PELAJARAN SABAT KE - 9
24 NOVEMBER – 30 NOVEMBER 2018
BUKTI YANG PALING MEYAKINKAN
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: YOH. 11:51, 52; EF. 2:13-16; 2 KOR. 5:17-21; EF. 4:25-5:2; Rm. 14:1-6; Kis.
1:14.
AYAT HAFALAN: "Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya
sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu Ia bernubuat, bahwa Yesus
akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk
mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai"
(Yohanes 11:51, 52).
Pekan lalu kita mempelajari
bagaimana persatuan bisa nampak melalui suatu pekabaran bersama, yang berpusat
pada Yesus sebagai Juruselamat dan pada kebenaran Alkitab yang harus ditekankan
pada akhir zaman. Kita ada karena pekabaran yang Allah berikan kepada kita dan
panggilan yang kita harus kabarkan kepada dunia.
Pekan ini kita akan fokus pada
kesatuan gereja yang tampak dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen dan misi
gereja. Menurut Yesus, gereja tidak sekadar menggambarkan pekabaran Allah
tentang keselamatan dan pendamaian. Kesatuan gereja itu sendiri adalah juga
pernyataan penting tentang pendamaian itu. Di dunia yang penuh dengan dosa dan
pemberontakan, gereja berdiri sebagai saksi yang kelihatan, menyaksikan pekerjaan
dan kuasa Kristus yang menyelamatkan. Tanpa kesatuan dan solidaritas gereja
dalam kesaksiannya bersama, kuasa penyelamatan dari salib tidak akan kelihatan
di dunia ini. "Kesatuan dengan Kristus membentuk ikatan persatuan satu
sama lain. Kesatuan ini adalah bukti yang paling meyakinkan bagi dunia tentang
keagungan dan kebajikan Kristus, dan kuasa-Nya untuk menyingkirkan
dosa."—Komentar Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 5, hlm.
1148.
* Pelajarilah pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat, 1 Desember.
Pelajaran Sekolah Sabat
Dewasa—Triwulan IV, 2018 61
MINGGU 25 NOVEMBER
Di Bawah Salib Yesus
Seperti banyak berkat rohani
lainnya yang Allah berikan kepada umat-Nya, kesatuan gereja juga merupakan
pemberian Allah. Persatuan bukanlah ciptaan manusia melalui usaha, perbuatan
baik, dan niat kita. Pada dasarnya, Yesus Kristus menciptakan kesatuan itu
melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Saat kita sesuai dengan iman, kematian
dan kebangkitan-Nya melalui baptisan dan pengampunan atas dosa-dosa kita, saat
kita bergabung dalam persekutuan bersama, dan saat kita mengabarkan pekabaran
tiga malaikat kepada dunia, kita bersekutu dengan Dia dan dalam persatuan satu
sama lain.
Bacalah Yohanes 11:51, 52 dan
Efesus 1:7-10. Peristiwa apakah dalam kehidupan Yesus yang merupakan dasar
persatuan di antara kita sebagai orang Advent?
"Hal itu dikatakannya
(Kayafas) bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu
is bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa
itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang
tercerai-berai" (Yoh. 11:51, 52). Sungguh aneh Allah menggunakan Kayafas
untuk menjelaskan makna dari kematian Yesus, meskipun Kayafas tidak tahu apa
yang sedang dilakukannya dalam menuntut Yesus untuk dihukum mati. Sang imam
juga tidak tahu seberapa dalam pernyataannya. Kayafas mengira bahwa dia hanya
membuat pernyataan politik saja. Namun, Yohanes menggunakan pernyataan itu
untuk mengungkapkan kebenaran mendasar tentang apa yang dimaksud dengan
kematian Yesus sebagai pengganti bagi semua umat Allah yang setia, yang suatu
hari nanti akan dikumpulkan "bersama menjadi satu."
Apa pun yang kita percaya sebagai
umat Advent Hari Ketujuh, pekabaran apa pun yang kita kabarkan, dasar persatuan
kita ada dalam penerimaan kita bersama terhadap kematian Kristus untuk
kepentingan kita.
Dan, selanjutnya, kita juga
mengalami kesatuan ini di dalam Kristus melalui baptisan. "Sebab kamu
semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu
semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." (Gal. 3:26,
27). Baptisan adalah ikatan lain yang biasanya kita umat Advent sama-sama
laksanakan, karena ini melambangkan iman kita kepada Kristus. Kita memiliki
Bapa yang sama; dengan demikian, kita semua adalah putra dan putri Allah. Dan
kita memiliki Juruselamat yang sama di mana dalam kematian dan kebangkitan-Nya
kita dibaptis (Rm. 6:3, 4).
Apa pun perbedaan budaya, sosial,
etnis, dan politik yang ada di antara kita sebagai umat Advent Hari Ketujuh,
mengapa iman kita kepada Yesus melebihi semua pembedaan semacam itu?
SENIN 26 NOVEMBER
Pelayanan Pendamaian
Dunia kita pasti dikenal karena
kekacauan, masalah, perang, dan konfliknya. Semua faktor ini memengaruhi
kehidupan kita di tingkat pribadi, masyarakat, dan nasional. Di saat itu muncul
maka seluruh hidup kita berada dalam konflik. Tetapi perpecahan dan kekacauan
tidak akan ada selamanya. Allah sedang dalam misi untuk mewujudkan kesatuan
kosmis. Sedang dosa telah mengakibatkan ketidakharmonisan, rencana kekal Allah
untuk pendamaian membawa kedamaian dan keutuhan.
Dalam Efesus 2:13-16, Paulus
mengemukakan prinsip-prinsip yang menunjukkan bagaimana Kristus bertindak untuk
membawa kedamaian di antara orang-orang percaya; melalui kematian-Nya di kayu
salib, Yesus menjadikan orang Yahudi dan bukan Yahudi satu umat dan
menghancurkan penghalang etnis dan agama yang memisahkan mereka. Jika Kristus
bisa melakukan hal ini terhadap orang Yahudi dan orang bukan Yahudi di abad
pertama, seberapa sanggupkah Dia meruntuhkan dinding penghalang ras, etnis,
budaya yang memisahkan orang-orang di dalam gereja kita sekarang? Dan dari
titik inilah, kita bisa menjangkau dunia.
Dalam 2 Korintus 5:17-21, Paulus
menyatakan bahwa di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru, yang didamaikan
dengan Allah. Lalu apakah pelayanan kita di dunia ini? Apakah perbedaan yang
bisa kita buat di komunitas kita sebagai satu organisasi gereja yang bersatu?
Sebagai ciptaan Allah yang baru,
orang percaya menerima suatu tugas pelayanan penting—suatu pelayanan pendamaian
rangkap tiga. (1) Gereja kita terdiri orang-orang percaya yang pernah tersesat
dari Allah, namun, melalui anugerah pengorbanan Kristus yang menyelamatkan,
sekarang telah dipersatukan dengan Allah oleh Roh Kudus. Kita adalah umat sisa,
yang dipanggil untuk mengabarkan pekabaran akhir zaman kepada dunia. Pelayanan
kita adalah mengundang orang-orang yang masih tersesat dari Allah untuk
diperdamaikan dengan Allah dan bergabung dengan kita dalam misi ini. (2) Gereja
juga adalah umat Allah yang diperdamaikan satu sama lain. Bersatu dengan
Kristus berarti kita saling bersatu. Ini bukan sekadar cita-cita yang mulia;
itu harus menjadi kenyataan yang dapat dilihat. Berdamai satu sama lain, damai
dan harmonis di antara saudara dan saudari, adalah saksi yang jelas bagi dunia
bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Penebus kita. "Dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu
saling mengasihi" (Yoh. 13:35). (3) Melalui pelayanan pendamaian ini,
gereja mengatakan kepada alam semesta bahwa rencana penebusan Allah adalah
benar dan berkuasa. Pertentangan besar adalah tentang Allah dan karakter-Nya.
Karena di saat gereja memupuk persatuan dan perdamaian, alam semesta melihat
karya dari hikmat Allah yang kekal (lihat Ef 3: 8-11).
SELASA 27 NOVEMBER
Persatuan di Tengah Keragaman
Dalam Roma 14 dan 15, Rasul
Paulus membahas isu-isu yang secara mendalam memecah gereja di Roma.
Tanggapannya terhadap isu-isu ini adalah mengundang anggota jemaat Roma untuk
menunjukkan toleransi dan kesabaran satu sama lain dan tidak memecah belah gereja
karena masalah ini. Apakah yang bisa kita pelajari dan nasihatnya?
Baca Roma 14:1-6. Isu nurani
apakah yang menyebabkan anggota gereja di Roma saling menghakimi dan tidak
bersekutu satu sama lain?
Kemungkinan besar hal-hal ini
berkaitan dengan kenajisan seremonial Yahudi. Menurut Paulus, ini adalah
"perselisihan mengenai hal-hal yang meragukan" (Rm. 14:1, NIUV), yang
menunjukkan bahwa itu bukanlah masalah keselamatan namun merupakan masalah
pendapat yang seharusnya diseratikan kepada hati nurani masing-masing. (Lihat
Rm. 14:5).
Perselisihan ini terjadi
mula-mula tentang jenis makanan yang dimakan. Di sini Paulus tidak sedang
membahas soal mengonsumsi binatang yang dilarang di Imamat 11. Tidak ada bukti
bahwa orang Kristen mula-mula mulai makan daging babi atau hewan haram lainnya
selama masa Paulus, dan kita tahu bahwa Petrus tidak memakan makanan semacam
itu (lihat Kis. 10:14). Juga, bahwa orang lemah hanya makan sayuran (Rm. 14:2)
dan bahwa kontroversi itu juga mencakup minuman (Rm. 14:17, 21) menunjukkan bahwa
perhatiannya berfokus pada kenajisan seremonial. Ini lebih jelas lagi dengan
kata najis (koinos), yang digunakan dalam Roma 14:14. Kata itu digunakan dalam
terjemahan Yunani Kuno dari Perjanjian Lama untuk merujuk pada binatang yang
kotor, bukan binatang haram dan Imamat 11. Rupanya ada beberapa orang di jemaat
Roma yang tidak mau makan pada saat makan bersama karena mereka tidak yakin
bahwa makanan tersebut disiapkan dengan baik atau belum dipersembahkan kepada
berhala. Hal yang sama berlaku untuk pemeliharaan hari-hari tertentu. Ini tidak
mengacu pada pengudusan hari Sabat setiap pekan, karena kita tahu Paulus
menguduskan Sabat secara teratur (Kis. 13:14; 16:13: 17:2). Ini kemungkinan
membicarakan mengenai berbagai hari raya Yahudi atau hari-hari puasa. Maksud
Paulus dalam ayat-ayat ini adalah untuk mendorong jemaat bertoleransi terhadap
orang-orang yang mematuhi ritual-ritual ini secara lulus dan teliti selama
mereka tidak menganggapnya sebagai alat keselamatan. Persatuan di antara umat
Kristen dinyatakan dalam kesabaran pada saat kita tidak selalu sependapat,
terutama bila hal itu tidak penting bagi iman kita.
Tanyakan pertanyaan ini di kelas:
Adakah yang kita percaya dan praktikkan sebagai orang Advent Hari Ketujuh yang
tidak perlu dipercayai dan diikuti oleh semua orang yang mengaku Advent?
RABU 28 NOVEMBER
Persatuan Praktis
Pada tahun 1902, Ellen G. White
menulis: "Seperti kehidupan Kristus di dunia, demikianlah seharusnya
setiap orang Kristen. Dia adalah teladan kita, bukan hanya dalam kesucian-Nya
yang tak bercela, tetapi dalam kesabaran, kelemahlembutan, dan kehebatan
watak-Nya."—Ellen G. White, Signs of the Times, 16 Juli 1902. Kata-kata
ini mengingatkan pada seruan Paulus kepada (yang Filipi: "Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus" (Flp. 2:5).
Bacalah Efesus 4:25-5:2 dan
Kolose 3:1-17, lalu jawab kedua pertanyaan berikut: Di bidang kehidupan kita
yang manakah, kita diajak menunjukkan kesetiaan kita kepada Yesus? Bagaimanakah
kita menjadi saksi Injil Yesus dalam kehidupan kita di hadapan umum?
Ada banyak ayat Alkitab lainnya
yang mengundang orang Kristen untuk mengikuti teladan Yesus dan menjadi saksi
hidup anugerah Allah kepada orang lain. Kita juga diajak untuk mengusahakan
kesejahteraan orang lain (Mat. 7:12); saling menolong memikul beban (Gal. 6:
2); hidup dalam kesederhanaan dan fokus pada kerohanian batiniah, bukan
penampilan lahiriah (Mat. 16:24-26; 1 Ptr. 3:3, 4); dan mengikuti praktik hidup
sehat (1 Kor 10:31).
"Saudara-saudaraku yang
kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu
menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Milikilah cara hidup yang baik di tengahtengah bangsa-bangsa bukan Yahudi,
supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat
melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari
Ia melawat mereka (I Ptr. 2:11, 12). Seberapa seringkah kita meremehkan dampak
karakter Kristen terhadap mereka yang memperhatikan kita? Kesabaran ditunjukkan
pada saat-saat jengkel, kehidupan yang disiplin di tengah ketegangan dan
konflik, roh yang lembut dalam menanggapi ketidaksabaran dan kata-kata kasar,
adalah tanda-tanda Roh Yesus yang ingin kita tiru. Sementara umat Advent Hari
Ketujuh bersaksi bersama di dunia yang salah paham terhadap karakter Allah,
kita menjadi kekuatan untuk kebaikan dan untuk kemuliaan Allah. Sebagai wakil
Kristus, orang percaya harus dikenal tidak hanya demi kejujuran moral mereka
tetapi juga untuk perhatian praktis mereka bagi kesejahteraan orang lain. Jika
pengalaman rohani kita itu murni, maka itu akan muncul dan memiliki dampak di
dunia. Sekumpulan orang percaya yang menunjukkan karakter Kristus kepada dunia,
pasti akan menjadi saksi yang kuat.
Saksi macam apakah yang Anda
tunjukkan kepada orang lain? Apakah yang orang akan temukan dalam hidup Anda
yang akan membuat mereka ingin mengikuti Yesus?
KAMIS 29 NOVEMBER
Persatuan dalam Misi
Bandingkan suasana hati para
murid pada saat perjamuan kudus dalam Lukas 22:24 dengan suasana hati mereka
beberapa saat sebelum peristiwa Pentakosta dalam Kisah 1:14 dan 2:1, 46. Apakah
yang membuat perbedaan itu dalam hidup mereka?
Dalam Kisah 1:14 dan 2:46,
ungkapan "dengan sehati" juga berarti "bertekun dengan satu
pemikiran." Hal ini terjadi karena mereka berada bersama di satu tempat,
berdoa mencari penggenapan janji Yesus untuk mengutus Penghibur.
Sementara mereka menunggu, akan mudah
sekali bagi mereka untuk mulai mengkritik satu sama lain. Beberapa orang dapat
menunjuk pada penyangkalan Petrus terhadap Yesus (Yoh. 18:15-18,25-27) dan
kepada keraguan Tomas akan kebangkitan Yesus (Yoh. 20:25). Mereka dapat
mengingat permintaan Yohanes dan Yakobus agar mereka mendapatkan posisi yang
paling berkuasa di kerajaan Yesus (Mrk. 10:35-41), atau bahwa Matius adalah
mantan pemungut cukai yang dibenci (Mat. 9:9).
Namun, "hari-hari persiapan
ini adalah hari-hari penyelidikan hati yang mendalam. Murid-murid merasa
keperluan rohani mereka dan berseru kepada Tuhan dengan perbuatan dan
kesungguh-sungguhan kudus yang akan menyanggupkan mereka untuk pekerjaan
penyelamatan jiwa-jiwa. Mereka tidak minta untuk suatu berkat bagi mereka saja.
Mereka ditanggungkan beban keselamatan jiwa. Mereka menyadari bahwa Injil hares
disampaikan ke seluruh dunia, dan mereka menuntut kuasa yang Kristus telah
janjikan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, Pd. 7, hlm 32.
Persekutuan antara murid-murid
dan intensitas doa mereka mempersiapkan mereka untuk pengalaman Pentakosta yang
penting ini. Saat mereka mendekat kepada Tuhan dan mengesampingkan perbedaan
pribadi mereka, mereka dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi
kebangkitan Yesus yang tak kenal takut dan berani. Mereka tahu bahwa Yesus
telah mengampuni banyak kekurangan mereka, dan ini memberi mereka keberanian
untuk terus maju. Mereka tahu apa yang telah Yesus lakukan untuk mereka dalam
hidup mereka. Mereka tahu janji keselamatan ditemukan di dalam Dia, dan dengan
demikian "Cita-cita orang-orang percaya adalah untuk menyatakan tabiat
Kristus dan bekerja untuk memperluas kerajaan-Nya"—hlm. 41. Tidak heran
Tuhan dapat melakukan hal-hal yang penuh kuasa melalui mereka. Betapa suatu
pelajaran penting bagi kita sebagai satu gereja dewasa ini.
Selalu gampang sekali menemukan
hal-hal yang salah dalam kehidupan orang lain. Bagaimanakah kita bisa belajar
mengesampingkan kesalahan orang lain, semua untuk tujuan yang lebih besar dalam
melakukan kehendak Tuhan di gereja yang bersatu?
JUMAT 30 NOVEMBER
PENDALAMAN: Ellen G. White,
"Persatuan dalam Keanekaragaman," hlm. 114-118, dalam buku Mari
Bersaksi.
Kutipan berikut membantu
mengungkapkan bagaimana gereja mula-mula, yang dipersatukan dalam Kristus,
mampu mempertahankan persatuan meskipun ada perbedaan di antara mereka, dan
dengan demikian menjadi saksi yang kuat bagi dunia. "Di dalam gereja,
Kitab Suci menggambarkan bagaimana Roh Kudus membimbing gereja mula-mula dalam
proses pengambilan keputusannya. Hal ini dilakukan setidaknya dalam tiga cara
yang saling terkait; ilham (misalnya, Roh memberi tahu orang-orang tentang apa
yang hares dilakukan; Kornelius, Ananias, Filipus, dan mungkin pengundian),
Kitab Suci (gereja mencapai sebuah kesimpulan di mana Kitab Suci digunakan),
dan konsensus (Roh bekerja dari dalam jemaat, hampir talc kentara, menciptakan
sebuah konsensus melalui dialog dan penyelidikan yang pada akhimya gereja
menyadari bahwa Roh sedang bekerja di dalamnya).
Tampaknya ketika berhadapan
dengan kontroversi budaya, doktrin, dan teologis di antara komunitas orang
percaya, Roh Kudus bekerja melalui konsensus dalam proses pengambilan
keputusannya. Dalam proses ini, kita melihat peran aktif umat percaya dan bukan
hanya para pemimpinnya, dan'pentingnya doa untuk penegasan. Tuntunan Roh Kudus
dirasakan sepanjang pemahaman umat akan Firman Allah, pengalaman umat percaya
dan kebutuhannya, dan melalui pengalaman para pemimpinnya saat mereka melayani.
Berbagai keputusan gereja dibuat melalui sebuah proses yang dituntun oleh Roh
Kudus dalam mana Alkitab, doa, dan pengalaman merupakan unsur-unsur refleksi
teologis."—Denis Fortin, "The Holy Spirit and the Church," in
Angel Manuel Rodriguez, ed., Message, Mission, and Unity of the Church, hlm
321, 322.
Pertanyaan-pertanyaan untuk
Didiskusikan:
1. Di kelas, sampaikan jawaban
Anda atas pertanyaan hari Rabu tentang bagaimana kita memutuskan ajaran dan
praktik apa yang penting bagi kita sebagai umat Advent dan apa yang tidak.
2. Bagaimanakah kita berhubungan
dengan umat Kristen dari denominasi lain yang, seperti kita, percaya kepada
kematian dan kebangkitan Yesus?
Ringkasan: Bukti persatuan yang
paling meyakinkan adalah saudara dan saudari saling mengasihi seperti yang
Yesus lakukan. Pengampunan dosa dan keselamatan yang sama-sama kita yakini
sebagai orang Advent menjadi pengikat terhadap persekutuan kita. Di dalam
Kristus, kita dapat menunjuldcan kepada dunia kesatuan kita dan kesaksian kita
tentang iman kita bersama. Kita dipanggil untuk berbuat tidak kurang dari itu.
Pelajaran Sekolah Sabat
Dewasa—Triwulan IV, 2018 67
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-9 : BUKTI YANG PALING MEYAKINKAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: