PELAJARAN SABAT KE - 6
3 NOVEMBER – 9 NOVEMBER 2018
GAMBARAN-GAMBARAN PERSATUAN
Sabat Petang
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: 1 PTR. 2:9; KEL. 19:5, 6; EF. 2:19-22; 1 KOR. 3:16, 17; 12:12-26; YOH. 10:1-11; MZM. 23.
AYAT HAFALAN: ”Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan
satu tubuh, demikian pula Kristus” (1 Korintus 12:12).
Seperti
yang diketahui oleh setiap pelajar Alkitab, buku ini penuh dengan ilustrasi dan
simbol yang menunjuk kepada kenyataan yang lebih besar daripada ilustrasi dan
simbol itu sendiri. Misalnya, inti dari keseluruhan sistem korban Alkitabiah,
dalam arti tertentu, melambangkan kenyataan yang jauh lebih besar, yaitu: Yesus
dan seluruh rencana keselamatan.
Banyak
jenis iluatrasi lainnya digunakan dalam Alkitab, dan kadang-kadang dari unsur
paling dasar juga-seperti air, api, angin. Bergantung pada konteksnya, ini
adalah ilustrasi untuk kebenaran spin'tual dan teologis. Misalnya, ketika Yesus
berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya
dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh.
3: 8), angin digunakan sebagai simbol Roh Kudus
Alkitab
menggunakan sejumlah ilustrasi untuk menggambarkan jenis persatuan yang kita
temukan di gereja, kesatuan yang Tuhan mintakan untuk ditunjukkan di hadapan
dunia. Setiap ilustrasi itu sendiri tidak lengkap. Malahan, secara keseluruhan,
ilustrasi-ilustrasi tersebut mengungkapkan banyak hal tentang kesatuan gereja,
seperti hubungan gereja dengan Tuhan, hubungan anggota satu sama lain, dan
hubungan gereja dengan masyarakat secara keseluruhan.
Pelajaran
pekan ini akan melihat beberapa ilustrasi dan apa yang diungkapkan
ilustrasi-ilustrasi itu kepada kita tentang kesatuan di dalam Kristus.
* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 10
November
Minggu, 04 November 2018
Umat Allah
Baca 1 Petrus 2:9;
Keluaran 19:5, 6; Ulangan 4:20; dan Ulangan 7:6. Apakah yang dikatakan
ayat-ayat ini tentang status khusus umat Allah?
Gereja
adalah tentang orang-orang, tapi tidak sembarang orang. Gereja adalah umat
Allah, orang-orang yang menjadi milik Allah, yang mengaku Allah sebagai Bapa
dan Juruselamat mereka, dan yang telah ditebus oleh Kristus dan yang taat
kepada-Nya. Gambaran ini menekankan konsep bahwa Tuhan telah memiliki satu umat
di bumi sejak diperkenalkannya rencana keselamatan dan bahwa ada
keberlangsungan antara Israel dalam Perjanjian Lama dan gereja dalam Perjanjian
Baru. Sejak zaman Adam, para leluhur sebelum dan sesudah Air Bah, dan Abraham,
Allah telah membuat sebuah peri anjian dengan umat-Nya untuk menjadi
representasi dari kasih, kemurahan, dan keadilan-Nya kepada dunia.
Umat
Allah disebut “bangsa yang terpilih” suatu “imamat yang rajani”, dan “bangsa
kudus.” Istilah-istilah ini menunjukkan bahwa mereka diasingkan untuk tujuan
khusus: untuk “memberitakan kemuliaan dari Dia yang memanggil engkau keluar
dari kegelapan ke dalam terang-Nya yang ajaib” (1 Ptr 2:9). Ini juga merupakan gema dari gambaran
karakter Allah yang murah hati, seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 34:6, 7.
“Allah memperoleh gereja itu sebagai milik-Nya yang _ khusus agar anggotanya
dapat mencerminkan sifat-sifat karakter-Nya yang mulia dalam kehidupan mereka
sendiri dan menyatakan kebaikan dan rahmat-Nya kepada semua orang.” ---The SDA Bible Commentary, jld.
7, hlm. 562.
Baca Ulangan 7 :6-8. Apakah yang mendorong Allah memilih
keturunan Abraham sebagai umat-Nya? Bagaimanakah ini berlaku sampai
sekarang?
Mungkin
kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri, bangsa apakah sekarang yang
pantas'dinamakan “bangsa yang kudus” (gambaran lainnya mengenai gereja)? Tidak
ada. Semua bangsa dan kelompok etnis terdiri dari orang-orang yang tidak
pantasmendapatkan kasih dan anugerah Allah. Dan walaupun Alkitab memanggil kita
untuk menjadi umat yang kudus, Kitab Suci itu juga mengajarkan bahwa pemilihan
dan pendirian Israel didasarkan sepenuhnya pada kasih-Nya dan bukan pada jasa
apa pun yang dapat dibawa manusia kepada-Nya. Pembentukan umat Allah adalah
tindakan penciptaan yang penuh kasih dan-meskipun dosa dan kemurtadan pada
skala nasional-Allah menepati janji-Nya kepada Abraham bahwa melalui
keturunannya, Kristus, Dia akan menyelamatkan umat' Nya. Sama seperti pemilihan
umat Allah adalah tindakan anugerah-Nya,"demikian juga keselamatan mereka.
Tema ini mengingatkan kita pada dasar bersama kita dalam kasih karunia Allah
yang tidak terkatakan.
Mengapakah kita harus selalu memegang teguh kebenaran suci
bahwa keselamatan kita bergantung pada apa 'yang Kristus telah lakukan untuk
kita dan bukan pada apa yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri, sekalipun
kita adalah “umat Allah”?
Senin, 05 November 2018
Keluarga Allah
Ilustrasi lain tentang
umat Allah di dalam Perjanjian Baru adalah rumah atau keluarga Allah. Ini
adalah metafora batu dan bangunan yang menonjolkan sifat hubungan manusiawi yang
rumit dan saling bergantung di gereja. Petrus menyebut orang Kristen sebagai
“batu hidup” (1 Ptr. 2: 5).
Metafora ini juga mengandung kualitas ketahanan dan kekokohan.
Baca Efesus 2:19-22. Apakah gagasan kunci yang Paulus tekankan
dalam ayat ini? Apakah yang ilustrasi ini jelaskan tentang persatuan di
gereja?
Dalam
ayat ini, Paulus menggabungkan dua ilustrasi tentang gereja: yang satu tidak
bergerak, rumah atau bangunan; yang lainnya hidup, yaitu umat.
Pada
dasarnya sebuah batu tidak terlalu berharga, tetapi bila diikat dengan
batu-batu lain, batu itu menjadi struktur yang bisa menahan badai kehidupan.
Tidak ada orang Kristen yang bisa menjadi batu sendirian, tetapi harus
dikaitkan dengan orang lain dalam persekutuan keluarga Allah. Agar bangunannya kokoh,
bangunan itu harus berdiri pada fondasi yang kuat. Yesus Kristuslah fondasi
dan“batu penjUru” rumah Allah itu (lihat
juga 1 Kor. 3:11). Gereja juga tidak akan ada jikatidak menjadikan
Kristus sebagai landasan dari aktivitasnya. Sesungguhnya gereja itu adalah
tentang Yesus Kristus: hidup, kematian, kebangkitan, dan kedatangan-Nya
kembali. Gereja membentuk kumpulan orang percaya yang bersatu untuk membagikan
kabar baik tentang Yesus kepada dunia. Agenda gereja adalah Yesus: siapa Dia,
apa yang telah Dia lakukan untuk kita dan di dalam kita, dan apa yang Dia
tawarkan kepada barangsiapa yang akan menerima Dia sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Ilustrasi
rumah tangga juga sangat berarti. Yang ini terletak pada hubungan yang ada
antara mereka. Ini adalah ilustrasi yang lazim tentang ayah dan ibu, saudara
laki-laki dan perempuan. Ikatan antara anggota keluarga bisa kuat, dan
loyalitas yang menyertainya sering melampaui semua ikatan luar lainnya.
Kesetiaan adalah bagian besar dari persatuan, karena bagaimana bisa ada
persatuan jika tidak ada kesetiaan?
Bagaimanakah
ilustrasi ini berhubungan dengan gereja? Anggota gereja juga merupakan bagian
dari satu keluarga besar. Kita terhubung, bukan hanya karena kita termasuk
dalam keluarga manusia melalui nenek moyang kita Adam tetapi juga karena kita
terhubung dengan Yesus, melalui pengalaman yang sama yaitu “kelahiran baru”.
Dengan demikian, kita saling menyatu, bukan hanya karena kebenaran doktrin yang
kita pegang bersama tetapi juga dalam pengalaman menjadi jiwa yang bertobat
memiliki kehidupan baru di dalam Yesus.
Sayangnya,. tidak semua orang memiliki pengalaman hebat dengan
keluarganya sendiri. Oleh karena itu ilustrasi tersebut mungkin tidak banyak
artinya bagi mereka. Namun demikian, bagaimana kita sebagai sebuah gereja bisa
menjadi keluarga yang orang-orang tersebut di atas belum pernah memilikinya? .
Selasa, 06 November 2018
Bait Roh Kudus
Ilustrasi
lainnya tentang bangunan yang Paulus gunakan adalah bait Allah atau bait Roh
Kudus. Ini adalah ilustrasi tentang bangunan yang mahal dan berharga. Seiring
dengan 1 Korintus 6:19, di mana ilustrasi itu merujuk pada tubuh seseorang
sebagai bait Roh Kudus, dalam 1 Korintus 3:16, 17 Paulus menggunakan ilustrasi
tersebut untuk merujuk pada bangunan paling Suci dan berharga di Timur Dekat
kuno, yaitu Bait Allah. '
Baca 1 Korintus 3:16, 17. Apakah artinya gereja adalah bait
Roh Kudus? Apakah yang dia amarkan di ayat 17?
Dalam
merujuk pada gereja, Paulus jelas tidak berpikir tentang bait tubuh atau tempat
tinggal Allah. Bahasa Yunani Perjanjian Baru membedakan antara “engkau”
tunggal, untuk merujuk pada satu orang, dan “engkau” jamak (kamu), untuk
merujuk kepada banyak orang. Yang dibahas di sini adalah yang jamak. Metafora
ini merujuk pada entitas perkumpulan: secara bersama-sama orang-orang Kristen
di Korintus membentuk bait Roh Kudus, dan dalam pengertian rohani, Allah
tinggal di tengah mereka.
Bagi
Paulus, Allah tinggal di dalam persekutuan Kristen; oleh karena itu, amarannya bahwa siapa pun yang mencoba menghancurkan persekutuan ini akan
menanggung akibat penghakiman. Kesatuan orang-orang percaya merupakan inti dari
persekutuan ini dan kehadiran Allah di Bait Suci ini. Meskipun ayat ini sering
digunakan dalam pengertian merawat tubuh fisik seseorang (tentu saja, apa yang
seharusnya dilakukan orang Kristen), bukan itu poin khusus yang Paulus buat di
sini. Pekabarannya justru merupakan amaran tentang orang-orang yang akan
menghancurkan kesatuan gereja.
Sebelumnya
di pasal ini, Paulus merujuk pada apa yang dia anggap sebagai tantangan
terhadap kesatuan: “sebab jika ada iri hati, perselisihan dan perpecahan di
antara kamu” (1 Kor. 3:3, NKJV).
Sikap dan perilaku ini merupakan ancaman nyata bagi kesatuan Kristen dan
menyebabkan penarikan hadirat Allah dari Bait Suci-Nya. Dengan kata lain,
konilik di gereja dapat menghancurkan Bait Suci Allah. Jadi, dia ingin agar
anggota menyingkirkan sikap dan perilaku yang mengancam kesatuan.
Saat
konflik pecah di gereja, nasihat Paulus kepada orang-orang Korintus masih
berlaku sampai sekarang: “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudarasaudara, demi
nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada
perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan
sehati sepikir” ( I Kor 1:10).
Iri hati, perselisihan, dan perpecahan-ini bukan masalah yang
dihadapi gereja di zaman Paulus saja. Kita juga menghadapinya sekarang ini.
Peran apakah yang masing-masing kita miliki dalam usaha mengatasi masalah ini
dengan cara yang tidak akan mengancam persatuan kita?
Rabu, 07 November 2018
Tubuh Kristus
Mungkin ilustrasi tentang
gereja yang paling terkenal dan yang berbicara paling kuat tentang kesatuan
bagian-bagiannya yang beragam adalah tubuh Kristus. “Karena sama seperti tubuh
itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun
banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.... Kamu semua adalah tubuh
Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1 Kor. 12:12, 27).
Sama
seperti tubuh adalah satu kesatuan yang terdiri dari banyak bagian yang
berbeda, masing-masing dengan fungsi dan tanggung jawabnya yang berbeda,
demikian pula gereja sebagai tubuh Kristus.
Baca 1 Korintus 12:12-26. Bagaimanakah ilustrasi tentang satu
tubuh dengan banyak bagian ini berlaku untuk jemaat Anda? Bagaimanakah itu
berlaku untuk organisasi sedunia seperti Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh?
Ajaran
Paulus dalam 1 Korintus 12 menyampaikan kenyataan yang mendalam bahwa kesatuan
Kristen yang sejati tidak hanya dalam keragaman, dan tentu saja tidak terlepas
dari keragaman, namun melalui keragaman. Kita tidak perlu heran bahwa Roh
Kuduslah yang menjadi sumber dari ekspresi keragaman ini. Sama seperti tubuh
manusia sangat menyatu dan sangat beragam, demikian pula tubuh Kristus, yang
melalui keragaman ini mengungkapkan kelengkapan dan kekayaan tubuh
Kristus.
Gambaran
ini berbicara langsung kepada kita sebagai satu gereja. Dalam beberapa dekade
terakhir, GMAHK telah berkembang dengan pesat. Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh terdiri dari orang-orang dari hampir semua latar belakang, budaya, dan
lingkungan yang mungkin ada. Perbedaan etnis, ras, budaya, pendidikan, dan usia
kita tidak (boleh diizinkan untuk memisahkan kita di dalam Kristus. Jika ada,
keragaman ini harus dibentuk oleh Roh Kudus sebagai kekuatan untuk persatuan,
menyatakan kebenaran bahwa terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, kita semua
adalah satu di dalam Kristus.
Seperti
yang telah kita lihat, di kaki salib kita semua sama, terlepas dari siapa kita
atau dari mana kita berasal. Seiring dunia di sekitar kita menjadi semakin
terbagi-bagi, gereja harus menunjukkan bahwa kesatuan dalam keragaman dapat
dicapai. Umat Allah dapat menunjukkan kuasa Injil yang menyembuhkan dan
mendamaikan.
Hebatnya,
Paulus mengatakan kepada kita bagaimana cita-cita ini dapat dicapai. “Kristus
adalah kepala jemaat; dan Dia adalah Juruselamat tubuh” (Ef 5:23, NKJV). “Dialah kepala
tubuh, yaitu jemaat” (Kol. 1:18,
NKIV). Apabila setiap orang percaya berhubungan secara rohani
dengan Kristus, maka seluruh tubuh diberi makan dengan makanan yang sama. Oleh
karena itu, kita tidak mampu menitikberatkan pentingnya belajar Firman Allah,
penurutan pada apa yang kita pelajari dari Firman, dan pengalaman biasa
berbakti dan berdoa untuk persatuan dalam tubuh Kristus.
Kamis, 08 November 2018
Domba dan Gembala
Baca Yohanes 10:1-11. Aspek apakah dari metafora gereja
sebagai kandang domba ini berbicara tentang kesatuan? Lihat juga Mazmur
23.
Di
kota-kota besar dunia modern, sangat jarang melihat peternakan dalam bentuk apa
pun. Kebanyakan orang sekarang hanya tahu-sedikit tentang hubungan antara domba
dan gembala. Namun, ketika Yesus mengatakan perumpamaan ini, orang-orang
memahami-Nya dengan baik. Ketika Dia berkata, “Akulah gembala yang baik,”
mereka segera mengenali dan mengetahui rujukan-Nya kepada Mazmur 23: 1, “Tuhan
adalah gembalaku.” Gambaran itu tidak hanya jelas, tetapi juga penuh dengan
nilai emosional yang membuatnya hidup. Dalam budaya Timur Dekat kuno, bahkan
hingga hari ini di Timur Tengah, gembala terkenal berdedikasi untuk memelihara
domba mereka, tidak peduli apa pun tantangannya. Sosok gembala telah menjadi
salah satu ilustrasi paling disukai yang digunakan dalam Alkitab untuk
menggambarkan sifat Allah dan hubungan-Nya dengan umat-Nya.
Gambaran
tentang umat Allah sebagai domba adalah suatu ilustrasi yang menarik. Salah
satu kesan yang sering kita miliki tentang domba adalah sifatnya yang tidak
berbahaya dan tanpa pertahanan. Dengan demikian, domba bergantung pada gembala
yang baik untuk perlindungan dan tuntunan. Domba . pada dasarnya terlihat
bodoh. Terkadang, secara tidak sengaj a, domba tersesat, dan gembala akan
mencarinya dan membawa kembali ke kandang. Domba muda seringkali perlu
digendong dan membutuhkan perawatan ekstra. Kesabaran dan pengertian dibutuhkan
untuk merawat domba. Dalam banyak hal, ini adalah gambaran yang sempurna untuk
mengilustrasikan gereja. Tidak ada yang perlu ditakuti oleh anggota gereja,
melainkan segala sesuatu diperoleh melalui hubungan dengan Gembala.
Yesus
juga menekankan dalam perumpamaan ini pentingnya domba mendengarkan suara
gembala. Bila situasi memerlukannya, adalah mungkin untuk melindungi beberapa
kawanan domba dengan menempatkannya di kandang yang sama. Bagaimana mereka bisa
berpisah nanti? Yang dibutuhkan hanyalah gembala berdiri di pintu kandang dan
memanggil. Domba-dombanya akan mengenali suaranya dan mendatanginya. “Jika
semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan
domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya” (Yoh. 10:4). Mendengarkan suara
Gembala sangat penting bagi jemaat. Sebenarnya, persatuan dan keamanan umat
Allah bergantung pada kedekatan mereka dengan Dia dan secara langsung
berhubungan dengan kepatuhan mereka terhadap suara-Nya.
Orang pada umumnya tidak suka digambarkan sebagai domba. Meski
demikian, mengapa metafora ini yang tepat untuk kita? Pelajaran apakah yang
kita dapatkan dari gambaran ini tentang kebutuhan kita akan Gembala dan
perlunya kita menuruti suara-Nya?
Jumat, 09 November 2018
PENDALAMAN: Ellen G. White, “Gembala Ilahi, ” hlm. 92-100,
dalam ' 'buku Alfa dan Omega,jld.
6; “Gereja di Dunia” hlm 334-339, dalam Nasihat
bagi Jemaat.
“Dalam
konteks Bait Suci di Yerusalem dan demikian Juga bangunan-bangunan
Yunani-Romawi di mana pun, para penulis Peijanjian Baru menggunakan metafora
bait suci untuk memungkinkan orang percaya membayangkan kesucian gereja, peran
Allah dalam mendirikan dan menumbuhkan gereja, melukiskan sifat dari pekeijaan
Kristus dan Roh, dan solidaritas orang percaya di dalam gereja. Bidang
arsitektur sepertinya menyiratkan gambar statis. Namun, metafora tersebut
digunakan bersamaan dengan perumpamaan biologis dan proses bangunan sering
ditekankan. Gantinya gambar yang statis, “kita terdorong untuk menggambarkan
sebuah cerita tentang proses pembangunan dan bukannya bangunan yang sudah
rampung.” Gereja diberi hak istimewa yang menakjubkan untuk dengan rendah hati
meng akui dalam kehidup an dan ceritanya “bait suci Allah yang hidup ’(2
K0rintus 6: 16).” J ohn McVay,p “Biblical Metaphors for the Church: Building
Blocks for Ecclesiology,” in Angel Manuel Rodn’guez, ed., Message, Mission, and Unity of the Church
(Hagerstown, Md.: Review and Herald®, 2013), hlm. 52.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Renungkan gambaran Alkitabiah mengenai gereja. Manakah yang
paling Anda sukai? Mengapakah Anda lebih tertarik dengan yang itu? Beberapa
metafora lainnya tentang gereja dapat ditemukan di ayat-ayat ini: 1 Tim. 3:15; 2 Tim. 2:3-5;
1 Ptr: 29.
Apakah lagi yang metafora ini ajarkan tentang gereja?
2. “Tuhan ingin umat-Nya dipersatukan dalam ikatan persekutuan
Kristen yang paling intim; kepercayaan pada saudara-saudara kita sangat penting
bagi kemakmuran gereja; kesatuan tindakan penting dalam krisis keagamaan. Satu
langkah yang tidak bij aksana, satu tindakan ceroboh, dapat menjerumuskan
gereja ke dalam kesulitan dan ujian yang akibatnya tidak dapat dipulihkan
selama bertahun-tahun.” --Ellen G. White, Testimoniesfor the Church, jld. 3, hlm. 446. Apakah
yang amaran ini ajarkan kepada kita tentang betapa kita seharusnya berhati-hati
untuk menjaga kesatuan gereja? Peran apakah yang masing-masing” kita” miliki
dalam tanggung jawab suci ini?
3. Pelajaran hari Minggu menekankan bahwa sebagai “umat Allah,
”pun kita” "seharusnya hanya bergantung pada anugerah Tuhan untuk
keselamatan, dan tidak atas jasa-jasa kita sendiri. Sebenarnya, tidak bisakah
Anda bersikukuh bahwa karena ketergantungan kita yang sangat pada jasa Allah
untuk keselamatan itulah yang menjadikan kita “umat Allah”? Mengapakah
pernyataan ini benar dan mengapa tidak?
Ringkasan: Perjanjian Baru menggunakan metafora yang berbeda
untuk menggambarkan sifat dan misi gereja. Yang lebih penting, metafora ini
mengajarkan bahwa Tuhan dengan penuh perhatian memperhatikan umat-Nya dan
melindungi mereka; Gambaran-gambaran ini juga mengajarkan bahwa umat Allah
saling terkait satu sama-lain dan kita saling membutuhkan dalam melakukan
pekerjaan yang diminta untuk kita lakukan.
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-6 : GAMBARAN - GAMBARAN PERSATUAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment