KITAB DANIEL DAN AKHIR ZAMAN
SABAT PETANGUNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH : LUK. 16:10; DAN. 1, 2; 3:1-6; WHY. 13:11-15; DAN. 3:13-18; YoH. 3:7; DAN. 4; 6.
Ayat Hafalan: "Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu" (Daniel 2:47).
Tuhan memiliki rencana besar bagi Israel purba. "Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel. 19:6). Bangsa yang suci ini, kerajaan imam, seharusnya menjadi saksi-Nya ke seluruh dunia bahwa Yahweh adalah Allah yang Esa (lihat Yes. 43:10,12). Sayangnya, bangsa ini tidak meninggikan panggilan Allah yang telah diberikan kepada mereka. Alhasil, bangsa ini bahkan ditawan di Babel.
Cukup menarik, Allah masih dapat menggunakan orang-orang Yudea secara pribadi menjadi saksi-Nya, meskipun dalam bencana penawanan. Dengan kata lain, dalam tingkat yang sama, Allah akan melakukannya melalui Daniel dan tiga sahabatnya apa yang Dia tidak capai melalui Israel dan Yehuda. Dengan satu pengertian, mereka ini adalah contoh atas apa yang seharusnya Israel disebut sebagai bangsa dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
Ya, cerita mereka terungkap pada masa dan tempat yang jauh dari akhir zaman. Tetapi kita masih menemukan sifat dan tabiat dari orang ini sebagai teladan bagi kita, seseorang yang hanya tidak tinggal di akhir zaman tetapi mereka yang dipanggil menjadi saksi Allah ke seluruh dunia, seperti kekafiran di kerajaan Babel, tidak mengenal-Nya. Apa yang dapat kita pelajari dari cerita mereka?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 14 April.
MINGGU 8 APRIL : Setia Dalam Perkara Kecil
"Barang siapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar; dan barang siapa tidak benar dalam perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara besar" (Luk. 16:10).Perhatikan apa yang dikatakan Yesus di sini. Sangat mudah, bukan, untuk berkompromi, menjadi "tidak benar dalam perkara kecil." Masalahnya tidak banyak "perkara kecil" penting di dalam dan dan dirinya sendiri, bukan. Itu sebabnya ini adalah "perkara kecil." Kebanyakan kita mengetahui baik oleh pengalaman pribadi atau melalui contoh dan orang lain (atau keduanya), masalahnya adalah kompromi yang pertama akan menuntun kompromi kepada yang selanjutnya, dan selanjutnya, dan kemudian selanjutnya, sampai kita menjadi "tidak benar dalam perkara besar."
Dengan pemahaman ini, kita mengambil cerita Daniel 1, cerita pertama dan catatan pengalaman empat orang Yehuda di penawanan Babel.
Bacalah Daniel 1. Dalam cara apakah Daniel, Hananya, Misael dan Azarya mencerminkan apa yang Israel purba harus lakukan kepada bangsa lain? Lihat juga Ul. 4:6-8, Za. 8:23.
Meskipun ayat ini tidak menghubungkan secara langsung bahwa apa yang mereka makan dengan keadaan mereka "sepuluh kali lebih baik" dalam "kebijaksanaan dan pengertian" daripada semua yang lain (Dan. 1:20), di sana jelas ada hubungannya. Pada pasal pertama dikatakan bahwa Allah memberikan pengetahuan dan kebijaksanaan kepada mereka. Dengan demikian, Tuhan bisa bekerja melalui mereka oleh karena kesetiaan mereka kepada-Nya dalam menolak memakan makanan haram di Babel. Mereka menurut, dan Allah memberkati mereka. Tidakkah Allah akan melakukan sesuatu seperti ini kepada Israel Purba secara keseluruhan seandainya ajaran Alkitab dipatuhi seperti ketekunan dan kesetiaan keempat orang muda ini? Tentu saja. Dan akankah Dia tidak juga melakukan hal yang sama kepada kita pada hari ini, pada zaman akhir, jika kita setia?
Karena kepada kita telah begitu banyak diberikan terang dan kebenaran, sebagai jemaat kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah kita setia dan menurut kepada apa yang telah diberikan kepada kita? Pada saat yang sama, bagaimanakah kita secara pribadi mengambil posisi yang akan memampukan kita menjadi saksi yang berkuasa bagi Allah?
SENIN 9 APRIL : Kerendahan Hati Daniel
Di seluruh dunia, untuk ribuan tahun, Daniel 2 telah menolong orang yang tidak terhitung banyaknya datang untuk percaya kepada Allah dalam Alkitab. Hal itu memberikan bukti yang penuh kuasa dan masuk akal, bukan hanya keberadaan Allah tetapi nubuatan-Nya juga. Sungguh, itu adalah wahyu, bahwa pasal ini memberikan nubuatan Allah sebagai bukti keberadaan-Nya.Bacalah Daniel 2. Bagaimanakah pasal ini memberikan bukti yang meyakinkan akan realitas Allah? Lihat juga, Eropa saat ini sebagaimana digambarkan dalam kitab ini (Dan. 2:40-43). Bagaimanakah seorang dapat hidup dua ribu enam ratus yang lalu telah menceritakan dengan akurat keadaan di sana, jika itu bukan melalui penyataan Ilahi?
Daniel dengan terbuka dan tidak malu memberikan semua pujian kepada Allah atas apa yang telah dinyatakan kepadanya. Betapa mudahnya dia dapat membual tentang pengakuan yang telah diberikan kepadanya sebagai sumber kemampuannya bukan hanya untuk mengetahui mimpi raja tetapi menafsirkannya. Tetapi Daniel mengetahui lebih baik daripada itu. Doa-doa yang dia panjatkan bersama dengan teman-temannya (Dan 2:17-23) menunjukkan ketergantungan kepada Allah; sebaliknya mereka akan mati bersama orang bijaksana lainnya.
Kemudian Daniel mengingatkan raja bahwa tidak satu pun dari orang-orang pintar, penyihir, di Babel terbukti mampu menceritakan mimpinya kepada raja. Dengan perbedaan, Allah di surga dapat menyatakan hal misterius oleh karena hanya Dialah Allah yang benar.
Jadi, dalam kerendahan hati dan ketergantungannya kepada Allah, Daniel mampu menjadi saksi yang sangat berkuasa. Jika Daniel, saat itu, telah menunjukkan kerendahan hati, betapa seharusnya kita lebih menunjukkan kerendahan hati saat ini? Lagi pula, kita memiliki satu wahyu rencana keselamatan yang Daniel tidak miliki; jika sesuatu membuat kita tetap rendah hati, itu seharusnya adalah pengetahuan akan apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib.
Apakah yang seharusnya Salib ajarkan kepada kita tentang kerendahan hati? Apakah yang dikatakan kepada kita, tidak hanya tentang keberdosaan kita tetapi juga ungkapan ketergantungan kita kepada Allah untuk keselamatan? Pikirkan tentang di manakah Anda tanpa Salib. Lalu apakah yang Anda harus sombongkan, selain Salib? Lihat Galatia 6:14.
SELASA 10 APRIL : Patung Emas
Para pelajar Alkitab telah lama memperhatikan hubungan antara Daniel 3, cerita tentang tiga orang Ibrani di dataran Dura, dan Wahyu 13, satu gambaran penganiayaan umat Allah yang dihadapi pada masa lalu dan yang akan dihadapi pada akhir zaman.Bandingkan Daniel 3:1-6 dengan Wahyu 13:11-15. Apakah persamaan kedua perikop ini?
Dalam kedua kasus, isu utama adalah ibadah, tetapi keduanya berbicara ten-tang ibadah yang dipaksa. Yaitu, kuasa politik yang mengendalikan ibadah, yang seharusnya ditujukan kepada Allah saja.
Bacalah Daniel 3:13-18. Apakah yang dapat kita pelajari dari cerita itu yang dapat menolong kita memahami dengan baik bukan hanya apa yang akan kita hadapi di akhir zaman tetapi juga bagaimana kita seharusnya menghadapi apa yang akan datang?
Sebagai pemimpin paling berkuasa di bumi, Nebukadnezar mengejek orang-orang ini dan Allahnya, dengan mengatakan, "Dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Dia segera mencari tahu siapakah Allah itu, kemudian dia menyatakan: "Terpujilah Allah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, la telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hambaNya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka" (Dan. 3:28).
Tidak ada pertanyaan, setelah melihat mukjizat itu, raja diyakinkan bahwa ada yang istimewa dengan Allah yang mereka sembah.
Andai kata, walaupun orang-orang muda ini tidak dilepaskan dari api yang berkobar, sesuatu mereka sadari adalah satu kemungkinan yang berbeda (Dan. 3:18). Mengapakah mereka akan tetap melakukan yang benar dengan tidak menuruti perintah raja walaupun mereka akan dibakar hidup-hidup? Cerita ini menunjukkan kesaksian yang penuh kuasa atas iman dan kemauan mereka berdiri teguh pada apa yang mereka percayai, tanpa memedulikan akibatnya.
Bilamana isu ibadah muncul di akhir zaman, bagaimanakah kita tetap yakin bahwa kita dapat tetap setia kepada Allah seperti yang mereka lakukan? Jika sekarang kita tidak setia dalam "perkara kecil," apakah yang membuat kita akan tetap setia dalam perkara besar seperti krisis akhir?
RABU 11 APRIL : Pertobatan Bangsa bukan Yahudi
Daniel 3 diakhiri dengan pengakuan Nebukadnezar akan eksistensi dan kuasa Allah yang benar. Tetapi pengetahuan tentang Allah dan kuasa-Nya tidaklah sama dengan memiliki pengalaman lahir kembali yang Yesus katakan adalah penting untuk keselamatan (lihat Yoh. 3:7). Sesungguhnya, manusia yang digambarkan dalam Daniel 4:30 hanyalah jiwa yang bertobat.Bacalah Daniel 4:30. Apakah masalah orang ini? Lihat juga Yohanes 15:5; Kisah Para Rasul 17:28; Daniel 5:23.
Pada saat pasal itu berlalu, Nebukadnezar belajar walaupun itu adalah sesuatu yang sangat sulit, bahwa semua kuasa yang benar ada dalam Allah, dan tanpa Allah, dia tidak ada sama sekali.
"Raja yang tadinya sombong telah menjadi seorang anak Allah yang rendah hati; yang tadinya tangan besi, raja yang sombong, kini menjadi raja yang bijaksana dan sabar. Ia yang pernah menyangkal dan menghina Allah yang di surga, kini mengakui kuasa Yang Mahatinggi dan dengan sungguh-sungguh berusaha meningkatkan rasa takut akan Tuhan dan kebahagiaan rakyatnya. Di bawah peringatan keras dan Dia yang adalah Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan, pada akhirnya Nebukadnezar telah mempelajari pelajaran yang hams dipelajari oleh semua raja—bahwa kebesaran sejati berdiri atas kebaikan sejati. Ia mengakui Tuhan sebagai Allah yang hidup, berkata, `Aku Nebukadnezar, memuji meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.'"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 129.
Bacalah Daniel 4:35. Apakah kebenaran tentang Allah yang juga ditekankan Nebukadnezar di sini?
Daniel 4 diakhiri dengan pengakuan seorang bukan Yahudi atas otoritas, kekuasaan, dan kuasa Allah "Bangsa Ibrani." Dalam arti, gambaran ini adalah pendahuluan atas apa yang terjadi pada gereja mula-mula, melalui kesaksian orang-orang Yahudi dan melalui kuasa Allah, bangsa bukan Yahudi mempelajari kebenaran tentang Allah dan mulai memproklamasikan kebenaran ke seluruh dunia.
Bacalah Yohanes 3:7. Meskipun kita memikirkan peristiwa akhir zaman dalam istilah dekret kematian, penyembahan dan penganiayaan, apakah yang dikatakan Yesus di sini, bahwa di atas dan di luar segala sesuatu, persiapkanlah umat untuk menghadapi akhir zaman?
KAMIS 12 APRIL : Kesetiaan Daniel
Bacalah Daniel 6 dan kemudian jawablah pertanyaan berikut:1. Apakah yang Daniel 6:4, 5 nyatakan tentang tabiat Daniel? Pelajaran-pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari ayat-ayat ini dan bagaimana kita harus terlihat?
2. Apakah persamaan yang dapat kita temukan pada pasal ini yang menghubungkan itu kepada peristiwa akhir zaman seperti yang digambarkan dalam kitab Wahyu? Lihat Wahyu 13:2, 8, 11-17.
3. Tempatkanlah diri Anda sendiri pada tempat Daniel dalam situasi ini. Apakah penjelasan atau argumen yang dia telah gunakan supaya tidak berdoa? Yaitu, bagaimanakah is dapat dibenarkan tidak melakukan apa yang dia lakukan, dan, dengan demikian, membiarkan cobaan berat yaitu dilemparkan ke lubang singa?
4. Mengapakah Anda berpikir Daniel tetap berdoa seperti yang dia lakukan, meskipun dia tidak perlu hams lakukan itu?
5. Apakah yang dikatakan Raja Darius (Dan 6:16) bahkan sebelum Daniel dilemparkan ke lubang singa, bahwa dia mengetahui sesuatu tentang kuasa Allah Daniel? Apakah yang terdapat dalam kata-katanya yang menunjukkan kesaksian dari Daniel sendiri kepada raja mengenai Allah yang dilayani dan disembah oleh Daniel?
JUMAT 13 APRIL
PENDALAMAN: "Sementara kita mendekati penutupan sejarah dunia ini, maka nubuatan-nubuatan yang dicatat oleh Daniel menuntut perhatian kita yang khusus, karena sangat berkaitan dengan zaman di mana kita sedang hidup. Nubuatan-nubutan ini harus dihubungkan dengan pengajaran-pengajaran dalam buku terakhir Kitab Perjanjian Baru. Setan telah menuntun banyak orang supaya percaya bahwa bagian-bagian nubuatan "dalam tulisan-tulisan Daniel dan Yohanes si pewahyu itu tidak dapat dimengerti. Tetapi janji adalah jelas bahwa berkat isrimewa akan menyertai penyelidikan terhadap nubuatannubuatan ini. 'Orang-orang bijaksana akan memahaminya' (Ayat 12:10), telah dikatakan tentang khayal-khayal Daniel yang akan diungkapkan pada zaman akhir; dan tentang Wahyu yang Yesus berikan kepada Yohanes, hamba-Nya, untuk menjadi pembimbing bagi umat Allah sepanjang zaman, janji itu ialah, `Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan katakata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya.' Wahyu 1:3." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, him. 150,151.Meskipun kita cenderung melihat pada buku Daniel dalam konteks bangkit dan jatuhnya bangsa-bangsa, penghakiman (Dan. 7:22, 26; 8:14), dan akhir kelepasan umat Allah pada masa kepicikan (Dan 12:1), pada pekan ini kita melihat kitab Daniel juga memberikan contoh kepada akan apakah artinya bagi kita secara pribadi mempersiapkan din menghadapi godaan dan penganiayaan, kapan pun itu datang. Dalam hal ini, cerita ini menyatakan kepada kita tentang pekabaran yang sangat penting pada akhir zaman. Lagi pula, betapapun sangat menolong untuk mengetahui tentang "tanda binatang" dan "masa kepicikan" dan penganiayaan yang akan datang, jika kita tidak memiliki pengalaman bersama dengan Allah yang kita butuhkan, semua pengetahuan ini hanya akan menghakimi kita. Lebih daripada segala sesuatu, kita perlu pengalaman "lahir kembali" yang dimiliki oleh Daniel dan yang lain, termasuk Nebukadnezar.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Bacalah doa Daniel dalam pasal 9:3-19. Bagaimanakah doa ini menunjukkan bahwa Daniel memahami kasih karunia, dan bahwa Allah mengasihi dan menebus kita dengan kasih karunianya sendiri, sebagai lawan dari segala kebaikan atau kebajikan atau usaha kita sendiri? Mengapakah ini satu kebenaran yang sangat penting bukan hanya untuk memahami tetapi juga untuk dialami?
2. Di UKSS, diskusikan tantangan yang dihadapi tiga orang Ibrani (Daniel 3) dan Daniel (Daniel 6) sehubungan dengan untuk tetap setia kepada agama mereka ketika ada ancaman kuasa politik? Apakah persamaan yang dapat ditemukan dalam kedua catatan ini? Apakah perbedaannya? Apakah yang kita dapat dari kedua cerita ini tentang bagaimana kita dapat menjadi saksi yang penuh kuasa dengan menjadi orang setia?
3. Apakah arti "lahir kembali"? Mengapakah Yesus mengatakan bahwa kita "harus lahir kembali" (Yoh. 3:7)?
Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment