Ads Google

Showing posts with label ROHANI. Show all posts
Showing posts with label ROHANI. Show all posts

Monday, April 18, 2022

BACAAN ALKITAB TAHUNAN / FOLLOW THE BIBLE

 

 

 FOLLOW THE BIBLE
DAFTAR BACAAN ALKITAB SETIAP HARI DALAM SETAHUN



Semoga bermanfaat & menjadi berkat ...


Tuesday, April 3, 2018

Agama (Aliran) Mennonit di Indonesia



            Aliran Mennonit merupakan bagian dari gerakan Anabaptis yang muncul di daratan Eropa tak lama sesudah Martin Luther mencanagkan Reformasi.  Aliran ini kini terjelma dalam puluhan organisasi gereja yang tersebar di lima benua, kendati jumlah warganya tidak besar disbanding beberapa rumpun gereja Protestan lainnya yang dibicarakan pada pasal-pasal terdahulu maupun kemudian (menurut Mennonite Yearbook 1990-1991, hal.221, pada tahun 1988 berjumlah 802.900 jiwa).
            Aliran Mennonit termasuk salah satu aliran yang sudah lama hadir di Indonesia.  Sekarang ia hadir terutama lewat dua organisasi gereja, yakni GITJ yang berpusat di Pati dan PGKMI yang berpusat di Semarang, kendati dalam bentuk dan isi yang di sana sini sudah ‘dimodifikasi’.  Kedua gereja ini sudah sejak lama menjadi anggota DGI/PGI (GITJ sudah sejak DGI berdiri pada tahun 1950, dan [P]GKMI sejak 1960).  Catatan ini penting, karena di AS, tempat paling banyak penganut aliran Mennonit sedunia, gereja-gereja Mennonit tidak menjadi anggota dewan gereja setempat.  Nanti kita akan membicarakan ‘gereja-gereja Mennonit’ di Indonesia ini secara tersendiri.
Namun Mennonit berasal dari nama Menno Simons, tokoh gerakan Anabaptis di Belanda, yang menganut garis moderat dan anti-kekerasan.  Seperti akan kita lihat pada pasal 6, para perintis Gereja Baptis di Inggris semula juga mempunyai kontak dengan jemaat-jemaat pengikut Menno Simons ini, ketika mereka mengungsi ke Belanda pada awal abad ke-17.  Tetapi kemudian banyak tokoh dan sejarawan Gereja-gereja Baptis yang kurang suka mengakui hubungan langsung di antara kedua aliran ini, karena ada beberapa pokok ajaran kaum Anabaptis dan Mennonit yang tidak dianutnya, bahkan dianggap bertentangan dengan ajaran Baptis.
            Sebenarnya aliran Mennonit sendiri pun tak bisa sepenuhnya diidentikkan dengan kaum Anabaptis, karena – seperti akan kita lihat di bawah – di kalangan Anabaptis ada beberapa garis atau aliran.  Tetapi – seperti terungkap pada mukadimah pengakuan iman mereka yang dikutip di atas – mereka mengakui adanya garis hubungan langsung, paling tidak dengan kaum Anabaptis yang di Swiss.  Karena itu, dalam rangka menelusuri sejarah aliran ini, kita harus memulainya dengan mencatat timbulnya kaum Anabaptis di Swiss dan Jerman.

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH KEMUNCULANNYA

          Pada mukadimah Pengakuan iman Mennonit yang di kutip di atas di katakana bahwa Gereja Mennonit di mulai di Swiss tahun 1525.  Tetepi untuk memahami kemunculannya, dengan terutama mengandalkan tulisan J.C Wenger (1966), C.J. Dyck (1967) dan Lane (1990:43-144), kita perlu mundur beberapa tahun melihat serangkaian peristiwa yang menandai mulainya Reformasi di Swiss.
            Di Swiss dapat dikatakan bahwa reformasi dicanangkan oleh Ulrich Swingli (1484-1531) dan kawan-kawan.  Sebelum menjadi reformator, sama seperti Luther, Zwingli adalah seorang imam GKR.  Tetapi berbeda dari Luther, Zwingli dangat di pengaruhi oleh Humanisme dari Erasmus dan karena itu memberi tempat yang penting bagi akal budi dalam rangka memahami ajaran gereja.  Hal ini kelak ikut menentukan perbedaan pandangan diantara keduanya, antara lain mengenai kehadiran Kristus di dalam perjamuan Kudus.
            Sejak 1516 Zwingli sudah milai berpikir untuk mengupayakan reformasi gereja, dan itu dilakukannya berlandaskan keyakinan bahwa Allkiatb merupakan otoritas tertingi dan terakhir di dalam gereja dan masyarakat.  Sejak 1518 ia sudah mulai menyajikan khotbahnya berupa uraian isi Alkitab secara sistimatis.  Penyampaian khotbah yang langsung bersumber dari Alkitab dan berisi imbauan reformasi ini semakin diintensifkannya ketika ia di tempatkan di Zurich dejak tahun 1520.  hal ini mengagetkan jemaat di kota itu, karma isinya sama sekali berbeda dari yang lazim diperdengarkan imam-imam GKR padahal pada wakatu itu gelombang reformassi Luther belum sampai ke sana.
            Pada tahun 1522 Zwingli dan sejumlah orang yang sepandangan dengannya mengeluarkan pandangan yang berisi tuntutan pembaharuan secara radikal dalam gereja.  Pemerintah kota Zurich segera mengangkatnya kembali ke posisi semula, tetapi tidak lagi di bawah wewenang hierarki GKR, melainkan langsung di bawah wewenang pemerintah.  Peristiwa ini menandai awal dari Reformasi di Swiss yang mengarah pada bentuk gereja-negara.  Pihak GKR berupaya memprotes tindakan pemerintah kota Zurich itu, tetapi tidak begitu berhasil.
            Dalam waktu singkat pemerintah kota itu melihat bahwa proses dan gerakan reformasi ini perlu dikendalikan, kara ada tuntutannya yang mengandung konsekuendi politis yang besar, sehingga sulit di terima pemerintah.  Misalnya, setelah memdengarkan khotbah-khotbah Zwingli yang di gali dari Kitab-Kitab Injil, para petani disekitar Zurich berkesimpulan bahwa mereka tidak prlu lagi membayar pajak dan perpuluhan.  Begitu juga dengan prnyataan Zwingli bahwa misa GKR yang merupakan tindakan mengorbnkan-ulang tubuh dan darah Kristus harus di ganti dengn pelayanan kominiyang bersifat injili yaitu sebagai pengenangan.  Bila benar-benar pernyataan itu di wujudkan, pemerintah kota itu kuatir bahwa hubungan kota itu dengan kota-kota lainnya di negeri itu akan rusak, baik di bidang gerejawi, maupun di bidang politik dan ekonomi.  Ketika Zwingli melaksanakan isi pernyataannya pada bulan Desember 1523, pemerintah kota menolak memberi dukungan.  Akibatnya pada bulan Januari 1524 Zwingli terpaksa menandatangani beberapa kesepakatan, antara lain:
  1. menunda pelaksanaan komuni (Perjamuan Kudus) yang bersifat reformatoris itu, jadi tetap melaksanakan model perjamuan Kudus dan wawasan misa GKR
  2. untuk selanjutnya segala sesuatu yang hendak diselenggarakan oleh jemaat dikota itu harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pemerintah kota.  Dengan demikian kendali reformasi di zurich berada di tangan pemerintah, dan lajunya menjadi sangat terbatas.
            Kompromi Zwingli dengan pemerintah kota ini oleh sebagian jemaat pendukung gerakan reformasi di Zurich dianggap menggiring jemaat reformatoris kearah status gereja-negara, sehingga menimbulkan rasa tidak puas.  Dibawah pimpinan Conrad Grebel seorang warga jemaat turunan bangsawan kaya, mereka menggugat campur tangan dan kendali pemerintah atas kehidupan dalam urusan Perjamuan Kudus, karena menurut mereka hal itu bertentangan dengan Firman Allah.  Selanjutnya kelompok ini menganjurkan dua pokok pikiran:
1.                 membentuk partai reformasi sebagai partai politik baru di kota Zurich (dengan harapan akan menang dan menghasilkan dewan dan pemerintah kota yang sepenuhnya akan mendukung laju reformasi)
2.                 babtisan anak tidak sah, karena tidak memungkinkan calon babtisan untuk lebih dahulu menyatakan respons probadi atas pengampunan dosa yang ditawarkan Kristus maupun untuk menyatakan ketaatan serta pertobatan, sebagai mana diamanatkan dalam Alkitab.

            Ternyata gagasan ini tidak di setujui oleh Zwingli.  Khususnya tentang Babtisan anak, pada tahun 1525 Zwingli menulis buku, Baptisan ulang dan Baptisan Anak.  Di situ ia membela baptisan anak atas dasar bahwa itulah tanda perjanjian dan perjanjian itu meliputi seluruh keluarga, jadi bukan hanya si terbaptis.  Namun ia sekaligus menolak pandangan GRK bahwa baptisan itu memberi kelahiran baru dan pengampunan dosa.  Bagi Zwingli Baptisan terutama merupakan tanda lahiriah dari iman.
            Akibat sanggahan Zwingli terhadap penolakan baptisan anak itu, Grebel dan kawan-kawan menulis surat kepada yang juga mereka anggap sebagai tokoh-tokoh reformasi, yaitu Marthin Luther, Andreas Carlstadt dan Thomas Munzer, dengan keyakinan bahwa mereka akan memberikan dukungan.  Khusus kepada Munzer dan kawan-kawan, Grebel dan kawan-kawan menambahkan imbauan dan peringatan, agar reformasi tidak di jalankan dengan kekerasan dan kekuatan senjata, karena mendengar bahwa Munzer dan kawan-kawan mengarah de sana.  Dalam surat itu di tulis:  ”Injil dan para penganutnya tidak di lindungi oleh pedang, dan juga tak perlu melindungi diri sendiri.  Orang-orang kristen sejati adalah domba-domba di tengah serigala....,  mereka harus menanggung banyak siksaan, penghambatan, penderitaan dan maut.”  dari isi surat itu kita dapat mengetahui bahwa waktu itu sudah ada kalangan Anabaptis tertentu yang menggunakan atau menghalalkan kekerasan dalam mewujudkan gagasan dan ajaran mereka, dan itu tidak di dukung oleh kelompok Anabaptis di Swiss.
            Ternyata surat itu tidak berjawab, sehinggah Grebel dan kawan-kawan memutuskan untuk maju terus, kendati mereka mulai mengalami penghambatan dan penganiayaan karena dianggap menyesatkan.  Pada tanggal 21 Januari 1525 kelompok kecil ini yang di pimpin Grebel berkumpul mengadakan penelaahan Alkitab. Di tengah keasyikan itu, seorang pesertanya, Georg Cajacob (= George Blaurock), meminta supaya Grebel melayankan Baptisan yang benar atas dirinya, yaitu yang sesuai dengan amanat Alkitab, karena dalam perkumpulan itu tidak hadir seorang pejabat gereja yang ditahbiskan.  Grebel akhirnya memnuhi permintaan itu, dan juga melayankan baptisan atas orang-orang lain dalam kumpulan itu, yang juga memintanya.  Peristiwa ini oleh kalangan Mennonit dipahami sebagai hari lahirnya Anabaptisme, bahkan lahirnya reformasi sejati.  ”Di sinilah lahir gereja Protestan yang pertama.”  kata J.H. Yonder (Dyckn [ed] 1967:34).
            Peristiwa 21 Januari 1525 itu mengundang pemerintah dan gereja resmi di Zurich untuk semakin memperkeras penghambatan atas kelompok yang mereka juluki Anabaptis (pembaptis- ulang).  Kelompok ini sebenarnya lebih suka disebut Persaudaraan (Brethren).  Di tengah suasana penghambatan itu kedalam kelompok mereka bergabunglah seorang doktor teologi, Balthasar Hubmainer, yang kemudian banyak berperan sebagai perumus pandangan kaum Anabaptis.  Sebelumnya Hubmainer adalah kawan dekat Zwingli, tetapi mereka berbeda pandangan tentang baptisan.  Menurut Hubmainer, nama Anabaptis sebenarnya tidak cocok dikenakan kepada mereka, sebab mereka tidak pernah mengajarkan Baptisan ulan.  Yang mereka ajarkan adalah baptisan menurut Alkitab.  Kalaupun kemudian ada yang meminta untuk di baptis, itu bukanlah baptisan ulang, sebab baptisan anak yang mereka terima dari GKR bukanlah baptisan yang Alkitabiah, dan karena itu tidak sah.
            Apapun yang mereka katakan tentang paham baptisan yang mereka anut, yang pasti kalangan GKR dan gereja Reformasi yang ”magisterial” (yang mendukung pemerintah) tetap memandang mereka sebagai penyebar ajaran sesat, sehinggah patut dihambat.  Tidak sedikit dari mereka terutama para pemimpinnya  yang di penjarakan dan di bakar hidup-hidup.  Penghambatan ini nantinya menjadi salah satu penyebab meluasnya  kaum Anabaptis di benua Amerika.  Diantara mereka pun terdapat perbedaan pandangan dna gara mengungkapkan keyakinan.  Kelompok yang justru semakin bersemangat dan emosianal (menghalakan kekerasan) oleh penentang-penentang mereka di juluki Schwarmer (kaum fanatik).  Akibatnya kalangan kaum Anabaptis terjadi disintegrasi.
            Untuk mencegah desintegrasi yang semakin parah, pada bulan Februari 1527 mereka berkumpul di desa schleitheim, dekat kota Schaffhausen, Swiss.  Di mulai dengan perdebatan yang sengit, namun ternyata pertemuan itu dapat di akhiri dengan sejumlah kesepakatan, hal yang oleh mereka di pahami dan di alami sebagaipimpinan Roh Kudus.  Rumusan kesepakatan itu sering dikenal dengan nama pengakuan iman Schleitheim, rumusan pengakuan iman pertama di kalangan Anabaptis.  Sementara itu, mereka yang berkumpul dan merumuskannya lebih suka menyebutnya kesepakatan persaudaraan.
            Dokumen ini, setelah didahului pengantar yang cukup panjang, berisi tujuan pokok pernyataan iman.  Di samping memuat pokok-pokok pandangan dan ajaran kaum Anabaptis – sejauh yang berkumpul di sana pada waktu itu – dokumen ini pada pokoknya juga hendak menggungkapkan pemahaman kaup Anabaptis tentang kebebasan rohani, yang berbeda dari kaum fanatik maupun dari kaum konformis yang tetap berada di dalam gereja-negara. Ketujuh pokok itu adalah:  (1) Baptisan; (2) Pengucilan; (3) Perjamuan Kudus; (4) Pemusahan dari dunia kegelapan dan dari kekejian; (5) Kepemimpinan [pendeta] di dalam gereja (6)[Larangan] menggunakan ’pedang’ (senjata; kekerasan); dan (7) [Larangan ber]sumpah.
            Setelah pertemuan dan kesepakatan Schleitheim, penghambatan atas kaum Anabaptis semakin keras, sehingga gerakan dan aliran ini kian menyebar ke berbagai penjuru Jerman dan negeri-negeri sekitarnya.  Kita tidak dapat membicarakan semuanya.  Yang perlu secara khusus kita lihat, sehubungan dengan kehadiran mereka di Indonesia, adalah perkembangan Anabaptisme di Belanda, dengan tokoh utamanya Menno Simons.  Tetapi sebelum membicarakan tokoh ini, perlu kita terlebih dahulu melihat sejenak perkembangan Anabaptisme di Belanda sebelum tampilnya tokoh ini.

Anabaptisme di Belanda

Paham Anabaptis tiba di Belanda terutama berkat kiprah Melchior Hoffman (1493-1543), baik melalui kehadiran dan khotbahnya sendiri maupun melalui pengkhotbah-pengkhotbah Anabaptis yang ia utus.  Hoffman sendiri semula adalah seorang pengkhotbah dan penginjilan Lutheran yang bergiat di Swedia dan Jerman.  Kemudian ia beralih menjadi pengikut Zwingli, lalu sejak 1530 beralih menjadi Anabaptis, setelah berkenalan dengan paham ini di kota Strasburg.  Bahkan ia bernubuat bahwa Yerusalam Baru yang rohani tak lama lagi akan terwujud di Strasburg.  Hoffman sendiri kemudian masuk penjara atas tuduhan menyebar ajaran sesat, sementara nubuatnya tidak menjadi kenyataan.  Tetapi pengaruhnya atas pemimpin-pemimpin Anabaptis di Belanda tetap kuat.  Nubuatnya sempat menggerakkan sejumlah warga masyarakat, yang ketika itu menderita akibat penaklukan Spanyol yang menganut Katolik Roma maupun akibat kemerosotan mutu kerohanian GKR.
            Salah seorang yang terpengaruh oleh ajaran dan nubuat Hoffman adalah Jan Matthijs, tukang roti dari Haarlem, yang kemudian mengklaim diri sebagai pemimpin Anabaptis di Amsterdam.  Ia mengutus dua belas rasul untuk mentobatkan masyarakat.  Beberapa di antaranya tiba di kota Munster dan bertemu dengan ’teman seiman’.  Matthijs menyusul ke kota itu pada tahun 1534 dan menyatakan bahwa nubuat Hoffman akan segera terwujud, tetapi bukan di Strasburg, melainkan di Munster.  Karena tekanan dan penghambatan berat yang menimpa mereka selama ini, harapan itu malah segera berobah dan menjelma menjadi gerakan bersenjata yang menghalalkan kekerasan.  Berbeda dari Hoffman yang cinta damai, mereka memaksa masyarakat bertobat dan dibaptis di bawah ancaman senjata.
            Melihat keadaan berbahaya ini uskup kota itu mengarahkan tentara dengan dukungan para pangeran setempat, lalu mematahkan kekuatan gerakan itu.  Matthijs sendiri tewas, dan kepemimpinan beralih kepada Jan van Leiden, yang ternyata lebih gila lagi.  Ia memproklamasikan dirinya sebagai Raja Daud dan memerintah dengan tangan besi sambil membenarkan poligami.  Tetapi akhirnya gerakan itu menyerah kalah total kepada pasukan uskup pada tanggal 24 Juni 1535.  Kaum Anabaptis Munster ini sebelumnya sempat membangkitkan harapan di antara banyak orang di Jerman  Barat laut maupun Belanda.  Tetapi dengan peristiwa di atas mereka menjadi sangat kecewa, bahkan semakin menderita, karena sejak itu semua kalangan Anabaptis diidentikkan dengan kaum Anabaptis Munster, yaitu pengkhayal dan revolusioner.

Menno Simons dan Anabaptisme Moderat

            Untunglah tidak semua kalangan Anabaptis di Belanda mengikuti kelompok Munster, bahkan juga tidak mengikuti nubuat Hoffman.  Salah seorang di antara mereka yang melolak kekerasan dan gaya nubuat itu adalah Menno Simons (1496/7-1561).  Sebelumnya, sejak 1524, ia adalah imam di GKR.  Belum lama menjadi imam, ia sadar bahwa banyak ajaran dan praktik GKR, antara lain paham transsubstansiasi dalam Perjamuan Kudus, tedak sesuai dengan Alkitab.  Lalu ia semakin mendalami Alkitab, tetapi tidak segera meninggalkan tugas imamatnya.  Dalam pergumulannya menuju pada pemahaman baru, pada mulanya banyak dipengaruhi pandangan luther dan kawan-kawan.  Tetapi kemudian ia meninggalkan pandangan mereka, karena mereka membela Baptisan-anak yang menurut Meno Simons tidak alkitabiah, dan juga karena mereka ia nilai terlalu banyak mempertahankan tradisi GKR.  Tentang ini, dalam salah satu tulisannya Menno Simons antara lain mencatat:  ”Kedenganrannya janggal sekali bagiku, adanya Baptisan kedua kali.  Kuselidiki Alkitab dengan tekun dan kupikirkan dalam-dalam, tetapi tak ada yang kudapat mengenai Baptisan-anak”.  Ia kemudian tertarik pada ajaran Anabaptis, terutama mengenai Baptisan, kendati menolak cara kekerasan yang ditempuh kelompok Munster.
            Setelah peristiwa Munster yang tragis itu, pada tanggal 30 Januari 1536 Menno Simons secara terbuka menyatakan diri meninggalkan jabatan iman Katolik dan beralih pada kaum Anabaptis, tetapi bukan yang menganut garis keras, melainkan yang cinta damai dan menolak kekerasan.  Pada tahun 1537 ia ditahbiskan menjadi pendeta Anabaptis dan segera diangkat menjadi pemimpin kaum Anabaptis di Belanda, yang ia lakoni selama 25 tahun sambil terus mendalami Alkitab dan menulis banyak buku dan traktat sampai akhir hayatnya.
            Sudah sejak masa kepemimpinan Menno Simons kaum Anabaptis di Belanda (mulai sekarang sudah bisa disebut Mennonit) menghadapi banyak pergumulan.  Bukan hanya menghadapi tekanan GKR ataupun mengatasi fanatisme kelompok Anabaptis yang lain, melainkan juga – dan terutama – menghadapi penganur Reformasi Luther dan [teristimewa] calvin yang semakin kuat di negeri itu.  Kaum Mennonit memang sependapat dengan kaum Lutheran dan Calvinis mengenai banyak hal pokok dari ajaran Reformasi, tetapi kemudian menarik implikasi yang berbeda dari pokok-pokok ajaran itu. Bagi Kaum Mennonit, pembenaran oleh iman berarti bahwa hanya pribadi-pribadi yang sudah cukup dewasa untuk memiliki iman yang sadar dan yang dapat mengambil keputusan bagi dirinyalah yang boleh dibaptis.  Dengan kata lain, mereka yang hidupnyalah menampakkan buah-buah iman sajalah yang layak dihimpun ke dalam gereja.
            Bertentangan dengan pandangan ini, kaum Lutheran dan Calvinis – menutut kaum Anabaptis atau Mennonit – tetapi berpegang pada pandangan bahwa suatu masyarakat yang tidak memiliki agama yang satu dan sama bisa berbahaya, bilamana rakyat bebas memilih keanggotaannya di gereja mana saja ataupun bebas menolak semuanya.  Akibat perbedaan pendapat ini. Sejak 1540 Menno terlibat dalam serangkaian perdebatan dengan para pemimpin gereja-gereja negara ini, langsung maupun tertulis.
            Rangkaian perdebatan ini membuat jelas bahwa kaum Mennonit berbeda dengan gereja-gereja negara dalam 2 hal mendasar: kodrat (sifat dasar) kehidupan kristiani dan kodrat gereja.  Mengenai hal pertama, kaum Mennonit menekankan pentingnya kelahiran baru dan kemuridan.  Hanya pribadi-pribadi yang telah bertobat dan yang telah mengalami kasih karunia Allah-lah yang layak di baptis dan ambil bagian dalam gereja.  Bukti kelahiran baru terlihat di dalam upaya yang sungguh-sungguh untuk hidup sebagai murid yang sudah mengikatkan diri sepenuhnya kepada Kristus sebagai Tuhan.  Tanda-tanda yang hidup dari kemuridan adalah kasih dan tidak menggunakan perlawanan dan kekerasan (non-resistance).  Memgenai hal ke dua, kodrat gereja, kaum Anabaptis menekankan bahwa gereja haruslah merupakan perhimpunan umat beriman yang bersifat sukarela.  Warga gereja diikat bersama hanya oleh kesetiaan kepada Kristus dan kasih satu sama lain.  Hidup merreka sebagai murid-murid Kristus akan memisahkan mereka dari dunia dan mengucilkan [oleh gereja] berfungsi sebagai alat kasih untuk mengingatkan dan menegur yang bersalah di antara mereka.  Penggunaan pedang atau perlengkapan lain dari negara untuk memaksakan keinginan gereja harus ditolak, karena bertentangan dengan teladan dan pengajaran Kristus dan para rasul.
           
Kaum Mennonit sepeninggal Menno Simons

            Pandangan dan ajaran Menno Simons dan kaum Mennonit [Belanda] ini tentu bagi kita sangat mengesankan dan sulit untuk tidak dikatakan alkitabiah – paling tidak berdasarkan yang disajikan para tokoh dan penulis dari kalangan Mennonit.  Tetapi dalam kenyataanya di sepanjang abad ke-16, bahkan juga hinggah abad-abad berikutnya, merreka bersama kaum Anabaptis lainnya (yang seringkali dipukul rata) oleh ’gereja resmi’ – katolik roma ataupun protestan – di banyak tempat tetap di pandang sebagai penganut ajaran yang sesat.  Sementara itu oleh pemerintah mereka di nilai tidak memiliki loyalitas terhadap negara, karna pada umumnya     tidak mau menjadi tentara (bedasarkan pahan non-resistance dan non-violence) dan tisak mau mengangkat sumpah.  Akibatnya mereka sering ditindas, sehingga banyak yang hidup terpencil ataupun mengungsi menyebar ke berbagai negara lain.  Bagi kaum Mennonit, penghamnat dan penderitaan itu bkelihatannya sudah merupakan harga yang harus mereka bayar untuk mempertahankan iman mereka.  Karna itu mereka melakoninya tanpa mengadakan perlawanan, sambil berusaha melihat peluang-peluanng dan harapan-harapan baru.
            Salah satu wiilayah penyebaran yang paling menjanjikan harapan baru bagi mereka – seperti juga bagi kelompok religius lainnya yang mendambakan kebebasan adalah Amerika.  Dan ternyata memang disinilah mereka mendapatkesempatn berkembang dengan lumayan subur.  Sejak akhir abad ke-17 secara bergelombsng kaum Mennonit – dari Belanda maupun dari negara-negara persebarannya yang lain, misalnya Russia – bersama kaum Anabaptis lainnya masuk ke ’dunia baru’ ini, baik ke kawadan yang kemudian menjadi Amerika Serikat , maupun Canada dan Amerika Latin (khususnya Mexico).  Dalam waktu sekitar dua setengah abad jumlah mereka – yang bermigrasi dari Eropa maupun yang lahir atsau menjadi penganut di benua ini – mencapai ratusan ribu orang.  Tetapi sejak abad ke-19ada bebagai upaya mengarah keada kesatuan, baik kesatuan teritorial maupun kesatuan dalam hal ajaran .  bahkan pada abad ini di benua Amerikadan di sselluruh dunia terbentuk bebearapa wadah kebersamaan untuk menghaimpun kesatuan dan kekuatan kaum Mennonit pada khususunya dan Anabaptis pada umunya.  Yang terbentuk di AS namun juga  mencakupi gereja-gereja Mennonit di benua lain antara lain adalah Mennonite central Commitee (MCC), yang khusus di bentuk sekitar tahun 1918 sebagai wadah pelayanan bersama untuk menolong korban dari berbagai masalah sosial, seperti misalnay kelaparan, bencana alam, perang dan lain sebagainya.  MCC sempat hadir di Indonesia sesudah proklamasi Kemerdekaan 1945, antara lain dengan tujuan menolong korban pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan, terutama dari kalangan warga Mennonit di Jawa.  Dalam kenyataanya MCC lebih banyak mengadakan hubungan kerjasama dengan jemaat Mennonit Tionghoa di Kudus.
            Sementara itu di Eropa kaum Mennonit megalami pasang surut.  Arus pencerahan yang melanda Eropa pada abad ke-18 di datu pihak sempat mengurangi jumlah dan minat orang bergereja , trmasuk dilingkungan gereja-gereja Mennonit.  Tetapi kemudian warga Mennonit sempat pula mendapat keuntungan dari arus baru ini.
            Revolisi Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonspsrte, dengan semboyan Liberte, Egalite, Fraternite sempat pula memberi angin segar bagi kaum Mennonit, karna menjanjikan toleransi dan kebebasan beragama (sesuai dengan semangat pencerahan) yang sepintas lalu sama dengan yang diperjuangkan kaum Mennonit selama ini.  Tetapi undang-undang wajib militer yang di keluarkan oleh Napoleon segera menimbulkan kesulitan atas mereka.
            Dari Eropa barat lahir beberapa embaga penginjilan Mennonit, yang antara laini terbentuk berkat ketularan semangat pietisme dan Revvalisme.  Dari Belanda (dan Rusia) mengirim para penginjil mereka ke Indonesia dan berhasil membuahkan beberapa gereja Mennonit.  Hubungan kedua gereja di Indonesia dengan saudara-saudara serumpun mereka di Eropa maupun di seluruh dunia tetap terjalin dengan erat. Disamping dengan MCC yang dari AS, khusus yng dengan di Eropa tercipta antara lain lewat wadah The Mennonite World Confrene.  Konfrence ini berlangsung pertama kali di Jerman tahun 1925, sedangkan kedua ’gereja Mennonit’ di Indonesia, melalui ketua sinode masing-masing, ikut ambil bagian di dalamnya sejak konfrensi ke lima tahun 1952, dan resmi menjadi anggota sejak 1962.
Selayang Pandang Gereja-Gereja Mennonit di Indonesia

            Pada tahun 1994 gereja-gereja Mennonit di Indonesia boleh merayakan ulang tahunnya ke-140 bila baptisan pertama yang di layangkan Zending Piter Jansz, utusan badan penginjilan Mennonit , Doopsgesinde Zendingsverreniging (DZV), tanggal 16 maret 1854 atas 5 orang pribumi di desa Cumbring dekat Jepara dapat dijadikan tanggal kelahiran gereja-gereja ini.  Malah kalau mau di hitung sejak ke hadiran personil pemerintah Kolonial Hindia-Belanda (bahkan mungkin sudah sejak zaman VOC) yang menganutnya, usia itu mestinya lebih panjang lagi.  Sebab ada catatan sejarah, di antara tentara-tentara Belanda yang datang ke Sumatra Barat dan utara pada  tahun 1830-an untuk menumpas pasukan Paderi di bawah Tuanku Imam Bonjol terdapat beberapa warga gereja Mennonit.  Sesuai dengan semangat iman dan ajaran di dalam gereja mereka, mereka ini menginjili dan membabtiskan beberapa orang Batak di Tampanuli Selatan.
            Badan zending DZV tersebut dibantu oleh beberapa penginjil Mennonit dari Rusia, terutama bekerja di Jawa Tengah bagian Utara dan di daerah Kepala burung, Irian Jaya.  Beberapa diantara zendelingnya juga giat dan berjasa dalam penerjemahan Alkitab kedalam bahasa Jawa dan Melayu (misalnya H. Klinkert, salah seorang penerjemah Alkitab bahasa Indonesia terjemahan lama).  Jemaat-jemaat yang berhasil didirikannya di Jawa Tengah itu sekarang berhimpun dalam dua organisasi gereja:  Gereja Injil di Tanah Jawa (GITJ) yang berpusat di pati, yang warga gereja terutama dari kalangan pribumi Jawa dan Persatuan Gereja- gereja Kristen Muria (Menonnit) Indonesia (PGKMI) yang berpusat di Semarang, dengan warga gereja sebagian besar dari kalangan Tionghoa.  Sementara GITJ lebih banyak bertahan di daerah Pati (banyak di rundung dengan sengketa intern), PGKMI sudah ’berekspansi’di luar daerah asalnya.  Di Jakarta misalnya, kita menemukan jemaat-jemaat PGKMI yang pertumbuhannya cukup subur dan jumlahnya terus bertambah.  Sementara itu yang di Irian Jaya bergabung dalam Gereja Injili Irian Jaya (GKI Irja).  Seperti sudah di catat , kedua gereja ini juga menjadi anggota dari The Menonnite World Conference dan menjalin hubungan dengan berbagai lembaga Menonnit internasional, kendati hubungan itu terkadang diwarnai dengan berbagai masalah.
            Dsejak tahun 1871 sebenarnya DZV juga mengutus beberapa zending untuk meneruskan pekerjaan di daerah Mandailing (khusus didaerah Pakantan) Tapanuli selatan.  Tetapi kurang berkembang, antaran lain kerena agama islam yang sangat kuat di sana, hasil pekerjaan mereka yang tak seberapa itu di serahkan kepada batakmission, yaitu bagian dari RMG (badan zending dari Jerman) yang bergiat di Tanah Batak pada dasawarsa 1950-an beberapa dari jemaat di Tapanuli Selatan ini bergabung membentuk Gereja Menonnit Protestan Indonesia.  Tetapi sejak 1970-an jemaat-jemaat yang kecil itu bergabung dalam Gereja Protestan Angkola (GKPA).
            Pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an, sementara PGKMI mulai giat berekapansi ke luar daerah Muria (persebaran di kota-kota di jawa terutama di Jakarta), GITJ juga giat mengirimkan warganya bertransmigrasi, antara lain ke Sumatra Selatan (kecamatan Belitang, kabupaten Ogankemering Ulu).  Jemaat-jemaat transmigrasi ini di kemal dengan keuletan mereka bekerja dan dengan ketekuannya beribadah.  Di dalam kebaktian lingkungan yang di selenggarakan hampir tiap malam, mereka dapat menyanyikan lagu-lagu dari kidung pasamuwan Kristen Jawi (kidung persekutuan Kristen jawa, yang juga di gunakan di GKI) secara’luar kepala’ dengan empat suara.  Ini penulis alami dan saksikan sendiri ketika menjalankan tugas Collegium Pastorale, semacam praktek lapangan.  Belakangan ini jemaat tersebut bergabung dengan jemaat-jemaat  hasil penginjilan danpembinaan Gereja Kristen jawa (GKJ) didalam gereja-gereja Kristen Sumatra Bagian Selatan (GKSBS), yang baru terbentuk tahun 1987.
            Pada awal pasal ini telah di catat bahwa kedua gereja Menonnit di Indonesia ini sebenarnya tidak murni Menonnit.  Antara lain terlihat dalam rumusan pengakuan Iman yang di buat masing-masing.  Dalam rumusan pernyataan iam PGKMI yang di sahkan sidang sinodennya pada tanggal 31 januari 1958, kita melihat bahwa sebagian besar dari ke-20 pasal isinya merupakan saduran (terjemahan) dari pernyataan iman GCMC dan gereja-gereja Menonnit lainnya di AS.  Hal itu tidak mengherankan karena koseptornya Herman Tan Hao An, adalah tamatan seminari Menonnit di AS, terutama di bawah bimbingan Profesor H.S. Bender, salah seorang teolog Menonnit yang hampir terkemuka di abad ini.  Tan Hao An baru kembali dari AS pada akhir 1954, merupakan setu-satunya pendeta PGKMI yang berpendidikan tinggi teologi ketika itu, dan baru di angkat menjadi ketua sinode.
            Ada satu butir yang penting dan menarik dari pengakuan atau pernyataan iman gereja-gereja Menonnit yang tidak terdapat dalam pernyataan iman PGKMI itu, yakni pernyataan menolak berpartisipasi di dalam angkatan bersenjata (bagian dari sikap nir-kekerasan).  Menurut L.M. yonder sekurang-kurangnya ada dua alasan untuk meniadakan butir-butir itu.  Pertama, GITD/GITJ sudah sejak pemisahan dari DZV tahun 1940 meniadakan butir itu dalam rumusan pernyataan imannya agar tidak di cap sebagai pemdukung pemerintah kolonial dan penentang gerakan perjuangan kemerdekaan.  Ini juga harus diperhitungkan PGKMI kalau tak mau di tuduh anti-nasionalisme Indonesia.  Kedua, di lingkunganPGKMI terdapat kelompok yang lebih tertarik menjejaki penyatuan dengan gereja-gereja Tionghoa lainnya, dan karenanya berupaya mengurangi sebanyak mungkin ciri khas Menonnit.  Yang terakhir ini harus betul-betul di perhitungkan Tan Hao An kalau ia mau diterma semua kalangan di gereja itu.
            Juga di dalam pernyataan iman GITD/GITJ versi terakhir (sayang tidak di sebut tanggal pengesahannya), di samping tidak tidak adanya butir yang berisi penolakan menjadi angkatan bersenjata, juga tidak ditemukan butir tentang larangan bersumpah, yang memang bisa mempersulit warganya kalau hendak menjadi pegawai negeri.  Dengan kata lain, di sana-sini kedua gereja itu sedikit-banyak memperhitungkan juga konteks dan kondisi Indonesia dalam perumusan pernyataan imannya.  Boleh jadi partisipasi mereka di dalam DGI/PGI ikut mendorong mereka memperhatikan hal itu.  Toh L.M. Yoder menilai bahwa yang dilakukan pemimpin PGKMI lebih banyak mencangkokan rumusan pernyataan iman Mennonit dari luar negeri, ketimbang mendorong PGKMI bekerja keras menghasilkan pernyataan iman yang memancar dari kehidupan dan iman gereja itu sendiri.

Mennonit dan Fundamentalisme pada Abad ke-20

            Sejak awal abad ini kaum Mennonit bergumul dengan semangat dan paham fundamentalisme.  Semula, pada sekitar dua dasawarsa pertama abad ini, kaum Mennonit melihat paham ini sejalan dengan apa yang diyakininya.  Sama dengan kaum fundamentalis, kaum Mennonit menolak paham Modernisme.  Mereka sama-sama yakin bahwa Alkitab adalah hasil pengilhaman langsung dari Allah dan karena itu tidak mungkin mengandung kesalahan.  Tetapi sejak 1930-an banyak pemimpin Mennonit, terutama di Amerika, melihat bahwa, sama seperti Liberalisme, fundamentalisme juga berbeda dari – dan berbahaya bagi -  keyakinan mereka.  Sebab fundamentalisme sangat mendukung individualisme, menekankan perbedaan derajat pria dengan wanita, dan mendukung militerisme, yang semuanya bersumber dari pemahaman atas Alkitab, yang berbeda dari kaum Mennonit.  Tetapi paham fundamentalisme tetap diminati banyak warga Mennonit.  Sejak 1970-an para tokoh dan pengamat Mennonit semakin menyadari bahwa pemahaman dan citarasa keagamaan di kalangan Mennonit semakin beranekaragam, termasuk menyangkut paham fundamentalisme.  Kaum Mennonit yang berpendidikan, berpenghasilan baik dan berada di kota-kota besar biasanya tidak tertarik pada paham ini, sedangkan yang kurang berpendidikan, berpenghasilan rendah dan tinggal di luar kota banyak yang tertarik.  Bagaimana pun juga, menurut para pengamat ada sekurang-kurangnya lima hal yang merupakan keunikan Mennonit yang bertentangan dengan fundamentalisme: cinta damai, jatidiri di dalam persekutuan, komunalisme, saling melayani dan tidak individualis.

            

Materi Pengenalan Suku Agama


I. KESULITAN MENDAPATKAN ISTILAH YANG TEPAT

1.      Mana yang tepat untuk menggambarkan tentang agama suku , agama tradisi , primitif, animesme , dinamisme , totemisme, fetisisme , naturisme, atau agama nenek moyang.

2.      John Mbiti mendapatkan kekeliruan pada semua istilah-istilah yang digunakan ini. Khususnya istilah yang digunakan untuk mengenala agama-agana di Afrika . Sulit untuk mendapatkan istilah yang tepat yang bisa memuaskan semua orang. John Mbiti benar.

3.      Istilah-istilah yang kurang tepat tapi digunakan :

Animisme
Taylor 1871 mendapati bahwa banyak agama primitif mempercayai adanya jiwa ( souls:anima)pada manusia, binatang dan tumbuhan.
Agama menurut Taylor adalah kepercayaan bahwa didalam tubuh yng kelihatan dan dapat diraba terdapat jiwa Yang tidak kelihatan dan tidak dapat diraba. Ia mendefinisikan agama adalah doktrin makhluk-mahluk roh(spritual).Tapi definisi Taylor masih sempit karena ada orang yang percaya adanya kekuatan supranatural yang impersonal, contoh: ”evil eye”. Juga ada yang percaya adanya ”mana” yaitu kekuatan roh yang impersonal(tidak kelihatan dan  tidak dapat disentuh).

Agama Suku
Penganut agama-agama suku nyatanya terdapat di Los Angeles, New York dan kota-kota modern lainnya .  Contohnya kepala staf gedung putih USA dibawah Presiden Ronald Reagan pernaha menuliskan bahwa Kebanyakan keputusan penting yang dibuat oleh Reagan dilo9nsultasikan lebih dahulu dengan seorang wanita di San Fransisco yang mempraktekkan horoskkop.

Agama Primitif
Istilah ini juga tidak tipaat karena arti primitif ini tidak secara kronologis dan bukan secara benar-benar primitif Dalam arti ketinggalan zaman.

II. AGAMA

1.                  Definisi Agama
Istilah agama bagi sebagian orang diyakini sebagai fanaticism, ignorance, penyembahan berhala atau takhyul.
Agama dalam bahasa latin : religio. Kemungkinan dari kata relegare yang artinya memperlakukan dengan hati-hati,mempertimbangkan. Juga kemungkinan dari kata religare yang artianya menyatukan kembali, mengikat.
Agama adalah satu tindak kebajikan yang olehnya manusia memberikan penyembahan yang layak dan penghormatan kepada Allah sebagai Khalik dan pemerintah Agung segala sesuatu mengakui ketergantungan pada Allah oleh memberikan kepadaNya penyembahan yang cocok dan semestinya baik secara luar dan dalam.
Yakobus 1:27- tentang agama yang sejati ( baca sendiri Alkitabmu).
E.G. White tentang agama:

PP 600 – True religion brings man into harmony with the laws of God, physical, mental, and moral. It teaches self control, serenity, temperance. Religion enables the taste and sanctifies the judgment. It makes the soul a partaker of the purity of heaven.

2T506-  Religion is not merely an emotion, a feeling. It is a principle which is interwoven with all the daily duties and transactions of life.

2.      Agama dan Kultur ( worldview).
-          “ Worldview “ adalah keyakinan dasar seseorang tentang realita yang diperoleh dari orang lain melalui konteks kultur dan pengalaman.
-          Agama adalah bagian dari worldview dalam hubungannya dengan supranatura plus nilai-nilai ritual, seremonial dan etis. Agama juga dapat dikatakan melebihi worldview dalam hal agama itu melengakapi worldview dan menambahkan ritual dan etis pada keyakinan.

3.      Beberapa Struktur Pada Agama
Doktrin adalah kepercayaan yang sudah dikodifikasi ( disusun rapi ).
Superstition adalah kepercayaan pada fenomena dan kekuatan diluar hukum alam sehingga tidak dapat diterangkan secara ilmiah atau religis.
Myths adalah bentuk dasar dari kepercayaan dalam bentuk cerita yang berkaitan dengan supranatural dan teristimewa tentang asal mula manusia dan alam.
Ritual adalah ekspresi iman secara symbol dalam bentuk tingkah dan kegiatan. Penganutnya berpartisipasi dan karenanya menjadikan dia terikat dengan kelompoknya.
Rites of Passage adalah upacara perpindahan jenjang dan hak dalam kehidupan pribadi dari satu tahap ke tahap lainnya.Contohnya : penyerahan bayi, baptisan, perkawinan, pelantikan, pengurapan, penguburan, dll.
Rites of intensification adalah uplacara yang dimaksudkan untuk membangunkan, menguatkan, dan mempersatukan kelompok. Contohnya : perjamuan, panggilan altar, puasa bersama, dll.
Taboo  adalah satu larangan yang apabila dilanggar akan berisiko hukuman supranatural.

4.      Praktisi-praktisi (pelaksanaan) Agama
Shaman, Pemimpin berkarisma yang memplunyai kekuatan dan kontak khusus dengan supranatura.Ia adalah penyembuh ajaib dan dapat praktisi separuh atau penuh waktu.
Imam, Praktisi penuh waktu yang khusus dilatih dan terikat dengan satu struktur agama. Contohnya: pendeta, biarawan/wati, rabi, dll.





5.      Konsep-konsep Tentang Ketuhanan

Konsep ketuhanan secara kwalitas
Monism, hanya ada satu makhluk hidup yang merupakan sari dari semua kekuatan alam.
Dualism, dua tuhan yang kekal dan berdiri sendiri yang mencipta dan memelihara alam semesta yaitu yang baik dan jahat.
Pantheisme, segala sesuatu di alam adalah Allah yang tidak mempunyai kepribadian.
Theism, hanya ada satu pribadi Allah yang Mahatahu, mencipta dan memelihara ciptaan.
Deism, pandangan rasional tentang adanya Allah tapi ia tidak lagi menyatakan diriNya.
Animism, konsep tentang menyangkutpautkan kekuatan , nafsu, dan kemauan menusiawi kepada benda-benda materi.
Fetishism, representasi Allah, iblis, dalam dalam bentuk berhala (idols). Latin fectitius, buatan tangan, tiruan.
Evemerism,  pemujaan pahlawan-pahlawan.

Konsep ketuhanan secara kwantitas
Monotheism, satu Allah yang absolut, eksklusif, mahakuasa, pencipta alam semesta.
Polytheism, keilahian yang terdapat pada banyak Allah.
Henotheism,( monolatry) percaya banyak ilah tapi menyembah hanya satu saja dari mereka .
Atheism, menyangkal adanya Allah.


III. ASAL MULA AGAMA.

Teori asal mula agama
- teori evolusi  : Tylor, Frazer , Marret
- teori historis : Schmidt
- teori fungsional : Durkheim, Eadcliffe-Brown, Malinowski.
- teori pendekatan psikologis : Freud.

Teori evolusi
Edward Burnett Tylor: dari waktu ke waktu animisme berkembang menjadi agama (percaya Allah yang Agung) dan terus berkembang sehingga agama diganti oleh sains (pengetahuan obyektif).
James Frazer: kepercayaan-kepercayaan agama dan konsep tentang jiwa bersumber dari perasaan takut akan kematian dan orang mati.Magis bersifat manipulatif sedangkan agama bersifat suplikatif.

Teori historis
Wilhelm Schmidt:  Bapa dari misiologi Roma Katolik modern.
Manusia mula-mula mempraktekan monoteisme yang kemudian di rusak oleh animisme.  Konsepnya bertentangan dengan Tylor.



Teori fungsional
E. Durkheim: Bapa sosiologi. Agama adalah bagian integtral masyarakat, nilai-nilai yang menyatukan masyarakat
Agama adalah bagian integtral masyarakat, nilai-nilai yang menyatukan masyarakat.


Pendekatan sosio-kutural
Secara kognitif: agama adalah sistim yang sangat penting dan keterangan tetang orang-orang.
Secara afektif: agama memberikan ekspresi emosi yuang dalam .
Secara evaluatif: agama merupakan kesetiaan ( penurutan ) dan nilai terbesar yang dimiliki menusia.

Beberapa emosi yang merupakan pusat dari pengalaman beragama
Kagum, misteri, takut yang suci. Kagum (awe) merupakan akibat dari kesadaran akan yang sesuatu yang ultimasi dan transenden. Ini terlihat pada bangunan ( katedral, mesjid,dll ) dan ritual ( sujud ).
Damai dan senang. Ini terlihat pada bangunan (sederhana, rapi) dan ritual (meditasi  tunduk kepala, saat teduh).
Ekstasi, haru. Ini terlihat pada kepenuhan roh.  Contohnya angkat tangan, menyanyi dgn semangat, bahasa roh, penyembuhan, kesurupan.

Pandangan GMAHK tentang asal mula agama.

IV. APAKAH ADA KESELAMATAN DI LUAR KEKRISTENAN.

1.      Keselamatan adalah melalui iman di dalam Yesus.
-          Roma 10:13 setiap orang yang memanggil nama Yesus
-          Kis 16:3 percayalah akan Tuhan Yesus Kristus
-          Kis 4:12 keselamatan tidak ada pada yang lain slain
-          Yoh 14:6 tidak satupun sampai kepada Bapa kecuali
-          1 Kor 3:11 tidak ada dasar lain selain
-          1 Tim 2:5 satu pengantara antara Allah dan menusia .

2.      Allah menyatakan diriNya sendiri dalam berbagai cara :
-          Melalui alam  Maz 8:3 ; 19:1 ; Roma 1:20
-          Melalui kata hati  Roma 2:14-15
-          Melalui providensia  Kis 10:3 ; Yunus etc.
-     Melalui kitab suci Yoh 5:39 ;17:17 ;2 Tim 3:16
-     Melalui AnakNya   Ibr 1:12 ; Yoh 14:6-11

3.  Atas dasar orang kafir dihakimi ?
-          Luk 12:48  yang diberi banyak akan dituntut banyak
-          2 Kor 4:4   ada yang dihukum kaerna terang-terangan menolak injil
-          1 Tim 3:16  bisa belajar dari kitab suci yang memberi hikmat tapi melalaikan maka        akan dipersalahkan .
-          Roma 2:11-16 tiga kelompok dihakimi berbeda:
1.            Yahudi : melalui terang hukum-hukum Allah.
2.            bukan Yahudi ( gentiles ) melalui terang injil .
3.     kafir ( heathen ) : melalui kata hati.

4.   Zak 13:6   orang masuk surga tanpa mengenal Yesus.

 PK 376     Diantara bangsa-bangasa, suku, dan bahasa, Ia melihat pria dan wanita yang berdoa untuk terang dan Pengetahuan ..... Musuh kebenaran telah membalikkan mereka sehingga meraba-raba dalam kegelapan.  Tapi mereka jujur dalam hati dan ingin memlpelajari jalan yang lebih baik . Walau ditengah dalamnya  kekafiran tanpa pengetahuan akan hukum Allah dan AnakNya, Yesus, mereka telah membuktikan dalam   Berbagai cara pekerjaan kuasa ilahi pada pikiran dan tabiat.

DA 638  Diantara orang kafir ada yang menyembah Allah secara ignoran, terang tidak pernah dibawa oleh agen manusia  kepada mereka .Walau ignoran akan hukum Allah yang tertulis mereka telah mendengar suaraNya  berbicara melalui alam, dan telah mengamalkan hal-hal yang dituntut hukum. Pekerjaan mereka adalah  bukti bahwa Roh Suci menyentuh hati mereka dan mereka diakui sebagtai anak-anak Allah.

9T244 Dantara orang-orang Katolik terdapat banyak yang adalah orang-orang kristan yang paling jujur dan  Berjalan pada semua jalan yang bercahaya kepada merek , dan Allah akan berkerja untuk kepentingan Mereka.


Apa tanggung jawab kita?
Mark 16:15   Pergila kamu keseluruh dunia.........

CT 531  Pria yang berada di kegelapan kekafiran harus dijangkau oleh mereka yang pernah berada pada kondisi  Ignoran yang sama, tapi sudah menerima pengetahuan akan kebenaran firman Allah.

2SM56 Iman pada satu dusta tidak mempunyai pengaruh yang menyucikan atas kehidupan atau tabiat.  Tidak ada kesalahan yang adalah kebenaran atau dapat dirobah jadi kebenaran oleh mengulang-ulanginya atau karena mempercayainya. Kesungguh-sungguhan tidak akan pernah menyelamatkan satu jiwa pun dari konsekwensi mempercayai kesalahan. Tanpa kesungguh-sungguhan tidak akan ada agama yang sejati tapi kesungguh-sungguhan pada Agama yang palsu akan tidak pernah menyelamatkan seorang menusia. Saya bisa saja sungguh-sungguh secara sempurna mengikuti jalan salah tapi itu tidak akan membuat jalan itu menjadi jalan yang binar atau membawa saya ketempat yang saya ingin tiba.
3T274 Seorang janda kafir (tentang janda dan Elia) yang hidup sesuai terang yang ia ketahui berada Dalam keadaan yang lebih berkenan kepada Allah dari pada janda-janda Israel.

V. AGAMA BESAR DAN AGAMA SUKU

1.   Agama-agama besar.
Menekankan konsep-konsep kosmik. Mereka dikenal juga sebagai agama-agama dunia. Contoh: Hindiism, Buddhism, Taoism, Confucianism, etc.

Ciri-ciri Agama-agama besar
1.  Prihatin dengan pertanyaan hidup yang kosmik (universal/menyeluruh). Contoh : dari mana kita berasal, kemana kita menuju, apa maksud keberadaan kita?
2.  Memiliki kitab-kitab suci. Alkitab , Alquran , Rig Weda , Tripitaka, Tao Te Ching, dll.
3.  Sudah terinstitusionalisasi. Ada pemimpin ,terorganisasi, kredo, bangunan penyembahan, dll
4.  Memiliki arahan-arahan etis dan moral.
5.  Ada pendiri.
6.  Cenderung ada sifat universal yang menyatukan.

2.  Agama-agama suku.
Disebut juga Traditional Folk Religions.Prihatin dengan cara memanipulasi kekuatan-kekuatan spiritual.Contoh :shamanism, Animism, African Traditional Religions, dll.
Ciri-ciri agama suku :
-          Prihatin dengan masalah –masalah yang sedang berlangsung : penyakit, kematian, kemarau, kelaparan,dll.
-          Tidak ada/hanya sedikit kitab-kitab suci.
-          Terorganisasi secara tidak formal
-          Tidak ada standaar etis bahkan ada yang amoral
-          Tidak ada figur historis/pendiri.
-          Kadang-kadang muncul sebagai manifestasi kedua dari agam-agama besar. Contoh:Popular Catholicism, Folk Islam, dll.
  • Kadang-kadang pada agama-agama besar terdapat bagian kelompok yang bercirikan agama suku.
  • Apabila misi Kristen tidak menyorot problem yang digeluti oleh agama suku maka baptisan baru bisa berespon ke dua arah :
1) Reversion, kembali ke kebiasaan agama suku,  
2) Surface accommodation, Kristen secara luar tapi hati kafir. Contoh ; salib ditempatkan sebagai penangkal penyakit dalam rumah. Simbol-simbol pada kekristenan di beri arti secara animistis.



VI. WORLDVIEW DAN KULTUR

1.      Kultur dapat dibagi-bagi menjadi lapisan-lapisan pengertian dan lapisan yang paling dalam adalah worldview.
Tingkah laku (behaviour)
Nilai-nilai values )
Kepercayaan (beliefs)
Worldview (What is real)

2.      Worldview adalah keyekinan dasar seseorang tentang realita yang diperoleh dari orang lain melalui konteks kultur dan dari lengalaman .
-          Worldveiw adalah realita yang merupakan pedoman yang membentuk kesetiaan pada kultur dan menyediakan interpretasi tentang dunia lingkungan .
-          Worldview menginterpretasikan apa yang merupakan realita di bidang supranatura, alam , makhluk hidup dan waktu.

3.      Presuposisi tentang worldview :
    1. Begitu alamiah worldview sehingga penganutnya merasa bahwa pengamat percaya hal yang sama.
    2. Adakalanya pengamat dapat mengerti dengan jelas worldview tapi adakalanya tidak.
    3. Worldview dapat berobah kalau menjadi tidak mempu menerangkan pengalaman dan keterangan lain yang mampu sudah dapat diperoleh.
4.      Kapan / dimanakah worldview kelihatan / muncul?
    1. pada masa krisis. Conth : ketikan kematian mendekat, ketika sakit, dll
    2. pada saat ada ritus-ritus transisi ( upacara-upacar adat )
    3. pada pribahasa-pribahasa ( proverbs ) dan mitos-mitos ( myths ).
    4. pada saat peristiwa yang tidak diharapkan terjadi tihba-tiba.
    5. pada cara kata-kata dan bunyi diatur dan dibeda-bedakan . orang meninterpretasi sesuatu melalui kata-kata dan bunyi yang tertentu.

5.      Untuk mengerti realita  orang barat cenderung menekankan akal sementara timur dan afrika menekanakan analogi, hubungan, dan mistik.
      Untuk menerangkan yang realita, bagi ornga timur fables proverbs , dan stories adalah caranya tapi bagi orang barat, sains, filsafat, dan sejarah adalah caranya.
6.      Pedoman Worldview kepercayaan agama ( Alkitab, Sabat, Yesus, Hukum, Makanan, dll) harus sama untuk setiap group kultur tapi worldview sosial bisa beda.

7.      Bagaimana merobah worldview ?
a.                   Tantang kontradiksi internal worldview. Worldview mempunyai     kontradiksi internal/tidak konsisten
b.                  Tawarkan worldview yang memenuhi kebutuhan .
c.                   Perkenalkan sistim baru kepercayaan.
d.                  Gunakan Alkitab untuk merobah worldview.
e.                   Targetkan untuk merobah asumsi seseorang.
f.                   Tantang dengan kekuatan ilahi (power encounter )
g.                  Andalkan kuasa Roh Suci.

8.      Dua ekstrim untuk dihindari :
a.       Baptisan baru meniru cara-cara misionari (worship, struktur gereja, praktek-praktek) tapi tidak ada perobahan worldview.
b.      Menggabung praktek-prakterk kekristenan dengan unsur-unsru animis dalam membentuk satu iman yang baru (sinkretisme).




VII. ANIMISME

1.      Edward Burnett Tylor 1832-1917 menemukan istilah ”animism.” Pada tahun 1873 ia menulis banyak contoh tentang mahluk-mahluk dan kekuatan-kekuatan supranatura . Kekuatan-kekuatan supranatura dianggap ada pada mahluk hidup tapi kemudian banyak dipercayai bahwa ada juga kekuatan-kekuatan supranatura yang berasal dari yang tidak bernyawa ( impersonal power ). Robert S. Marett menyebut ini dengan istilah “ animatism. “
2.      Van Rheenen berpendapat bahwa animisme adalah kepercayaan bahwa mehluk roh bernyawa dan kekuatan-kekuaatan tak benyawa memlpunyai pengaruh atas peristiwa-peristiwa yang dihadapi menusia dan karenanya manusia perlu mengenal mahluk-mahluk dan kekuatan-kekuatan itu agar daplat menentukan jalan keluar memanipulasi mereka.
3.      – Steplhen C. Neill memperkirakan 40% penduduk dunia menganut animisme.
- Dari 88% group yuang belum terjangkau , 135 juta suku animisme dan 1,9 miliar termasuk pada agama-agama besar yang mempraktekan unsur-unsur animisme.

4.   Worldview dari penganut animisme.
a.  Tentang dunia  (cosmos)
Pengertian tentang dunia yang sangat terbatas- menganggap dunia itu bernyawa-
Mempunyai mitos yang berbeda-beda tentang adanya dunia –konsep waktu yang kabur  (tidak ada pembagian jam, minggu, bulan, tahun).

b.  Tentang Tuhan / Ilahi
Mempunyai konsep berbeda-beda tentang tuhan/ilahi –contoh politeisme, Penyembahan nenek moyang ,dll.

c.  Tentang manusia
Manusia adalah bagian dari dunia binatang – keputusan manusia prumitif berdasar group bukan individu.

 d. Keselamatan
Konsep keselamatan adalah keselamatan dari bahaya, penyakit, topan, dll.
Cara mendapatnya lewat memelihara tabu, berbuat baik, ritual, dll.

e.  Kematian
Orang mati itu hidup (souls) – mengambil bagian dalam kehidupan manusia.  (ini cara setan mencekam mereka).



5. Ciri-ciri umum agama suku.

1. Hirarki mahluk-mahluk roh
Percaya akan roh-ron mulai dari yang menduduki batu, pohon sampai dengan roh agung di langit.
Suku-suku yang di kenal umumnya mempunyai kepercayaan kepada satu “ Supreme Being “ ( Supreme God, Creator ) dengan berbagai versi mitos tentang karakter mereka dan versi-versi  Penciptaan yang mereka lakukan.
 Supreme God ini dianggap roh yang baik, tidak berbahaya tapi sudah menjauh dari manusia dan tidak tertarik lagi pada uresan-urasan / persoalan –persoalan manusia.

2. Kesatuan Alam Semesta.
Artinya tidak ada perbedaan antara manusia,binatang, yang bernyawa dan tidak bernyawa. Binatang bisa saja moyang manusia, orang bisa berobah binatang , pohon dan batu bisa memiliki jiwa, mana dari satu tongkat bisa dipindahkan ke manusia , kebiasaan dan kkultur terikat satu dengan yang lain.

3. Percaya Kekuatan-kekuatan Roh Yang Disebut” mana”.
Mana terambil dari istilah melanesia. Mana adalah kekuatan yang impersonal yang bisa berada pada apa saja. Mana tidak pada gods walaupumn ia bisa memiliki itu. Mana bisa diperoleh dengan mengenakan jimat (charm ).

4. Percaya magis ( gaib,sihir ) dan shaman.
Sihir ( magis ) didasarkan pada kepercayaan bahwa kekuatan supranatura dapat dimanipulasi melalui formula tertentu untuk bertindak melakukan tindakan yang menguntungkan atau membahayakan.

Frazer mengemukakan 2 prinsip sihir:
1. Imitative magic (sympathetic magic) yang didasarkan pada “ like produces like“ Contoh:  bila cinta ditolak, dukun bertindak. Ia membuat  Boneka / gambar dari gadis dan melemparkannya ke dalam air diikuti kutukan tertentu. Gadis jadi seperti gila dan menderita sama dengan gambar yang sedang disiksa oleh air.          

2. Contagious magic. Benda yang pernah dijangkiti sihir bisa saja berbahaya.  Suku Basutos  ( Afrika Selatan ) menyembunyikan gigi yang dicabut karena bisa saja gigi itu disihir oleh orang lain dan membahayakan pemilik.
Shaman adalah spesialis roh. Ia bisa menenangkan roh yang marah, menyembuhkan penyakit,  Memimpin upacara yang bersifat roh,mengirim jiwa orang mati ke dunia lain,bisa meninggalkan tubuhnya dan menyaksikan peristiwa yang sedang terjadi di tempat lain.

5. Percaya ” tabu. ”  Tabu adalah larangan yang kalau dilanggar langsung kena hukum malalui sihir. Karena mana ada pada satu orang atau benda maka cara menghindar adalah menjauh dan jangan menyentuh mana itu.

6. Sukar berobah (quality of persistencen). Contoh orang mati dan hidup saling mempengaruhi. Merobah kepercayaan ini akan sangat mengganggu dan menyusahkan mereka. Memerlukan waktu lama untuk perubahan.

2.      ANIMISME DALAM ALKITAB

a.   Kenyataan adanya roh-roh menurut Alkitab :
            Ef 6:12   perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging tetapi :
            1. pemerintah – pemerintah ,
            2. penguasa- penguasa,
            3. penghulu-penghulu dunia yang gelap,
            4. roh-roh jahat di udara.
            1 Yoh 5:19  Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
            Kol 2:15   Ia telah melucuti pemerintah-pemerianth dan plenguasa-pengauasa.

b.      Praktek-praktek animisme bangsa-bangsa sekitar Israel :
1.                  Deut 18:10-13 Sacrifice of children, divination, sorcery, interplretation of mens, medium or spiritist , consults to the dead.
2.                  Eze 6:13; Isa 1:29 worshiped idols on hill, mountaintops, under trees.
3.                  Isa 8:19 consult the deas in behalf of the living
4.                  Isa 47:11-13 magic splells, incantations, or enchantments, sorcerers.
5.                  Gen 35:2-4 amulets.
6.                  Zeph 1:5 ; 1King 17:33 mixed true religion with animism ( Lord / their        own gods )
7.                  1 Sam 28:6-7  Saul consulted a medium
8.                  Eze 21:21&22  divination by casting lots with arrows, consult household    idols,  examination of liver.
9.                  Eze 8:5 ; 21 fertility cults
10.              Eze 8:16 worshiper the sun toward the east
11.              Hos 4:12 consult wooden idols, answers from the diviner’s wand.
12.              Jer 44:17,25 worship the moon , offering cakes and libations
13.              Acts 16:16-18  a shaman girl with spirit of divinations
14.              Acts 13:6-12 a Jewish sorcerer in Cyprus.
15.              Acts 8:18  Simon , ex-sorcerer, still wanter to manipulate power.

c.   Animisme menyesatkan bangsa Israel :
            - 1 Raj 11:14   Istri – istri salomo membalikkan haati raja kepada ilah-ilah.
            - 2 Raja 17:7; Yer 5:19 Israil berdosa karena takut akan ilah – ilah lain .
            - 2 Raja 21:3; Zeph 1:5 ; Yer 19:13  Israel menyembah  ” the host of heaven ”.
            - 1 Taw 10:13-14  Saul ditolak karena berbicara dengan medium.

d.   Astrologi :
            - Yer 10:2  Tanda – tanda di langit
            - Yes 47:13-15   yang bernubuat melalui bintang – bintang.


e.   Ritual divination (ramalan):
            - Urim dan Thummim   Bil 27:21 ; Ul 33:8
            - Ephod  1 Sam 23:6-14
            - Buang undi Ams 16:33
            - membagi wilayah  Yos 18=19
            - mendeteksi orang bersalah Yos 7:14
            - menunjuk tugas-tugas kaabah 1 Taw 24:5
            - mengganti posisi Yudas  Kis 1:26

f.     Orang mengenal manifestasi setan :
            - Luk 9:39  anak yang di rasuk setan
            - Mat 12:22  Seorang yang dirasuk setan
            - Mark 1:32  Orang membawa yang di rasuk setan
            - Luk 6:17,18  Disusahkan oleh roh jahat.
            - Luk 8:29  Dirasuk setan di Gadara.

g.      Perintah :
Yes 8:17-20  Nantikan Tuhan dan bukan roh-roh peramal yang berbisik dan komat kami. Minta petunjuk Allah bukan orang mati.  Cari pengajaran dan kesaksian ( law and testimony).
Im 19:26,31   Jangan bertanya kepada medium atau petenung.
Kel 22:18  Jangan biarkan petenung ( tukang sihir, sorcerer ) hidup.
Ul 18:9-14  Jangan mempersembahkan anak sebagai korban dalam api . Jangan di dapati  petenung, penyihir, pemantera, dan minta petunjuk orang mati.Ini kekejian bagi  Tuhan.
Yer 10:2  Jangan gentar terhadap tanda-tanda di langit.
h.  Tujuan Kita :
1 Tes 1:9-10   Berbaliklah daari berhala dan kembali kpada Allah yang hidup dan         benar.
Kis 26:17,18   Balikkan mereka dari kegelapan kepada terang.

7. Kelemahan2 animisme
            1. Tidak ada alasan moral yang mendasar.
            2. Tidak ada jawaban memuaskan tentang kehidupan .
            3. Tidak berdaya menghadapi krisis hidup.
            4. Tidak ada kepemimpinan yang konstruktif.
            5.Tidak dapat memuaskan kebutuhan sosial dari group : a.l. Takut dan curiga tukang sihir.

8. Efek2 yang tragis pada animisme.
            1. Rasa takut sangat dominan.
            2. Tidak ada pengharapan.
            3. Allah itu jauh.

9. Prinsip2 yang mengatur animisme.
a.  Pandangan tentang kehidupan yang bersifat holistis. Segala sesuatu dianggap sama   dan tidak terpisah.
b.  Pandangan yang bersifat roh tentang kehidupan dan pada segala sesuatu.
c.  Pandangan yang bersifat mitos tentang kehidupan. Mitos adalah alat oleh mana mereka menyatakan keyakinannya. Mitos ini tentang asal mula dunia, asal mula suku, asal mula kehidupan dan kematian, hubungan suku dengan ilah, dll.
d.  Ekspresi kehidupan yang bersifat ritualistis.
e.   Pandanagan bersifat siklus tentang waktu. Waktu bukan garis lurus tapi satu seri peristiwa yang regular yang terjadi secara rutin. Masa lalu penting karena menyediakan info untuk masa kini.  Masa depan tidak penting karena belum ada. Masa kini ( yang dihadapi sekarang ) yang paling penting.


VIII.  MASYARAKAT SUKU ( TRADISI ).

Definisi
Satu masyarakat ”suku” adalah grup sosial yang kawin sesama suku, keturunan dari nenek moyang yang sama, terdiri dari banyak keluarga, ras, kelompok, dan kempung yang menempati wilayah geografis, memiliki kesamaan kultur, agama, dan bahasa, dan dipimpin oleh seorang kepala suku.
Animisme terdapat pada masyarakat suku tradisi : 200-300 juta orang ( 40% penduduk dunia ).

Backwater (keterbelakangan)
Masyarakat suku ( tradisi ) terkebelakang dari segi waktu, geografis, religis, dan sosial.
Populasi kecil, teknik2 sederhana, prientasi grup sangat kuat, prganisasi berdasar ikatan keluarga (kinship ), komunikasi dua arah dan sering vertikal, yang miskin didengar pemimpin, pemimpin adalah yang dianggap tua dan berpengalaman, musyawarah seluruh anggota suku, merasa bertanggung jawab bersama.

Metode evangelisasi
- Tinggal dengan mereka untuk membangun kepercayaan, gunakan cara lisan, target keputusan grup untuk  membuat keputusan, rencanakan jemaat satu saja bagi satu suku (tidak mengelompokkan mereka). Yang penting adalah evangelisasi holistik (meliputi kesehatan, pendidikan, sosial, dll).

Info Roh Nubuatan tentang menjangkau masyarakat suku
Ev 106  Metode yang berbeda yang harus digunakan untuk setiap kasus yang        berbeda.
Ev 123  Pelajari, rencanakan, dan siapkan metode untk menjangkau mereka dimana mereka tinggal. Lakukan yang di luar dari kebiasaan.

Ev 70  Metode baru perlu diperkenalkan. Umat Allah harus menyadari pentingnya waktu dimana mereka hidup.





STRUKTUR- STRUKTUR PADA AGAMA SUKU


I.  MAHLUK-MAHLUK DAN KEKUATAN SUPRANATURA

Animisme menganggap Allah itu dalam berbagai cara
            a.  Pencipta yang jauh dan Tak Terhampiri
            b.  Mahkluk Agung Supranatura yang sifatnya terpantul pada makhluk-makhluk                       supranatura yang biasa.
            c.  Kekuatan-kekuatan tak bernyawa (impersonal) yang dalam alam.
                  * Karena konsep-konsep  ini maka pandangan  tentang Allah Alkitab hilang.

1.  God and Goddesses
Godlings adalah ilah-ilah, roh-roh, dan hantu-hantu yang menjadi keprihatinan dari agama suku dan animis. Ilah-ilah tinggi adalah dewa yang berada di kejauhan yaitu makhluk2 supranatura yang menjadi keprihatinan dari agama2 besar.

Ilah sesuai bentuknya:
a.  Naturalistic gods/Zoomorphic yaitu ilah personifikasi alam seperti dewa matahari, dewa guntur, dewa pohon, dewa ular, dewa beruang, dll.
b.  Anthropomorphic gods yaitu ilah dalam bentuk menusia seperti Zeus, Jupiter, dan Inzanami, dll.
c.   Philomorphic gods yaitu ilah yang sebenarnya tidak ada bentuk karena hanya     secara filosofis.

Ilah sesuai fungsinya:
Ilah pencipta, culture-hero god, trickster god (mengetes manusia), ilah pengontrol  cuaca, kesuburan, cinta, perang, kematian, dll.

Ilah sesuai kedudukan/sifatnya:
Ilah baik, dan Ilah jahat, dll

2.   Iblis (Demons) dan roh2 jahat (spirits)
Ajaran Alkitab:  Mat 10: 25; Mark 3:22; Luk 11:15,18; Mat 12: 24.  Baalzebul, ruler of the demons, etc.
Dalam kebudayaan India:  jin, makhluk antara manusia dengan malaikat; peri, cantik mempesona; Shayatin (Shaitans) yaitu malaikat yang sudah jatuh; Ifrit, kekuatan genius yang berbahaya; Marid, kekuatan yang paling genius dan jahat.
Cerita rakyat Islam di Indonesia: Yang, medimis, lelembuts, tuyul, demit, dan danjang.

3.  Roh-roh nenek moyang
Sebab-sebab roh nenek moyang dihormati:
- Mereka tinggal di dunia lain dan menjadi pengawas di alam menusia hidup.  Mereka                           menghukum atau melindungi keturunannya.
- Mereka memiliki prioritas kebapaan dan ke ibuan, bisa memberi nasihat.
- Mereka memiliki pengetahuan tentang kehidupan sesudah kematian.
- Mereka masih tetap hidup dan tinggal dengan keluarga walaupun sudah mati.
- Karena perolehan2 mereka sehingga mereka bisa membahagikan kekuatan2 kepada                      yang  masih hidup.             


The End of Half Semester






The Material after Mid Test

3.      Kekuatan2 Impersonal

Animatisme adalah kepercayaan terhadap kekuatan2 impersonal.  Istilah ”mana” dan ”animatisme” diciptakan oleh Marett, seorang Anthropologist yang pertama-tama berbicara tentang hal ini.

Mana adalah kekuatan2 yang tak kelihatan yang menyerap di alam dan ada pada ilah, manusia, binatang, benda2 alam seperti sungai, gunung, batu, pohon, dll.  Imam, kepala suku, pemimpin2 dianggap mempunyai lebih banyak mana dari pada orang biasa.

Amulets  adalah benda alam atau buatan yang spontan memancarkan tenaga supranatura untuk pelindung.  Bisa dalam bentuk batu, metal, gigi, kuku, sapu tangan (Kisah 19:12), dll.  Dipakai pada leher, tangan, telinga, dll. Untuk melindungi.

Talisman yaitu benda yang ada ukiran huruf, dll.  Digunakan untuk menghalangi sial dan mendatangkan mujur.  Kalau ”amulets” ada ukiran huruf maka itu disebut ”talisman.”

Barakah  adalah kekuatan impersonal yang membawa keuntungan.

New Age Movement  terdiri dari penyesuaian2 dengan agama Timur dan Filsafat, dan berlatar belakang agama tradisi dan kadang2 keKristenan yang berkedok.  Tenaga universal di anggap oleh movement ini sebagai ”invisible,” ”unmeasurable,” tapi tak terbatas dan merupakan fondasi dari semua yang ada.

5 konsep dasar penyembuhan oleh New Age Movement
1)     Energi univesal adalah dasar dari semua kehidupan.  Itu bukan semata-mata energi      yang ada, tapi energi yang mengalir dari alam dan mesuk kepada makhluk hidup. 
2)     Penyakit terjadi kalau terjadi ketidak balasan atau hambatan aliran energi universal    itu ketika melalui tubuh.
3)     Tabib harus mengaktifkan dan menyalurkan energi universal  yang terhambat itu.       Terapi New Age Movement ini menganggap energi itu bisa mengalir dari       tabib    kepada pasien.
4)      Mujizat di sebabkan oleh perobahan2 pada energi universal ini
5)      Energi universal itu adalah Allah sendiri.
6)      Evil Eye ini adalah kekuatan pada mata seseorang yang dapat membahayakan orang             lain sehingga anak2, pengantin, wanita hamil, dll harus berusaha menghindarinya.            Ada orang yang lahir dengan kasiat ”evil eye.”  karena cemburu, bisa saja yang ada         khasiat evil eye memandang pengantin dan membahayakan secara tidak sengaja.              Cara mengatasinya yaitu menghindar dari orang2 seperti itu.  Maksud adanya           ushers di pesta nikah yaitu melindungi pengantin dari mereka yang berkhasiat ”evil          eye.”
7)      Kekuatan kata-kata
         Contoh:  Mantra, kutuk, tabu, sumpah.

4.      Fetisisme  
-          Ruth Benedict yang membedakan animitisme dan animisme.  Animatisme adalah benda yang ada unsur2 supranatural dan memiliki warna, berat dan ciri2 benda lainnya  tapi tidak memiliki personality.  Animisme menganggap semua benda  di alam ini memiliki personality dan karenannya juga memiliki roh.
-          Fetis adalah benda yang disembah karena memiliki roh didalamnya.







II  MYTHS, LEGENDS, AND TALES

Myths
(mitos) adalah cerita yang dianggap benar tentang peristiwa2 jauh di masa lalu.  Keprihatinan mitos ini adalah tentang  dari mana asal dunia, mengapa kita hidup, kemana kita akan pergi.  Inilah alat yang animis mengekspresikan kepercayaan2 mereka tentang realita hidup.

Legends (legenda) adalah cerita semi historis dari masa lampau (tapi bukan jauh di masa lalu) tentang kepahlawanan2, pergerakan2, dan pembentukan adat istiadat.
Legenda yang lebih panjang dan kadang2 dalam bentuk ritmis (prosa) di sebut ”epic”

Tales adalah cerita yang semata2 dongeng, tidak ada unsur historis, sekular, dan untuk entertainment saja.


III  RITUS-RITUS DAN UPACARA-UPACARA

Ritus adalah drama suci yang menggunakan simbol2 agamawi untuk memperagakan cerita.  Ritus adalah telling by doing rether than telling by saying.
Tahap-tahap ritus:
a)      Ordinary life
b)      Separation: memisahkan orang itu dari keadaan yang biasa.  Ini di tandai dengan memakai pakaian khusus, pergi ketempat khusus, pada waktu yang khusus, pisah dari lingkungan, dll
c)      Renewal atau Transformation: ini adalah core dari ritus itu.  Ini adalah transformasi dari satu tahap ke tahap yang lain.  Dari tidak kawin ke kawin, dewasa ke pensiun, muda ke dewasa, dll.  Selama masa transformasi ini, orang ini menjadi nonperson, bukan sebagai mana adanya.
d)     Reincorporation:  Individu atau kelompok itu kembali kekehidupan sekular atau kemasyarakat.
e)      Ordinary life.

Ritus teknologis:  Ritus yang bernuansa animistis yang di gunakan untuk mengontrol alam atau aspek2 alam.  Ritus untuk tahu sesuatu yang tersembunyi, untuk mendapat makanan, untuk perlindungan bagi rumah baru, perahu baru,dll.
Ritus sosial:  Ritus untuk kelahiran, puberti, perkawinan, pindah level kelas di masyarakat, mendapat pekerjaan, kematian, perang, dll.
Ritus kesehatan.

Revitalization movements adalah usaha masyarakat untuk  membentuk kultur yang lebih memuaskan.  Ini terjadi ketika group menjadi frustasi sehingga untuk mengurangi stress mereka meninggalkan sistem yang di anut dan mengantinya dengan yang baru.

5 langkah revitalisasi menurut Anthony F. C. Wallce:
      1).  Steady state:  saat apabila agama/worldview masih memenuhi kebutuhan2 mereka sehingga tekanan masih pada batas yang wajar.
2).  Increased individual stress:  tekanan meningkat karena wabah, kalah perang, bentrok kultur.  Saat ini orang mulai cari alternatif.
      3).  Cultural Distrotion:  Tekanan meningkat dan tidak ada solusi dari kultur/worldview.  Saat ini orang ingin pindah agama.
4).  Revitalizatiom:  Menerima sistem baru, pemimpin baru muncul dan memperkenalkan konsepnya dan mendapat pengikut.
                        5).  New steady state.

IV  PENYEMBAHAN NENEK MOYANG


Penyembahan nenek moyang adalah kebiasaan praktek animis di antara masyarakat di Far East.  Praktek ini di dasarkan pada pendapat bahwa orang hidup dan orang mati saling bergantung satu dengan yang  lain.  Orang mati memerlukan pengorbanan dan ingin agar  diingat oleh orang yang masih hidup sedangkan orang hidup memerlukan berkat2 dari orang mati.  Tentu saja kepercayaan ini sangat kontra dengan ajaran Alkitab.

Istilah ”ancestors” dan ”ghost” merujuk kepada makhluk hidup yang pernah hidup sebagai manusia.  Roh-roh nenek moyang (ancestors) ini mampu mempengaruhi sanak keluargannya yang masih hidup dan karenanya mereka di sembah.  Hantu (ghost) adalah roh2 halus yang gentayangan dab dibujuk untuk pergi jauh.  Mereka dianggap berbahaya bagi keluarga dan juga kepada orang lain.

Ancestors dan ghosts dianggap tidak hidup kekal.

kepercayaan terhadap ancestors dan ghosts ini menjadi halangan pada penginjilan.  McGavran berpendapat bahwa ancestors worship di Asia dan polygamy di Afrika adalah halangan utama penginjilan.  Definisi:  Ancestors worship adalah keyakinan dan ritus kepada keluarga yang sudah meninggal.  Penyembahan ini mencakup personal devotion, ritus keluarga, ritus keluarga besar, ritus periodik hari peringatan orang mati, dan ritus tahunan peringatan hari orang mati umum. 

Asal mula pemujaan roh nenek moyang:   
1.      Ancestor memiliki kelebihan-kelebihan.
            Mereka lebih banyak pengalaman, pengetahuan tentang hidup sukses, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan.  Karenanya mereka tepat untuk di mintakan nasihat.
2.      Memiliki pengetahuan tentang after life (kehidupan sesudah mati).
3.      memiliki kuasa dan kemampuan2 dan bisa memberikannya kepada keturunan2nya yang masih hidup.
4.      mereka adalah anggota keluarga yang hidup selama mereka masih tetap ingat. 

Kegiatan-kegiatan roh nenek moyang
      1.   Menegakkan moral.  Menghukum kesalahan dan memberkati kebaikan
      2.   Kadang2 memberikan keuntungan antara lain kemakmuran dan kesuburan keluarga dan tanah.
      3.   Kadang2 berbahaya.  Mereka berbahaya karena tidak lagi di ingat oleh keluarga     yang masih hidup.  Dalam hal ini mereka menjadi ”ghosts.”
      4.   Sering cemburu.
Ancestor worship terdapat di korea, Taiwan, Jepang, China, dll.
Response misi injili terdapat ancestor worship:
            1.   Kristen Nestorian dan masyrakat Yahudi-China menerima praktek ancestor                        worship.
            2.   Pertentangan berkepanjangan antara imam2 Jesuits dan Dominikan                                     Franciskan tentang isu terakhir dengan dekrit Paus Pius XII tahun 1939 yang                           mengizinkan ancestor worship di praktekkan oleh Gereja Katholik.  Tahun                          1971, Kardinal Katolik Yu Ping di Taiwan mengumumkan bahwa ancestor                             worship bukan penyembahan berhala tapi Alkitabiah yaitu pengamalan hukum              ke lima.
            3.   Bagi Protestan, Evangelicals dan Liberals terbagi tentang soal ini.                                        Evangelicals seperti Hudson Taylor di China Inland Mission menganggap                           ancestor worship sebagai penyembahan berhala sedangkan Liberals                                             mengizinkan dengan alasan menyesuaikan dengan penginjilan di China.
      4.   Theolog modern di Afrika menyetujui sinkretisme.  Mbiti menganggap                              persembahan makanan dan minuman kepada orang mati bukan berhala tapi                               simbol penghormatan dan persahabatan dengan orang mati.

McGavran menekankan perlunya strategi untuk menarik orang2 Timur kepada keKristenan, sasaran group melebihi individu.

Functional substitute sangat di perlukan dalam menghadapi kasus ancestor worship.  Functional substitute adalah unsur2 kultur yang cocok untuk mengantikan ritus2 dan praktek2 yang bertentangan dengan Alkitab.  Nama lainnya “functional equivalents”  contoh functional subtitute:
                  1.   berkumpul di satu tempat pada hari peringatan orang mati, tidak untuk menyembah tapi memuji Allah karena contoh2nya yang baik ketika Ia masih hidup, berdoa untuk orang yang ditinggalkannya, atau lain2 yang dapat dibuat sesuai situasi.
2.   mendirikan semacam peringatan bagi jasa orang yang sudah mati itu dalam bentuk nama bangunan, prasasti, nama rumah sakit, dll.
3.   berikan penghargaan dan penghormatan yang setinggi2nya kepada orang tua atau yang lebih tua selagi mereka masih hidup.
4.   Tekankan pengharapan akan kebangkitan roh nenek moyang yang sudah menjadi Kristen.
5.   Ajarkan kebapaan yang Agung dari Allah Yang Maha Kuasa.
6.   Bersikan dan cat kuburan mereka. Taruh foto mereka di ruang tamu, dan praktekkan apa saja yang mengingat akan mereka, ini semua akan memberikan kesan bahwa kita menghargai ancestors,


V  SHAMANISME

Yang pertama kali disaksikan oleh missionaris ketika memasuki wilayah animis  bukan sistem bukan sistem atau upacara mereka tetapi orang yang percaya kekuatan-kekuatan gaib personal dan impersonal.

Misionaris harus tahu sikap-sikap animis terhadap kepercayaan mereka dan harus sesuaikan pendekatan dengan situasi ini.

Misionaris harus antisipasi bahwa ada animis yang oportunis tapi ada yang jujur.

Pemimpin-pemimpin agama terdiri dari shamans, priests, dan prophets.

Shaman bisa pria maupun wanita, full time ataupun part time.  Ia menjadi medium untuk kekuatan-kekuatan supranatura, menjadi shaman kerena dialui mempu menyembuhkan, menemukan benda hilang , menyihir (witchraft), dll.  Ia memiliki kontak dengan supranatura dan bisa dalam keadaaan emosi atau kesurupan.

Priest kebanyakan full time dan melayani praktek-praktek agama untuk orang lain.  Pada banyak kasus, priest itu dididik formal.  Ia dipercaya memiliki kontak dengan supranatura, dan melaksanakan tugas sesuai kalender atau periodik.

Prophets adalah petugas-petugas agama yanga dipanggil khusus untuk itu.  Tugasnya adalah menyerukan kebangunan dan pembaharuan, menolak ritus-ritus tradisi, menentang status quo, dan menyeruhkan perubahan.


A.  DEFINISI
Shamanisme adalah sistem kepercayaan yang berpusat pada occult (ilmu gaib), psycihic tranformation (kekuatan-kekuatan batin), dan healing power yang dipercaya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang di sebut “shaman.”

¢  Istilah “shaman” berasal dari masyarakat  Tungus (Asia utara) yang menyebut salah satu dari tipe pemimpin mereka “saman,” yang berarti seorang yang dipesona atau diangkat.  Istilah ini mungkin berasal dari kata “samana” bahasa orang Pali di Asia selatan..

¢  Wilayah yang sangat banyak mempraktekan Shamanisme adalah Siberia, Korea, AsiaTengah, dan Arctic (Amerika utara).  Juga terdapat di negara-negara lain tapi tidak banyak.

  Fungsi seorang Shaman: pelayan masyarakat dalam memberikan kekuatan-kekuatan kepada orang lain, menyembuhkan, mengusir atau mengeluarkan roh-roh halus, pengantara untuk mendamaikan orang mati dan orang hidup, meramalkan hari depan (devination),dan praktek  yang berhubungan dengan supranatura.

  Simbol-simbol Shamanisme: kostum, tongkat, gong, bel, drum, dll.
  Ada beberapa figur yang secara umum termasuk kategori Shaman yaitu:
 1.  witches and witchdoctors: yang membahayakan orang lain (jampi, mantra, sihir, dll) tanpa bisa diketahui.  Mereka sering dipersalhkan karena kanibal, bersetubuh dengan orang mati, pertemuan rahasia, menyembah setan, menyaru binatang untuk mencuri jiwa.
2.       
medicine-men dan healers: orang yang menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit.  Kebanyakan meraka menggunakan obat-obatan alam diramu berdasarkann tradisi.  Bisa juga menganggap obat mereka ada tenaga mana atau supranatura.
3.      mediums: mengantarai orang-orang yang masih hidup dengan roh-roh orang yang sudah mati.

. Sorcerers: sama dengan witches tapi jenis ini sengaja menggunakan sihir untuk berbuat jahat kepada orang lain.  contoh informasi tentang socerers dalam Alkitab: Exo 7:11; Isa 47:9; Jer 27: 9; Dan 2:2; Mal 3:5; Mic 5:11; Nah 3:4; 2 Kings 9:22.  seorang wizard dalam Alkitab sebenarnya adalah sorcerers yang berdoa sambil memotong diri sendiri.  Bisa dria atau wanita.  Ini terdapat di Mesir, Kanaan, bahkan di Israel zaman Manashe.  Lev 19:31; 10:6,27; Deut 18:10,11; I Sam 28:3; 2 Kings 21:6; 23:24; 2 Chor 33:6; Isa 8:19; 19:3.

Deviners (peramal): meramal masa depan, membuka rahasia, dll.  2 Kings 21:6; 23:24; I Chor 10:13; 2 Chor 33:6; Isa 8:19; Lev 19:31; 20:6,27; Deut 18: 11; I Sam 28:3-9; Isa 19:3; 29:4.  ahli nujum (Ibr: darash): Deut 18:11; Isa 65:4.  peramal (kesem): Deut 18:10,14; Bil. 23:23; Eze 13:6,7; I Sam 6:2; Isa 44:25; Eze 21:22.

Astrologers.  Dan 2:2,10,27; 4:7; 5:7,11,15; 1:20.   Enchanters (habar shamayim): Isa 47:13.  Star-gazers (hozeh becocabim) Isa 47:13.
7. Magicians (tukan sihir) (hartummin); Gen 41:8,24; Exo 7:11,22; 8:7,18,19; 9:11; Dan 1:20; 2:2, dll.  Magician dalam NT: Acts 8:9,11; 13:6,8.  Charmer: and juggler (ittim) Isa 19:3; Pls 58:6.  (lahash); Eccl 10:11; Exo 7:22; 8:7,18; dan Enterteiner (hever):

Proses seorang menjadi Healers:
§  melalui pelatihan
§  melalui mimpi
§  Warisan
§  dipilih oleh orang lain
§  memilih diri sendiri
§  melalui pengalaman emosi yang dalam
§  pengalaman khusus sesudah sembuh dari penyakit berat
§  mendapat mujizat
§  mendapat kemampuan khusus pada saat-saat kritis.
§  Kepercayaan Kristen tidak megizinkan pengunaan kekuatan-kekuatan gaib ini.  Kalau ini terjadi berarti meyangkal Allah dan Kristus sebagai yang Mahakuasa.  Memang ada spriritual beings yaitu agen-agen setan didunia ini, umat Allah harus bersandar pada kekuatan-kekuatan Allah.  Nabi mengatakan “Nantikanlah Tuhan.”  Yes 8:17.
Prinsip-prinsip magis menurut Frazer:  1).  Imitative magic atau sympathetic magic yaitu:”like produce like.”  2).  Contagious magic yaitu yang sudah terjangkiti magis bisa menjangkitkannya

Sorcery:
§  penggunaan magis secara luar
§  digunakan dalam keadaan sadar
§  sengaja dibuat untuk maksud jahat
§  diwariskan
§  mengunakan kekuatan-kekuatan gaib

X   DIVINATION


            Divination adalah cara menemukan apa yang akan dibuat oleh kekuatan supranatura atau apa yang mereka ingin manusia lakukan.  contoh: kapan harus menabur benih, boleh anak kita kawin dengan pria itu, mengapa saya sakit dan apa yang harus dibuat?

§  Augury: melalui tingkah burung-burung
§  Belomancy: menggunakan anak panah.
§  Botanomancy: mengamati cara daun bertumbuh.
§  Cartomancy: dengan menggunakan kartu-kartu.
§  Ceromancy: mengamati cairan lilin yang dilarutkan di lantai
§  Chaomancy: mengamati perubahan atmosphere.
§  Cleomancy: krikil atau karang dilemparkan dipasir.
§  Gastromancy: mengamati kontainer yang berisi air atau mendengar bunyi suara dari perut oleh seorang ahli.
§  Geomancy: membaca retak pada lumpur kering, bentuk gambar saat sengenggam debu dilempar ketanah.
§  Gyromancy: posisi tubuh seorang yang jatuh karena letih setelah mengelilingi dan terkuras tenaga pada lingkaran yang dibatasi kapur.
§  Lithomancy: mengamati bentuk karang.
§  Necromancy: dengan berkomunukasi dengan roh-roh orang mati
§  Oneiromancy: interpretasi mimpi.
§  Ornithromancy: meramal masa depan dengan cara penerbangan burung-burung.

Divination dalam Alkitab
  Astrology: Isa 47:13; Yer 10:2; mat 2:9.
  Augury: Lev 19:26; Deut 18:10; 2Kings 21:6; 2Chor 3:6.
  Dreams: Gen 37: 5-11; 40:5-9.
  Hydromancy: Gen 44:5,15.
  Lots (undi): Yos 18-19; Lev 16; Yos 7:14; John 1:7; I Chor 2: 4,5; Est 3:7;   Mat 27:35; Acts 1:25-26.
  Necromancy: Deut 18:11; ISam 28:8; Lev 19:31; 20:6; Isa 8:19-20; 65:4; I      Chor 10:13.
  Rhabdomancy: Eze 21:12-23; Hos 4:12.
  Teraphim (patung nenek moyang): I Sam 15:23; Eze 21:21; Zach 10:2.