Ads Google

Tuesday, February 19, 2019

APPENDICITIS (RADANG USUS BUNTU)



APPENDICITIS adalah peradangan appendix vermiform yang disebabkan oleh kerusakan lapisan dinding usus karena aktivitas bakteri, penyempitan, adanya sumbatan feses, benda asing ataupun tumor.

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm, dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insidens apendisitis pada usia itu (Departemen Bedah UGM, 2010). Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis 10. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004). Pendarahan apendiks berasal dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangren (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004). 

Persarafan sekum dan apendiks vermiformis berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis dari plekxus mesenterica superior. Serabut saraf simpatis berasal dari medula spinalis torakal bagian kaudal, dan serabut parasimpatis berasal dari kedua nervus vagus. Serabut saraf aferen dari apendiks vermiformis mengiringi saraf simpatis ke segmen medula spinalis thorakal 10.

Secara fisiologis apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir tersebut normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks adalah IgA, imunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe disini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh. Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum. Apendiks diperkirakan ikut serta dalam sistem imun sekretorik di saluran pencernaan, namun pengangkatan apendiks tidak menimbulkan defek fungsi sistem imun yang jelas (Schwartz, 2000).

Patofisiologi:
Kerusakan jaringan diikuti oleh pembengkakan jaringan (edema), infeksi dan iskemia. Ketika tegangan dalam usus buntu meningkat, dapat berlanjut pada nekrosis dan perforasi.

Tanda & Gejala:
-          Umumnya merasakan sakit perut di daerah perut dan perut kanan atas. Dalam 2 sampai 12 jam, rasa sakit terkumpul di daerah kanan bawah dan intensitas sakit pun meningkat. Anoreksia, lemas tak bersemangat, demam sedang, mual dan muntah.

Komplikasi: Perforasi usus, Abscess, & Peritonitis

Pemeriksaan Diagnostik:
1. Pengkajian Fisik
2. Pemeriksaan WBC (Sel Darah Putih)
3. Urinalisis
4. Foto X-Ray perut
5. USG

No comments:

Post a Comment