MASA KEPICIKAN YAKUB
Pasal - 9.
Satu masa kepicikan yang dialami oleh Jehuda oleh
ancaman dari raja Babylon digambarkan nabi Jeremiah sebagai berikut: “Aduh,
bagaimana hebatnya hari itu tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi
Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya” Jeremiah 30 : 7.
Bila
hari Sabat menjadi pokok perbantahan dikalangan ke Kristenan, agama dan
kekuasaan pemerintah bersatu untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu, dan
penolakan yang terus menerus oleh sekelompok kecil atas tuntutan umum itu,
membuat mereka itu menjadi sasaran kutuk internasional” …. 1).
“Saya
melihat ke-empat malaikat akan menahan keempat mata angin hingga Yesus selesai
melakukan tugasNya dikaabah dan kemudian akan diturunkan tujuh bala yang
terakhir. Bala-bala ini membuat orang-orang
jahat marah terhadap orang-orang saleh, mereka berpendapat bahwa orang saleh
itulah yang membawa hukuman Allah bagi mereka itu dan bila mereka dapat
menyelamatkan orang-orang benar dari muka bumi ini maka bala-bala itu akan
berhenti. Kemudian satu perintah keluar
untuk membunuh orang-orang saleh, hal inilah yang menyebabkan mereka menangis
siang dan malam. Inilah “Masa Kepicikan
Yakub” …. 2).
“Umat-umat
Allah akan cemplung kedalam satu keadaan kesusahan dan dukacita digambarkan
oleh nabi sebagai masa kepicikan Yakub” …. 3).
Mengapa masa krisis yang dialami umat Allah pada saat itu disebut sama
seperti pengalaman Yakub dahulu waktu diancam kakaknya Esau dan hendak dibunuh,
maka peristiwa itu baik kita pahami.
“Yakub
dan Esau menggambarkan dua kelompok, Yakub sebagai orang benar dan Esau sebagai
orang jahat. Kesusahan Yakub ialah waktu
ia mendengar dan mengetahui bahwa Esau telah datang menghadang dia dengan empat
ratus laskar, menggambarkan kesusahan orang-orang saleh setelah perintah untuk
membunuh mereka sudah keluar, ini sebelum kedatangan Yesus kedua kali. Sementara orang-orang jahat berkeliling
hendak menyerang mereka, maka orang-orang saleh itu dipenuhi rasa takut,
dukacita seperti Yakub, mereka tidak melihat ada kelepasan nyawa mereka.
Malaikat disuruh di hadapan Yakub dan ia pun di pegang
malaikat itu, dipegangnya dan bergumul
dengannya sepanjang malam hari itu.
Demikian juga orang-orang benar itu, dalam masa kesusahan dan kepicikan
mereka bergumul dalam doa dengan Allah, sebagaimana Yakub bergumul dengan
malaikat. Yakub dalam dukacitanya berdoa
sepanjang malam untuk kelepasan dari tangan Esau; Orang-orang benar dalam
kepicikan hati pikirannya akan menangis kepada Allah memohon siang dan malam
untuk kelepasan mereka dari tangan orang jahat yang mengelilingi mereka”. ….
4).
“Apabila
Kristus menghentikan pekerjaanNya sebagai perantara bagi kepentingan manusia
maka masa kepicikan ini akan mulai.
Setiap perkara dari setiap jiwa sudah diputuskan, dari pada saat itu
tidak ada lagi darah perdamaian yang menyucikan manusia. Bila Yesus meninggalkan tugas sebagai
perantara dihadapan Allah, maka pertanyaan yang hikmat diumumkan: “ia yang
berbuat jahat biarlah ia terus berbuat jahat, ia yang benar biarlah ia terus
berbuat kebenaran …. Kemudian Roh yang menahankan daripada Allah itu ditarik
dari dunia ini. Seperti Yakub yang
diancam dibunuh oleh saudaranya yang sangat marah itu, demikian pula umat-umat
Allah akan berada dalam bahaya dari orang-orang jahat yang bermaksud
membinasakan mereka itu. Dan
sebagaimana bapa rohani Yakub itu, bergumul sepanjang malam untuk melepaskan
diri dari tangan Esau, demikian juga orang-orang benar itu akan menangis
berseru kepada Allah siang dan malam untuk kelepasan mereka dari tangan
musuh-musuh mereka yang mengelilinginya.” …. 5).
“Masa
kepicikan yang seperti itu, akan segera terbuka dihadapan kita, dan kita akan
membutuhkan satu pengalaman, yang sekarang kita belum memilikinya, dan banyak
orang lalai untuk memperolehnya. Terlalu
sering keadaan kesukaran dibesar-besarkan lebih daripada keadaan yang
sebenarnya, tetapi bukan demikian halnya akan krisis yang akan datang. Penggambaran yang paling jelas tidak dapat
melukiskan dengan tepat tentang keadaan percobaan itu. Pada masa percobaan itu, setiap jiwa berdiri bagi
diri sendiri dihadapan Allah.” …. 6).
Tetapi
Tuhan yang maha mengetahui bahwa kita tidak pernah diuji melebihi apa yang
dapat kita tanggung. 1 Korintus 10 :
13. Dalam menghadapi masa kepicikan itu
Tuhan lebih dahulu telah mengetahui apakah kita sanggup atau tidak. He knows the end from the beginning. Many will laid out away to sleep before the
fiery ordeal of the time trouble shall upon our world.” …. 7).
(Dia mengetahui akhir sejak dari mula. Banyak yang dibiarkan tertidur lebih dahulu
(mati) sebelum percobaan yang ngeri itu menimpa dunia kita ….. 7).
“Tuhan
sudah sering memberi petunjuk kepada saya bahwa banyak anak-anak kecil yang
dibiarkan tertidur sebelum masa kepicikan itu datang. Kita akan melihat anak-anak kita
kembali. Kita akan bertemu dengan mereka
dan mengenal mereka dalam istana sorga.”
“Tuhan
telah menunjukkan kepada saya berulang-ulang bahwa adalah berlawanan dengan
Alkitab mempersiapkan makanan atau kebutuhan yang fana ini untuk masa kepicikan
itu. Saya melihat bila orang-orang suci
mempunyai makanan untuk mereka sendiri, atau kalau ada di ladang pada masa
kepicikan itu, pedang, kelaparan, dan bala sampar ada meliputi bumi ini, maka
itu semuanya akan dirampas dari mereka oleh tangan-tangan yang menindas dan
orang lain yang akan menuai ladang mereka.” …. 8).
Rumah-rumah
dan tanah-tanah tidak berarti apa-apa bagi orang-orang saleh pada masa
kesukaran karena mereka itu akan lari dihadapan banyak orang yang marah itu.:
…. 9).
Kemudian
saat itu menjadi satu waktu bagi kita untuk mempercayakan seluruhnya ditangan
Allah, dan Dia akan mencukupkan kebutuhan kita.” …. 10).
“Pada
masa kesukaran, mendahului kedatangan Kristus, kehidupan orang-orang benar itu
akan dipelihara melalui pelayanan malaikat-malaikat suci.” …. 11).
Karena Allah yang memelihara Elia tidak akan
melewatkan seorangpun dari anak-anakNya yang mengorbankan diri itu. Dia yang menghitung rambut di kepala akan
memelihara mereka itu, dan pada masa kelaparan pun mereka dipuaskan. Sementara orang-orang jahat sedang mati
karena kelaparan dan bela sampar, malaikat-malaikat melindungi orang-orang
benar dan mencukupkan kebutuhan mereka.
Kepada barang siapa yang berjalan dalam kebenaran ada janji: roti akan
diberi kepadanya dan air minum sudah tentu.” … 12).
“Masa
kesukaran ada didepan. Kita mempunyai
keperluan yang paling penting yang menuntut agar umat-umat Allah menyangkal
diri, dan memakan makanan yang hanya cukup untuk menyambung hidup saja, tetapi
Allah akan mempersiapkan kita untuk masa seperti itu. Di dalam jam-jam yang menakutkan seperti itu adalah
menjadi kesempatan Allah untuk membagikan kuasaNya dan menopang umatNya.” ….
13).
Roti dan air semua telah dijanjikan bagi umat yang
sisa pada masa kepicikan.” …. 14).
“Umat-umat
Allah tidak akan lepas dari Penderitaan, tetapi sementara dianiaya dan
berduka-cita, sementara mereka menderita kekurangan dan mengalami kekurangan
makanan, mereka tidak akan dibiarkan binasa.” …. 15).
“Malaikat-malaikat
mencukupkan mereka dengan makanan dan air sementara orang-orang jahat menderita
kekurangan makanan dan kehausan.” …. 16).
Saya melihat bahwa roti dan air sudah tentu pada saat itu, dan kita
tidak akan kekurangan atau menderita kelaparan.
Karena Allah sanggup untuk menghidangkan meja bagi kita di padang
belantara. Bila perlu Dia akan menyuruh
burung gagak untuk memberi kita makan, seperti yang Dia telah buat kepada Elia,
atau menurunkan manna dari surga, seperti Dia telah buat bagi bangsa Israel.”
…. 17).
“Kebiasaan
yang sudah pasti mengancam mereka, dan seperti Yakub mereka membiarkan iman
mereka menjadi lemah karena doa mereka tidak dengan segera dijawab. Meskipun menderita sakitnya lapar mereka
tidak henti-hentinya, untuk berdoa.” …. 18).
Kepicikan ini dalam maksud Allah yang tertentu membawa
satu arti yang baik bagi umat-umat Tuhan.
Yaitu untuk melatih iman mereka dan menyempurnakan pengalaman-pengalaman
rohani.
“Masa
kesengsaraan dan dukacita yang dihadapan kita menuntut satu iman yang tahan
terhadap kesesalan, kejemuan, dan kelaparan …. Satu iman yang tidak lemah walau
diuji dengan sangat hebat.” … 19).
“Keterlambatan
yang sangat, adalah hal yang sungguh menyusahkan mereka. Itulah pula jawaban yang terbaik bagi pemohon
mereka.
Sementara mereka berusaha menunggu dan percaya Tuhan
akan bertindak, mereka sedang dituntun
dalam latihan iman, pengharapan dan kesabaran, hal mana sangat sedikit
dilatih dalam pengalamanan agama mereka.” …. 20).
Walaupun
umat-umat Allah menderita karena penganiayaan dan kelaparan, dan mereka takut
pula akan dibiarkan Allah jatuh di tangan orang-orang jahat yang mengganas itu,
tetapi yang terutama yang mereka takutkan dan susahkan bukanlah hal-hal
tersebut. Yang paling mereka takutkan
ialah, kalau-kalau masih ada dosa mereka yang belum diampuni oleh Allah.
“Sementara
umat-umat Allah dikelilingi oleh musuh-musuh mereka yang menghendaki
kebinasaannya, tetapi dukacita mereka yang terutama bukanlah akan penganiayaan
karena hal mempertahankan yang benar, tetapi mereka takut bahwa setiap
dosa-dosa mereka mungkin ada yang belum disesalkan dan karena beberapa
kesalahan mereka, mereka gagal menginsafi kegenapan janji Kristus yang berkata:
Akupun akan memelihara engkau dari pada masa percobaan yang akan datang keatas
isi dunia. Wahyu 3 : 10 …. 21).
“Orang-orang
benar …. Dalam kesusahan mereka, akan merasakan dalam-dalam akan ketidak
layakan mereka. Dan dengan banyak air
mata mereka menyadari betapa mereka tidak layak, seperti Yakub akan menuntut
janji-janji Allah melalui Kristus, demikian bergantung sepenuhnya. Tidak berdaya seorang berdosa yang sudah
menyesal.” …. 22).
“Mereka
secara teliti tidak dapat mengingat dosa apapun yang istimewa dalam hidup
mereka secara menyeluruh mereka hanya dapat melihat satu kebaikan yang kecil
sahaja. Dosa-dosa mereka telah dicoret
pada pehukuman dan pengampunan telah ditulis.
Dosa mereka telah dipindahkan ke tempat yang dilupakan dan mereka tidak dapat mengingatnya
lagi.” …. 23).
“Tetapi
sementara mereka merasakan perasaan yang sangat dalam akan ketidak layakan
mereka, mereka tidak mempunyai kesalahan apa-apa yang tersembunyi yang dapat
dibukakan. Dosa-dosa mereka sudah dibawa
ke pengadilan pemeriksaan dan sudah dihapuskan dan mereka itu tidak dapat
mengingatnya lagi.” …. 24).
“Yakub
memegang erat-erat malaikat itu dalam kepicikannya, dan tidak mau
melepaskannya. Sementara itu mengadakan
permohonan dengan berlinang air mata, malaikat itu mengingatkan ia akan
dosa-dosanya pada hari-hari yang lalu dan berusaha melepaskan diri dari Yakub.
Untuk menguji dan mencobainya. Demikian
orang benar pada hari kepicikannya, diuji, dicoba, dibuktikan, untuk menyatakan
kekuatan dari iman mereka, ketabahan mereka dan kepercayaan yang tidak goyang
dalam kuasa Allah itu melepaskan mereka.” …. 25).
Yakub
tidak mau berpaling. Dia mengetahui
bahwa Allah itu murah hati dan ia mohon kemurahan itu. Ditunjukkan kepadaNya kesedihan yang lalu
dan pertobatannya dari dosa-dosa, dan permohonannya
yaitu kelepasan dari tangan Esau.
Demikianlah kesusahannya berlangsung sepanjang malam. Sementara ia mengingat dosa-dosanya pada hari
yang lalu, ia menjadi hampir putus asa.
Tetapi ia tahu harus mendapat pertolongan dari Allah atau kalau tidak,
binasa. Dia pegang erat-erat malaikat
itu, dan mendesakkan permohonan dengan segala sengsaranya, yang sungguh-sungguh
hingga ia menang. Demikian jugalah akan
terjadi bagi orang-orang benar itu.
Sementara mereka mengingat kembali peristiwa-peristiwa hidup pada
masa-masa yang lalu, pengharapan mereka hampir pudar.” …. 25).
Bila
setan menuduh umat-umat Allah akan dosa-dosa mereka, Tuhan mengizinkan dia
mencobai mereka dengan yang paling hebat.
Kepercayaan mereka kepada Allah, iman dan keteguhan hati mereka akan
diuji dengan dahsyatnya. Sementara
mereka mengingat masa-masa yang lalu, pengharapan mereka mulai pudar karena
dalam keseluruhan hidup mereka. Mereka
hanya dapat melihat sedikit yang baik.” …. 26).
“Tetapi
sementara mereka menyadari bahwa adalah persoalan hidup atau mati, maka mereka
menangis berseru kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan menghadapkan kepadanya
tentang duka cita mereka pada masa-masa lalu dan pertobatan dengan rendah hati dosa-dosa
mereka yang banyak, dan kemudian akan menunjuk kepada janji-janjinya. “Biarlah ia memegang Ku dengan kuat dan
mengadakan perdamaian dengan Saya, dan ia akan berdamai dengan Saya.” Demikian permohonan mereka dengan
sungguh-sungguh dihadapkan kepada Allah siang malam.” …. 27).
“Mereka
merendahkan diri mereka dihadapan Allah, menunjukkan kepada pertobatan mereka
yang lalu dari dosa-dosa.” …. 28).
“Mereka akan merasakan ketidakberlayakan mereka,
tetapi tidak mempunyai kesalahan apa-apa lagi yang boleh ditunjukkan. Bila mereka mempunyai dosa-dosa yang belum
diakui dan disesalkan, akan nampak dihadapan mereka, sementara disiksa dengan
rasa takut dan dukacita, dengan kehidupan yang merasa tidak layak, maka mereka
pasti akan kalah.” …. 28).
“Demikian
juga pada masa kepicikan bila umat-umat Allah mempunyai dosa-dosa yang belum
diakui akan muncul dihadapan mereka sementara disiksa rasa takut dan dukacita,
mereka akan dikalahkan, keputusasaan akan membinasakan iman mereka, dan mereka
tidak dapat yakin dalam permohonannya kepada Allah untuk melepaskan mereka.
Tetapi sementara mereka merasakan ketidak layakan
mereka, mereka tidak mempunyai dosa-dosa yang tersembunyi lagi yang dapat
diungkapkan.” …. 29).
“Mereka
yang melatih hanya sedikit iman sekarang ini, sedang berada dalam bahaya yang
besar yang mungkin jatuh dibawah kuasa penipuan setan dan perintah yang memaksa
hati-nurani. Dan bahkan walaupun mereka
menanggung ujian itu, mereka akan cemplung kedalam kesusahan yang lebih dalam
dan dukacita pada masa kepicikan itu, karena mereka belum pernah membuat satu
kebiasaan yakin akan Allah.” …. 30).
“Walaupun
musuh-musuh dapat melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding-dinding
penjara itu tidak dapat memutuskan sama sekali hubungan antara jiwa mereka
dengan Kristus. Dia yang melihat setiap
kelemahan mereka, yang mengenal setiap pencobaan adalah di atas kuasa segenap
dunia, dan para malaikat akan datang mendampingi mereka di sel-sel yang sunyi
sepi itu, membawa terang dan damai dari sorga.
Penjara akan menjadi sebuah istana, karena orang yang
kaya imannya berada disana, dan tembok-tembok yang gelap itu akan disinari
dengan terang sorga sebagaimana waktu Paulus dan Silas berdoa serta menyanyi
puji-pujian dipenjara Filipi, pada tengah malam.” …31).
“Sekiranya
manusia dapat melihat dengan penglihatan sorgawi maka mereka akan melihat
pasukan-pasukan malaikat yang kuat berkeliling orang-orang yang memelihara
Sabda Kristus dengan sabar. Dengan
simpati dan lemah lembut, malaikat-malaikat itu telah menyaksikan kesengsaraan
mereka dan telah mendengar doa-doa mereka, mereka sedang menunggu perintah
Komando mereka untuk memindahkan mereka dari bahaya yang mengancam.” …. 32).
“Diiringi
sorak kemenangan, ejekan, kutukan, pasukan-pasukan orang jahat menyerbu
mangsanya, tatkala, suatu kabut tebal, lebih kelam daripada malam mulai jatuh
keatas bumi. Kemudian sebuah pelangi
yang bersinar penuh kemuliaan dari tahta Allah, memenuhi langit seakan-akan
mengitari setiap orang dari kelompok yang sedang berdoa.
…..Pada tengah malam lah Allah menyatakan kuasaNya
untuk melepaskan umatNya Ditengah-tengah angkara murka di angkasa adalah suatu
celah yang jernih dengan kemuliaan yang tidak terlukiskan, dari tempat mana
terdengarlah suara Allah bagaikan deru air berkata: “Sudah terlaksana.” Wahyu 16:17.” …. 33).
“Dan
mereka menyanyikan suatu lagu yang baru di hadapan tahta, satu lagu yang tidak
dapat dipelajari kecuali yang seratus empat puluh empat ribu orang
tersebut. Karena itulah lagu Musa dan
Anak Domba mempelajari nyanyian itu karena itu adalah lagu pengalaman….
Pengalaman seperti itu tidak dialami
oleh rombongan manapun juga. Mereka
itulah yang mengikuti Anak Domba kemana mereka pergi. Mereka inil diubahkan dari antara orang hidup
di dunia ini, yang dianggap sebagai buah sulung bagi Allah dan Anak Domba. Mereka inilah keluar dari kesusahan besar,
mereka telah mengalami masa kepicikan, yang belum pernah jadi seperti sejak
bangsa-bangsa ada, mereka telah menanggung kesusahan pada masa-kepicikan Yakub,
mereka telah berdiri tanpa pengantara selama dicurahkan hukuman Allah yang
terakhir.” …. 34).
“Bahkan
dalam pikiran pun Juruselamat kita tidak pernah menyerah kepada kuasa percobaan
…. Demikianlah keadaan mereka di dapati tahan berdiri pada masa kepicikan itu.”
…. 35).
“Dunia
kita yang kecil ini menjadi satu buku pelajaran bagi semesta alam.” …. 36).
MASA KEPICIKAN YAKUB
|
||
1. 5 T 451
|
13. 1 T 306
|
25. III SG 132, 133
|
2. EW 36, 37
|
14. III SG 252
|
26. GC 618, 619
|
3. GC 615, 616
|
15. GC 629
|
27. III SG 133
|
4. SR 97
|
16. EW 282
|
28. III SG 134
|
5. PP 201
|
17. EW 56
|
29. GC 620
|
6. GC 622
|
18. III SG 135
|
30. GC 622
|
7. II SM 259
|
19. GC 621
|
31. GC 627
|
8. EW 56
|
20. GC 631
|
32. GC 630
|
9. EW 56
|
21. GC 619
|
33. GC 635, 636
|
10. EW 56
|
22. III SG 132
|
34. GC 649
|
11. ST 26 Feb. 1880
|
23. III SG 134, 135
|
35. GC 623
|
12. 2GC 629
|
24. GC 620
|
36. DA 19
|
No comments:
Post a Comment