SAMPAH YANG MENGUBAH KEHIDUPAN
CERITA MISSION SABAT
KE-8, 24 NOVEMBER 2018
Oleh : Petrus Tobolu,
50 Tahun
Indonesia
Petrus Tobolu sang petani, marah ketika
mengetahui bahwa Monika, putrinya yang berusia 19 tahun, telah dibaptis di
Gereja Masehi Adent Hari Ketujuh.
Ia
sendiri adalah seorang pendeta awam dari gereja kampung Soa-hukum, pulau
Halmahera, Indonesia, selama 35 tahun. Ia tidak mengerti mengapa seorang
pendeta Advent dapat membaptis putrinya tanpa meminta izinnya terlebih dahulu,
dan ia khawatir jangan-jangan ajaran Advent itu sesat.
Maka
ia pun mengambil sebuah tongkat besar dan memukuli Monika."Lepaskan
keyakinanmu itur teriaknya.
Monika
menangis tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hal ini membuat ayahnya
bingung, dan terheran-heran mengapa putrinya tidak melawan.
Monika
adalah satu dari empat anak muda yang dibaptis setelah pelajaran Alkitab dan
serangkaian KKR di pulau Halmahera. Mereka adalah empat orang Advent pertama di
pulau itu, sebagai hasil dari pelayanan dua orang misionaris.
Pada
suatu hari, Monika pulang ke rumah dengan sebuah kotak berisi buku-buku Advent.
Dengan marah Petrus merampas kotak itu dan melemparkannya ke lubang pembuangan
sampah di halaman belakang. Kotak itu menghantam tanah, pecah, dan isinya
berhamburan keluar. Sebuah buku menarik perhatian Petrus: "Hari yang
Hampir Dilupakan"karya penginjil Mark Finley. Diam-diam ia mengambil buku
itu dan dua majalah Adventist World dari lubang sampah.
Keesokan
paginya, ia membawa buku dan majalah itu bersamanya ke ladang. la tidak dapat
berkonsentrasi pada pekerjaannya. la bekerja hingga pukul 10.00 dan kemudian
membaca buku serta majalah sepanjang sisa hari itu. Hal yang sama terjadi
keesokan harinya. la membandingkan ayat-ayat Alkitab di dalam buku dan majalah
itu dengan ayat-ayat di dalam Alkitabnya. la mempelajari bahanbahan itu selama
delapan bulan. "Saya melihat bahwa apa yang tertulis di dalamnya sungguh
tertulis di dalam Alkitab," kata Petrus. "Saya terus belajar dan
terkesan dengan apa yang saya pelajari tentang hari Sabat".
Setelah
ia mengerti bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat Alkitabiah, ia mulai berkhotbah
tentang hari Sabat di gerejanya.
Fakta Singkat
Dari total 17.508 pulau di Indonesia, hanya sekitar 6.000
pulau yang dihuni.
Indonesia adalah rumah bagi pelbagai flora dan fauna,
membuat negeri ini menduduki peringkat kedua dalam keaneka-ragaman hayati di
dunia ini setelah Brazil.
Indonesia adalah satu-satunya tempat di dunia untuk melihat
Komodo di udara bebas. Sumatera adalah satu-satunya tempat selain Kalimantan
untuk melihat orangutan liar. Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik dan
memiliki 150 gunung berapi. Pada umumnya gunung-gunung itu jinak, tetapi negara
ini mengalami sekitar satu letusan gunung berapi dan satu gempa bumi yang kuat
setiaptahunnya.
Tips Cerita
Saksikan Petrus di tautan: bit.ly/ Petrus-Tobolu
Temukan foto-foto untuk kisah ini di tautan: bit.ly/fb-mq
"Mengapakah
kita tidak beribadah pada hari Sabtu?" la bertanya. "Jika kita tidak
mengikuti apa yang dikatakan oleh Alkitab, maka untuk apakah kita memiliki
Alkitab?"
Setelah
khotbah itu, anggota jemaat yang terkejut menghannpirinya. "Sudah lama
sekali tidak ada yang berkhotbah seperti ini,"kata seorang dari mereka.
"Barangkali
Anda ingin membawa sebuah doktrin yang baru?"Kata yang lain.
Petrus
tidak pernah berpikir untuk memasukkan ajaran Advent ke gerejanya. la mengerti
kebenaran Alkitab, dan ia hanya mencoba untuk mengkhotbahkan apa yang telah
dipelajarinya. Dan sesudah itu, ia memutuskan untuk beribadah pada hari Sabtu.
Ketika
kakak perempuan Petrus mendengar tentang kepercayaannya, ia menyarankannya
untuk bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. la mendengar tentang
gereja ini dari putrinya, yang kuliah di Universitas Klabat milk gereja Advent
di pulau yang lain.
Beberapa
saat kemudian, Petrus mengundang beberapa pendeta Advent untuk beribadah di
gerejanya. Para anggota gerejanya, menyerang gedung gereja dengan batu ketika
para pendeta itu berada di dalam, dan Petrus harus mengungsikan mereka ke luar
desa untuk keamanan mereka.
Ketika
Petrus kembali, penduduk desa telah menantikannya dengan tongkat di tangan,
tetapi entah bagaimana ia bisa menghindari mereka dan meninggalkan desa itu. la
memutuskan untuk dibaptis di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Petrus
membawa keluarganya ke Manado, sebuah kota dekat Universitas Klabat, dan
dibaptis dalam sebuah KKR di sana.
Ketika
ia dan keluarganya pulang ke rumah, mereka menemukan rumah mereka dihuni oleh
orang lain. Mereka pindah ke sebuah pondok kecil di ladang, dan tinggal di sana
selama dua bulan. Dua orang putra Petrus, berusia 13 dan 17 tahun, juga
dibaptis pada saat itu.
Tetapi
orang-orang kampung menghalangi keluarga itu untuk beribadah pada hari Sabat,
sehingga mereka pun pindah ke Manado sambil memperdalam pengetahuan Alkitab
mereka.
Dua
tahun kemudian, mereka kembali pulang dan memperbarui persahabatan mereka
dengan orang di desa itu. Sikap orang itu pun sudah berubah terhadap mereka.
"Kami
membaur dan berbagi kisah dengan komunitas,"kata Petrus. "Kami
memulai dari para kerabat. Dalam tiga tahun, kami telah membaptis 27 orang dan
membentuk sebuah gereja."
Saat
ini, Petrus berusia 50 tahun dan melayani sebagai penatua gereja. la memimpin
KKR pertama di desanya pada bulan September 2017, dan tiga orang dibaptis.
"Penduduk
desa, dimulai dari saya, menganiaya orang Advent katanya."Tetapi saati
ini 8 anggota keluarga kami beribadah bersama pada setiap hari Sabat.
Oleh: Andrew McChesney
Puji Tuhan
ReplyDelete