Ads Google

Showing posts with label CERITA MISSION ADVENT 2018 TRIWULAN 2. Show all posts
Showing posts with label CERITA MISSION ADVENT 2018 TRIWULAN 2. Show all posts

Friday, June 29, 2018

CERITA MISSION, SABAT KE-13, 30Juni 2018 (SAKIT RASANYA KETIKA ANDA MENYEBUT NAMA-NYA)

CERITA MISSION SABAT KE-13, 30 JUNI 2018
 
Program Sabat Ketiga Belas
        Ucapan Selamat Datang           : Pemimpin Acara
        Lagu Pembukaan                      : "Mari Puji Nama Yesus" Lagu Sion Edisi Lengkap No. 38
        Doa Pembukaan                       : _________
        Program Sabat Ketiga Belas      : "Sakit Rasanya Ketika Anda menyebut Namanya"
        Persembahan Dikumpulkan     
        Lagu Penutup                           : "Ku akan Menyanyikan" Lagu Sion Edisi Lengkap No. 145
        Doa Penutup                                      : __________

Catatan: Narator tidak perlu menghafalkan cerita ini, tetapi ia harus cukup mengenal isi ceritanya. Ingatlah, Anda dapat melengkapi cerita ini dengan gambar-gambar dari laman facebook: the Mission Quarterlies.

Triwulan ini kita telah bertemu dengan orang dari Pulau Ebeye; Mamawi Atosketan Native School di Alberta, Kanada; Virginia Barat; dan Holbrook Seventh-day Adventist Indian School di Arizona. Hari ini kita akan mendengar satu lagi kisah dari Holbrook yang mengingatkan kita bahwa pertentangan besar itu sangat nyata—dan Yesus akan segera datang kembali.

 
Sakit Rasanya Ketika Anda Menyebut Nama-Nya

Seorang gadis berusia 14 tahun dipanggil ke kantor pendeta untuk mendiskusikan mengapa ia membolos. Bukannya berfokus pada pelanggaran siswi tersebut, pertemuan itu berubah menjadi penyingkapan yang hidup tentang pertentangan besar antara Kristus dan iblis.

Manajer sekolah Giselle Ortiz melihat adanya sesuatu yang tidak beres setelah diundang ke pertemuan antara Dezba, siswi kelas delapan, dan Phil Vecchiarelli, calon pendeta di Holbrook Seventh-day Adventist Indian School di Arizona, negara bagian Amerika Serikat.

Ketika pendeta Phil menyebut nama Yesus, tubuh gadis itu kejang-kejang dan ia berteriak: "Diam!"Lalu ia agak mengendur dan berbisik: "Pendeta, sakit rasanya waktu Anda menyebut nama Dia."

Pendeta Phil membuka Alkitabnya dan mulai membaca janji-janji tentang kuasa Yesus untuk mengalahkan Setan. Setiap kali ia menyebut nama Yesus, gadis itu bereaksi dengan sekuat tenaga dan berteriak:"Diam!"

Lalu ia menginterupsi pendeta. "Saya mendengar suara di dalam yang mengatakan bahwa Anda sedang berbohong dan buku itu adalah buku kebohongan,"katanya.
"Yesus itu Tuhan,"kata Pendeta Phil dengan tenang.

"Kamu akan memiliki kebebasan, dan suara itu akan pergi selama-lamanya jika kamu menerima Yesus sebagai Tuhan: "Terlihat seperti sebuah pertandingan tinju, ketika gadis itu berteriak dan pendeta dengan tidak gentar mendorongnya kembali. Giselle berdoa diam-diam, mengklaim janji-janji Alkitab dan berterima kasih kepada Yesus untuk kemenangan yang akan terjadi. Ketika pendeta membacakan janji lainnya, kesakitan Dezba berlipat ganda dan ia terjatuh ke lantai.
 
"Kamu kira mengapa tidak terjadi apa-apa padaku?"Kata Pendeta karena kuasa Yesus lebih kuat, tetapi kamu harus menyerah dulu kepada-Nya.

Dezba berguling di lantai, sambil berteriak:"Sakit! Sakit! "Kemudian ia berdiri dan berlari keluar menuju gedung administrasi sekolah. Giselle berlari mengejarnya, khawatir ia mencoba pergi keluar kampus. Dezba berbalik dan melihat ke arah Giselle. Ekspresi wajahnya tak bisa dilukiskan. Giselle mengetahui bahwa bukan gadis itu yang sedang memandangnya, dan ia menelan rasa takutnya ke kerongkongan.
 
Melihat di luar gedung Giselle duduk dengan Dezba di atas jalanan beton, Pendeta Phil segera bergabung dengan mereka. "Kamu hanya perlu mengklaim nama Yesus," kata pendeta."Kalau kamu tidak menyebut nama Yesus, ia tidak akan pergi!' Dezba jatuh ke rumput, dan menjerit. Akhirnya, ia berkata: "saya terima! Saya terima!" "Apakah kamu menerima Yesus ke dalam hidupmu?"Tanya pendeta. "Ya, saya menerima Yesus ke dalam hidup saya, "katanya, suaranya penuh dengan kesakitan. Dalam sekejap, semuanya berakhir. Roh jahat itu pergi, dan Dezba berbaring diam tak bergerak.

"Apakah kamu merasa lelah?"Kata Pendeta Phil."Ya, "jawabnya perlahan.
Giselle terbawa oleh perasaannya dan mulai menangis."Sungguh indah melihat kemenangan itu,"katanya kemudian. Setelah beberapa saat, Dezba pergi ke asrama putri, dan dengan bantuan Giselle, mengatur sebagian ruangan itu untuk Yesus. Keduanya mencetak janji-janji Alkitab menjadi poster dan menggantungnya di dinding.
Itu bukanlah satu-satunya kejadian di mana Giselle, lulusan Southwestern Adventist University yang berusia 27 tahun itu, serta para pegawai Holbrook lainnya menyaksikan langsung pertentangan besar secara langsung.

Suatu kali, ketika Giselle sedang berbincang dengan seorang gadis di kantornya, gadis itu mempermainkan bibirnya dan menatap ke sudut. Gadis itu berkata bahwa ia melihat ayah tirinya di sana. Giselle merasakan hawa dingin mengisi ruangan, dan ia segera berdoa dan mengusir roh jahat itu. Roh itu pun pergi.

Para siswa kerap melaporkan adanya aktivitas gaib—melihat dan mendengar sesuatu—di asrama. Ketika Giselle pertama datang ke sekolah itu, bekerja sebagai asisten di asrama putri, ia merasakan adanya kehadiran kegelapan yang mengisi apartemennya pada suatu malam. la mendengar suara di pikirannya berkata:"Kamu harus berdoa sekarang juga." la pun berlutut dan berdoa:"Tuhan, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saya memohon kepada-Mu untuk nnelindungi saya dan gadis-gadis ini dengan malaikat-Mu."

Pagi harinya, kepala asrama putri, yang tinggal satu lantai di atas Giselle, memberitahunya bahwa kemarin malam ia merasakan ada sesuatu yang hadir di kamarnya dan suatu tangan yang tak kelihatan mulai menekannya ke atas ranjang. la menjadi ketakutan dan tidak dapat bergerak. Lalu dalam sekejap, tangan itu pergi. Oknum itu pergi setelah Giselle berdoa.

Perjumpaan semacam itu mengingatkan Giselle bahwa pertentangan besar itu nyata dan bahwa Yesus akan segera datang."Saya tidak menyadarinya sampai saya datang ke sini, bahwa setiap kali kita alpa dan tidak mendekat ke kerajaan Allah, Setan masuk,"katanya. "Saya dapat melihat hal itu di dalam diri para siswi. Jika saya tidak terus memberikan terang ke dalam hidup mereka, kegelapan akan mengambil alih dan saya harus mulai kembali dari awal."

Giselle berkata bahwa ia mencintai pekerjaan misi ini, dan ia tidak akan menukarnya dengan pekerjaan lain."Tidaklah cukup hanya berbicara di depan gereja sesekali,"katanya."Kita dipanggil untuk berjalan dan menangis bersama orang lain. Pekerjaan misi dapat membuatmu letih, tetapi saya tak pernah merasa lebih hidup dari saat ini. Itulah keindahan bekerja bersama Tuhan. Dia akan melakukan hal-hal yang Anda pikir tidak mungkin. Sungguh suatu berkat bisa menjadi bagian dari pekerjaan-Nya dan untuk benar-benar berhubungan dengan orang yang membutuhkan Dia.

Yesus Segera Datang!

Triwulan ini, kita telah mendengar kisah-kisah tentang bagaimana Roh Kudus tercurah di sekolah-sekolah di Kanada, Marshall Islands, dan Amerika Serikat. Kita telah mendengar tentang kuasa pertemuan KKR. Hari ini, pertanyaannya adalah: Apakah yang Anda lakukan di ladang misi? Seperti Giselle di Holbrook School, apakah Anda merasa tertarik terhadap misi dan merasa lebih hidup daripada sebelumnya? Mari kita lakukan bagian kita di dalam misi hari ini dengan memberikan persembahan yang besar untuk Persembahan Sabat Ketiga Belas.

Nama siswi telah disamarkan.
Dezba adalah nama Navajo yang umum untuk anak gadis yang berarti "perang," menyiratkan ketidakpastian dan kekuatan.

Persembahan

Proyek Sabat Ketiga Belas yang Akan Datang
Triwulan Depan akan Menampilkan:
* Perintisan gereja dalam kota holistik di Tiongkok.
* Gereja Advent pertama di Sejong, Korea Selatan.
* Sebuah akademi berasrama di Ulaanbaatar, Mongolia.
* Pusat pelatihan penginjil muda di Gereja Setagaya Tokyo di Jepang.
* Enam pusat kesehatan perkotaan di Taiwan.

>>>Download Cerita Mission Sabat Ke-13<<<


>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-13 : KEMBALINYA YESUS TUHAN KITA (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:

Pelajaran SS Sabat Ke: 1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12   13


Friday, June 22, 2018

CERITA MISSION, SABAT KE-12, 23 Juni 2018 (SETAN BERBICARA KEPADAKU)

SETAN BERBICARA KEPADAKU

CERITA MISSION SABAT KE-12, 23 JUNI 2018

Oleh : Pierre Ortiz, 24 Tahun

Arizona, AS

          Pierre, kepala asrama putra di Holbrook Seventh day Adventist Indian School, sedang bersiap-siap untuk tidur di awal tahun ajaran itu, ketika teieponnya berdering. Asistennya menelepon untuk memberitahu bahwa David, salah satu dari 28 anak di asrama, ingin pergi untuk berjalan-jalan di tengah malam.

Kepala asrama itu segera berpakaian. la hanya tahu sedikit tentang David selain bahwa mahasiswa tingkat dua berusia 17 tahun itu adalah anggota geng jalanan. lbunya mengirim David ke sekolah berasrama di Arizona negara bagian Amerika Serikat, karena ia mengkhawatirkan hidup anaknya di ibukota negara asalnya, Phoenix.
David berjalan diam di samping Pierre selama beberapa menit. Malam itu bulan bersinar terang. Di dekat parit keduanya duduk dan berbincang tentang bintang-bintang yang bersinar dan keadaan di langit malam. Kemudian David tiba-tiba berkata: "Setan kadang-kadang berbicara kepadaku."

"Apakah maksudmu?"Tanya kepala asrama.
 
"Setan berbicara kepadaku;' kata remaja itu lagi.

"Kadang-kadang mereka menyuruhku menyakiti seseorang atau melakukan sesuatu yang tidak ingin kulakukan:

"Menurutmu, mengapa begitu?"

"Saya tidak tahu, tetapi hal ini semakin parah sejak saya datang ke sini," kata David.
Kepala asrama mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berdoa. la menundukkan kepalanya dan meminta Tuhan turut serta dalam percakapan itu. Ketika membuka matanya, ia berkata:"Sepertinya saya tahu mengapa hal itu semakin parah."

"Mengapa?"Desak David."Katakan padaku."

"Kamu hanya mengetahui Setan dan kejahatan sebelum tiba di sini," kata Pierre."Tetapi sekarang kamu berhubungan dengan Yesus dan kebaikan. Setan tidak menyukai hal itu:'
David terdiam lama.

"Pak Ortiz, saya tidak memahami gereja," katanya."Sangat menekan. Anda harus mendengarkan pembicara dan melakukan segala sesuatunya."

"David," kata kepala asrama. "Bagaimanakah rasanya menjadi anggota geng?"
"Menakjubkan!" Kata David. "Kami seperti keluarga. Kami tak pernah melihat pemimpinnya, tetapi ia akan memberikan perintah-perintah, di dalam amplop yang dimasukkan di bawah pintu, dan kami akan pergi untuk melakukannya. Kami adalah satu keluarga"

"Saya mengerti,"kata Pierre. "Kamu tidak melihat pemimpinmu, tapi menerima perintah dan pergi melakukannya. Hadiahmu adalah bahwa kamu memiliki keluarga."
Pierre tersenyum."David, itulah gereja," katanya.

"Gereja adalah keluarga. Tetapi sebaliknya dari keluar untuk melakukan kejahatan dan hal-hal buruk, kita melakukan hal-hal yang balk."

David nampaknya mengerti apa yang dikatakan oleh kepala asrama. la mulai menangis. Kepala asrama tidak pernah mengira bahwa David dapat menangis, tetapi air mata telah mengalir di pipinya. Isak tangisnya terdengar seperti rengekan anak anjing.
"Pak Ortiz," kata David: "Tuhan tidak akan menghendaki saya."

Fakta Singkat
Arizona adalah tanah air bagi sebagian besar Navajo Nation, pelestarian suku bangsa asli terbesar di Amerika Serikat. Melingkupi sekitar 71.030 kilometer persegi di atas wilayah Arizona, Utah, dan New Mexico, Navajo Nation ini lebih besar daripada 10 negara bagian kecil di Amerika Serikat. lbukotanya terletak di Window Rock, Arizona.
Perguruan tinggi pertama yang didirikan oleh dan untuk suku bangsa asli Amerika terletak di Navajo Nation, Arizona. Didirikan pada tahun 1968 sebagai Navajo Community College, lembaga ini sekarang dikenal sebagai Dine College.
 
"Kamu tidaktahu hal itu,"kata kepala asrama."Kamu bahkan tidak mengenal-Nya."

"Saya pernah membunuh, dan saya tahu bahwa tak seorang pun dari kalian pernah membunuh,"kata David."Jadi, saya pikir Tuhan tidak akan menghendaki saya"

Pierre memberitahu David bahwa Alkitab penuh dengan kisah-kisah tentang para pembunuh yang telah diampuni oleh Tuhan. Jika kita mengambil semua kisah tentang pembunuh itu, maka Alkitab hanya akan menjadi buku yang tipis,"katanya. "Tuhan juga mengasihi para pembunuh."

"Saya juga memiliki hal lain untuk diberitahukan kepada Anda," kata David."Setan-Setan terkadang melakukan lebih dari sekadar berbicara kepadaku. Mereka mengambil alih tubuhku. Saya akan berguncang dan mulutku berbusa, dan saya tidak dapat menghentikannya."

Hati kepala asrama terharu melihat remaja yang menangis itu. "Itulah mengapa kita ada di sini, di Holbrook," katanya dengan lembut."Ini adalah tanah Tuhan, dan Setan tidak memiliki kuasa di sini. Jika kamu merasakan ada hal buruk sedang terjadi, kami dapat mendoakanmu dan bertempur bagimu."

Pada saat itu, jam menunjukkan pukul 1 dini hari dan udara semakin dingin. Pierre berdoa lagi bersama David, dan keduanya berjalan kembali ke asrama.

Pierre tidak tahu apakah David telah menerima Yesus di dalam hidupnya. Yang terakhir didengarnya, David telah kembali ke Phoenix dan bergabung kembali dengan geng jalanannya. Tetapi Pierre gembira karena telah mendapat kesempatan untuk berjalan-jalan di bawah sinar bulan bersama siswa sekolah Holbrook yang sedang bergumul itu.
"Saya memiliki sedikit kesempatan untuk menjangkau anak-anak ini,"kata Pierre, 24 tahun, yang telah melayani sebagai kepala asrama putra selama dua tahun."Siswa kami yang berjumlah 65 orang datang dan pergi dan mungkin besok tidak ada lagi di sini. Tetapi kami harus percaya bahwa Tuhan akan memberkati benih-benih yang sedang kita tanam. Doa saya adalah di mana pun mereka berada, Tuhan akan mewujudkan sesuatu yang mengherankan bagi mereka."

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu Holbrook Seventh-day Adventist Indian School membangun sebuah tempat kebugaran yang baru serta kafetaria untuk mengganti bangunan yang telah rusak di kampus berusia 72 tahun ini. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.

Nama siswa telah disamarkan. Saksikan Pierre di tautan: bit.ly/Pierre-Ortiz.

>>>Download Cerita Mission Sabat Ke-12<<<