MENONJOL PADA SEKOLAH TINGGI ADVENT
CERITA MISSION SABAT KE-8, 25 AGUSTUS 2018
Oleh : Yasuki Aoki, 42 Tahun
Jepang
Aoki
tidak pernah bertemu dengan orang Kristen atau membuka Alkitab sampai pada saat
ia mendaftar pada sebuah sekolah tinggi yang dikelola oleh Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh di Jepang. la bahkan tidak mengetahui jika Sekolah Tinggi Sanuki
Gakuin adalah sebuah institusi Kristen sementara orang tuanya sudah membayarkan
secara lunas uang sekolahnya untuk dua tahun. Aoki baru mengetahui ketika ia
hendak belajar bahasa Inggris, bahwa sekolah tinggi tersebut memilki nama baik.
Pada
saat berumur 18 tahun, Aoki begitu terkejut ketika mendengar pengumuman di
pengeras suara di malam pertama dia berada di asrama:"Saatnya untuk ibadah
malam,"demikianlah suara yang terdengar."Silakan semuanya berkumpul
di ruang pertemuan."
Aoki
pun mengikuti mahasiswa mahasiswa lainnya yang saat itu menuju ke ruang
pertemuan ibadah. Dalam hidupnya ia belum pernah melihat Alkitab atau buku
nyanyian rohani, bahkan buku-buku suci lainnya pun tidak. la mendengar secara
heran ketika para mahasiswa menyanyi kemudian membuka Alkitab
mereka."Semua mahasiswa tahu akan lagu-lagu rohani yang dinyanyikan
kecuali sayarucapnya."Semua mahasiswa tahu bagaimana mendapatkan ayat-ayat
Alkitab kecuali saya. Saya tidak mengerti apa-apa."
Ketika
ibadah selesai, Aoki bersiap untuk pulang ke rumah. Tetapi kemudian ia teringat
bahwa orang tuanya telah membayar uang sekolahnya untuk dua tahun, itu sebabnya
ia memutuskan untuk tetap tinggal sampai selesai."Ini adalah pertama kali
saya bertemu dengan orang Kristen," kata Aoki.
Pos Misi
Uni Konferens Jepang
mencakup wilayah Konferens Jepang Timur, Konferens Jepang Barat serta Daerah
Misi Okinawa.
Terdapat 97 gereja di
Jepang, dengan keanggotaan sebanyak 15.151 anggota. Dengan 125.310.000
penduduk, jadi di antara 8.270 penduduk ada 1 anggota Advent.
Orang Jepang hampir
100 persen tahu membaca dan menulis.
Ada
banyak orang Jepang, seperti Aoki belum pernah mengenal Kekristenan. Hanya ada
1 Persen dari 127 juta penduduk Jepang yang merupakan orang Kristen, dan hanya
ada 15.151 anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Agama terbesar adalah
Budha juga agama Shinto. Aoki bukanlah pemeluk agama Budha pada saat ia masuk
ke sekolah tinggi Advent. la bahkan tidak pernah tertarik dengan apa yang
namanya kerohanian.Tetapi teman sekelas beserta guru-gurunya memperlakukan dia
dengan baik. Merekalah yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana Kekristenan itu
kepadanya. Dan"oleh karena mereka menjadi sahabat karib, saya menjadi
terkesan bahwa Kekristenan itu balk;' ungkapnya.
Aoki
mulai merasa senang menghadiri ibadah gereja beserta dengan sahabat-sahabatnya.
Akhirnya Aoki mendapatkan seorang pacar yang beragama Advent. Tetapi ia belum
mendapatkan alasan untuk dibaptis.
Setelah
dua tahun ia memperoleh lisensi mengajar bahasa Inggris kemudian berkeinginan
untuk mengajar di sekolah tinggi Advent. Tetapi ia sadar bahwa untuk menjadi
pengajar di institusi Advent maka pertama ia harus menjadi orang Kristen—itu
berarti ia harus belajar Alkitab. la kemudian mengambil mata kuliah utama dalam
bidang teologi. la tidak ingin menjadi pendeta; ia hanya ingin belajar Alkitab
untuk mengajar.
Segera
setelah ia mengisi formulir pendaftaran untuk belajar teologi, pendeta di
sekolah tinggi tersebut memanggil dia ke kantornya."Apakah yang engkau
pikirkan?"Pendeta bertanya."Apakah rencanamu di masa depan? Apakah
engkau rindu menjadi seorang Kristen?""Mungkin suatu hari nanti saya
akan menjadi seorang Kristen,"jawab Aoki."Tetapi belum
sekarang." Pendeta memandangi Aoki dengan penuh perhatian dan
berkata:"Jika engkau rindu akan dibaptis nanti, maka engkau seharusnya
dibaptiskan sekarang.""Mengapakah harus menunggu lama? Tak seorang
pun dapat mengetahui akan hari depannya. Engkau harus dibaptiskan sekarang
juga."
Pendeta
bersama Aoki terus mendiskusikan hal tersebut berjamjam lamanya. Aoki dapat
memahami apa yang dikatakan oleh pendeta. Akhirnya ia berkata:"Saya mohon
berikan saya waktu lagi. Saya perlu berpikir." Pendeta terus mengawasi
Aoki."Pada saat engkau kembali minggu depan, maka engkau harus sudah
memutuskan tanggal berapa engkau akan dibaptiskan,"kata pendeta.
Aoki
pun menghubungi pacar Adventnya yang saat itu sedang mengajar di sebuah sekolah
dasar di kota lainnya, kemudian menceritakan situasinya. Aoki memohon kalau
bOleh pacarnya itu hadir pada saat hari baptisannya. Tapi sang pacar hanya bisa
mendapatkan izin satu hari untuk beberapa bulan ke depan, jadi di saat itulah
Aoki menyesuaikan hari baptisannya dengan waktu pacarnya.
Saat
ini Aoki telah berusia 42 tahun dan telah menjadi ketua di Uni Konferens
Jepang. Di samping itu ia juga menjadi pendeta pada satusatunya gereja orang
muda yang ada di negara Jepang, yaitu Gereja Setagaya Tokyo, dan memberikan
kepada para orang muda pelatihan untuk menjadi para pekerja Injil.
Sebagian
dari Persembahan Sabat Ketiga Belas akan menolong perluasan gereja yang
dikerjakan oleh orang muda di sana.
Aoki
mengungkapkan rahasia untuk memperkenalkan orang muda Jepang kepada Yesus
adalah kasihyaitu prinsip yang sama yang sudah menarik dia kepada Kristus
ketika berada di Sekolah Tinggi Advent. "Bukan Alkitab yang pertama kali
mengajarkan saya tentang kasih Tuhan," ungkapnya."Sahabat-sahabat
serta guru-guru sayalah yang sudah mengajarkan bahwa Tuhan itu kasih melalui
kata-kata dan tindakan mereka,"lanjutnya.
Link download dokumen: Sabat ke-8 Cerita Mission Dewasa (docx)
SEMOGA BERMANFAAT DAN
SALING MENGUATKAN DALAM IMAN
Oleh Andrew McChesney