia yang menjadi pusat pengharapan hidup kekal, akan datang kembali, bukan
untuk dihinakan, dibenci dan ditolak seperti pada waktu kedatangan‑Nya yang
pertama, tetapi dengan kuasa dan kemuliaan untuk menebus umat‑Nya. Hanya mereka
yang tidak mengasihi Yesus Juru Selamat saja yang ingin supaya Ia jangan
datang. Tidak ada lagi bukti yang paling meyakinkan bahwa gereja telah memisahkan diri dari Allah
daripada permusuhan dan gangguan yang ditimbulkan oleh pekabaran yang dikirim
dari Surga ini.
Mereka yang menerima doktrin kedatangan
Kristus, telah digerakkan kepada pertobatan dan merendahkan diri di hadapan
Allah. Banyak yang telah lama ragu‑ragu antara Kristus dan dunia ini. Sekarang
mereka merasa sudah waktunya mengambil suatu pendirian yang tegas.
"Perkara‑perkara kekal yang diberikan kepada mereka adalah realitas yang
tidak biasa. Surga didekatkan kepada mereka sehingga mereka merasa bersalah
dihadapan Allah." ‑‑ Bliss, "Memoirs of Wm.
Miller," p. 146. Orang‑orang
Kristen didorong menghidupkan kehidupan kerohanian yang baru. Mereka dibuat
merasakan bahwa waktunya sudah singkat sehingga apa yang mereka harus lakukan
kepada sesama manusia harus dilakukan dengan segera. Dunia mundur, kekekalan
tampaknya terbuka dihadapan mereka, dan jiwa dengan segala yang berkaitan
dengan kebahagiaan dan laknat kekal, dirasakan mengatasi setiap perkara‑perkara
sementara atau fana. Roh Allah turun ke atas mereka, dan memberikan kuasa
kepada mereka untuk mengajak saudara‑saudara mereka, demikian juga orang‑orang
berdosa supaya bersedia kepada hari Allah itu. Kesaksian diam‑diam kehidupan
mereka setiap hari merupakan teguran yang terus menerus kepada anggota‑anggota
gereja yang sungguh‑sungguh maupun yang tidak sungguh‑sungguh. Mereka ini tidak
mau diganggu oleh usaha‑usaha mencari kepelesiran, usaha‑usaha mencari uang dan
ambisi mendapatkan kehormatan dunia. Oleh karena itu permusuhan dan perlawanan
bangkit melawan iman Advent dan mereka yang menyiarkannya.
Oleh karena argumentasi mengenai masa
nubuatan kelihatannya tidak tergoyahkan, maka para penentang berusaha untuk
menghalangi dan menghentikan penelitian masalah itu dengan mengajarkan bahwa
nubuatan‑nubuatan itu dimeteraikan. Dengan demikian Protestan mengikuti langkah‑langkah
pengikut Roma. Sementara gereja kepausan melarang memberikan Alkitab (Lihat
Lampiran) kepada orang‑orang, gereja‑gereja
Protestan menyatakan bahwa bagian penting dari firman kudus itu ‑‑ dan
bagian yang memunculkan kebenaran yang terutama sesuai dengan zaman kita ‑‑
tidak bisa dimengerti.
Para pendeta dan orang awam menyatakan
bahwa nubuatan‑nubuatan Daniel dan Wahyu adalah misteri yang tidak bisa
dipahami. Tetapi Kristus mengarahkan murid‑murid‑Nya kepada kata‑kata nabi
Daniel mengenai peristiwa‑peristiwa yang akan terjadi pada zaman mereka, dan berkata,
"Para pembaca haruslah memperhatikannya." (Mat. 24:15). Dan
pernyataan yang mengatakan bahwa Wahyu adalah suatu misteri, tidak bisa
dimengerti, bertentangan dengan amanat judul buku itu sendiri: Inilah Wahyu
Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada‑Nya, supaya ditunjukkan‑Nya
kepada hamba‑hamba‑Nya apa yang harus segera terjadi . . . . Berbahagialah ia
yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata‑kata nubuat ini dan yang
menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat."
(Wah. 1:1‑3).
Kata nabi itu, "Berbahagialah ia
yang membacakan," ‑‑ karena ada yang tidak mau membaca, berkat itu bukan
bagi mereka. "Dan mereka yang mendengarkan" ‑‑ karena juga ada
sebagian orang yang menolak mendengarkan mengenai nubuatan‑nubuatan, sehingga
berkat itu bukan bagi golongan manusia seperti itu. "Dan yang menuruti apa
yang ada tertulis di dalamnya" ‑‑ banyak yang menolak amaran‑amaran dan
petunjuk‑petunjuk yang ada dalam buku Wahyu, tak seorangpun dari orang‑orang
ini yang berhak menuntut berkat‑berkat yang dijanjikan itu. Semua orang yang
menghina pokok‑pokok nubuatan, dan mengejek lambang‑lambang yang diberikan di
sini dengan khidmat, semua yang menolak membaharui kehidupan mereka dan
menyediakan diri bagi kedatangan Anak Manusia, tidak akan diberkati.
Dengan memandang kepada kesaksian Ilham,
begitu beraninya orang mengajarkan bahwa buku Wahyu itu adalah misteri, dan
berada di luar jangkauan pengertian manusia. Itu adalah misteri yang
dinyatakan, sebuah buku yang dibukakan. Pelajaran buku Wahyu akan menuntun
pikiran kepada nubuatan‑nubuatan nabi Daniel, dan keduanya menyajikan petunjuk
yang paling penting yang diberikan Allah kepada manusia mengenai peristiwa‑peristiwa
yang akan terjadi menjelang penutupan sejarah dunia ini.
Kepada Yohanes telah dibukakan pemandangan mengenai peristiwa‑peristiwa
yang menggetarkan dan mengharukan dalam pengalaman gereja. Ia melihat
kedudukan, bahaya, pertentangan dan kelepasan akhir dari umat‑umat Allah. Ia
mencatat pekabaran terakhir yang mematangkan tuaian dunia, baik sebagai berkas‑berkas
bagi lumbung surga maupun sebagai berkas‑berkas kayu bakar bagi api kehancuran.
Pokok‑pokok masalah yang sangat penting telah dinyatakan kepadanya, terutama
bagi gereja yang terakhir, agar mereka yang harus berbalik dari kesalahan
kepada kebenaran boleh diberitahu mengenai mara bahaya dan pertentangan‑pertenatangan
yang dihadapan mereka. Tak seorangpun perlu tinggal di dalam kegelapan dalam
hubungannya dengan apa yang datang ke dalam dunia ini.
Kalau begitu, mengapa kebodohan tentang
bagian penting Alkitab itu begitu
merajalela dan meluas? Mengapa manusia pada umumnya enggan menyelidiki ajaran‑ajaran
Alkitab? Itu adalah akibat dari usaha penguasa kegelapan, yang telah lama
dipelajarinya, untuk menutupi dari manusia itu hal‑hal yang membukakan
penipuannya. Untuk alasan inilah Kristus, Pewahyu itu, yang melihat terlebih
dahulu peperangan melawan orang yang mempelajari buku Wahyu, mengumumkan berkat
bagi semua orang yang membacakan, mendengarkan dan melakukan perkataan nubuat
itu.
ARTIKEL LAINNYA....
No comments:
Post a Comment