CERITA MISSION SABAT
KE-13, 30 JUNI 2018
Program
Sabat Ketiga Belas
• Ucapan Selamat Datang : Pemimpin Acara
• Lagu Pembukaan : "Mari Puji Nama Yesus" Lagu Sion
Edisi Lengkap No. 38
• Doa Pembukaan : _________
• Program Sabat Ketiga Belas : "Sakit Rasanya Ketika Anda menyebut
Namanya"
• Persembahan Dikumpulkan
• Lagu Penutup : "Ku akan Menyanyikan" Lagu
Sion Edisi Lengkap No. 145
• Doa Penutup : __________
Catatan:
Narator tidak perlu menghafalkan cerita ini, tetapi ia harus cukup mengenal isi
ceritanya. Ingatlah, Anda dapat melengkapi cerita ini dengan gambar-gambar dari
laman facebook: the Mission Quarterlies.
Triwulan
ini kita telah bertemu dengan orang dari Pulau Ebeye; Mamawi Atosketan Native
School di Alberta, Kanada; Virginia Barat; dan Holbrook Seventh-day Adventist
Indian School di Arizona. Hari ini kita akan mendengar satu lagi kisah dari
Holbrook yang mengingatkan kita bahwa pertentangan besar itu sangat nyata—dan
Yesus akan segera datang kembali.
Sakit Rasanya Ketika
Anda Menyebut Nama-Nya
Seorang
gadis berusia 14 tahun dipanggil ke kantor pendeta untuk mendiskusikan mengapa
ia membolos. Bukannya berfokus pada pelanggaran siswi tersebut, pertemuan itu
berubah menjadi penyingkapan yang hidup tentang pertentangan besar antara Kristus
dan iblis.
Manajer
sekolah Giselle Ortiz melihat adanya sesuatu yang tidak beres setelah diundang
ke pertemuan antara Dezba, siswi kelas delapan, dan Phil Vecchiarelli, calon
pendeta di Holbrook Seventh-day Adventist Indian School di Arizona, negara bagian
Amerika Serikat.
Ketika
pendeta Phil menyebut nama Yesus, tubuh gadis itu kejang-kejang dan ia
berteriak: "Diam!"Lalu ia agak mengendur dan berbisik: "Pendeta,
sakit rasanya waktu Anda menyebut nama Dia."
Pendeta
Phil membuka Alkitabnya dan mulai membaca janji-janji tentang kuasa Yesus untuk
mengalahkan Setan. Setiap kali ia menyebut nama Yesus, gadis itu bereaksi
dengan sekuat tenaga dan berteriak:"Diam!"
Lalu
ia menginterupsi pendeta. "Saya mendengar suara di dalam yang mengatakan
bahwa Anda sedang berbohong dan buku itu adalah buku kebohongan,"katanya.
"Yesus
itu Tuhan,"kata Pendeta Phil dengan tenang.
"Kamu
akan memiliki kebebasan, dan suara itu akan pergi selama-lamanya jika kamu
menerima Yesus sebagai Tuhan: "Terlihat
seperti sebuah pertandingan tinju, ketika gadis itu berteriak dan pendeta
dengan tidak gentar mendorongnya kembali. Giselle berdoa diam-diam, mengklaim
janji-janji Alkitab dan berterima kasih kepada Yesus untuk kemenangan yang akan
terjadi. Ketika pendeta membacakan janji lainnya, kesakitan Dezba berlipat
ganda dan ia terjatuh ke lantai.
"Kamu
kira mengapa tidak terjadi apa-apa padaku?"Kata Pendeta karena kuasa Yesus
lebih kuat, tetapi kamu harus menyerah dulu kepada-Nya.
Dezba
berguling di lantai, sambil berteriak:"Sakit! Sakit! "Kemudian
ia berdiri dan berlari keluar menuju gedung administrasi sekolah. Giselle
berlari mengejarnya, khawatir ia mencoba pergi keluar kampus. Dezba berbalik dan
melihat ke arah Giselle. Ekspresi wajahnya tak bisa dilukiskan. Giselle
mengetahui bahwa bukan gadis itu yang sedang memandangnya, dan ia menelan rasa
takutnya ke kerongkongan.
Melihat
di luar gedung Giselle duduk dengan Dezba di atas jalanan beton, Pendeta Phil
segera bergabung dengan mereka. "Kamu hanya perlu mengklaim nama
Yesus," kata pendeta."Kalau kamu tidak menyebut nama Yesus, ia tidak
akan pergi!' Dezba jatuh ke rumput, dan menjerit. Akhirnya, ia berkata:
"saya terima! Saya terima!" "Apakah kamu menerima Yesus ke dalam
hidupmu?"Tanya pendeta. "Ya, saya menerima Yesus ke dalam hidup saya,
"katanya, suaranya penuh dengan kesakitan. Dalam sekejap, semuanya
berakhir. Roh jahat itu pergi, dan Dezba berbaring diam tak bergerak.
"Apakah
kamu merasa lelah?"Kata Pendeta Phil."Ya, "jawabnya perlahan.
Giselle
terbawa oleh perasaannya dan mulai menangis."Sungguh indah melihat
kemenangan itu,"katanya kemudian. Setelah beberapa saat, Dezba pergi ke
asrama putri, dan dengan bantuan Giselle, mengatur sebagian ruangan itu untuk Yesus.
Keduanya mencetak janji-janji Alkitab menjadi poster dan menggantungnya di
dinding.
Itu
bukanlah satu-satunya kejadian di mana Giselle, lulusan Southwestern Adventist
University yang berusia 27 tahun itu, serta para pegawai Holbrook lainnya
menyaksikan langsung pertentangan besar secara langsung.
Suatu
kali, ketika Giselle sedang berbincang dengan seorang gadis di kantornya, gadis
itu mempermainkan bibirnya dan menatap ke sudut. Gadis itu berkata bahwa ia
melihat ayah tirinya di sana. Giselle merasakan hawa dingin mengisi ruangan,
dan ia segera berdoa dan mengusir roh jahat itu. Roh itu pun pergi.
Para
siswa kerap melaporkan adanya aktivitas gaib—melihat dan mendengar sesuatu—di
asrama. Ketika Giselle pertama datang ke sekolah itu, bekerja sebagai asisten
di asrama putri, ia merasakan adanya kehadiran kegelapan yang mengisi
apartemennya pada suatu malam. la mendengar suara di pikirannya
berkata:"Kamu harus berdoa sekarang juga." la pun berlutut dan
berdoa:"Tuhan, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saya memohon
kepada-Mu untuk nnelindungi saya dan gadis-gadis ini dengan malaikat-Mu."
Pagi
harinya, kepala asrama putri, yang tinggal satu lantai di atas Giselle, memberitahunya
bahwa kemarin malam ia merasakan ada sesuatu yang hadir di kamarnya dan suatu
tangan yang tak kelihatan mulai menekannya ke atas ranjang. la menjadi
ketakutan dan tidak dapat bergerak. Lalu dalam sekejap, tangan itu pergi. Oknum
itu pergi setelah Giselle berdoa.
Perjumpaan
semacam itu mengingatkan Giselle bahwa pertentangan besar itu nyata dan bahwa
Yesus akan segera datang."Saya tidak menyadarinya sampai saya datang ke
sini, bahwa setiap kali kita alpa dan tidak mendekat ke kerajaan Allah, Setan
masuk,"katanya. "Saya dapat melihat hal itu di dalam diri para siswi.
Jika saya tidak terus memberikan terang ke dalam hidup mereka, kegelapan akan
mengambil alih dan saya harus mulai kembali dari awal."
Giselle
berkata bahwa ia mencintai pekerjaan misi ini, dan ia tidak akan menukarnya
dengan pekerjaan lain."Tidaklah cukup hanya berbicara di depan gereja
sesekali,"katanya."Kita dipanggil untuk berjalan dan menangis bersama
orang lain. Pekerjaan misi dapat membuatmu letih, tetapi saya tak pernah merasa
lebih hidup dari saat ini. Itulah keindahan bekerja bersama Tuhan. Dia akan
melakukan hal-hal yang Anda pikir tidak mungkin. Sungguh suatu berkat bisa
menjadi bagian dari pekerjaan-Nya dan untuk benar-benar berhubungan dengan
orang yang membutuhkan Dia.
Yesus Segera Datang!
Triwulan
ini, kita telah mendengar kisah-kisah tentang bagaimana Roh Kudus tercurah di
sekolah-sekolah di Kanada, Marshall Islands, dan Amerika Serikat. Kita telah
mendengar tentang kuasa pertemuan KKR. Hari ini, pertanyaannya adalah: Apakah
yang Anda lakukan di ladang misi? Seperti Giselle di Holbrook School, apakah
Anda merasa tertarik terhadap misi dan merasa lebih hidup daripada sebelumnya?
Mari kita lakukan bagian kita di dalam misi hari ini dengan memberikan
persembahan yang besar untuk Persembahan Sabat Ketiga Belas.
Nama
siswi telah disamarkan.
Dezba
adalah nama Navajo yang umum untuk anak gadis yang berarti "perang,"
menyiratkan ketidakpastian dan kekuatan.
Persembahan
Proyek
Sabat Ketiga Belas yang Akan Datang
Triwulan
Depan akan Menampilkan:
*
Perintisan gereja dalam kota holistik di Tiongkok.
*
Gereja Advent pertama di Sejong, Korea Selatan.
*
Sebuah akademi berasrama di Ulaanbaatar, Mongolia.
*
Pusat pelatihan penginjil muda di Gereja Setagaya Tokyo di Jepang.
*
Enam pusat kesehatan perkotaan di Taiwan.
>>>Download Cerita Mission Sabat Ke-13<<<
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: