Ads Google

Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2019. Show all posts
Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2019. Show all posts

Friday, February 8, 2019

PELAJARAN SABAT KE - 6, 2 FEBRUARI – 8 FEBRUARI 2019 UMAT ALLAH YANG DIMETERAIKAN

 

PELAJARAN SABAT KE - 6

2 FEBRUARI – 8 FEBRUARI 2019

UMAT ALLAH YANG DIMETERAIKAN

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: WHY. 7; 2 PTR. 3:9-14;Ul. 8:11-17; WHY. 14:4, 5, 12; 17:5; RM. 3:19-23.

AYAT HAFALAN: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (Wahyu 7:14).

Pekabaran dari dibukanya ketujuh meterai menunjukkan bahwa setiap orang yang mengaku percaya pada Kristus akan menerima berkat-berkat atas kesetiaan mereka atau kutuk atas ketidaksetiaan mereka. Empat meterai pertama menggambarkan upaya Allah untuk membangunkan umatNya dari kemalasan rohani dan membuat mereka menjadi pemenang. Tetapi, umat Allah masih menderita ketidakadilan dan penindasan dalam dunia yang bersikap kejam terhadap Injil. Pada saat meterai keenam dibuka, Allah telah siap berurusan dengan mereka yang menindas umat-Nya.     
 ,
Pasal 7 disisipkan di antara meterai keenam dan meterai ketujuh. Meterai keenam membawa kita kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Pada saat orang jahat menghadapi penghakiman, Wahyu 7 juga menceritakan kepada kita bahwa mereka yang bertahan pada hari kedatangan Kristus adalah mereka yang sudah dimeteraikan.

Wahyu 7 menunjukkan ciri-ciri umat Allah di akhir zaman, sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Ciri lain diberikan dalam Wahyu 14:1-5. Ada juga selingan yang disisipkan di antara tcrompet keenam dan ketujuh (Why 10:1-11:14). Interval ini terjadi pada periode yang sama dengan peristiwa di pasal 7 yang menggambarkan pengalaman serta tugas-tugas dari umat Allah di akhir zaman.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 9 Februari.


MINGGU 3 FEBRUARI
 
Menahan Keempat Angin Bumi

Baca Wahyu 7:1-3 dan 2 Petrus 3:9-14. Apakah yang dilihat Yohanes? Berapa lamakah malaikat itu harus menahan angin? Apakah yang akan terjadi ketika pekerjaan pemeteraian selesai?
Dalam Perjanjian Lama, angin melambangkan kuasa yang membawa kehancuran yang olehnya Allah mengadakan penghakiman kepada orang-orang jahat (Yer 23:19, 20). Itu merupakan cara lain dalam menggambarkan tujuh bala terakhir yang akan dicurahkan ke atas orang-orang yang tidak bertobat sesaat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali (Why. 16). 

Bagaimanapun juga, kuasa yang menghancurkan ini masih ditahan oleh intervensi-Nya saat umat Allah sedang dimeteraikan.

Pada zaman dahulu, makna sesungguhnya dari pemeteraian adalah kepemilikan. Makna dari pemeteraian secara simbolis di Perjanjian Baru adalah bahwa "Tuhan mengetahui siapa yang menjadi milik-Nya" (2 Tim. 2:19): Allah mengenali umat-Nya dan memeteraikan mereka dengan Roh Kudus (Ef. 1:13, 14; 4:30). Pada akhir zaman, meterai di dahi menjadi tanda bagi mereka yang memilih berada di pihak Allah (Why. 14:1). Meterai Allah bukanlah suatu tanda yang dapat dilihat pada dahi, namun seperti yang Ellen G. White katakan, itu berarti "penetapan dalam kebenaran, baik secara pikirani maupun rohani, sehingga mereka tidak bisa digoyahkan."—Ellen G. White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hlm. 171. Mereka yang dengan sengaja dan secara sadar berpihak pada binatang akan menerima tanda binatang (Why 13:16, 17).

Kesetiaan umat Allah yang termeterai telah teruji di setiap generasi. Namun, ujian kesetiaan pada masa krisis yang terakhir adalah dalam pemeliharaan hukum-hukum Allah (lihat Why. 12:17; 14:12). Secara khusus, hukum keempat akan menjadi ujian penurutan kepada Allah (Why 14:7). Sebagaimana hari Sabat telah menjadi tanda dari umat Allah pada zaman Alkitab (Kel. 31:12-17; Yeh. 20:12, 20), maka Sabat juga akan menjadi tanda kesetiaan kepada Allah pada masa krisis terakhir. 

Di akhir zaman, meterai berfungsi juga sebagai tanda perlindungan dari kuasa yang menghancurkan akibat tujuh bala (lihat Yeh. 9:1-11 sebagai latar belakang dari Wahyu 7:1-3). Dengan demikian, pertanyaan yang ditanyakan dalam Wahyu 6:17 mendapatkan jawaban yang pasti: mereka yang sanggup bertahan dan mendapat perlindungan pada hari murka Allah adalah umat Allah yang sudah dimeteraikan. 

Paulus mengamarkan kepada kita untuk tidak mendukakan Roh Kudus yang olehnya kita telah dimeteraikan (Ef: 4:30). Apakah artinya? Bagaimanakah seseorang dapat mendukakan Roh Kudus? Setelah Anda mendapat jawabannya, pilihan apakah yang dapat Anda buat agar Anda tidak lagi mendukakan Roh Kudus?


SENIN 4 FEBRUARI                
          
Umat Allah yang Dimeteraikan

Baca Wahyu 7:4-8. Berapakah jumlah dari umat Allah yang dimeteraikan? Apakah makna dari angka tersebut?

Pengumuman tentang jumlah dari mereka yang dimeteraikan menandai selesainya pekerjaan pemeteraian. Yohanes mendengar bahwa jumlah merekaadalah 144.000 dari 12 suku Israel. Jumlah ini bukanlah angka literal tetapi lebih kepada apa yang dilambangkannya. Angka 144.000 berasal dari angka 12 x 12 x 1.000. Dua belas adalah simbol umat Allah: suku-suku Israel dan jumlah jemaat yang dibangun di atas dasar 12 rasul-rasul (Ef 2:20). Dengan demikian, jumlah 144.000 mewakili keseluruhan umat Allah di akhir zaman, sebagai wujud dari Israel modern.   
  
Dua belas suku yang dicantumkan dalam Wahyu 7, pastilah, bukan literal, sebab ke-12 suku Israel tidak ada lagi pada saat ini. Sepuluh suku telah ditawan pada saat penaklukan Asyur (2 Raj. 17:6-23), di sana mereka melebur dengan bangsa-bangsa lain. Dua belas suku Israel tidak dapat diwakili oleh Yudaisme saat ini.        

Lebih lanjut, daftar dari 12 suku di Wahyu 7 bukanlah daftar yang biasa. Yehuda dicantumkan sebagai suku pertama dan bukan Ruben. Juga, suku Dan serta Efraim telah dihapuskan, maka suku Yusuf dan Lewi dimasukkan dalam daftlr itu. Alasan mengapa suku Dan juga Efraim dikeluarkan karena di Perjanjian Lama kedua suku ini murtad dan menyembah berhala (Hak. 18:27-32; Hos. 4:17).

Daftar suku-suku di Wahyu 7 bukanlah berdasarkan kronologis sejarah namun berdasarkan kualitas rohani. Ini menyatakan kepada kita bahwa ketidaksetiaan suku Dan serta suku Efraim tidak memiliki tempat di antara umat Allah yang dimeteraikan. Demikian juga, gerejal di Perjanjian Baru dinyatakan sebagai 12 suku Israel (Yak. 1: I ). Dua belas suku dalam Wahyu 7 melambangkan seluruh umat Allah, baik Yahudi maupun non-Yahudi.                                                

Maka jumlah 144.000 menggambarkan pasukan Israel pada zaman dahulu yang hendak pergi berperang. Pada zaman Israel, ada 1.000 tentara di dalam satu unit militer (Bil. 31:3-6). Angka simbolis 144.000 mengindikasikan jemaat yang militan dalam 144 unit militer, masing-masing terdiri dari 1.000 pasukan yang bersedia bagi peperangan akhir (1170 /7:1-1), sangat berbeda dengan tentara musuh yang berjumlah 200 juta (Why. 9:16).             
                          
Kita tidak selamanya merasa nyaman saat membayangkan pasukan militer, meskipun hal itu sering kita temukan dalam Alkitab. Bagaimanakah menjaga realitas pertikaian besar dalam pikiran kita, dapat menyadarkan kita betapa cocoknya ilustrasi mengenai pasukan militer untuk menerangkan kebenaran ini?


SELASA 5 FEBRUARI
 
Kumpulan Besar Orang Banyak

Baca Wahyu 7:9-14. Kelompok umat kudus apakah yang Yohanes lihat pada saat ini? Bagaimanakah mereka digambarkan, dan dari manakah mereka datang? Apakah yang mereka serukan di hadapan takhta Allah? Yohanes melihat orang banyak, mereka adalah orang-orang "yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (Why. 7:14). Demikianlah, mereka adalah satu kelompok istimewa yang, meskipun menghadapi berbagai pergumulan (kita dapat bayangkan bahwa "masa kesukaran besar" adalah pergumulan yang mengerikan) kesetiaan mereka terlihat lewat jubah kebenaran Kristus yang sempurna dipakaikan kepada mereka.

Di sini, seperti juga di bagian lain Alkitab, tema utama keselamatan oleh kasih karunia sangat terlihat dengan jelas. Tidak peduli siapakah orang-orang ini, apakah mereka yang diselamatkan sejak permulaan sejarah dunia atau kelompok 144.000 di akhir zaman, hak mereka atas keselamatan, hidup kekal, dan hak untuk menikmati langit yang baru dan bumi yang baru, hanyalah dapat diperoleh berdasarkan kebenaran Kristus, yang diberikan kepada mereka oleh karena kasih karunia. 
   
"Paling dekat kepada takhta itu terdapat mereka yang pada suatu waktu sangat bergiat dalam usaha Setan, tetapi yang telah ditarik seperti puntung dari dalam api dan yang telah mengikuti Juruselamat dengan penyerahan yang dalam dan sungguh-sungguh. Berikutnya adalah mereka yang menyempurnakan tabiat Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka yang menghormati hukum Allah pada waktu dunia Kristen menyatakannya tidak berlaku lagi, dan berjuta-juta orang yang telah mati syahid oleh karena iman mereka besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.' (Wahyu 7:9). Peperangan mereka telah berakhir, dan mereka telah menang. Mereka telah berlari di dalam perlombaan, dan telah memenangkan hadiahnya. Daun-daun palem di tangan mereka adalah lambang kemenangan, jubah putih adalah lambang kebenaran Kristus yang tak bercela, yang sekarang menjadi milik mereka." Ellen G. White, Alfa dan Omega, Pd. 8, hlm. 702, 703. Ya, kita diselimuti oleh kebenaran Kristus, karunia iman. 

Tetapi bagaimanakah kita dapat memelihara iman, dan tetap setia, meskipun mengalami berbagai ujian dan penderitaan? Atau, lebih penting lagi, bagai mana kita dapat memelihara iman itu dan tetap setia, pada masa kemudahan dan kemakmuran? (Lihat Ul. 8:11-17).                                                                                    

RABU 6 FEBRUARI

Mereka yang Mengikuti Anak Domba

Baca Wahyu 14:1–5 Apakah tiga karakter utama dari kelompok 144.000? Bagaimanakah karakteristik ini berhubungan dengan gambaran umat kudus di akhir zaman dalam Wahyu 14:12?

Wahyu 14:4, 5 dibangun atas dasar gambaran kelompok 144.000 yaitu mereka yang memelihara hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus (Why. 14:12). Meskipun mereka mengalami murka Iblis pada saat krisis terakhir, mereka tetap setia sebab hubungan mereka yang dekat dengan Yesus.
Sesuai dengan Wahyu 17:5, dalam hal apakah kelompok 144.000 tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan? Bagaimanakah hal ini berhubungan dengan fakta bahwa mereka ditebus dari dunia antara manusia sebagai "korban-korban sulung bagi Allah" (Why. 14:4)?

Dosa amoral adalah simbol ketidaksetiaan kepada Allah. Wahyu 17:5 berbicara tentang pelacuran di akhir zaman yang dilakukan oleh Babel dan anakanaknya, dengannya semua penduduk dunia melakukan perzinaan (lihat Why. 18:3). Namun, kelompok 144.000 akan tetap setia kepada Kristus dan menolak hubungan dengan Babel dan agama-agama murtad yang dapat mencemarkan mereka. Mereka "mengikuti Anak Domba itu ke mana raja la pergi" (Why 14:4).

Kelompok 144.000 lebih lanjut dijelaskan sebagai orang-orang yang telah "ditebus dari antara manusia" sebagai "buah-buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba" (14:4). Pada zaman Israel purba, buah sulung adalah buah yang terbaik dari panen yang dipersembahkan kepada Allah. Kata buah sulung menunjuk pada umat Allah yang diselamatkan secara menyeluruh, berbeda dengan penduduk dunia lainnya (lihat Yet: 2:3: Yak. 1:18). Kelompok 144.000 adalah istimewa bukan dilihat dari cara mereka diselamatkan namun karena mereka telah diubahkan tanpa mengalami kematian. Dengan demikian, merekalah buah sulung dari tuaian yang lebill besar, yaitu kelompok umat Allah yang diselamatkan di segala zaman (lihat Why. 14:14-16).

Apakah ada cara hidup yang kita tempuh, tanpa kita sadari dapat membawa kita ke dalam bahaya melakukan perzinaan rohani? Mengapakah kita menipu diri sendiri jika kita berpikir bahwa kita tidak berada dalam bahaya?


KAMIS 7 FEBRUARI

Keselamatan bagi Allah Kita dan Anak Domba

Baca Wahyu 14:5 dan 2 Petrus 3:14. Wahyu menggambarkan umat Allah di akhir zaman sebagai suatu umat yang "tidak bercacat." Bagaimanakah hal ini dapat dicapai?

Karakteristik dari kelompok 144.000 adalah "di dalam mulutnya tidak terdapat dusta: mereka tidak bercela di hadapan takhta Allah" (Why. 14:5). Kata-kata dusta di sini menunjuk pada penipuan Iblis pada akhir zaman (Why. 13:14). Ketika kebanyakan umat manusia di dunia memilih untuk mempercayai dusta, umat Allah di akhir zaman dapat mencintai kebenaran dan diselamatkan (2 Tes. 2:10, 11).

"Tanpa cela" (Yunani amomos, "tak bercacat") merujuk pada kesetiaan kelompok 144.000 kepada. Kristus. Di Perjanjian Lama, Abraham (Kej. 17:1) dan Ayub (Ayub 1:1) juga tidak bercela, meskipun mereka berdosa seperti manusia yang lain. Dua ribu tahun yang lalu, umat Kristen dipanggil untuk menjadi kudus dan tidak bercela di hadapan Allah (Ef 5:27; Flp. 2:15).

Baca Roma 3:19-23. Mengapakah kita harus tetap mengingat kebenaran ini dalam hidup kita?
Pada hari-hari terakhir sejarah dunia, kelompok 144.000 dengan penuh kuasa memantulkan karakter Kristus. Keselamatan mereka akan merefleksikan apa yang Kristus telah lakukan bagi mereka bukan apa yang mereka upayakan untuk kekudusan mereka (lihat Ef. 2:8, 9). Kelompok 144.000 telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba (Why. 7:14), dan, mereka didapati "tidak bercacat dan tidak bercela" di hadapan Allah (2 Ptr. 3:14).

"Kita perlu dimurnikan, dibersihkan dari setiap unsur keduniawian, sampai kita dapat memantulkan karakter Juruselamat, dan menjadi 'pewaris sifat alami Ilahi.' .

"Ketika pertentangan hidup ini telah berakhir, ketika setiap baju zirah diletakkan di bawah kaki Yesus, ketika umat kudus Allah dimuliakan, maka barulah pada saat itu dengan aman kita dapat berkata bahwa kita sudah diselamatkan, dan bebas dari dosa."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 3, hlm. 355, 356. 
Bagaimanakah kita dapat menghidupkan suatu kehidupan yang disucikan sementara dengan aktif melakukan persiapan bagi masa kekekalan namun pada saat yang sama tidak jatuh ke dalam paham perfeksionis atau kekudusan yang fanatik? Mengapakah kita harus selalu mengingat kebenaran yang terkandung dalam Roma 3:19-23?


JUMAT 8 FEBRUARI

PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, dalam buku Selected Messages, jld. 3 dengan judul "Sinlessness and Salvation," hlm. 353-357.

Identitas 144.000 merupakan salah satu isu yang sangat sering diperdebatkan. Apa yang dapat dilihat dari kitab wahyu yaitu bahwa kelompok 144.000 adalah generasi umat Allah yang terakhir yang hidup pada saat penutupan sejarah dunia. Kita mengetahui bahwa mereka akan melewati masa kesukaran akibat tujuh bala yang dicurahkan ke bumi (lihat Why. 7:15-17) dan kesetiaan mereka akan diuji secara luar biasa seperti yang belum pernah terjadi di waktu yang lalu. Namun, siapakah yang akan berada dalam kelompok itu tidak dinyatakan kepada kita. Inilah salah satu rahasia yang Allah simpan bagi-Nya (Ul. 29:29). Hanya masa depan yang akan dapat menyatakan siapa saja umat Allah yang akan menjadi bagian dari kelompok ini. Sehubungan dengan hal ini, kita telah diberikan amaran:

"Kristus berkata bahwa akan ada orang-orang di dalam gereja yang akan menceritakan dongeng-dongeng dan kepercayaan yang tidak berdasarkan Alkitab, ketika Allah telah memberikan kebenaran agung yang sifatnya meninggikan akhlak, serta memuliakan yang harus senantiasa disimpan dalam pikiran. Ketika manusia mengambil teori ini dan teori itu, ketika mereka ingin mengetahui sesuatu yang tidak perlu mereka ketahui, Allah tidak sedang mentmtun mereka. Bukanlah rencana-Nya bahwa umat-Nya menyampaikan sesuatu yang masih merupakan anggapan mereka, dan tidak diajarkan dalam Firman Tuhan. Bukanlah kehendak-Nya bahwa mereka hams bertengkar mengenai berbagai pertanyaan yang tidak menolong mereka secara rohani, seperti pertanyaan, Siapakah yang masuk dalam kelompok 144.000? Mereka adalah umat pilihan yang Allah tentukan sendiri dalam waktu yang singkat."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 1, hlm. 174.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Perhatikan beberapa nasihat ini: "Marilah kita berjuang dengan segenap kuasa yang Allah telah berikan kepada kita untuk berada dalam kelompok 144.000."—Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, jld. 7, hlm. 970. Bagaimanakah Anda menerapkan nasihat ini? Bagaimanakah perjuangan ini dapat memengaruhi keputusan Anda setiap hari?

2. Satu tanda yang penting dari kelompok 144.000 di akhir zaman yaitu menyanyikan lagu baru. Saat Anda melihat kehidupanmu, apakah perjalanan rohanimu pada saat ini merefleksikan sebuah nyanyian pengalaman baru bersama dengan Allah? Atau apakah hidupmu hanya merefleksikan perbuatan Allah di masa lampau, tanpa ada bukti-bukti dari komitmen yang ada pada saat ini? Bagaimanakah kehidupanmu saat ini merefleksikan lagu baru dari perjalanan rohanimu dan pengalamanmu bersama Kristus?

3. Apakah perbedaan antara sekadar mengetahui tentang Kristus dan sungguh-sungguh mengenal Dia? Jika seseorang bertanya kepadamu "Bagaimanakah kehidupan Kristus itu?" Apakah jawabanmu, dan mengapa?


>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-6

>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:






Friday, February 1, 2019

PELAJARAN SABAT KE - 5 26 JANUARI– 01 FEBRUARI 2019 TUJUH METERAI


PELAJARAN SABAT KE - 5

26 JANUARI– 01 FEBRUARI 2019

TUJUH METERAI

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: WHY. 6:1-14; IM. 26:21-26; YEH, 4:16; UL. 32:43; 2 TES. 1:7-10.

AYAT HAFALAN: ”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, dan telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (Wahyu 5:9, 10). 

Wahyu 6 merupakan kelanjutan peristiwa di pasal 4-5, yang menggambarkan Kristus, yang dengan mengambil gulungan yang termeterai, memperoleh kembali apa yang telah hilang oleh karena kejatuhan Adam. Dia sekarang telah siap membuka meterai dari gulungan itu dan siap melanjutkan rencana keselamatan sampai kepada tahap akhir. 

Pentakosta menandai awal dari penyebaran injil, yang olehnya Kristus memperluas kerajaan-Nya. Dengan demikian, dibukanya meterai merujuk pada pemberitaan injil, yang dimulai pada hari Pentakosta, dan juga konsekuensi dari penolakan terhadap pemberitaan injil itu. Dibukanya meterai yang ketujuh dan yang terakhir membawa kita kepada akhir sejarah dunia. 

Wahyu 3:21 memberikan kepada kita kunci yang memberi makna tujuh meterai: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya”. Pasal 4, 5 menyatakan kepada kita tentang kemenangan Kristus dan bagaimana Dia dimuliakan ketika Dia duduk di takhta Bapa-Nya, dan pasal 7 menceritakan para pemenang yang ada di hadapan takhta Kristus. Maka, pasal 6 adalah tentang pergumulan umat Allah untuk mencapai kemenangan supaya mereka dapat duduk bersama Yesus di takhta-Nya.


Minggu, 27 Januari 2019

Meterai Pertama Dibuka

Baca Wahyu 6:1-8 dan Imamat 26:21-26 juga Matius 24:1-14. Perhatikan kata kunci yang sama dalam ayat ini. Apakah yang Anda pelajari tentang makna empat meterai pertama berdasarkan persamaan ini?

Peristiwa tentang tujuh meterai harus dimengerti berdasarkan konteks ku_ tuk dalam Perjanjian Lama jika mengingkari perjanjian dengan Allah, kutuk itu diperjelas dalam istilah pedang, kelaparan, penyakit sampar, dan binatang buas (Im. 26:21-26). Yehezkiel menyebutnya sebagai empat hukuman Allah yang berat (Yeh. 14:21). Ini adalah penghakiman yang digunakan Allah, untuk membangunkan umat-Nya agar tersadar akan kondisi kerohanian mereka, dan menyesah mereka ketika mereka tidak setia pada perjanjian mereka. Dengan cara yang sama, empat penunggang kuda adalah alat yang Allah gunakan untuk menjaga umat-Nya agar tetap berjaga-jaga saat menunggu kedatangan Yesus. 

Ada juga persamaan yang cukup erat di antara empat meterai yang pertama dengan Matius 24:4-14, di mana Yesus menjelaskan apa yang akan terjadi di dalam dunia. Empat penunggang kuda adalah alat yang Allah gunakan untuk menjaga umat-Nya tetap berada di jalan yang benar dengan cara mengingatkan mereka bahwa dunia ini, yang ada saat ini, bukanlah rumah mereka. 

Dengan menggunakan lambang, Wahyu 6: 1, 2 juga bercerita tentang penaklukan. Ini mengingatkan kita pada Wahyu 19:11-16, yang menggambarkan Kristus sedang duduk di atas kuda putih dan memimpin pasukan surga menuju peperangan terakhir dalam sejarah dunia. Sebagai simbol kemurnian, warna putih sering dihubungkan dengan Kristus dan pengikut-Nya. Penunggang kuda tersebut memegang panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota, ini mengingatkan kita tentang gambar Allah di Perjanjian Lama menunggang kuda dengan sebuah panah di tangan-Nya saat menaklukkan musuh-musuh umat-Nya (Hab. 3:8-13; Mzm. 45:4, 5). Bahasa Yunani untuk mahkota yang dikenakan oleh penunggang kuda adalah stephanos, yang berarti mahkota bagi pemenang ( Why. 2:10, 3:11 ). Penunggang kuda ini adalah seorang pemenang yang maju berperang untuk menaklukkan musuh dan menjadi pemenang. 

Penglihatan saat meterai pertama dibuka menggambarkan penyebaran Injil, yang dimulai sangat berkuasa pada hari Pentakosta, lewat peristiwa itu Kristus mulai memperluas kerajaan-Nya. Dan masih banyak lagi wilayah untuk dimej nangkan, dan masih banyak lagi orang yang akan menjadi pengikut-Nya, sampal kemenangan sempurna terlaksana dengan datangnya Kristus dalam kemuliaan.
Secara nubuatan, penglihatan dalam meterai pertama berhubungan dengan pekabaran kepada jemaat di Efesus; itu menggambarkan periode rasul-rasul yang mana pada saat itu Injil tersebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia (Kol. 1 :23). 

Mengapakah kita harus mengingat hal itu, dalam Kristus, kita ada di pihak pemenang, tidak peduli apa pun situasi yang kita hadapi saat ini?


Senin, 28 Januari 2019

Meterai Kedua dan Ketiga

Baca Wahyu 6:3,4. Berdasarkan gambaran kuda merah dan penunggangnya, apakah yang dibicarakan di sini sehubungan dengan Injil? 

Merah adalah warna darah. Penunggangnya memiliki pedang yang besar dan diberi kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh. 

Meterai kedua menggambarkan akibat dari penolakan akan Injil. Saat Kristus memberikan berkat rohani lewat pemberitaan Injil, kuasa-kuasa kejahatan menunjukkan penolakan yang kuat. Sudah pasti, yang terjadi selanjutnya adalah penganiayaan. Penunggang kuda itu tidak membunuh. Namun, dia mengambil damai sejahtera dari bumi, dan sudah pasti hasilnya adalah penganiayaan. (Lihat Mat. 10:34.) 

Baca Wahyu 6:5, 6 dan Imamat 26:26, juga Yehezkiel 4:16. Berdasarkan gambaran dari kuda hitam dan penunggangnya, realitas apakah yang dihubungkan dengan pemberitaan Injil? 

Penunggang kuda hitam memegang sebuah timbangan di tangannya untuk menimbang makanan. Sebuah pengumuman disampaikan: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar” ( Why. 6:6). Di tempat itu, gandum, minyak, dan anggur adalah kebutuhan dasar manusia ( Ul. 11:14). 

Memakan roti dengan cara menghitung berat gandum dengan hati-hati mengisyaratkan adanya bencana kelaparan (Im. 26:26; Yeh. 4:16). Pada zaman Yohanes, satu dinar adalah upah kerja untuk satu hari (Mat. 20:2). Dalam situasi normal, upah untuk satu hari dapat membeli semua kebutuhan keluarga itu untuk hari itu. Namun, pada masa kekeringan maka terjadilah inflasi yang cukup tinggi melebihi harga normal. Pemandangan di meterai ketiga menyatakan, upah satu hari kerja hanya cukup untuk membeli makanan secukupnya untuk satu orang. Untuk menghidupi satu keluarga, upah sehari akan digunakan membeli tiga cupak jelai, makanan yang lebih murah, untuk orang miskin. 

Penglihatan pada saat meterai ketiga dibuka menunjuk pada akibat selanjutnya dari penolakan akan Injil. Jika kuda putih melambangkan pemberitaan Injil, maka kuda hitam melambangkan tidak adanya Injil. Gandum dalam Alkitab melambangkan Firman Allah (Luk. 8:11). Penolakan akan Injil sudah pasti mengakibatkan kelaparan akan Firman Allah sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Amos (Am. 8:11-13).


Selasa, 29 Januari 2019

Pemandangan Meterai Keempat

Baca Wahyu 6:7, 8. Peristiwa apakah yang digambarkan di sini? Bagaimanakah peristiwa ini berkaitan dengan peristiwa sebelumnya? 

Warna kuda di meterai keempat di dalam bahasa Yunani disebut chloros yaitu warna abu-abu (warna debu) warna dari mayat yang membusuk. Penunggangnya bemama Maut; dan, Hades, kerajaan maut atau tempat orang mati mengikutinya. Keduanya diberi kuasa untuk membinasakan dengan pedang kelaparan, kematian karena sampar, dan binatang-binatang buas atas seperempat penduduk bumi.
Meterai keempat mengundang kematian dan sampar. Gambaran peristiwa yang terjadi menceritakan kebenaran tentang adanya kelaparan rohani yaitu Firman Allah sebagai akibat menolak Injil sehingga terjadi kematian rohani. 

Kabar baiknya adalah bahwa kuasa maut dan kerajaan maut (Hades) sangatlah terbatas; mereka hanya diberi kuasa atas sebagian (seperempat) penduduk bumi. Yesus memberi jaminan kepada kita bahwa Dia memiliki kunci maut dan kerajaan maut (lihat Why. 1:18). 

Sekali lagi pelajarilah isi pekabaran kepada jemaat-jemaat di Efesus, Sardis, Pergamus, dan Tiatira di Wahyu 2. Bandingkan situasi di jemaat-jemaat itu dengan berbagai peristiwa yang ada di empat meterai pertama. Persamaan apakah yang Anda temui di antara keduanya? 

Apa yang terjadi di masa tujuh meterai menggambarkan masa depan gereja. Sebagaimana yang terjadi dengan ketujuh jemaat, meterai berhubungan dengan beberapa periode yang berbeda dalam sejarah Kekristenan. Pada zaman rasul-rasul Injil tersebar dengan cepat ke seluruh dunia. Kemudian diikuti dengan periode aniaya pada zaman kekaisaran Roma, sejak akhir abad pertama sampai permulaan abad keempat, sesuai dengan apa yang diperlihatkan dalam meterai kedua. Meterai ketiga menunjuk pada periode kompromi pada abad keempat dan kelima, yang menunjukkan adanya kelaparan rohani yaitu Firman Allah, yang menuntun kepada “Zaman Kegelapan.” Meterai keempat sangat cocok menggambarkan kematian rohani yang menjadi ciri umat Kristen pada Zaman Kegelapan. 

Wahyu 6:6 menyatakan bahwa “minyak dan anggur” tidak akan terpengaruh oleh kelaparan yang timbul akibat bencana dari meterai ketiga. Minyak melambangkan Roh Kudus, dan anggur adalah keselamatan dari Yesus Kristus. Apakah yang dapat kita simpulkan dari kenyataan bahwa, meskipun Firman Allah sangat jarang disampaikan, Roh Kudus tetap bekerja dan keselamatan masih tersedia bagi mereka yang mencari kebenaran?


Rabu, 30 Januari 2019

Meterai Kelima Dibuka

Baca Wahyu 6:9, 10. Apakah yang terjadi di sini? Kata jiwa dalam Alkitab menyatakan manusia secara keseluruhan (Kej. 2: 7). Kematian umat Allah yang setia dan teraniaya di sini digambarkan dalam bentuk darah yang dicurahkan pada bagian bawah mezbah korban bakaran di bait suci dunia (Kel. 29:12; Im. 4: 7). Umat Allah telah menderita ketidakadilan dan kematian karena kesetiaan mereka kepada Injil. Mereka berseru kepada Allah, memohon agar Dia bertindak dan membela mereka. Ayat ini menceritakan ketidakadilan yang terjadi di dunia; tidak ada kaitannya sama sekali dengan keadaan orang mati. 
 
Baca Wahyu 6:11, Ulangan 32:43 dan Mazmur 79:10. Apakah respons surga terhadap doa-doa umat Allah yang teraniaya? 

Umat kudus yang dianiaya diberikan jubah putih yang melambangkan kebenaran Kristus, yang menuntun mereka kepada pembenaran-sebagai pemberian-Nya kepada mereka yang menerima tawaran kasih karunia-Nya (Why. 3:5; 198). Kemudian, dikatakan kepada mereka bahwa mereka harus beristirahat sampai jumlah saudara-saudara mereka, yang mengalami pengalaman yang sama, mencapai jumlah yang ditentukan. Penting untuk mencatat bahwa kata Yunani bagi ayat dalam Wahyu 6:11 tidak memiliki katajumlah. Kitab Wahyu tidak berbicara tentang satu target jumlah tertentu dari umat yang akan teraniaya agar dicapai sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali namun lebih kepada kesempurnaan tabiat mereka. Umat Allah menjadi sempurna karena jubah kebenaran Kristus, bukan karena jasa mereka (Why. 7:9, 10). Umat Allah yang mati sebagai martir tidak akan dibangkitkan dan dinyatakan sebagai pemenang sampai kepada kedatangan Kristus pada awal masa seribu tahun (Why. 20:4). 

Meskipun peristiwa dalam meterai kelima dapat diterapkan juga pada periode abad pertengahan, di mana saat itu ada jutaan umat Tuhan yang mati sebagai martir karena kesetiaan mereka, hal itu juga mengingatkan kita pengalaman penderitaan umat Allah sepanjang sejarah dunia, sejak zaman Habel (Kej. 4. 10) sampai pada akhimya Allah melakukan pembalasan atas “darah hamba-hamba-Nya” (Why. 19. 2). 

“Berapa lama lagi ya Tuhan?” adalah tangisan dari umat Allah yang menderita di segala zaman. Siapakah yang tidak pernah bergumul menghadapi ketidakadilan dalam hidup ini? Penghiburan apakah yang Anda peroleh lewat peristiwa dalam meterai kelima, di mana kita mengetahui bahwa pada akhirnya keadilan itu, pasti akan terlaksana?


Kamis, 31 Januari 2019

Meterai Keenam Dibuka

Pada meterai kelima, kita melihat umat Allah menderita ketidakadilan di dunia yang kejam, memohon agar Allah bertindak untuk membela mereka. Sekarang waktunya telah tiba bagi Allah untuk bertindak sebagai jawaban atas doa umat-Nya. 

Baca Wahyu 6:12-14, Matius 24:29, 30 dan 2 Tesalonika 1:7-10. Apakah yang dinyatakan di sini?
Tanda-tanda alam dari meterai keenam adalah sama dengan apa yang Yesus sudah amarkan dalam Matius 24:29, 30, yang akan terjadi pada akhir masa “kesukaran besar” ( Why. 7:14), di abad pertengahan sebagai tanda yang mendahului kedatangan Yesus yang kedua kali. Matahari, bulan, dan “bintang-bintang” (meteor), juga langit di dalam ayat ini memiliki arti sesungguhnya. Penggunaan kata seperti atau menyerupai menunjuk pada sebuah perumpamaan yang menggambarkan peristiwa yang sebenamya-matahari menjadi gelap seperti karung rambut (saat berkabung), dan bulan menjadi merah seperti darah, bintang-bintang berjatuhan dari langit seperti pohon ara yang menggugurkan buah-buahnya yang mentah, dan langit akan tergulung seperti gulungan kitab. Umat Kristen di negara-negara Barat menyadari adanya gempa bumi di Lisbon pada tahun 1755, hari yang gelap pada tanggal 19 Mei 1780, terjadi di New York bagian timur Inggris Selatan, bahkan hujan meteor yang terjadi di atas Laut Atlantik pada tanggal 13 November 1833, penggenapan nubuatan yang menjadi pertanda kedatangan Kristus. Hal ini mengakibatkan terjadinya serangkaian kebangunan rohani yang dikenal dengan kebangunan rohani besar yang kedua. 
 
Baca Wahyu 6:15-17 dan 19:11-21. Baca juga Yesaya 2:19, Hosea 10:8, dan Lukas 23:30. Ayat-ayat itu menceritakan bagaimana manusia dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda mengalami kepanikan mencoba bersembunyi dari ketakutan yang timbul akibat melihat berbagai peristiwa yang terjadi pada saat kedatangan Kristus. Mereka meminta agar gunung-gunung dan batu-batu karang menimpa mereka agar mereka terlindung dari “Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu” ( Why. 6:16). Waktunya telah tiba untuk mendatangkan keadilan pada saat kedatangan Kristus “untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya” (2 Tes. 1:10). Dan akhir hidup mereka digambarkan dalam Wahyu 19:17-21. 

Peristiwa itu diakhiri dengan sebuah pertanyaan retorika dari orang jahat yang dipenuhi ketakutan: “Sebab sudah tiba hari besar murka mereka, dan siapakah yang dapat bertahan?” ( Why. 6:1 7; lihat juga Nah. 1:6; Mal. 3 :2). Jawaban atas pertanyaan itu ada dalam Wahyu 7:4-mereka yang sanggup untuk bertahan pada hari itu adalah umat Allah yang telah dimeteraikan. 

“Siapa yang dapat bertahan pada hari kedatangan-Nya?” (Mal. 3:2). Bagaimanakah Anda menjawab pertanyaan itu, dan dasar Alkitabiah apakah yang Anda dapat berikan untuk mendukung jawaban itu? Berikan jawaban Anda di UKSS pada hari Sabat.


Jumat, 1 Februari 2019

PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, dalam buku Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil dengan judul “Keperluan Dunia,” hlm. 448-467. 

Penglihatan tentang dibukanya meterai ketujuh, secara simbolis menunjuk pada kasih dan pemeliharaan Allah terhadap umat-Nya di dunia. Kenneth A. Strand telah menyatakan:
“Dalam Alkitab ada jaminan bahwa Allah selalu memelihara umat-Nya: di dalam sejarah dunia, Dia selalu hadir untuk memelihara mereka, bahkan di bagian akhir dari sejarah dunia Dia akan membenarkan mereka serta menganugerahkan karunia yang tidak ternilai yaitu kehidupan kekal. 

Buku Wahyu mengambil dan menjabarkan dengan indahnya tema ini, dengan demikian
Wahyu bukanlah sekadar kisah akhir zaman yang tidak menarik yang berbeda dari tulisan lainnya dalam Alkitab; namun kitab itu membawakan intisari pekabaran Alkitab. Benarlah, sebagaimana yang kitab Wahyu sampaikan, bahwa “Yang Hidup”-yang menaklukkan maut dan kerajaan maut (1 : 18 tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang setia dan bahkan ketika mereka mengalami mati syahid mereka keluar sebagai pemenang (12:11), dengan “mahkota kehidupan” menunggu mereka (lihat 2:10; 21:1-4; dan 22:4).”-Kenneth A. Strand, “The Seven Heads: Do They Represent Roman Emperors? ” dalam Symposium on Revelation-Book 2, Komite Seri Pelajaran Daniel dan Wahyu (Silver Spring, Md.: Biblical Research Institute, 1992), vol. 7, hlm. 206. 

Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan: 

1. Pelajaran berharga apakah yang Anda telah pelajari dari berbagai peristiwa saat dibukanya ketujuh meterai? Mengapakah hal itu menunjukkan kepada Anda bahwa, tidak peduli betapa buruk peristiwa yang terjadi di dunia, Allah tetap berkuasa untuk mengendalikan, dan pada akhirnya semua janji yang kita miliki dalam Kristus akan digenapi? 

2. Renungkanlah pernyataan berikut: “Jemaat adalah alat yang ditentukan oleh Allah untuk keselamatan manusia. Jemaat itu telah diorganisasikan untuk pelayanan, dan tugasnya ialah membawa kabar Injil ke seluruh dunia.”-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 9. Bagaimanakah dengan jemaat Anda. Dapatkah jemaat Anda lebih setia dalam menjangkau orang banyak dengan kabar Injil? 

3. Dalam UKSS, berikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Kamis bagian akhir. Siapakah yang dapat bertahan pada hari kedatangan-Nya, dan mengapakah mereka dapat bertahan? Diskusikan hasil jawaban Anda dikaitkan dengan bagaimana pola hidup yang harus kita tunjukkan pada hari ini agar kita dapat bersedia bagi hari kedatangan-Nya.



>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-5

>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:


HOME