DI
BILIK YANG MAHA KUDUS -- 24
Pelajaran mengenai tempat kudus adalah
kunci yang membuka rahasia kekecewaan pada tahun 1844. Pelajaran itu membukakan
kepada pendengar suatu sistem kebenaran yang lengkap, yang behubungan dan
secara harmonis menunjukkan bahwa tangan Allah telah menuntun Pergerakan Advent
yang besar itu, dan menyatakan tugas-tugas sekarang sebagaimana dijelaskan
kedudukan dan pekerjaan umat-Nya. Sebagaimana murid-murid Yesus, setelah malam
yang mengerikan penuh penderitaan dan kekecewaan itu, "bersukacita bilama
mereka melihat Tuhan," demikianlah
mereka sekarang bersukacita, mereka yang
memandang dengan iman kepada kedatangan-Nya yang kedua kali. Mereka telah
menantikan kedatangan-Nya dalam kemuliaan untuk memberikan upah kepada
hamba-hama-Nya. Sebagaimana pengharapan mereka dikecewakan, pandangan mereka
kepada Yesus hilang, dan bersama Mariam di makam mereka berseru, "Tuhan
telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu dimana Ia
diletakkan." (Yoh. 20:2). Sekarang
di bilik yang maha kudus sekali lagi mereka melihat-Nya, imam besar mereka yang
kekasih, segera akan muncul sebagai raja dan pelepas mereka. Terang dari tempat
kudus menyinari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Mereka
mengetahui bahwa Allah telah memimpin mereka oleh pemeliharaan-Nya yang tidak
pernah salah. Seperti murid-murid yang pertama, walaupun mereka gagal mengerti
pekabaran yang mereka bawa, namun pekabaran itu adalah tepat. Mereka telah
menggenapi maksud Allah dalam menyiarkan pekabaran itu dan usaha mereka tidak
sia-sia dalam Tuhan. "Pengharapan timbul kembali," mereka bergembira "dengan sukacita yang tak terkatakan dan
penuh kemuliaan."
Baik nubuatan Daniel 8:14, "Sampai
lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan
dipulihkan dalam keadaan yang wajar," maupun pekabaran malaikat yang
pertama, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya," kedunya menunjuk kepada pelayanan Kristus di bilik yang
mahakudus, kepada penghakiman pemeriksaan, dan bukan kepada kedatangan Kristus
untuk menebus umat-Nya dan kebinasaan orang jahat. Kesalahan bukan pada
perhitunagn masa-masa nubuatan, tetapi pada peristiwa yang terjadi pada akhir masa 2300 hari itu.
Walaupun oleh karena kesalahan ini orang-orang percaya telah menderita
kekecwaan, namun semua yang diramalkan oleh nubuatan, dan semua yang dijamin di
dalamnya dengan dukungan Alkitab telah terlaksana. Pada saat itu, pada waktu
mereka menangisi kegagalan pengharapan mereka, peristiwa telah terjadi yang
telah diramalkan oleh pekabaran itu, dan yang harus digenapi sebelum Tuhan
datang untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Nya.
Kristus telah datang, bukan ke dunia ini
seperti yang diharapkan, tetapi, sebagaimana dibayangkan dalam lambang, kebilik
yang mahakudus di kaabah Tuhan di Surga. Ia digambarkan oleh nabi Daniel
sebagai yang datang pada waktu ini kepada Yang Lanjut Usia, "Aku terus
melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit
seorang seperti anak manusia; datanglah ia" -- bukan ke dunia ini tetapi -- "kepada
Yang Lanjut Usianya itu, dan ia di bawa ke hadapan-Nya." (Dan. 7:13).
Kedatangan ini diramalkan juga oleh nabi
Maleaki, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman
Tuhan semesta alam." (Mal. 3:1). Kedatangan Tuhan ke bait-Nya adalah
tiba-tiba, tidak disangka-sangka umat-Nya. Mereka tidak mencari Dia di sana . Mereka mengharapkan Dia datang ke dunia ini,
"dalam api yang bernyala-nyala dan mengadakan pembalasan terhadap mereka
yang tidak mau mengenal Allah, dan yang tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan
kita." (2 Tes. 1:8).
Tetapi orang-orang belum bersedia untuk
bertemu dengan Tuhan mereka. Masih ada pekerjaan persediaan yang harus mereka
laksanakan. Terang akan diberikan untuk menuntun pikiran mereka ke bait Allah
di Surga. Dan sementara oleh iman mereka harus mengikuti Imam Besar mereka
dalam pelayanan-Nya di sana, tugas-tugas baru akan dinyatakan. Pekabaran amaran
dan petunjuk yang lain akan diberikan kepada gereja.
Nabi itu berkata, "Siapakah yang
dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri,
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukangpemurni logam dan
seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan
mentahirkan perak; dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka
seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan." (Mal. 3:2,3). Mereka yang
hidup di atas dunia ini pada waktu pengantaraan Kristus akan berakhir ditempat
kudus di atas, akan berdiri dihadapan Allah yang kudus tanpa pengantara. Jubah
mereka harus tidak bernoda; tabiat mereka harus dimurnikan dari dosa oleh
percikan darah. Melalui karunia Allah dan usaha keras mereka, mereka harus
menjadi penakluk dalam perang melawan yang jahat. Sementara penghakiman
pemeriksaan berlangsung di Surga, sementara dosa-dosa orang percaya yang menyesali
dosa-dosanya dipindahkan dari tempat kudus, akan ada pekerjaan khusus
pemurnian, untuk membuangkan dosa, di antara umat Tuhan di dunia ini. Pekerjaan
ini lebih jelas lagi dinyatakan dalam pekabaran Wahyu 14.
Kalau pekerjaan ini telah dilaksanakan,
pengikut-pengikut Kristus akan siap bagi kedatangan-Nya. "Maka persembahan
Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu
kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah." (Mal. 3:4). Kemudian jemaat yang akan diterima Tuhan
kepada-Nya pada waktu kedatangan-Nya, akan "menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacad atau kerut atau yang serupa itu."
(Eps. 5:27). Kemudian jemaat itu akan
"muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya
bagaikan surya, dahsyat seperti balatentara dengan panji-panjinya." (
Kidung 6:10).
Selain kedatangan Tuhan ke dalam
bait-Nya, Maleaki juga meramalkan kedatangan-Nya yang kedua kali,
kedatangan-Nya untuk melaksanakan keputusan penghakiman, dalam kata-kata
berikut ini, "Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera
menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah, dan
orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang
upahan, janda dan anak piatu, dan mendesak ke samping orang asing, dengan tidak
takut kepada-Ku, firman Tuhan semesta alam." (Mal. 3:5). Yugas juga
merujuk kepada pemandangan yang sama pada waktu ia berkata, "Sesungguhnya
Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang
dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan
fasik." (Yudas 15,15). Kedatangan ini dan kedatangan Tuhan ke dalam
bait-Nya, adalah jelas dan peristiwa yang terpisah.
Kedatangan Kristus sebagai imam besar
kita ke dalam bilik yang mahakudus untuk memulihkan tempat kudus itu seperti
yang ditampilkan di dalam Daniel 8:14; kedatangan Anak Manusia kepada Yang
Lanjut Usianya seperti dinyatakan dalan Daniel 7:13; dan kedatangan Tuhan ke
dalam bait-Nya yang diramalkan oleh Maleaki, adalah keterangan peristiwa yang
sama. Dan ini juga dinyatakan oleh kedatangan mempelai laki-laki ke pesta
pernikahan sebagaimana diterangkan Kristus dalam perumpamaan sepuluh anak dara
dalam Matius 25.
Dalam musim panas dan musim gugur tahun
1844, pengumuman "Mempelai datang!
Songsonglah Dia!" telah
diberikan. Dua golongan seperti yang dilambangkan oleh anak dara yang bijaksana
dan yang bodoh itu telah terjadi -- satu golongan yang mengharap dengan
sukacita kedatangan Tuhan dan yang dengan tekun menyediakan dirinya untuk
bertemu dengan Tuhan; sementara segolongan lain yang dipengaruhi oleh
ketakutan, dan bertindak hanya atas hawa nafsu, telah puas dengan teori
kebenaran, tetapi miskin karunia Allah. Dalam perumpamaan itu disebutkan, bahwa
pada waktu mempelai datang, "mereka yang telah siap sedia masuk
bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin." Kedatangan mempelai
laki-laki, yang ditampilkan di sini, terjadi sebelum pernikahan. Pernikahan
melambangkan penerimaan oleh Kristus kerajaan-Nya. Kota suci, Yerusalem yang
baharu, yaitu ibukota dan sebagai cerminan kerajaan itu, disebut "mempelai
perempuan, isteri Anak Domba itu."
Malaikat itu berkata kepada Yohanes, "Marilah ke sini, aku akan
menunjukkan kedapamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." "Lalu di dalam roh ia membawa aku ke
atas sebuah gunung," kata nabi itu,
"dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari
Sutrga, dari Allah." (Wah. 21:9,10).
Jelaslah, mempelai perempuan melambangkan kota suci itu, dan anak-anak
dara yang pergi menemui mempelai laki-laki adalah lambang jemaat. Dalam buku Wahyu, umat Tuhan dikatakan
adalah tamu pada perjamuan kawin. (Wah. 19:9).
Jika umat Tuhan adalah tamu, tidak mungkin juga melambangkan mempelai
wanita. Kristus, sebagaimana dikatakan oleh nabi Daniel, akan menerima dari
Yang Lanjut Usianya, " kekuasaan dan kemuliaan, dan kerajaan." Ia akan menerima Yersualem Baru, ibukota
kerajaan-Nya, "yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdan-dan
untuk suaminya." (Dan. 7:14; Wah. 21:2). Setelah menerima kerajaan, Ia
akan datang dalam kemuliaan-Nya, sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas
segala tuan, untuk menebus umat-Nya, yang akan "duduk makan bersama-sama
dengan Abraham, Ishak dan Yakub" di meja-Nya dalam kerajaan-Nya (Matius
8:11; Luk. 22:30), untuk turut ambil bagian dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Pengumuman "Mempelai datang!
Songsonglah Dia!" pada musim panas tahun 1844, menyebabkan ribuan orang dituntun untuk
mengharapkan kedatangan Tuhan yang segera. Pada waktu yang ditetapkan, mempelai
datang bukan ke dunia ini sebagaimana diharapkan oleh orang-orang, tetapi
kepada Yang Lanjut Usianya di Surga, kepada pernikahan, penerimaan
kerajaan-Nya. "Mereka yang telah siap sedia, masuk bersama-sama dengan Dia
ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu tertutup." Mereka tidak akan hadir
secara pribadi pada pernikahan itu, karena pernikahan itu berlangsung di Surga,
sementara mereka ada di atas dunia ini. Pengikut-pengikut Kristus "menanti-nantikan
tuannya yang pulang dari
perkawinan itu." (Lukas 12:36).Tetapi mereka harus mengerti
pekerjaan-Nya, dan mengikut Dia oleh iman sementara Dia pergi ke hadirat Allah.
Dalam pengertian inilah mereka dikatakan pergi ke pernikahan.
Dalam perumpamaan itu, hanya mereka yang
mempunyai minyak dalam buli-buli dan dalam pelitanya saja yang masuk ke
perjamuan kawin itu. Mereka yang mengerti kebenaran dari Alkitab, dan juga yang
mempunyai Roh dan karunia Allah, dan
yang pada malam pencobaan paling pahit mereka telah dengan sabar menunggu,
menyelidiki Alkitab untuk terang yang lebih jelas, -- mereka ini melihat kebenaran mengenai tempat
kudus di Surga dan perobahan pelayanan Juru Selamat, dan oleh iman mereka
mengikuti-Nya dalam pekerjaan-Nya di tempat kudus di atas. Dan semua yang
melalui kesaksian Alkitab menerima kebenaran yang sama, mengikuti Kristus oleh
iman pada waktu Ia masuk ke hadirat Allah untuk melaksanakan pekerjaan
pengantaraan yang terakhir, dan pada penutupannya menerima kerajaan-Nya --
semuanya ini dilambangkan sebagai pergi pernikahan.
Dalam perumpamaan Matius 22 gambaran
pernikahan yang sama diperkenalkan. Dan penghakiman pemeriksaan dengan jelas
digambarkan terjadi sebelum pernikahan. Sebelum pesta pernikahan mulai, raja
itu datang untuk menemui tamu-tamu (Mat. 22:11), untuk melihat kalau-kalau
semuanya memakai pakaian pesta, jubah tabiat yang tidak bernoda yang dibasuh
dan diputihkan dalam darah Anak Domba (Wah. 7:14). Ia yang ditemukan kurang,
dibuang keluar, tetapi semua yang setelah diperiksa ditemukan memakai pakaian
pesta perkawinan, diterima oleh Allah dan layak memperoleh bahagian dalam
kerajaan-Nya dan tempat duduk di atas takhta-Nya. Pekerjaan pemeriksaan tabiat
ini, yang menentukan siapa yang bersedia kepada kerajaan Allah, adalah
penghakiman pemeriksaan, pekerjaan penghabisan di kaabah di Surga.
Bilamana pekerjaan pekerjaan pemeriksaan
berakhir, bilamana mereka yang pada segala zaman mengaku pengikut-pengikut
Kristus telah diperiksa dan diputuskan, kemudian berakhirlah masa percobaan,
dan pintu kasihanpun tertutuplah. Jadi dalam kalimat pendek, "mereka yang
telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin, lalu
pintu ditutup," kita dibawa melalui pelayanan terakhir Juru Selamat,
kepada waktu bilamana pekerjaan besar penyelamatan manusia diselesaikan.
Dalam upacara di tempat kudus atau kaabah
duniawi, seperti yang kita telah lihat adalah gambaran upacara di kaabah
surgawi, bilamana imam besar pada Hari Pendamaian memasuki bilik yang maha
kudus, maka pelayanan di bilik yang kudus terhenti. Allah memerintahkan
"Seorangpun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bilamana Harun
masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar."
(Imamat 16:17). Jadi bilamana Kristus memasuki bilik yang maha kudus untuk
melaksanakan penutupan pekerjaan pendamaian, Ia menghentikan pelayanan-Nya di
bilik yang kudus. Tetapi bilamana pelayanan di bilik yang kudus berakhir, maka
pelayanan di bilik yang maha kuduspun mulai. Bilamana dalam pelayanan lambang,
imam besar meninggalkan bilik yang suci pada Hari Pendamaian, ia pergi ke
hadirat Allah untuk mempersembahkan darah dari persembahan karena dosa atas
nama semua orang Israel yang benar-benar menyesali dosa-dosa mereka.
Demikianlah Kristus telah menyelesaikan satu bagian dari pekerjaan-Nya sebagai
pengantara, untuk memulai bagian yang lain dari pekerjaan itu, dan Ia masih
mempersembahkan darah-Nya di hadirat Bapa atas nama orang-orang berdosa.
Pokok pelayanan ini tidak dimengerti oleh
orang-orang Advent pada tahun 1844. Setelah waktu berlalu pada waktu Juru
Selamat diharapkan datang, mereka masih percaya kedatangan-Nya sudah dekat.
Mereka berpendapat bahwa mereka telah sampai kepada suatu krisis penting, dan
bahwa pekerjaan Kristus sebagai pengantara di hadirat Allah telah berakhir. Tampak kepada mereka
diajarkan di dalam Alkitab bahwa masa percobaan manusia akan tertutup sedikit
waktu lagi sebelum kedatangan Tuhan yang sebenarnya di awan-awan langit. Hal
ini terbukti dari Alkitab yang menunjuk kepada suatu masa bilamana manusia akan
mencari, mengetok di pintu rahmat, dan pintu itu tidak akan dibuka. Dan menjadi
pertanyaan bagi mereka apakah tanggal yang mereka harapkan kedatangan Kristus
itu, bahkan menandai permulaan masa yang segera mendahului kedatangan-Nya?
Setelah memberikan amaran penghakiman yang sudah dekat, mereka merasa pekerjaan
mereka bagi dunia ini sudah selesai, dan tidak ada lagi beban jiwa mereka bagi
keselamatan orang-orang berdosa. Sementara itu hujatan keras dan ejekan orang
yang tidak percaya kepada Tuhan dianggap sebagai bukti lain bahwa Roh Allah
telah ditarik dari mereka yang menolak kasih karunia-Nya. Semuanya ini
meyakinkan mereka bahwa percobaan sudah berakhir, atau sebagaimana kemudian
mereka sebutkan, "pintu kasihan telah tertutup."
Tetapi
terang yang lebih jelas datang dengan penyelidikan mengenai masalah tempat
kudus. Sekarang mereka melihat bahwa mereka adalah benar dalam mempercayai
bahwa akhir dari 2300 hari itu ialah tahun 1844 yang ditandai dengan krisis
penting. Akan tetapi walaupun benar bahwa pintu pengharapan dan pengasihan,
melalui mana 1800 tahun manusia datang kepada Allah, sudah tertutup, pintu yang
lain terbuka, dan pengampunan dosa diberikan kepada manusia melalui
pengantaraan Kristus di bilik yang maha kudus. Satu bagian pelayanan-Nya sudah
tertutup, sementara satu lagi terbuka. Masih ada "pintu terbuka" ke
tempat kudus surgawi, dimana Kristus melayani demi kepentingan orang-orang
berdosa.
Sekarang terlihat penerapan perkataan Kristus yang terdapat dalam Wahyu,
yang ditujukan kepada jemaat pada zaman ini:
"Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci
Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah Aku telah
membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun." (Wah.
3:7,8).
Mereka, yang oleh percaya mengikut Yesus dalam pekerjaan pendamaian-Nya
yang besar itu, yang akan menerima manfaat pengantaraan-Nya demi kepentingan
mereka. Sementara mereka yang menolak terang yang menampakkan pekerjaan
pelayanan ini tidak akan memperoleh manfaat dari padanya. Orang Yahudi yang
menolak terang yang diberikan pada waktu kedatangan Kristus yang pertama, dan
menolak untuk percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat dunia, tidak dapat
menerima pengampunan melalui Dia. Ketika Yesus pada waktu kenaikan-Nya dengan darah-Nya sendiri memasuki tempat
kudus surgawi mencurahkan berkat-berkat pengantaraan-Nya kepada
murid-murid-Nya, orang-orang Yahudi telah ditinggalkan dalam kegelapan,
meneruskan korban-korban dan persembahan-persembahan mereka yang tidak berguna
lagi. Pelayanan secara lambang dan bayangan telah berakhir. Pintu melalui mana
sebelumnya manusia dapat datang kepada Allah, tidak lagi terbuka. Orang Yahudi
telah menolak mencari-Nya di jalan satu-satunya dimana Ia bisa ditemukan,
melalui pelayanan dalam tempat kudus di Surga. Itulah sebabnya mereka tidak
menemukan persekutuan dengan Allah. Kepada mereka pintu sudah tertutup. Mereka
tidak mengetahui Kristus sebagai korban yang benar dan satu-satunya pengantara
di hadirat Allah; dan oleh sebab itu mereka tidak dapat menerima manfaat
pengantaraan-Nya.
Keadaan orang Yahudi yang tidak percaya itu menggambarkan keadaan
orang-orang yang lalai dan tidak percaya di antara orang-orang yang mengaku
dirinya orang Kristen, yang dengan sengaja tidak mau tahu mengenai pekerjaan
pengasihan Imam Besar kita. Pada upacara lambang, bilamana imam besar memasuki
bilik yang maha kudus, seluruh orang Israel diharuskan berkumpul di sekitar
kemah suci, dan dalam sikap yang paling khidmat merendahkan hati dan jiwa
mereka di hadirat Allah, agar mereka boleh menerima pengampunan atas dosa-dosa
mereka, dan tidak dikucilkan dari perhimpunan bangsa itu. Betapa lebih penting lagi pada hari
pendamaian yang sebenarnya ini kita memahamai pekerjaan Imam Besar kita, dan
mengetahui kewajiban-kewajiban yang dituntut dari kita.
Manusia tidak dapat menolak amaran yang dikirimkan Allah dalam
kemurahan-Nya kepada mereka. Pekabaran telah dikirim dari Surga ke dunia ini
pada zaman Nuh, dan keselamatan mereka tergantung kepada sikap mereka
memperlakukan pekabaran itu. Oleh karena mereka menolak dan tidak memperdulikan
amaran itu, maka Roh Allah ditarik dari bangsa yang berdosa itu, dan akhirnya
mereka binasa di dalam air bah. Pada zaman Abraham, kemurahan berhenti membujuk
penduduk jahat kota Sodom,
sehingga semua orang, kecuali Lot dengan
isterinya dan kedua anak gadisnya, binasa dimakan api yang dikirim dari langit.
Demikian juga pada zaman Kristus. Anak Allah mengatakan kepada orang Yahudi
yang tidak percaya mengenai bangsa itu, "Lihatlah rumahmu ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi." (Mat. 23:38). Memandang kepada akhir
zaman, Penguasa Takterbatas yang sama itu menyatakan mengenai mereka yang
"tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan
mereka." "Dan itulah sebabnya
Allah mendatangkan kesesatan atas mereka yang menyebabkan mereka percaya akan
dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang
suka kejahatan." (2 Tes. 2:10-12). Sementara mereka menolak pengajaran
firman-Nya, Allah menarik Roh-Nya, dan membiarkan mereka jatuh kepada penipuan
yang mereka sukai.
Akan
tetapi Kristus masih mengantarai demi kepentingan manusia. Dan terang akan
diberikan kepada mereka yang mencarinya. Walaupun pada mulanya hal ini tidak
dimengerti oleh orang Advent, tetapi kemudian menjadi jelas, pada waktu
ayat-ayat Alkitab yang menjelaskan kedudukan mereka yang sebenarnya mulai
dibukakan dihadapan mereka.
Berlalunya waktu pada tahun 1844 telah diikuti oleh masa pencobaan besar
bagi mereka yang masih memegang kepercayaan kepada kedatangan Kristus kedua
kali. Satu-satunya yang melegakan, sejauh yang menyangkut penegasan kedudukan
mereka yang benar, ialah terang yang mengarahkan pikiran mereka ke tempat kudus
di Surga di atas. Beberapa orang meninggalkan imannya mengenai
perhitungan-perhitungan nubuatan sebelumnya, dan menganggap kekuatan manusia
atau agen-agen Setan mempengaruhi kuasa Roh Kudus yang telah membantu
Pergerakan Advent. Golongan lain berpegang teguh bahwa Tuhan telah menuntun
mereka dalam pengalaman-pengalaman mereka di masa lalu. Dan sementara mereka
menunggu, berjaga dan berdoa untuk mengetahui kehendak Allah, mereka melihat
bahwa Imam Besar mereka telah memasuki pekerjaan pelayanan lain, dan dengan
mengikuti-Nya oleh iman mereka telah dituntut untuk melihat juga pekerjaan
penutup gereja. Mereka mempunyai pengertian yang lebih jelas mengenai
pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama dan kedua, dan bersedia menerima dan
memberikannya kepada dunia ini amaran yang sungguh-sungguh malaikat yang ketiga
dalam Wahyu 14.
ARTIKEL LAINNYA....
No comments:
Post a Comment