Ads Google

Saturday, June 16, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2018, TRIWULAN 2 - SABAT KE-11 *9 JUNI - 15 JUNI




PELAJARAN SEKOLAH SABAT KE-11
*9 JUNI – 15 JUNI 2018
METERAI ALLAH ATAU TANDA BINATANG

SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KEJ. 17:9-11; KEL. 31:13, 17; WHY. 13:17; EF. 1:13, 14; IBR. 4:9, 10.

Ayat Hafalan: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Wahyu 15:3).

Nyanyian Musa dan Anak Domba dimulai dengan kata-kata ayat hafalan kita pekan ini. Itu dinyanyikan oleh "orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya," sementara mereka berdiri di tepi lautan kaca di surga (Why 15:2). Bagaimana kita dapat berada di antara kelompok itu?

Salah satu tanda yang paling jelas dari umat Allah yang sejati pada akhir zaman adalah mengabarkan pekabaran tiga malaikat, yang memperingatkan untuk tidak menerima tanda binatang itu. Bagaimanapun, meskipun tidak ada peringatan yang lebih serius dalam semua isi Alkitab, banyak gagasan membingungkan seperti tanda yang dipikirkan selama ini: Sebuah Barcode di dahi, nomor kartu kredit, atau beberapa pengenal biometrik.

Kita seharusnya tidak perlu heran pada penyebaran ide membingungkan dalam hal Babel. Lagi pula, namanya berarti "kebingungan." Tetapi umat Allah yang sisa membutuhkan pemahaman yang jelas akan topik ini supaya memiliki kuasa untuk memproklamasikan pekabaran tiga malaikat. Pekan ini, kita akan mencoba untuk memahami lebih baik apa tanda binatang itu dan bagaimana menghindarinya—dengan menerima meterai Allah.


MINGGU 10 Juni
Tanda Allah yang Mengidentifikasi Umat-Nya

Dalam Perjanjian Lama ada dua tanda lahiriah sebagai identitas umat Allah yang sejati. Salah satu adalah sunat. Kepada siapakah tanda ini pertama kali diberikan? Kej. 17:9-11; Kel. 31:13, 17.

Allah memerintahkan Abraham dan keturunannya supaya disunat sebagai satu tanda perjanjian keselamatan. Laki-laki disunat pada hari kedelapan setelah lahir (Im. 12:3). Bagaimanapun, ritual ini memiliki arti yang lebih dalam. Itu dimaksudkan untuk melambangkan kebutuhan hati yang "disunat" atau dibarui (lihat Ul. 30:6). Itu sebabnya Paulus menuliskan: "Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harfiah. Maka pujian baginya datang bukan dan manusia, melainkan dari Allah" (Rm. 2:28, 29).

Ayat seperti 1 Korintus 7:19; Galatia 5:6; dan 6:15 menunjukkan bahwa dalam Perjanjian Baru sunat digantikan dengan baptisan, yang melambangkan pertobatan, seorang "ciptaan barn," mati kepada dosa dan bangkit kepada kehidupan yang bare (lihat Rm. 6:3, 4). Itu sebabnya mengapa Paulus mengatakan sunat tidak lagi penting dan yang penting adalah "iman bekerja melalui kasih" dan "memelihara hukum Allah "

Apakah tanda lahiriah kedua yang diberikan Allah untuk mengenali umat-Nya, dan mengapa itu diberikan? (Kel. 31:13, 17; Yeh. 20:12, 20).

Perhatikan bahwa Sabat adalah sebagai jalan kembali kepada Penciptaan (lihat juga Kej. 2:2, 3), sedangkan sunat dimulai hanya sejak Abraham. Kemudian Yesus mengatakan, dengan merujuk ke kitab Kejadian, "Sabat diadakan untuk manusia" (Mrk. 2:27). Itu menunjukkan bahwa kita adalah milik Allah, melalui penciptaan Dia menjadikan kita dan melalui penebusan Dia membenarkan dan menyucikan kita. Kemudian, meskipun Paulus mengatakan bahwa sunat tidak lagi penting, dia menganjurkan memelihara Hukum Allah (termasuk hari Sabat) masih penting (lihat Ibr. 4:9).

Bagaimanakah pendapat dan niat Anda mengungkapkan apakah Anda benar-benar telah disunat dalam hati atau tidak?


SENIN II JUNI

Binatang dan Ibadah Palsu


Bacalah ayat berikut. Apakah yang diajarkannya kepada kita tentang betapa penting menghindari "tanda binatang"? Why. 13:17; 14:9, 10; 16:2.

Menerima murka Allah yang murni, dihukum melalui tujuh tulah terakhir, dan pada akhimya, dilemparkan ke lautan api. Betapa berbeda dengan mereka yang menolak tanda binatang dan berdiri di tepi lautan kaca dengan nyanyian pujian kemenangan kepada Allah dan Anak Domba!

Apakah tanda ini sehingga tidak seorang pun akan mau menerimanya? Dengan jelas, ayat-ayat di atas dihubungkan dengan ibadah palsu. Juga, seperti yang kita lihat dalam pelajaran sebelumnya, kekuasaan binatang keempat dalam Daniel 7, dalam fase yang terakhir (juga digambarkan sebagai binatang yang keluar dari dalam Taut dalam Wahyu 13), yang "berusaha untuk mengubah waktu dan hukum" (Dan. 7:25). Satu hukum yang dipikirkan untuk diubah adalah Sabat, hukum keempat—satu-satunya dan sepuluh hukum yang merujuk kepada waktu dan menunjuk langsung kepada Allah sebagai "Pencipta langit dan bumi dan Taut, dan segala isinya, dan berhenti pada hari ketujuh" (Kel. 20:11). 

Dengan signifikan, pekabaran malaikat pertama mengarahkan kita kembali kepada hukum ini yang kuasa binatang coba untuk ubah dan membuat jelas bahwa kita hanya menyembah Tuhan sebagai Pencipta. Kenyataannya, tujuh ayat yang merujuk kepada pemujaan dalam Wahyu 12-14, ayat ini (14:7) satusatunya tentang ibadah yang benar; enam ayat lainnya memperingatkan agar tidak menyembah binatang dan patungnya (Why. 13:4, 8, 12, 15; 14:9, 11). Segera setelah gambaran malaikat ketiga tentang nasib orang-orang yang melakukan ibadah palsu ini, penyembah Allah yang benar digambarkan: "Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus" (Why. 14:12). 

Dengan kata lain, pernyataan dan tiga pekabaran ini memisahkan semua umat manusia menjadi dua kelompok: Mereka yang menyembah Pencipta melalui memelihara seluruh hukum-hukum-Nya, termasuk hukum Sabat hari ketujuh, dan mereka yang menyembah binatang dan patungnya. Bentuk ibadah palsu ini, kemudian menawarkan sebuah alternatif untuk menyembah Pencipta melalui memelihara hukum Sabat.

Pikirkanlah lebih jauh hubungan antara ibadah dan kesetiaan. Aspek ibadah apakah yang penting untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada Allah?


SELASA 12 JUNI

Meterai Allah


Meterai, seperti tanda tangan, digunakan untuk mensahkan sebuah dokumen. Pada zaman purba meterai adalah sebuah stempel ditekan ke IBM yang lembut atau tanah hat untuk menunjukkan keaslian atau kepemilikan, di belakangnya ada otoritas pemiliknya. 

Apakah meterai Allah itu, bagaimanakah dan kapankah itu diberikan? EL 1:13, 14; 4:30; 2 Tim. 2:19; Why. 7:1-4; 14:1. 

Meterai Allah adalah tanda kepemilikan Allah dan perlindungan kepada umat-Nya. Paulus menjelaskan sebuah meterai dalam hubungannya dengan pertobatan dan penerimaan kasih karunia Roh Kudus. Dia menyebut kasih karunia ini sebagai "deposit" atau "uang muka" yang diberikan kepada semua orang percaya sebagai satu jaminan penebusan yang sempurna dan warisan masa mendatang yang mereka akan terima pada waktu Yesus Kristus datang. 

Kitab Wahyu menggambarkan pemeteraian yang lain sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Meterai terakhir diberikan kepada 144.000 pada acat pencurahan Roh Kudus ketika huj an akhir. Mereka memiliki nama Allah (atau tanda tangan) tertulis di dahi mereka. Melalui pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan mereka, mereka memantulkan tabiat Allah. 

Bandingkanlah meterai Allah dan tanda binatang. Apakah perbedaan yang disebutkan di antara mereka? Why. 7:3, 14:9.

Meterai diberikan kepada penyembah Allah yang benar, sementara tanda itu diberikan kepada penyembah binatang. Meterai diberikan hanya di dahi, menunjukkan pilihan yang pasti untuk menyembah Allah dengan cara menuruti apa yang telah diperintahkan-Nya. Tanda, dengan kata lain, diberikan di dahi atau di tangan. Ini berarti bahwa manusia bisa menyembah binatang karena satu dari dua alasan. Apakah dalam pikiran mereka, mereka menyetujuinya, berpikir bahwa mereka sungguh-sungguh menyembah Allah, atau yang lain tidak setuju dengan itu tetapi mereka ikut serta karena takut karena konsekuensi serius karena tidak menerimanya: Dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual... yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (Why. 13:17,15). 

"Mereka yang bersatu dengan dunia akan menerima watak dunia dan persiapan untuk tanda binatang. Mereka yang tidak percaya pada diri sendiri, yang merendahkan hatinya di hadapan Allah dan memurnikan jiwanya melalui penurutan akan kebenaran—orang-orang inilah yang akan menerima watak surgawi dan bersedia menerima meterai Allah di dahi mereka."—Ellen G. White, Testimonies for the Church, Pd. 5, hlm. 216.


RABU 13 JUNI

Tanda Binatang

Apakah tanda ini yang perlu kita hindari? Seperti yang kita lihat pada pelajaran sebelumnya, kekuasaan binatang keempat Daniel 7, dalam fase yang terakhir (juga digambarkan melalui binatang yang keluar dari dalam laut Wahyu 13), yang akan "berusaha mengubah waktu dan hukum" (Dan. 7:25). Satu hukum yang diusahakan untuk diubah adalah Sabat, hukum keempat, hukum yang langsung menunjuk kepada Allah sebagai "menjadikan langit dan bumf, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh" (Kel. 20:11). 

Sementara itu, pekabaran malaikat pertama—mengarahkan pembaca kembali kepada hukum yang sama, yaitu hukum yang kuasa binatang coba untuk ubah—menjadikannya jelas bahwa kita menyembah Tuhan sebagai Pencipta. Kemudian, setelah peringatan akan nasib mereka yang bukan menyembah "binatang dan patungnya" (Why. 14:9), umat Allah yang setia digambarkan dalam ayat 12.

Bacalah Wahyu 14:12. Mengingat konteksnya secara langsung, bagaimanakah gambaran umat Allah yang setia ini menolong kita memahami mengapakah Sabat menjadi-begitu sentral pada peristiwa akhir?

Ayat itu berbunyi: Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus (Why. 14:12). Seperti yang kita lihat, yang termasuk dalam "hukum Allah" adalah hukum keempat, Sabat, yang menunjuk kepada Allah sebagai Pencipta dan yang hams disembah. Tidak heran, kemudian banyak melihat isu "tanda binatang" langsung terkait dengan pertanyaan ibadah pada hari Minggu, "Sabat" palsu yang tidak diperintahkan dalam Alkitab, bertentangan dengan pemeliharaan hukum keempat, yang diperintahkan dalam Alkitab. 

Apakah ini berarti bahwa orang Kristen yang menyembah Allah pada hari Minggu sekarang memiliki tanda binatang? Tidak. Menurut Wahyu 13:15, mereka yang menolak bergabung dalam ibadah palsu dan binatang akan dibunuh. Itu akhirnya menjadi isu hidup—atau—mati. Namun, jelas, kejadian belum sampai pada titik itu, dan tanda binatang tidak akan diberikan sampai ujian terakhir datang. Maka, belum ada satu pun sudah yang menerima tanda binatang.

Hukum Allah. Iman kepada Yesus. Mengapa ciri ini, bahkan sekarang, adalah aspek yang krusial akan apa artinya menjadi orang Kristen sejati?


KAMIS 14 JUNI

Sabat sebagai Meterai

Seperti yang telah kita lihat, Sabat hari ketujuh telah menjadi tanda umat Allah yang benar sepanjang sejarah, dimulai dan Adam dan Hawa dilanjutkan sampai zaman Israel. Kita juga melihat Sabat diabadikan di gereja Perjanjian Baru dengan praktik Yesus dan para rasul, dan sebagai pembeda umat Allah di akhir zaman yang "menuruti perintah Allah, dan iman kepada Yesus" (Why ' 14:12).

Mengapakah Sabat begitu penting, dan apa makna khusus yang dimilikinya bagi orang Kristen? Kel. 20:8-11; Ibr. 4:9, 10.

Sabat muncul dalam jantung Sepuluh Hukum. Itu diberikan oleh Pencipta sebagai tanda atau meterai otoritas-Nya. Sabat memperkenalkan Dia dengan nama "TUHAN Allahmu." Sabat memperkenalkan wilayah di mana Dia memiliki yurisdiksi, "langit dan bumi, laut, dan segala isinya." Ini juga memperkenalkan dasar dari otoritas-Nya, "enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi,... dan berhenti pada hari ketujuh."

Perjanjian Baru memperkenalkan Yesus sebagai Seorang yang di dalamNya Allah menjadikan segala sesuatu (Yoh. 1:1-3; Ibr 1:1, 2). Yesuslah yang menciptakan dunia kita dalam enam hari dan berhenti pada hari ketujuh. Maka, itu sangat berarti karena sementara Yesus disalibkan di kayu salib pada hari Jumat sore, Dia berteriak, "sudah selesai!" (Yoh. 19:30). Sama seperti Dia beristirahat pada hari Sabat setelah menyelesaikan pekerjaan Penciptaan, maka Yesus beristirahat di dalam kubur pada hari Sabat setelah menyelesaikan pekerjaan pengorbanan-Nya melalui kematian untuk penebusan kita. Maka, Hari Sabat adalah berkat dua kali lipat, pertama saat Penciptaan dan kemudian saat Salib. Itu sebabnya, menurut kitab Ibrani, dalam beristirahat pada hari Sabat orang Kristen menunjukkan bahwa dia "telah berhenti dan segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya" (Ibr 4:10). Sabat adalah lambang yang sempurna dari kenyataan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, bahwa dan awal sampai akhir itu adalah karya Kristus yang membuatnya mungkin melalui iman (bandingkan Ibr 12:2).

 Jika Sabat lambang istirahat dari pekerjaan kita, apakah yang dilambangkan dengan memelihara hari Minggu, dan bagaimana hal ini sesuai dengan sifat dasar Babel?


JUMAT 15 JUNI

PENDALAMAN: "Segera setelah umat Allah dimeteraikan di dahi mereka—tidak ada meterai atau tanda yang dapat dilihat, tetapi menetap dalam kebenaran, baik secara intelektual maupun secara rohani, mereka tidak bisa goyah—segera setelah umat Allah dimeteraikan dan dipersiapkan untuk penampian yang akan datang. Sesungguhnya, itu telah dimulai; penghakiman Allah sekarang ada di atas bumi,... agar kita tahu apa yang akan terjadi."—Ellen G. White, The Faith I Live By, p. 285.

"Hari Sabat akan merupakan ujian terbesar kesetiaan, karena itulah pokok kebenaran yang terutama dipertentangkan. Bilamana ujian terakhir dilakukan ke atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya. Sementara pemeliharaan sabat palsu, yang sesuai dengan hukum negara yang bertentangan dengan hukum yang keempat, adalah suatu pengakuan kesetiaan kepada suatu kuasa yang menentang Allah, maka pemeliharaan Sabat yang benar, dalam penurutan kepada hukum Allah, adalah suatu bukti kesetiaan kepada Pencipta. Sementara satu golongan, oleh menerima tanda penurutan kepada kuasa-kuasa duniawi, menerima tanda binatang, maka yang satu golongan yang memilih tanda kesetiaan kepada kekuasaan Ilahi, menerima meterai Allah."—Ellen G. White, Alfa dan Omega Pd. 8, hlm. 637.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Dengan cara apakah kita menyatakan kepada yang lain kebenaran tentang tanda binatang dan meterai Allah yang tidak menyebabkan pertentangan yang tidak perlu? Contohnya, mengapa kita harus menekankan kenyataan bahwa sekarang tidak seorang pun memiliki tanda binatang?

2. Bagaimanakah Sabat dan pemeteraian Roh Kudus dihubungkan?

3. Renungkanlah pemikiran di atas tentang meterai sebagai "penetapan kepada kebenaran, baik secara intelektual dan secara rohani." Apakah artinya?

4. Diskusikanlah di UKSS apa ciri Babel rohani, nilai dan metodenya. Bagaimanakah itu berbeda dari nilai kerajaan Allah? Bagaimanakah bisa beberapa nilai Babel masuk ke gereja kita sekarang ini? Bagaimanakah kita dapat belajar untuk mengenali nilai itu dan berusaha menghadapinya, tetapi dengan cara Kristen, yang mencerminkan nilai kerajaan Allah?




>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-11 : METERAI ALLAH ATAU TANDA BINATANG (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:

Pelajaran SS Sabat Ke: 1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11