Ads Google

Thursday, March 15, 2018

NASIHAT BERPACARAN / COUNSEL ON COURTSHIP


Jangan buat peraturan yang kaku pada orang muda. Peraturan dan perintah keras inilah yang kadang-kadang menuntun mereka merasa bahwa mereka harus dan akan melakukan perkara yang disuruh mereka lakukan. Bilamana memberikan amaran atau teguran kepada orang muda, lakukanlah itu sebagai seorang yang mempunyai perhatian khusus pada mereka. Biarlah mereka melihat bahwa engkau mempunyai kerinduan yang sungguh- sungguh bagi mereka untuk membuat catatan yang baik dalam buku-buku surga. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 341 (Lt67, 1902)
Sebagai suatu umat, kita tidak pernah melarang orang menikah, kecuali jika nyata-nyata pernikahan itu akan menyengsarakan kedua belah pihak. Bahkan dalam kasus yang demikian pun kita hanya memberi nasihat dan bimbingan. – Letter 60, 1900 (Tentang Seks, Zinah dan Cerai, hal. 14; Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 265-266)
4 Testimonies, p. 503.  Tidak ada satu perkawinan dari seratus yang menghasilkan kebahagiaan, yang memikul persetujuan Allah, dan menempatkan pihak-pihak di dalam posisi yang lebih baik untuk memuliakan Dia.
Messages to Young People, p. 455.  Setan sibuk mempengaruhi orang-orang yang sepenuhnya tidak serasi satu dengan yang lain dalam menyatukan kepentingan mereka. Ia senang dalam kegiatan ini, karena olehnya ia dapat mengakibatkan lebih banyak derita dan sengsara kepada keluarga manusia daripada menjalankan kecerdikannya yang lain.”
5 Testimonies, p. 366.  “Pada zaman ini, sementara pemandangan sejarah dunia segera tertutup dan kita segera masuk dalam masa kesukaran seperti yang belum pernah terjadi, semakin sedikit ikatan pernikahan semakin baik untuk semua orang, baik pria maupun wanita.”
               
Tak satu kata pun harus dikatakan, tak satu tindakanpun harus dilakukan, yang engkau tidak mau agar malaikat-malaikat kudus melihat dan mencatatnya dalam kitab-kitab di surga. Engkau harus memusatkan pandangan kepada kemuliaan Allah. Hati harus hanya mempunyai kasih saying yang murni, yang disetujui, yang pantas bagi para pengikut Kristus Yesus, meninggikan sifatnya dan lebih bersifat surgawi daripada duniawi. Segala sesuatu yang berbeda dari ini pada masa berpacaran adalah merendahkan dan menurunkan derajat; dan pernikahan tidak bisa kudus dan terhormat di pandangan Allah yang kudus dan murni kecuali sesudah itu meninggikan prinsip Kitab Suci. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 354 (Ms4a, 1885)
Walaupun pasangan pilihanmu dalam hal-hal lain layak [yang dia tidak], namun ia belum menerima kebenaran pada waktu ini; ia adalah seorang yang tidak percaya, dan  surga melarangmu menyatukan dirimu kepadanya. Engkau tidak bisa, tanpa mendatangkan bahaya kepadamu, mengabaikan perintah Ilahi ini. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 365 (5T 364)

Pertimbangan menikah bukan hanya soal mengasihi atau tidak
Amsal 3:21 – Efesus 4:19
Mereka yang menganggap hubungan pernikahan adalah peraturan Allah yang kudus, yang dijaga oleh perintah-Nya yang kudus, akan dikendalikan oleh pertimbangan. Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 265 (HL, No. 2, hal. 48)
Banyak pria dan wanita yang sudah memasuki hubungan pernikahan, seolah-olah satu-satunya pertanyaan bagi mereka adalah apakah mereka mengasihi satu dengan yang lain. – Nasihat Allah untuk Masa Kini Jld. 2, hal. 332
Mereka yang memikirkan pernikahan seharusnya memikirkan bagaimana nanti tabiat dan pengaruh keluarga yang mereka akan bangun itu.” – Hidup yang Terbaik, hal. 335, 336
Ikatan keluarga adalah ikatan yang paling erat, paling lembut dan kudus, dari aikatan apa pun di dunia ini. Ikatan itu dimaksudkan untuk menjadi suatu berkat bagi manusia. Dan itu menjadi berkat apa bila SUMPAH PERNIKAHAN itu diadakan dengan CERMAT, DALAM RASA TAKUT AKAN ALLAH, dan dengan PERTIMBANGAN PENUH akan tanggung jawabnya. – Hidup yang Terbaik, hal. 335
Memilih teman hidup seharusnya adalah demi menjamin kesejahteraan jasmani, pikiran dan rohani orangtua dan anak-anak, sehingga menyanggupkan orang tua dan anak-anak untuk menjadi berkat bagi sesama manusia dan menghormati Khalik. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Telitilah dengan hati-hati apakah hidup pernikahanmu nanti akan berbahagia, atau tidak harmonis dan berantakan. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan itu, apakah persatuan ini membawamu ke surga? Apakah pernikahan itu akan menambah kasihmu kepada Allah? Dan apakah pernikahanmu itu akan meningkatkan kesanggupanmu untuk menjadi berguna di dalam kehidupan ini? Jika bayangan-bayangan ini tidak menampakkan kemunduran, maka dengan takut akan Tuhan, majulah terus – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 106-107
Kalau ada suatu pokok pemikiran yang harus dipertimbangkan dengan tenang dan tidak emosional, itu adalah pokok pemikiran tentang pernikahan. Kalau Alkitab pernah dibutuhkan untuk menjadi sebagai seorang penasihat, itu adalah sebelum mengambil langkah untuk mengikat kedua orang pasangan seumur hidup. Tetapi sayangnya, dalam hal ini perasaan menjadi tuntunan; dan di dalam banyak kasus perasaan sentimental dikarenakan oleh cinta yang salah akan membuat mereka kehilangan kemudi, dan menyebabkan mereka mengarah kepada kehancuran. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105
Bertindaklah selalu dari prinsip, jangan pernah dari dorongan hati. Tempalah tindakan alamiahmu yang tergesa-gesa dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan. Jangan membiasakan diri menganggap enteng dan menyepelekan sesuatu. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 349 (MH 491)
Bagi banyak orang, kasih kepada manusia memudarkan kasih kepada Ilahi. Mereka megambil langkah pertama dalam kemurtadan oleh mempertaruhkan perintah Tuhan. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363 (SD 165)

Sudahkah saya …
Lukas 16:10-12
Orang-orang muda mempunyai banyak pelajaran yang harus dipelajari, dan satu pelajaran yang paling penting adalah belajar mengenal diri sendiri. – Dasar-dasar Pendidikan,hal. 103
Sebelum menerima tanggung jawab yang terkait dalam pernikahan, pria dan wanita muda seharusnya sudah MEMPUNYAI PENGALAMAN PRAKTIS dalam kehidupan yang akan mempersiapkan mereka untuk tugas-tugas dan beban-beban rumah tangga.” – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Oleh karena pria dan wanita mempunyai bagian untuk membentuk rumah tangga, maka anak pria dan wanita harus mendapat pelajaran mengenai kewajiban rumah tangga. Mengatur tempat tidur, membuat kamar teratur, mencucui piring, menyediakan makanan, mencuci dan memperbaiki pakaian sendiri, adalah merupakan pendidikan yang tidak membuat seorang anak laki-laki kurang gagah; hal itu akan membuat dia lebih bahagia dan lebih berguna. Dan sebaliknya, jika anak-anak perempuan dapat belajar melengkapi dan mengendarai kuda, dan menggunakan gergaji dan palu, sebagaimana menggunakan penggaruk dan tajak, maka mereka akan lebih baik dan pantas menghadapi hal-hal darurat dalam hidup. – Pendidikan Sejati, hal. 166
Adalah oleh karena kesetiaan kepada tugas dalam rumah tangga orangtua di mana orang-orang muda dipersiapkan bagi rumah angga mereka sendiri. Biarlah mereka mempraktikkan penyangkalan diri di sini dan menunjukkan kebaikan hati, sopan santun dan simpati Kristen. Kasih seperti itu akan tetap hangat dalam hati, dan dia yang keluar dari rumah tangga seperti itu dan bertindak selaku kepala rumah tangganya sendiri akan mengetahui bagaimana meningkatkan kebahagiaan istri yang telah dipilihnya menjadi teman seumur hidupnya. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 258 (PP 176)
Education, p. 276.  “Sebelum memikirkan mengenai kemungkinan menjadi ayah dan ibu, para pria dan wanita haruslah terbiasa dengan hukum mengenai perkembangan fisik—fisiologi dan kesehatan, mengenai pengaruh pengaruh-pengaruh sebelum melahirkan, dengan hukum keturunan, kebersihan, pakaian, olahraga, dan pengobatan penyakit; mereka harus mengeri hukum mengenai perkembangan mental dan latihan moral.”
Banyak orang yang telah masuk dalam perkawinan tanpa memiliki harta benda (property) dan warisan apapun. Padanya tidak ada kekuatan badan maupun tenaga pikiran untuk mendapat harta-benda. Orang-orang yang serupa itulah yang biasanya terburu-buru hendak kawin … sama sekali mempunyai pikiran yang benar tentang kewajiban seorang suami dan bapa dan betapa besar biaya untuk menyediakan segala keperluan rumah tangga. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 432
Patriarchs and Prophets, p. 188.  Pada zaman dahulu, adat menuntut agar pengantin laki-laki, sebelum disahkan dalam satu ikatan pernikahan, membayar sejumlah uang atau harta benda yang senilai dengan itu, menurut kesanggupannya, kepada ayah istrinya. Ini dianggap sebagai satu pelindung terhadap pernikahan itu. Para ayah tidak merasa aman untuk mempercayakan anak perempuannya kepada seorang laki-laki yang tidak mengadakan persediaan untuk membiayai keluarganya. Jikalau mereka tidak mempunyai tenaga dan keahlian yang cukup untuk mengurus usahanya, dan memelihara ternak dan tanahnya, maka dikhawatirkan bahwa hidup mereka nantinya akan terbukti sia-sia. Tetapi jalan disediakan untuk menguji mereka yang tidak mempunyai apa-apa untuk diberikan sebagai mas kawin. Mereka diizinkan untuk bekerja bagi bapa anak perempuan yang mereka cintai, jangka waktunya ditentukan oleh nilai mas kawin yang dituntut. Bilamana ia setia dalam pekerjaannya, dan membuktikan diri bahwa ia layak dalam segi-segi lainnya, maka ia akan memperoleh anak perempuan itu sebagai isterinya; dan pada umumnya mas kawin yang diterima oleh sang ayah itu akan diberikan kembali kepada anak perempuannya pada waktu pernikahannya.”
Youth Instructor February 7, 1901.  “Tidak seorangpun pria dapat dimaklumi (excusable) ketika tidak memiliki kemampuan finansial. Dari banyak hal, seorang pria mungkin disebut, dia baik, ramah, dermawan, cakap dan seorang Kristen, tetapi tidak memenuhi syarat untuk mengelola urusan (business) miliknya. As far as the proper outlay of money is concerned, dia hanyalah anak kecil belaka. Dia tidaklah di ajar oleh orangtuanya untuk mengerti dan menjalankan prinsip-prinsip mandiri (self-support).
Adventist Home, p. 81.  "Pihak-pihak mungkin tidak memiliki kekayaan duniawi, tapi mereka harus memiliki berkat yang lebih besar yaitu kesehatan. Dan dalam banyak kejadian tidak boleh ada perbedaan usia yang jauh.
Hati merindukan kasih manusia, tetapi tidak cukup kuat, atau cukup murni, atau cukup berharga, untuk menggantikan kasih Yesus. Hanya di dalam Juruselamatnya itulah istri dapat menemukan hikmat, kekuatan, dan kasih karunia untuk menghadapi segala kesusahan, tanggung jawab, dan penderitaan dalam kehidupan. Ia dapat membuat Dia menjadi kekuatan dan penuntunnya. Biarlah wanita memberikan dirinya kepada Kristus sebelum memberikan dirinya kepada sahabat dunia siapa pun, dan jangan memasuki hubungan yang berlawanan dengan ini. – Messages to Young People, p. 440

Waktu yang tepat
Pengkhotbah 3:1, 11
Pernikahan dalam usia dini (early marriages) tidak dianjurkan … jangan dimasuki dengan terburu-buru tanpa persiapan yang matang, dan sebelum kemampuan mental dan fisik berkembang dengan baik. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Kutuk Allah akan menimpa banyak hubungan yang dibentuk tidak pada waktunya dan tidak tepat dalam zaman ini … Alkitab menuntut pikiran yang murni seutuhnya, di dalam perkataan dan perbuatan. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 104
Peraturan sekolah ini mengawasi sangat ketat pergaulan pemuda dan pemudi selama tahun ajaran … Peraturan itu sangat diperlukan (indispensable) untuk melindungi orang-orang muda dari bahaya berpacaran terlalu dini (premature courtship) dan pernikahan yang tidak bijaksana. Orang-orang muda dikirim ke sekolah oleh orangtua mereka untuk mendapat pendidikan, bukan untuk bercumbu-cumbuan dengan lawan jenis. Kebaikan masyarakat serta kepentingan tertinggi para siswa, menuntut bahwa mereka tidak mencoba meimilih pasangan hidup sementara tabiat mereka bulum diperkembangkan, pertimbangan mereka belum dewasa, dan sembentara mereka pada waktu yang sama tidak berada dalam tuntunan orangtua. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363 (CT 101)
Sebagia mereka yang memasuki perguruan tinggi tidak menggunakan waktu mereka dengan baik. Dipenuhi dengan luapan masa muda, mereka menolah dengan pongahnya pembatasan yang diberlakukan bagi mereka. Terutama mereka memberontak melawan eraturan yang tidak mengizinkan pria muda menarih hati pada wanita muda … Kegila-gilaan, baik pada pihak laki-laki muda maupun perempuan muda yang sedemikan rupa memberikan cinta mereka kepada satu sama lain selama hari=hari bersekolah, menunjukkan kurangnya pertimbangan yang baik. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 362-363 (5T 110)

Cinta adalah …
Cinta bukanlah …
Cinta itu adalah tanaman yang berasal dari surga. Bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal; tidak juga buta. Cinta itu bersih dan suci. Tetapi hawa nafsu hati jasmani itu berlainan semata-mata. Sementara cinta suci akan memasukkan Allah ke dalam segala maksud-maksudnya/rencananya, dan akan sesuai/selaras dan sempurna dengan Roh Allah, hawa nafsu itu akan bersifat keras kepala, terburu nafsu/kasar, tidak masuk di akal, tidak mau menerima segala larangan, dan akan menjadikan pilihannya itu satu berhala. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 430; Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 270 (RH, 25 September 1888)
Kasih yang sejati adalah prinsip yang tinggi dan suci, sekaligus berbeda dalam tabiat dari kasih yang dibangkitkan oleh dorongan hati dan yang tiba-tiba mati bilamana menghadapi ujian berat. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 257 (PP 176)
Kasih yang sejati dan murni sangat berharga. Kasih sejati adalah surgawi dalam pengaruh. Kasih sejati adalah dalam dan kekal. Ia tidak terjadi dengan tiba-tiba dan tidak teratur dalam manifestasinya. Kasih sejati bukanlah hawa nafsu yang mementingkan diri sendiri. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 258 (2T 416)
Cinta yang tidak mempunyai dasar yang lebih baik daripada sekadar pemuasan hawa nafsu akan menjadi keras kepala, buta dan tak terkendalikan. Kehormatan, kebenaran dan segala kemampuan pikiran yang mulia dan meninggikan ditundukkan ke bawah perbudakan hawa nafsu. Orang yang terikat dalam rantai kegila-gilaan (infatuation) terlalu sering tuli kepada suara pertimbangan dan hati nurani, baik argument maupun anjuran tidak bisa menuntunnya untuk melihat kebodohan tindakannya. – P ikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 355 (AH 51)
Di dalam segala perangai seseorang yang mempunyai cinta yang benar, rahmat Allah akan ditunjukkan. Kesopanan, kesederhanaan, ketulusan ,kesusilaan dan agama akan menjadi tanda dari tiap-tiap langkah kepada perhubungan dalam perkawinan. Orang-orang yang diperintahkan dengan demikian rupa tidak akan dihisap di dalam pergaulan satu sama lain, sehingga kehilangan perhatian dalam waktu doa permohonan dan segala upacara peribadatan. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 430-431
Jika, dalam kegila-gilaanmu, engkau berulang-ulang meninggalkan perkumpulan berdoa – di mana Tuhan bertemu dengan umatNya – untuk menikmati pergaulanmu dengan seseorang yang tidak mengasihi Allah dan yang tidak tertari kepada kehidupan keagamaan, bagaimanakah engkau bisa mengharapkan Allah mensejahterakan persatuan yang seperti itu? – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 364 (2T 44)

Hubungan yang terbuka
Seorang pemuda yang menyukai pergaulan dan berhubungan dengan seorang pemudi tanpa diketahui oleh orang tua si pemudi, berarti tidak bersikap sebagai seorang Kristen yang terhormat terhadap si pemudi maupun orangtuanya … Seorang pemuda yang akan menjauhkan seorang pemudi dari kewajiban-kewajibannya, yang akan mengacaukan pikiran si pemudi dari perintah Allah yang jelas dan positif untuk menurut dan menghormati orangtuanya, bukanlah seoran gpemuda yang akan setia terhadap kewajiban pernikahan. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 103
Engkau tidak mempunyai hak menaruh cintamu pada seorang pemuda tanpa persetujuan penuh ayah dan ibumu. Engkau adalah seorang anak, dan bagimu menunjukkan pilihan pada seseorang pemuda tanpa sepengetahuan dan persetujuan penuh ayahmu mempermalukan dia. Keterikatan cintamu pada pemuda ini merampok ketenteraman pikiranmu dan tidurmu yang menyehatkan. Itu akan memenuhi pikiranmu dengan kebodohan dan dengan sentimentalism. Perbuatan seperti itu memperlambat penyelesaian studimu dan Iblis bekerja keras pada kekuatan mental dan fisikmu. Jika ditentang, engkau menjadi lekas marah dan kehilangan semangat. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian, Jld. 1, hal. 361 (Lt 9, 1904)
Pemikiran tentang pernikahan tampaknya memiliki kuasa yang membius ke atas mereka (orang muda). Mereka tidak rela menyerahkan diri mereka kepada Allah. Indera mereka seperti terikat kuat, dan mereka bergerak maju secara diam-diam, seakan-akan takut ada seseorang yang menghalangi rencana-rencana mereka. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105
Cara yang diam-diam ini, yang digunakan di dalam pertunangan dan pernikahan yang mereka jalani, akan menjadi penyebab timbulnya banyak kekecewaan sampai ke tingkat yang hanya diketahui oleh Allah … Mereka menunjukkan dan menetapkan kehendak mereka yang tidak dapat diubah dengan alasan apa pun juga. Meerka menjadi begitu terpaku dengan perasaan dan kehendak hati manusia, yang membuat mereka tidak berkeinginan untuk meneliti Alkitab dan mendekatkan diri kepada Allah. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105

Menghindari tipu daya
Roma 12:9
Alkitab mengutuk setiap jenis ketidakjujuran, dan menuntut perbuatan yang benar di setiap keadaan. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 104
Masa pacaran (courtship) sebagaimana diadakan orang pada zaman ini, adalah satu rencana penipuan dan pura-pura (scheme of deception and hypocrisy), dengan mana musuh segala jiwa mempunyai lebih banyak pengaruh dari pada Tuhan. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 422 (Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 353)

Nasihat itu Penting
Amsal 15:22; Mazmur 32:8; Amsal 1:8, 9; Filipi 4:19
Adventist Home, p. 331.  "Tidak ada keamanan bagi siapapun, tua atau muda, kecuali dia merasakan pentingnya mencari nasihat Tuhan pada setiap langkah.”
Adventist Home, p. 43. “Pernikahan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi dan berdampak dalam kehidupanmu, baik di dunia ini, dan di dunia yang akan datang. Orang Kristen yang tulus tidak akan melanjutkan rencana-rencananya dalam arah ini tanpa tahu bahwa Tuhan menyetujui urusannya. Dia tidak mau memilih bagi dirinya sendiri, tetapi akan merasa bahwa Tuhan harus memilih baginya.”
Salah satu dari kesalahan yang terbesar sehubungan dengan masalah ini, adalah bahwa orang muda yang belum berpengalaman, tidak mau perasaan-perasaan mereka terganggu, dan tidak mau ada yang menghalangi pengalaman cinta mereka. Kalau ada suatu masalah yang harus dilihat dan diteliti dari semua sudut pandang, adalah masalah yang satu ini. Bantuan pengalaman orang lain, pertimbangan yang tenang , dan berhati-hati dari kedua belah pihak, sungguh sangat penting sekali. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 106
Sebabnya kenapa begtu banyak kesalahan yang besar telah diadakan oleh orang-orang muda ialah karena mereka itu tidak belajar dari pengalaman orang-orang yang telah hidup lebih lama dari mereka. – Amanat kepada Orang Muda, hal. 387
Masukkanlah Tuhan Allah dan ibu bapamu yang takut akan Tuhan itu dalam golongan penasihatmu, hai sahabat-sahabatku orang muda. Berdoalah akan hal itu. Perimbangkan matang-matang segala gerakan hati dan amat-amatilah tiap-tiap pertumbuhan tabiat orang yang engkau hendak menghubungkan nasib hidupmu. Langkah yang engkau mau ambil itu adalah satu langkah yang terpenting dalam hidupmu, dan ahrus diambil dengan tidak terburu-buru. Sementara engkau boleh mengasihi, janganlah mengasihi dengan buta tuli. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 421
5 Testimonies, p. 108. “‘Haruskah orangtua memilih seorang sahabat dengan tidak memperhatikan pikiran atau perasaan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan?"  Boleh jadi engkau bertanya.  Saya menghadapkan pertanyaan itu kepadamu sebagaimana yang seharusnya:  "Haruskah seorang anak laki-laki atau anak perempuan memilih seorang teman dengan tidak lebih dahulu meminta nasihat ibu bapa, kalau langkah yang demikian, mesti pengaruhi secara materi kebahagiaan orangtua jika mereka mempunyai kasih sayang untuk anak-anak mereka?  Dan harus anak tersebut, dengan tiada mengindahkan nasehat dan bujukan orangtuanya, berkeras hati dan menurut jalannya sendiri?  Saya menjawab dengan tegas:  Tidak; tidak, kalau ia tidak pernah kawin.  Hukum yang kelima melarang perbuatan yang demikian.  "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu."  Ini adalah sebuah perintah yang disertai janji, di mana Allah sudah pasti akan menggenapkan kepada mereka yang menurut.”
Testimonies to Ministers, p. 315.  “Engkau jangan berjalan secara bebas dari semua nasihat. Adalah kewajibanmu meminta nasihat dari saudara-saudaramu. Ini mungkin menyentuh kesombonganmu, tetapi kerendahan hati pikiran yang diajar oleh Roh Kudus akan mendengar nasihat, dan akan menyingkirkan semua percaya diri. Ketika nasihat diberikan yang bertentangan dengan keinginan pribadimu, janganlah berpikir bahwa kebijaksanaanmu sendiri sudah cukup… atau bahwa engkau dapat mengabaikan nasihat yang diberikan.”
5 Testimonies, p. 724.  “Sementara pendidikan, pelatihan, dan nasihat dari mereka yang berpengalaman itu penting, para pekerja harus diajar agar mereka tidak bergantung atas pertimbangan manusia manapun. Sebagai agen Tuhan yang bebas, semua harus memohon hikmat dari Dia. Ketika pelajar bergantung penuh kepada pemikiran-pemikiran orang lain, dan tidak pergi lebih jauh dari hanya menerima rencana-rencana mereka, dia hanya melihat melalui mata orang lain itu, dengan demikian hanyalah menjadi gema dari orang lain… Dia tidak bermaksud bahwa seseorang akan menjadi bayangan dari orang lain, mengatakan perasaan-perasaan orang lain… Manusia secara pribadi bertanggung jawab kepada Tuhan, dan setiap orang bertindak seperti yang Tuhan arahkan, bukan seperti yang digerakkan oleh pikiran orang lain.”
8 Testimonies, p. 146.  “Ada bahaya bahwa manusia mau menerima nasihat manusia, jika dengan melakukan demikian mereka akan mengesampingkan nasihat Tuhan.”
Desire of Ages, p. 668. “Janganlah kita menempatkan tanggung jawab tugas kita kepada orang lain, dan menunggu mereka mengatakannya pada kita. Kita tidak dapat bergantung pada nasihat manusia. Tuhan akan mengajar tugas kita seperti dia mau mengajar orang lain. Jika kita datang kepada-Nya dengan iman, Dia akan menceritakan rahasianya kepada kita secara pribadi. Hati kita akan sering terbakar di dalam kita sebagai Satu Oknum yang dekat dengan kita sebagaimana yang Dia lakukan kepada Henokh.”

Nasihat praktis
Dalam banyak kasus, seharusnya usia tidak jauh beda. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Suatu penyebab kemerosotan kekuatan tubuh dan moral manusia pada generasi sekarang adalah perbedaan usia yang sangat jauh antara suami dan istri.

Bagimu, saudara dan saudariku
Jika engkau, saudaraku, terpikat untuk menyatukan kepentingan hidupmu dnegan seorang muda yang belum berpengalaman, yang benar-benar kurang dalam pendidikan untuk tugas-tugas kehidupan praktis yang biasa sehari-hari, engkau membuat suatu kesalahan. Tetapi kekurangan ini adalah kecil dibandingkan dengan ketidakpeduliannya dan kebodohannya sehubungan dengan agama dan namun ia tidak merasakan pahitnya keberdosaan tanpa Kristus. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363, 364 (2T 44)
Biarlah seorang pemudi yang diterima sebagai teman hidup hanya yang memiliki tabiat yang murni dan yang tegar, yang rajin, yang bercita-cita tinggi dan yang jujur, seorang yang mengasihi dan takut akan Allah. Biarlah seorang pemuda mencari seseorang untuk berdiri disampinya seseorang yang cocok untuk menanggung sebagian beban kehidupan, seseorang yang pengaruhnya akan memuliakan dan menghaluskan dia dan yang akan membuatnya bahagia dengan kasihnya. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 367 (MH 359)
Messages to Young People, p. 439.  “Sebelum menerima lamaran pernikahan, hendaklah tiap-tiap wanita menyelidik apakah pria, dengan siapa ia hendak menggabungkan nasibnya layak atau tidak.  Bagaimanakah corak kehidupannya pada waktu yang silam?  Apakah kehidupannya suci?  Adakah cinta yang diucapkannya itu bersifat mulia dan tulus, ataukah itu hanya rayuan emosional saja?  Apakah dia mempunyai sifat-sifat tabiat yang akan membuat dia berbahagia?  Dapatkah ia memperoleh kesejahteraan sejati dan kesukaan dalam kasih sayangnya?  Masih diperbolehkankah dia memelihara kepribadiannya, atau haruskah pertimbangannya dan angan-angan hatinya diserahkan kebawah pengendalian suaminya?.... Dapatkah ia menunaikah tuntutan Juruselamat sebagai hal yang terutama?  Masih dapatkah terpelihara tubuh dan jiwa, segala pikiran dan maksud tetap suci dan bersih?  Pertanyaan-pertanyaan ini mempunyai kepentingan yang fital artinya demi kesejahteraan tiap-tiap wanita yang akan memasuki ikatan pernikahan.”
Biarlah seorang gadis muda hanya mau MENERIMA sebagai teman hidup seorang yang memiliki ciri-ciri tabiat yang murni dan jantan, seorang yang tekun, mempunyai cita-cita, seorang yang jujur dan takut akan Allah.
Hendaklah seorang pria muda MENCARI seorang untuk berdiri disampingnya, yang cocok untuk sama-sama memikul beban hidup, seorang yang pengaruhnya akan mengagungkan dan menghaluskan dia, dan yang akan membuatnya bahagia dalam cintanya. – Hidup yang Terbaik, hal. 337-338
Biarlah mereka yang sedang berpikir untuk menikah MENIMBANG SETIAP PERASAAN dan MEMPERHATIKAN SETIAP PERKEMBANGAN TABIAT di dalam diri seorang dengan siapa mereka merencanakan untuk mempersatukan tujuan hidup mereka. Hendaklah setiap langkah menuju jenjang pernikahan di tandai dengan kepantasan, kesederhanaan, ketulusan dan suatu maksud yang sungguh-sungguh untuk menyukakan dan menghormati Allah. – Hidup yang Terbaik, hal. 337




Ingat bahwa engkau tidak dilatih untuk pacaran (courtship) atau pernikahan, melainkan untuk pernikahan Kristus (marriage of Christ). Counsels on Health, p. 590
Hukum yang kelima adalah satu-satunya hukum yang mengandung janji, tetapi telah dianggap remeh dan bahkan telah diabaikan dengan terang-terangan demi tuntutan sang kekasih. Mengecilkan  kasih sayang seorang ibu, meremehkan kepedulian seorang bapa, adalah dosa, yang terdapat dalam banyak orang muda. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 106
Undangan Allah datang kepada tiap-tiap orang muda, ‘Hai anak Ku, serahkanlah hatimu kepadaKu; Aku akan peliharakan dia suci; Aku akan puaskan kerinduannya dengan kesukaan yang benar.’ Tuhan Allah suka betul membuat orang-orang muda senang, dan itulah sebabnya Dia ingin supaya mereka itu menyerahkan hatinya kepada penjagaanNya, supaya segala kuasa yang diberikan oleh Tuhan pada jiwa itu dapat dipelihara dalam keadaan yang kuat dan sehat … Kita berdosa terhadap tubuh kita sendiri, dan berdosa terhadap Tuhan Allah, apabila kita mencari kesenangan hati yang memisahkan kita dari kasih sayanng kepada Allah. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 384
Kalau laki-laki dan perempuan membiasakan diri berdoa dua kali sehari sebelum mereka memikirkan perkawinan, maka mereka harus berdoa empat kali sehari apabila langkah yang demikian itu sedang diharapkannya … Seorang Kristen yang tulus tidak akan memajukan rencananya ke jurusan ini tanpa memiliki pengetahuan bahwa Allah memperkenankan tindakannya itu. Dia tidak akan mau memilih bagi dirinya sendiri. –Amanat Kepada Orang Muda, hal. 431
Secara umum setan mengendalikan pikiran orang-orang muda. Anak-anak gadismu tidak diajar penyangkalan diri dan pengendalian diri. Mereka disayang-sayang (petted) dan kesombongan mereka dibantu perkembangannya. Mereka dibiarkan menjalani jalan sendiri sampai mereka menjadi keras kepala dan berkehendak sendiri … anak-anak laki-laki sama halnya dibiarkan menjalani jalan sendiri. Mereka hampir tidak mungkin memasuki usia belasan tahun (teens) mereka sebelum mereka didampingi gadis-gadis kecil sebaya mereka, menyertai mereka pulang ke rumah dan bercinta dengan mereka (making love to them). Dan para orangtua sama sekali dperbudak melalui pemanjaan mereka dan cita kasih yang salah kepada anak-anak mereka sehingga mereka tidak berani mengambil keputusan untuk membuat perubahan dan membatasi anak-anak mereka yang terlalu cepat pada zaman yang serba cepat ini. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 357-358 (2T 460)
Yesus tidak memaksakan (enforce) agar semua golongan manusia tetap tinggal bujangan. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 267 (MS 126)
Ia (Kristus) menetapkan bahwa laki-laki dan perempuan harus (should) dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang suci (holy wedlock). - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 267 (MH 356)
Hal punya anak:
sebelum memperbesar keluarganya, mereka harus mengingat apakah Allah nanti dimuliakan atau dihinakan oleh hal mereka itu melahirkan anak-anak ke dunia ini … Mereka tidak mempunyai hak melahirkan anak=anak ke dalam dunia yang kelak menjadi beban kepada orang-orang lain. Adakah mereka itu memiliki bisnis yang mereka dapat andalkan untuk mempertahankan keluarga, sehingga mereka tidak menjadi beban kepada orang lain? Kalau tidak, mereka melakukan satu kejahatan dalam melahirkan anak-anak ke dunia untuk menanggung sengaara karena kekurangan penjagaan, makanan dan pakaian. – AKOM, 433
Semua orang yang memasuki hubungan pernikahan (matrimonial) dengan tujuan yang suci – suami mendapatkan kasih saying murni dari hati seorang perempuan, istri melunakkan dan memperbaiki tabiat suami dan memberikan kepada tabiat itu kesempurnaan – memenuhi tujuan Allah bagi mereka. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 267 (MS 16, 1899)
“Umat Allah tidak cukup hanya mengetahui kehendakNya, tetapi mereka harus melakukannya. Banyak orang yang akan dilenyapkan dari mereka yang mengetahui kebenaran karena mereka tidak disucikan oleh kebenaran itu. Kebenaran harus di bawah ke dalam hati mereka, menyucikan dan membersihkan mereka dari semua keduniawian dan hawa nafsu dalam kehidupan mereka yang sangat pribadi. Kaabah jiwa harus dibersihkan. Setiap eprbuatan rahasia adalah seolah-olah kita berada di hadapan Allah dan malaikat-malaikat yang suci, seolah-olah semua perkara terbuka di hadapan Allah, dan bagi Dia tidak ada yang tersembunyi.” - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 288-289 (RH, 24 Mei 1887)

No comments:

Post a Comment