BERSABAT DENGAN PERASAAN KOSONG
CERITA MISSION SABAT KE-4, 28 JULI 2018
Oleh : Soon-Ae Byun, 64 Tahun
KOREA SELATAN
Tuhan telah menolong saya menanam
gereja-gereja di Korea Selatan untuk bertahuntahun lamanya. Saya berkhotbah di
kelompok-kelompok kecil; mulai dari 40 anggota dan bertumbuh menjadi sebuah
jemaat; dan Tuhan akan menuntun saya untuk membuka lagi ladang baru yang lain
di mana saja.
Tetapi
meskipun saya sedang mengerjakan pekerjaan Tuhan, saya merasa ada sesuatu yang
hilang dari hatiku. Sukacita memenuhi hidup saya pada saat berkhotbah atau
sedang mengambil acara dalam Kebaktian Kebangunan Rohani tetapi setelah itu,
diikuti dengan kehampaan yang sangat dalam.
Berharap
kehampaan itu dapat terisi, saya belajar teologi dan menjadi gembala sepenuh
waktu seperti sua mi saya.Tetapi tetap saja saya merasa kosong dan hampa.
Kemudian
pada suatu hari datanglah ke rumah kami seorang penginjil literatur Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh. la menawarkan kepada kami beberapa buku bacaan, dan
suami saya mulai menghadiri ibadah-ibadah gereja Advent.Tadinya saya mengira
bahwa suami saya pergi menghadiri ibadah gereja hari Minggu lainnya, namun
akhirnya saya mendapati bahwa ia pergi ke gereja pada hari Sabtu.
Suatu
ketika sementara saya membersihkan ruang kantornya, saya menemukan selembar
buletin gereja Advent dan sejak saat itu saya tahu apa yang sesungguhnya telah
ia lakukan.
Hari
itu, saya tidak mengatakan apa pun. Besoknya adalah hari Minggu, saya tetap
diam. Pada hari Senin, saya berseteru dengan suami saya. "Engkau adalah
seorang gembala!" Bentak saya kepada suami saya."Bagaimanakah engkau
dapat pergi ke bidat (aliran sesat) itu?""Engkau tidak
mengerti,"sahut suami saya."Mereka bukan bidat (aliran sesat). Mereka
mempunyai kebenaran."
Pos Misi
Misionaris Advent pertama ke Korea bernama So Heung Cho,
berkebangsaan Korea asli yang menerima kebenaran dan bertobat pada saat ia tinggal
di Jepang di tahun 1904.
Uni Konferens Korea melihat akan pekerjaan gereja-gereja di
Korea Selatan yang terdiri atas Korea Timur Tengah, Korea Barat, Korea
Tenggara, Korea Barat Daya, serta Konferens Korea Barat Tengah.
Setelah
mendengar katakata suami tersebut, saya secara diam-diam mulai membaca tentang
buku-buku Advent yang di letakkan di sekitar rumah oleh suami saya. Kami telah
menerima beberapa buku yang ditulis oleh Ellen G. White yang dibawah oleh
penginjil literatur.
Membaca
buku-buku tersebut melukai kesombongan saya sebagai gembala, jadi saya terus
membaca buku-buku tersebut hanya jika suami saya tidak berada di rumah. Dengan
cepat-cepat saya kembalikan buku-buku itu di rak buku setiap kali saya
mendengar pintu mobil suami saya terbuka.
Ketertarikan
Bertumbuh
Ketertarikan
saya terhadap ajaran-ajaran Advent bertumbuh. Sampai penginjil literatur itu
mengundang saya untuk mengikuti acara seminar kesehatan di gereja Advent.
Saya
pikir ini adalah kesempatan saya untuk melihat dari dekat bagaimana gereja
Advent, aliran sesat itu sebenarnya."
Seminar
kesehatan itu berlangsung selama beberapa hari. Pada hari ketiga, seorang
wanita TiongkokKorea mendekati saya dan berkata: "Ibu gembala, banyak
orang boleh berkata bahwa gereja ini adalah aliran sesat.Tetapi bagaimanakah
menurut Anda?"Saat itu saya juga ingin berkata:"Ini adalah aliran
sesat."Tetapi tidak ada alasan dari dalam diri saya untuk berkata
demikian, jadi saya pun berkata:"Tidak, ini bukan aliran sesat. Gereja ini
mempunyai kebenaran, termasuk Sabat Alkitabiah:'Saya tidak mengira saya boleh
berkata demikian.
Wanita
keturunan Tiongkok Korea itu sangat terkesan."Itulah sebabnya, saya ingin
pergi ke gereja Anda bersama anak perempuan saya," sahutnya."Tidak,
tidak, gereja saya terlalu jauh,"sahutku."Datang saja di gereja ini.
Mereka akan peduli dengan Anda di sini."
Belakangan
saya dapati bahwa wanita keturunan Tiongkok-Korea tersebut telah dibaptis. la
menjadi orang pertama yang saya bawa masuk ke dalam gereja Advent padahal saya
bukan anggota gereja Advent!
Setelah
seminar kesehatan, saya menghadiri ibadah Sabat untuk pertama kalinya. Saya
ingin menemukan sesuatu—sesuatu yang akan mengizinkan saya untuk menyatakan
bahwa gereja Advent adalah aliran sesat. Tetapi saya tidak menemukan apa-apa.
Justru saya terperangah melihat bahwa orang Advent mengikuti dengan benar apa
yang Alkitab ajarkan.
Pekabaran dari Yesus
Saya
rindu untuk menerima baptisan, tetapi saya dan suami saya telah dibaptis
bertahun-tahun yang lalu. Saya pun berdoa:"Mengapakah saya harus lakukan
ini kembali?"Kemudian seolah-olah Tuhan berkata:"Engkau perlu memberi
contoh bagi dirimu sendiri."Akhirnya, saya memutuskan saya harus
dibaptiskan kembali karena saya telah berdosa dengan tidak beribadah pada hari
Sabat.
Saat
itulah seorang anggota gereja Advent melawat ke rumah kami pada hari Sabat
sore. Pada saat kami bercakap-cakap, is berbicara kepada suami saya dan saya
dan mengajak agar kami dibaptis. Mendengar akan ajakan itu, suami saya berkata
bahwa is harus berdoa terlebih dahulu, tapi bagi saya tidak ada lagi alasan
untuk berdoa selain menerima ajakan tersebut. Saya mengusulkan agar kami dibaptiskan
bersama-sama pada bulan Februari 2017—dan ternyata kami telah dibaptiskan pada
waktu itu!
Doa
saya adalah untuk tujuh saudara kandung saya agar mereka juga boleh menerima
akan kebenaran Sabat ini. Saya juga memiliki kerinduan yang besar untuk
melakukan perjalanan dari desa ke desa di mana banyak orang belum mendengarkan
pekabaran Alkitab melalui gereja Advent untuk mengajarkan mereka tentang hari
Sabat yang benar. Saya mohon agar doakanlah kami yaitu harapan kami untuk
membuka ladang-ladang baru guna penanaman gereja-gereja Advent.
Saat
ini saya tidak merasa kosong lagi. Satu hal yang pernah hilang dari diri saya
yaitu Sabat yang benar telah kutemukan. Hati saya dipenuhi dengan sukacita
besar di dalam Yesus Kristus.
Oleh Soon-Ae Byun
seperti yang diceritakan kepada Andrew McChesny.
Soon-Ae Byun pernah
melayani sebagai gembala pada gereja pemelihara hari Minggu selama 15 tahun.
Link download dokumen: Sabat ke-4 Cerita Mission Dewasa (docx)
SEMOGA BERMANFAAT DAN
SALING MENGUATKAN DALAM IMAN