Ads Google

Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT TRIWULAN KEEMPAT 2018. Show all posts
Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT TRIWULAN KEEMPAT 2018. Show all posts

Saturday, December 1, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT (KE-9) 2018, TRIWULAN 4




PELAJARAN SABAT KE - 9

24 NOVEMBER – 30 NOVEMBER 2018

BUKTI YANG PALING MEYAKINKAN

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: YOH. 11:51, 52; EF. 2:13-16; 2 KOR. 5:17-21; EF. 4:25-5:2; Rm. 14:1-6; Kis. 1:14.
 
AYAT HAFALAN: "Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu Ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai" (Yohanes 11:51, 52).

Pekan lalu kita mempelajari bagaimana persatuan bisa nampak melalui suatu pekabaran bersama, yang berpusat pada Yesus sebagai Juruselamat dan pada kebenaran Alkitab yang harus ditekankan pada akhir zaman. Kita ada karena pekabaran yang Allah berikan kepada kita dan panggilan yang kita harus kabarkan kepada dunia.

Pekan ini kita akan fokus pada kesatuan gereja yang tampak dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen dan misi gereja. Menurut Yesus, gereja tidak sekadar menggambarkan pekabaran Allah tentang keselamatan dan pendamaian. Kesatuan gereja itu sendiri adalah juga pernyataan penting tentang pendamaian itu. Di dunia yang penuh dengan dosa dan pemberontakan, gereja berdiri sebagai saksi yang kelihatan, menyaksikan pekerjaan dan kuasa Kristus yang menyelamatkan. Tanpa kesatuan dan solidaritas gereja dalam kesaksiannya bersama, kuasa penyelamatan dari salib tidak akan kelihatan di dunia ini. "Kesatuan dengan Kristus membentuk ikatan persatuan satu sama lain. Kesatuan ini adalah bukti yang paling meyakinkan bagi dunia tentang keagungan dan kebajikan Kristus, dan kuasa-Nya untuk menyingkirkan dosa."—Komentar Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 5, hlm. 1148.
* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 1 Desember.
Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 61


MINGGU 25 NOVEMBER

Di Bawah Salib Yesus

Seperti banyak berkat rohani lainnya yang Allah berikan kepada umat-Nya, kesatuan gereja juga merupakan pemberian Allah. Persatuan bukanlah ciptaan manusia melalui usaha, perbuatan baik, dan niat kita. Pada dasarnya, Yesus Kristus menciptakan kesatuan itu melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Saat kita sesuai dengan iman, kematian dan kebangkitan-Nya melalui baptisan dan pengampunan atas dosa-dosa kita, saat kita bergabung dalam persekutuan bersama, dan saat kita mengabarkan pekabaran tiga malaikat kepada dunia, kita bersekutu dengan Dia dan dalam persatuan satu sama lain.
Bacalah Yohanes 11:51, 52 dan Efesus 1:7-10. Peristiwa apakah dalam kehidupan Yesus yang merupakan dasar persatuan di antara kita sebagai orang Advent?

"Hal itu dikatakannya (Kayafas) bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu is bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai" (Yoh. 11:51, 52). Sungguh aneh Allah menggunakan Kayafas untuk menjelaskan makna dari kematian Yesus, meskipun Kayafas tidak tahu apa yang sedang dilakukannya dalam menuntut Yesus untuk dihukum mati. Sang imam juga tidak tahu seberapa dalam pernyataannya. Kayafas mengira bahwa dia hanya membuat pernyataan politik saja. Namun, Yohanes menggunakan pernyataan itu untuk mengungkapkan kebenaran mendasar tentang apa yang dimaksud dengan kematian Yesus sebagai pengganti bagi semua umat Allah yang setia, yang suatu hari nanti akan dikumpulkan "bersama menjadi satu."
Apa pun yang kita percaya sebagai umat Advent Hari Ketujuh, pekabaran apa pun yang kita kabarkan, dasar persatuan kita ada dalam penerimaan kita bersama terhadap kematian Kristus untuk kepentingan kita.

Dan, selanjutnya, kita juga mengalami kesatuan ini di dalam Kristus melalui baptisan. "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." (Gal. 3:26, 27). Baptisan adalah ikatan lain yang biasanya kita umat Advent sama-sama laksanakan, karena ini melambangkan iman kita kepada Kristus. Kita memiliki Bapa yang sama; dengan demikian, kita semua adalah putra dan putri Allah. Dan kita memiliki Juruselamat yang sama di mana dalam kematian dan kebangkitan-Nya kita dibaptis (Rm. 6:3, 4).

Apa pun perbedaan budaya, sosial, etnis, dan politik yang ada di antara kita sebagai umat Advent Hari Ketujuh, mengapa iman kita kepada Yesus melebihi semua pembedaan semacam itu?


SENIN 26 NOVEMBER

Pelayanan Pendamaian

Dunia kita pasti dikenal karena kekacauan, masalah, perang, dan konfliknya. Semua faktor ini memengaruhi kehidupan kita di tingkat pribadi, masyarakat, dan nasional. Di saat itu muncul maka seluruh hidup kita berada dalam konflik. Tetapi perpecahan dan kekacauan tidak akan ada selamanya. Allah sedang dalam misi untuk mewujudkan kesatuan kosmis. Sedang dosa telah mengakibatkan ketidakharmonisan, rencana kekal Allah untuk pendamaian membawa kedamaian dan keutuhan.
Dalam Efesus 2:13-16, Paulus mengemukakan prinsip-prinsip yang menunjukkan bagaimana Kristus bertindak untuk membawa kedamaian di antara orang-orang percaya; melalui kematian-Nya di kayu salib, Yesus menjadikan orang Yahudi dan bukan Yahudi satu umat dan menghancurkan penghalang etnis dan agama yang memisahkan mereka. Jika Kristus bisa melakukan hal ini terhadap orang Yahudi dan orang bukan Yahudi di abad pertama, seberapa sanggupkah Dia meruntuhkan dinding penghalang ras, etnis, budaya yang memisahkan orang-orang di dalam gereja kita sekarang? Dan dari titik inilah, kita bisa menjangkau dunia.

Dalam 2 Korintus 5:17-21, Paulus menyatakan bahwa di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru, yang didamaikan dengan Allah. Lalu apakah pelayanan kita di dunia ini? Apakah perbedaan yang bisa kita buat di komunitas kita sebagai satu organisasi gereja yang bersatu?

Sebagai ciptaan Allah yang baru, orang percaya menerima suatu tugas pelayanan penting—suatu pelayanan pendamaian rangkap tiga. (1) Gereja kita terdiri orang-orang percaya yang pernah tersesat dari Allah, namun, melalui anugerah pengorbanan Kristus yang menyelamatkan, sekarang telah dipersatukan dengan Allah oleh Roh Kudus. Kita adalah umat sisa, yang dipanggil untuk mengabarkan pekabaran akhir zaman kepada dunia. Pelayanan kita adalah mengundang orang-orang yang masih tersesat dari Allah untuk diperdamaikan dengan Allah dan bergabung dengan kita dalam misi ini. (2) Gereja juga adalah umat Allah yang diperdamaikan satu sama lain. Bersatu dengan Kristus berarti kita saling bersatu. Ini bukan sekadar cita-cita yang mulia; itu harus menjadi kenyataan yang dapat dilihat. Berdamai satu sama lain, damai dan harmonis di antara saudara dan saudari, adalah saksi yang jelas bagi dunia bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Penebus kita. "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh. 13:35). (3) Melalui pelayanan pendamaian ini, gereja mengatakan kepada alam semesta bahwa rencana penebusan Allah adalah benar dan berkuasa. Pertentangan besar adalah tentang Allah dan karakter-Nya. Karena di saat gereja memupuk persatuan dan perdamaian, alam semesta melihat karya dari hikmat Allah yang kekal (lihat Ef 3: 8-11).

                                   
SELASA 27 NOVEMBER             
                                                        
Persatuan di Tengah Keragaman

Dalam Roma 14 dan 15, Rasul Paulus membahas isu-isu yang secara mendalam memecah gereja di Roma. Tanggapannya terhadap isu-isu ini adalah mengundang anggota jemaat Roma untuk menunjukkan toleransi dan kesabaran satu sama lain dan tidak memecah belah gereja karena masalah ini. Apakah yang bisa kita pelajari dan nasihatnya?

Baca Roma 14:1-6. Isu nurani apakah yang menyebabkan anggota gereja di Roma saling menghakimi dan tidak bersekutu satu sama lain?

Kemungkinan besar hal-hal ini berkaitan dengan kenajisan seremonial Yahudi. Menurut Paulus, ini adalah "perselisihan mengenai hal-hal yang meragukan" (Rm. 14:1, NIUV), yang menunjukkan bahwa itu bukanlah masalah keselamatan namun merupakan masalah pendapat yang seharusnya diseratikan kepada hati nurani masing-masing. (Lihat Rm. 14:5).

Perselisihan ini terjadi mula-mula tentang jenis makanan yang dimakan. Di sini Paulus tidak sedang membahas soal mengonsumsi binatang yang dilarang di Imamat 11. Tidak ada bukti bahwa orang Kristen mula-mula mulai makan daging babi atau hewan haram lainnya selama masa Paulus, dan kita tahu bahwa Petrus tidak memakan makanan semacam itu (lihat Kis. 10:14). Juga, bahwa orang lemah hanya makan sayuran (Rm. 14:2) dan bahwa kontroversi itu juga mencakup minuman (Rm. 14:17, 21) menunjukkan bahwa perhatiannya berfokus pada kenajisan seremonial. Ini lebih jelas lagi dengan kata najis (koinos), yang digunakan dalam Roma 14:14. Kata itu digunakan dalam terjemahan Yunani Kuno dari Perjanjian Lama untuk merujuk pada binatang yang kotor, bukan binatang haram dan Imamat 11. Rupanya ada beberapa orang di jemaat Roma yang tidak mau makan pada saat makan bersama karena mereka tidak yakin bahwa makanan tersebut disiapkan dengan baik atau belum dipersembahkan kepada berhala. Hal yang sama berlaku untuk pemeliharaan hari-hari tertentu. Ini tidak mengacu pada pengudusan hari Sabat setiap pekan, karena kita tahu Paulus menguduskan Sabat secara teratur (Kis. 13:14; 16:13: 17:2). Ini kemungkinan membicarakan mengenai berbagai hari raya Yahudi atau hari-hari puasa. Maksud Paulus dalam ayat-ayat ini adalah untuk mendorong jemaat bertoleransi terhadap orang-orang yang mematuhi ritual-ritual ini secara lulus dan teliti selama mereka tidak menganggapnya sebagai alat keselamatan. Persatuan di antara umat Kristen dinyatakan dalam kesabaran pada saat kita tidak selalu sependapat, terutama bila hal itu tidak penting bagi iman kita.
Tanyakan pertanyaan ini di kelas: Adakah yang kita percaya dan praktikkan sebagai orang Advent Hari Ketujuh yang tidak perlu dipercayai dan diikuti oleh semua orang yang mengaku Advent?


RABU 28 NOVEMBER 
Persatuan Praktis

Pada tahun 1902, Ellen G. White menulis: "Seperti kehidupan Kristus di dunia, demikianlah seharusnya setiap orang Kristen. Dia adalah teladan kita, bukan hanya dalam kesucian-Nya yang tak bercela, tetapi dalam kesabaran, kelemahlembutan, dan kehebatan watak-Nya."—Ellen G. White, Signs of the Times, 16 Juli 1902. Kata-kata ini mengingatkan pada seruan Paulus kepada (yang Filipi: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Flp. 2:5).

Bacalah Efesus 4:25-5:2 dan Kolose 3:1-17, lalu jawab kedua pertanyaan berikut: Di bidang kehidupan kita yang manakah, kita diajak menunjukkan kesetiaan kita kepada Yesus? Bagaimanakah kita menjadi saksi Injil Yesus dalam kehidupan kita di hadapan umum?

Ada banyak ayat Alkitab lainnya yang mengundang orang Kristen untuk mengikuti teladan Yesus dan menjadi saksi hidup anugerah Allah kepada orang lain. Kita juga diajak untuk mengusahakan kesejahteraan orang lain (Mat. 7:12); saling menolong memikul beban (Gal. 6: 2); hidup dalam kesederhanaan dan fokus pada kerohanian batiniah, bukan penampilan lahiriah (Mat. 16:24-26; 1 Ptr. 3:3, 4); dan mengikuti praktik hidup sehat (1 Kor 10:31).

"Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengahtengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka (I Ptr. 2:11, 12). Seberapa seringkah kita meremehkan dampak karakter Kristen terhadap mereka yang memperhatikan kita? Kesabaran ditunjukkan pada saat-saat jengkel, kehidupan yang disiplin di tengah ketegangan dan konflik, roh yang lembut dalam menanggapi ketidaksabaran dan kata-kata kasar, adalah tanda-tanda Roh Yesus yang ingin kita tiru. Sementara umat Advent Hari Ketujuh bersaksi bersama di dunia yang salah paham terhadap karakter Allah, kita menjadi kekuatan untuk kebaikan dan untuk kemuliaan Allah. Sebagai wakil Kristus, orang percaya harus dikenal tidak hanya demi kejujuran moral mereka tetapi juga untuk perhatian praktis mereka bagi kesejahteraan orang lain. Jika pengalaman rohani kita itu murni, maka itu akan muncul dan memiliki dampak di dunia. Sekumpulan orang percaya yang menunjukkan karakter Kristus kepada dunia, pasti akan menjadi saksi yang kuat.

Saksi macam apakah yang Anda tunjukkan kepada orang lain? Apakah yang orang akan temukan dalam hidup Anda yang akan membuat mereka ingin mengikuti Yesus?


KAMIS 29 NOVEMBER                                               
Persatuan dalam Misi

Bandingkan suasana hati para murid pada saat perjamuan kudus dalam Lukas 22:24 dengan suasana hati mereka beberapa saat sebelum peristiwa Pentakosta dalam Kisah 1:14 dan 2:1, 46. Apakah yang membuat perbedaan itu dalam hidup mereka?

Dalam Kisah 1:14 dan 2:46, ungkapan "dengan sehati" juga berarti "bertekun dengan satu pemikiran." Hal ini terjadi karena mereka berada bersama di satu tempat, berdoa mencari penggenapan janji Yesus untuk mengutus Penghibur.

Sementara mereka menunggu, akan mudah sekali bagi mereka untuk mulai mengkritik satu sama lain. Beberapa orang dapat menunjuk pada penyangkalan Petrus terhadap Yesus (Yoh. 18:15-18,25-27) dan kepada keraguan Tomas akan kebangkitan Yesus (Yoh. 20:25). Mereka dapat mengingat permintaan Yohanes dan Yakobus agar mereka mendapatkan posisi yang paling berkuasa di kerajaan Yesus (Mrk. 10:35-41), atau bahwa Matius adalah mantan pemungut cukai yang dibenci (Mat. 9:9).

Namun, "hari-hari persiapan ini adalah hari-hari penyelidikan hati yang mendalam. Murid-murid merasa keperluan rohani mereka dan berseru kepada Tuhan dengan perbuatan dan kesungguh-sungguhan kudus yang akan menyanggupkan mereka untuk pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Mereka tidak minta untuk suatu berkat bagi mereka saja. Mereka ditanggungkan beban keselamatan jiwa. Mereka menyadari bahwa Injil hares disampaikan ke seluruh dunia, dan mereka menuntut kuasa yang Kristus telah janjikan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, Pd. 7, hlm 32.

Persekutuan antara murid-murid dan intensitas doa mereka mempersiapkan mereka untuk pengalaman Pentakosta yang penting ini. Saat mereka mendekat kepada Tuhan dan mengesampingkan perbedaan pribadi mereka, mereka dipersiapkan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi kebangkitan Yesus yang tak kenal takut dan berani. Mereka tahu bahwa Yesus telah mengampuni banyak kekurangan mereka, dan ini memberi mereka keberanian untuk terus maju. Mereka tahu apa yang telah Yesus lakukan untuk mereka dalam hidup mereka. Mereka tahu janji keselamatan ditemukan di dalam Dia, dan dengan demikian "Cita-cita orang-orang percaya adalah untuk menyatakan tabiat Kristus dan bekerja untuk memperluas kerajaan-Nya"—hlm. 41. Tidak heran Tuhan dapat melakukan hal-hal yang penuh kuasa melalui mereka. Betapa suatu pelajaran penting bagi kita sebagai satu gereja dewasa ini.

Selalu gampang sekali menemukan hal-hal yang salah dalam kehidupan orang lain. Bagaimanakah kita bisa belajar mengesampingkan kesalahan orang lain, semua untuk tujuan yang lebih besar dalam melakukan kehendak Tuhan di gereja yang bersatu?


JUMAT 30 NOVEMBER

PENDALAMAN: Ellen G. White, "Persatuan dalam Keanekaragaman," hlm. 114-118, dalam buku Mari Bersaksi.

Kutipan berikut membantu mengungkapkan bagaimana gereja mula-mula, yang dipersatukan dalam Kristus, mampu mempertahankan persatuan meskipun ada perbedaan di antara mereka, dan dengan demikian menjadi saksi yang kuat bagi dunia. "Di dalam gereja, Kitab Suci menggambarkan bagaimana Roh Kudus membimbing gereja mula-mula dalam proses pengambilan keputusannya. Hal ini dilakukan setidaknya dalam tiga cara yang saling terkait; ilham (misalnya, Roh memberi tahu orang-orang tentang apa yang hares dilakukan; Kornelius, Ananias, Filipus, dan mungkin pengundian), Kitab Suci (gereja mencapai sebuah kesimpulan di mana Kitab Suci digunakan), dan konsensus (Roh bekerja dari dalam jemaat, hampir talc kentara, menciptakan sebuah konsensus melalui dialog dan penyelidikan yang pada akhimya gereja menyadari bahwa Roh sedang bekerja di dalamnya). 

Tampaknya ketika berhadapan dengan kontroversi budaya, doktrin, dan teologis di antara komunitas orang percaya, Roh Kudus bekerja melalui konsensus dalam proses pengambilan keputusannya. Dalam proses ini, kita melihat peran aktif umat percaya dan bukan hanya para pemimpinnya, dan'pentingnya doa untuk penegasan. Tuntunan Roh Kudus dirasakan sepanjang pemahaman umat akan Firman Allah, pengalaman umat percaya dan kebutuhannya, dan melalui pengalaman para pemimpinnya saat mereka melayani. Berbagai keputusan gereja dibuat melalui sebuah proses yang dituntun oleh Roh Kudus dalam mana Alkitab, doa, dan pengalaman merupakan unsur-unsur refleksi teologis."—Denis Fortin, "The Holy Spirit and the Church," in Angel Manuel Rodriguez, ed., Message, Mission, and Unity of the Church, hlm 321, 322.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Di kelas, sampaikan jawaban Anda atas pertanyaan hari Rabu tentang bagaimana kita memutuskan ajaran dan praktik apa yang penting bagi kita sebagai umat Advent dan apa yang tidak.

2. Bagaimanakah kita berhubungan dengan umat Kristen dari denominasi lain yang, seperti kita, percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus?

Ringkasan: Bukti persatuan yang paling meyakinkan adalah saudara dan saudari saling mengasihi seperti yang Yesus lakukan. Pengampunan dosa dan keselamatan yang sama-sama kita yakini sebagai orang Advent menjadi pengikat terhadap persekutuan kita. Di dalam Kristus, kita dapat menunjuldcan kepada dunia kesatuan kita dan kesaksian kita tentang iman kita bersama. Kita dipanggil untuk berbuat tidak kurang dari itu.

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 67


>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-9 : BUKTI YANG PALING MEYAKINKAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:







Friday, November 23, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT (KE-8) 2018, TRIWULAN 4


  PELAJARAN SABAT KE - 8

17 NOVEMBER – 23 NOVEMBER 2018

PERSATUAN DALAM IMAN

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KIS. 1:11; 4:8-12; MAT. 25:1-13; MR. 9:11, 12; KEL. 20:8-11; 1 KOR. 15:51-54.

AYAT HAFALAN: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah 4:12).

Pada tahun 1888 umat Advent mengalami masa perdebatan sengit mengenai interpretasi beberapa ayat utama Alkitab. Sementara para pendeta dan pemimpin gereja memperdebatkan identitas dari sepuluh tanduk dalam nubuatan Daniel 7 dan hukum Taurat di dalam Galatia 3:24, sedikit yang menyadari bagaimana sikap bermusuhan mereka terhadap satu sama lain menghancurkan persekutuan dan persahabatan mereka dan dengan demikian merusak kesatuan dan misi gereja.
Ellen G. White sangat menyesalkan keadaan ini dan mendorong semua pihak yang terlibat dalam diskusi ini untuk memikirkan dengan hati-hati hubungan mereka dengan Yesus dan betapa kasih kepada Yesus hams ditunjukkan dalam tingkah laku kita, terutama bila kita beda pendapat. Dia juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak mengharapkan semua orang di gereja menyepakati setiap poin penafsiran terhadap semua ayat Alkitab.

Tetapi dia juga menekankan bahwa kita hares mencari kesatuan pemahaman ketika menyangkut keyakinan Advent yang penting (lihat Ellen G. White, Counsels to Writers and Editor, hlm. 28-32). Pekan ini kita melihat beberapa ajaran penting Alkitabiah yang menjadikan kita Advent dan yang membentuk kesatuan kita dalam iman.

* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 November
54 Satu Dalam Kristus


MINGGU 18 NOVEMBER

Keselamatan Dalam Yesus

Meskipun sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh kita memiliki banyak kesamaan dengan gereja-gereja Kristen lainnya, keyakinan kita membentuk sistem kebenaran Alkitabiah yang unik yang tidak ada orang lain di dunia Kristen yang memproklamirkannya. Kebenaran ini membantu mendefinisikan kita sebagai umat sisa milik Allah di akhir zaman.

Baca Kisah 4:8-12; 10:43. Makna penting apakah yang Petrus berikan kepada tempat Yesus Kristus dalam pengertiannya tentang rencana keselamatan?

Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat Korintus bahwa kabar baik itu adalah "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus" (2 Kor- 5:19). Kematian Kristus adalah pendamaian kita dengan Bapa, menjembatani jurang yang diakibatkan oleh dosa dan kematian. Selama berabad-abad, orang Kristen telah merenungkan makna kematian, kebangkitan, dan pendamaian yang Yesus laksanakan. Proses pendamaian ini disebut dalam bahasa Inggris atonement (grafirat), kata bahasa Inggris kuno yang aslinya berarti "disatukan" (atone-ment). Ini adalah suatu keadaan menyatu atau dalam kesepakatan. Dengan demikian, pendamaian menunjukkan keharmonisan dalam sebuah hubungan, jadi ketika terjadi kerenggangan, maka pendamaian menghasilkan keharmonisan. Kesatuan gereja merupakan karunia dari pendamaian ini.

Apakah yang diajarkan ayat-ayat berikut tentang makna kematian dan kebangkitan Yesus?

Rm. 3:24, 25   
1 Yoh. 2:2       
1 Yoh. 4: 9, 10 
1 Ptr. 2: 21-24

Meskipun kita memegang kepercayaan ini pada kematian dan kebangkitan Kristus sama dengan banyak organisasi Kristen lainnya, kita mengabarkannya dalam konteks "Injil yang kekal" (Why. 14:6), bagian dari pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14:6-12. Sebagai orang Advent kita memberi penekanan pada pekabaran ini yang tidak dilakukan oleh organisasi Kristen lainnya.

Bagaimanakah Anda bisa belajar untuk senantiasa berpegang pada kematian dan kebangkitan Kristus dan pengharapan yang ditawarkannya?

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 55


SENIN  19 NOVEMBER

Kedatangan Kristus Kedua Kali

Rasul-rasul dan orang Kristen mula-mula menganggap kembalinya Kristus sebagai "pengharapan yang berbahagia" (Tit. 2:13), dan mereka mengharapkan semua nubuat dan janji janji Kitab Suci untuk dipenuhi pada Kedatangan Kedua. GMAHK masih memegang teguh keyakinan ini. Kenyataannya, nama kita umat, "Advent," menyatakan hal ini dengan tegas. Semua orang yang mengasihi Kristus menanti-nantikan saat mana mereka dapat bertemu Dia muka dengan muka. Hihgga hari itu tiba, janji kedatangan Kristus yang kedua memberikan pengaruh pemersatu kepada kita sebagai umat Allah.
Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut tentang cara kembalinya Kristus? Bagaimanakah hal ini berbeda dari beberapa gagasan populer tentang kedatangan Kristus? Kis. 1:11; Mat. 24:26, 27; Why 1:7; 1 Tes. 4:13-18; Why 19:11-16.

Alkitab berulang kali meyakinkan kita bahwa Yesus akan datang kembali untuk menjemput orang-orang yang ditebus-Nya. Kapan peristiwa ini akan terjadi seharusnya tidak menjadi bahan spekulasi, karena Yesus sendiri menyatakan, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Mat. 24:36). Kita bukan hanya tidak tahu kapan Kristus akan kembali, malahan kepada kita telah dikatakan bahwa kita tidak tahu.

Di akhir pelayanan-Nya, Yesus menceritakan perumpamaan tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13) untuk menggambarkan pengalaman gereja saat menanti kedatangan-Nya yang kedua. Dua kelompok gadis mewakili dua jenis orang percaya yang mengaku menantikan Yesus. Sepintas lalu, kedua kelompok ini tampaknya sama; tetapi ketika terjadi penundaan kedatangan Yesus, perbedaan nyata di antara keduanya tampak jelas. Satu kelompok, sekalipun terjadi penundaan tersebut, terus mempertahankan harapannya dan telah membuat persiapan rohani yang memadai. Dengan perumpamaan ini, Yesus ingin mengajar muridmurid-Nya bahwa pengalaman orang Kristen tidak didasarkan pada kegembiraan emosional atau antusiasme tetapi pada ketergantungan yang terus-menerus pada kasih karunia Allah dan bertekun dalam iman bahkan sekalipun tidak ada bukti nyata tentang pemenuhan janji janjiAllah. Yesus mengundang kita sekarang ini untuk "berjaga-jaga" dan bersedia setiap saat bagi kedatangan-Nya.

Meskipun nama kita "Advent Hari Ketujuh" memberi kesaksian ten-tang betapa pentingnya kedatangan kedua bagi kita, bagaimanakah kita secara pribadi dapat berpegang teguh pada pengharapan akan kedatangan kedua kali? Seiring berlalunya tahun demi tahun, bagaimanakah agar kita tidak membuat kesalahan yang Yesus amarkan dalam perumpamaan tentang sepuluh gadis?

56 Satu Dalam Kristus


SELASA 20 NOVEMBER          

Pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi

Dalam Perjanjian Lama, Allah menyuruh Musa membangun sebuah tempat kudus, untuk dijadikan "tempat tinggal-Nya" di bumi (Kel. 25:8). Melalui pelayanannya, tempat kudus adalah tempat orang-orang Israel diajarkan tentang rencana keselamatan. Kemudian, pada zaman Raja Salomo, tabemakel bongkar pasang itu diganti dengan sebuah bait suci yang megah (1 Raj. 5-8). Baik tabernakel dan bait suci dibangun menurut bait suci surgawi, "kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia" (lbr. 8: 2; lihatjuga Kel. 25: 9, 40).

Di seluruh Alkitab, diasumsikan bahwa ada tempat kudus surgawi, yang berfungsi sebagai tempat tinggal utama Allah. Pelayanan bait suci duniawi adalah "gambaran mini" dari rencana keselamatan dan pelayanan keimamatan Yesus di surga.

Baca Ibrani 8:6; 9:11, 12, 23-28; dan 1 Yohanes 1:9 – 2:2. Apakah yang diajarkan ayat-ayat ini tentang pelayanan keimaman Yesus di surga?

Sejak kenaikan-Nya, tempat kudus surgawi adalah tempat di mana Kristus melakukan pelayanan keimaman-Nya untuk keselamatan kita (lbr. 7:25). Oleh karena itu, kita didorong untuk "dengan penuh keberanian menghampiri talchta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (lbr. 4:16).

Sebagaimana kemah suci di dunia memiliki dua fase pelayanan—pertama, pelayanan hatian di tempat kudus dan kemudian pelayanan sekali setahun di tempat maha kudus—Kitab Suci juga menggambarkan dua fase pelayanan Yesus di surga. Pelayanan-Nya di tempat kudus di surga ditandai dengan pengantaraan, pengampunan, pendamaian, dan pemulihan. Orang berdosa yang bertobat memiliki akses langsung kepada Bapa melalui Yesus Pengantara (1 Yoh. 2:1). Sejak tahun 1844, pelayanan Yesus di tempat maha kudus berkenaan dengan aspek penghakiman dan pembersihan yang dilaksanakan sekali setahun pada hari grafirat (Im. 16). Pelayanan pembersihan bait suci juga didasarkan pada darah Yesus yang tercurah. Grafirat atau pendamaian yang dilaksanakan pada hari tersebut membayangkan penerapan terakhir dan jasa Kristus untuk menghapus keberadaan dosa dan untuk menyelesaikan pendamaian menyeluruh alam semesta kepada suatu pemerintahan yang harmonis di bawah Allah. Doktrin pelayanan dua fase ini adalah kontribusi umat Advent yang istimewa terhadap pemahaman akan keseluruhan rencana keselamatan.

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 57


RABU 21 NOVEMBER 

Hari Sabat

Ajaran Alkitabiah penting lainnya yang diyakini dan dijunjung tinggi oleh GMAHK adalah Sabat hari ketujuh. Ini adalah doktrin utama yang membawa kesatuan dan persekutuan di antara kita. Dengan sedikit pengecualian di dunia Kristen, hanya kita saja yang mengikuti doktrin ini.

Sabat adalah karunia Allah bagi umat manusia sejak pekan penciptaan (Kej. 2:1-3). Pada penciptaan, ada tiga tindakan khusus Ilahi yang menetapkan hari Sabat: (1) Allah beristirahat pada hari Sabat, (2) Dia memberkati hari itu, dan (3) Dia menguduskannya. Ketiga tindakan ini melembagakan hari Sabat sebagai karunia Allah yang istimewa, yang memungkinkan umat manusia untuk mengalami kenyataan surga di bumi dan untuk menegaskan penciptaan oleh Allah selama enam hari. Seorang rabi yang terkenal, Abraham Joshua Heschel, menyebut Sabat sebagai "sebuah istana waktu," suatu hari yang kudus saat mana Allah bertemu dengan umat-Nya dengan cara yang istimewa.

Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut tentang arti Sabat bagi umat manusia? Kel. 20:8-11; Ul. 5:12-15; Yeh. 20:12, 20.

Dalam kerinduan kita untuk mengikuti teladan Yesus (Luk. 4:16), umat Advent memelihara Sabat hari ketujuh. Keikutsertaan Yesus dalam perbaktian Sabat mengungkapkan bahwa Dia mendukungnya sebagai hari istirahat dan perbaktian. Beberapa mukjizat-Nya dilakukan pada hari Sabat untuk mengajarkan dimensi penyembuhan (baik fisik maupun spiritual) yang berasal dari perayaan hari Sabat (Luk. 13:10-17). Rasul-rasul dan umat Kristen mula-mula mengerti bahwa Yesus tidak menghapuskan hari Sabat; mereka sendiri memeliharanya juga dan menghadiri kebaktian pada hari itu (Kis. 13:14, 42, 44; 16:13; 17: 2; 18:4).

Dimensi indah lainnya dari hari Sabat adalah tanda kelepasan kita dari dosa. Hari Sabat adalah peringatan penyelamatan Allah yang melepaskan orang Israel dari perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian di Kanaan (Ulangan 5:12-15).

Meskipun Israel gagal untuk masuk sepenuhnya ke dalam perhentian ini karena penyembahan berhala dan ketidaktaatan mereka yang berulang-ulang, Allah tetap berjanji bahwa "masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah (Ibr. 4:9). Semua orang yang ingin masuk ke dalam perhentian itu dapat memasukinya dengan iman dalam keselamatan yang diberikan oleh Yesus. 

Ketaatan pada hari Sabat melambangkan peristirahatan rohani di dalam Kristus dan bahwa kita hanya bergantung pada jasa-jasa-Nya, dan bukan pada usaha kita, untuk menyelamatkan kita dari dosa dan untuk memberi kita hidup yang kekal. (Lihat Ibr. 4:10; Mat. 11:28-30).

Dengan cara yang sangat nyata apakah Sabat membantu Anda mengalami persatuan dan persekutuan yang Kristus inginkan untuk umat-Nya?


KAMIS 22 NOVEMBER

Kematian dan Kebangkitan

Pada penciptaan, "Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" (Kej. 2:7). Kisah penciptaan manusia ini mengungkapkan bahwa kehidupan berasal dari Allah. Apakah keabadian merupakan aspek hakiki dari kehidupan ini? Alkitab mengatakan bahwa hanya Allah yang abadi (1 Tim. 6:16); keabadian tidak diberikan kepada manusia saat lahir. Berbeda dengan Allah, manusia itu fana. Alkitab membandingkan hidup kita dengan "uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap" (Yak. 4:14), dan saat kematian, kehidupan kita memasuki keadaan seperti tidur di mana tidak ada kesadaran. (Lihat Pkh. 9:5,6,10; Mzm. 115: 17; 146:4; Yoh. 11:11-15).

Meskipun orang dilahirkan fana dan tunduk pada kematian, Alkitab berbicara tentang Yesus Kristus sebagai sumber keabadian dan mengatakan kepada kita bahwa Dia memberikan janji keabadian dan hidup yang kekal bagi semua orang yang percaya kepada keselamatan-Nya. "Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rm. 6:23). Yesus "telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa" (2 Tim. 1:10). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16). Jadi, ada harapan hidup setelah kematian.

Baca 1 Korintus 15:51-54 dan 1 Tesalonika 4:13-18. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini tentang kehidupan setelah kematian dan kapankah keabadian akan diberikan kepada manusia?

Rasul Paulus memperjelas bahwa Allah mengaruniakan keabadian atas manusia, bukan pada saat kematian, melainkan pada saat kebangkitan, ketika sangkakala terakhir akan berbunyi. Walaupun orang percaya menerima janji kehidupan kekal saat mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka, keabadian diberikan hanya pada saat kebangkitan. Perjanjian Baru tidak mengenal gagasan bahwa jiwa-jiwa segera pergi ke surga saat kematian; ajaran ini berakar pada kekafiran, kembali ke filsafat orang-orang Yunani kuno, dan tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.

Bagaimanakah pemahaman kita tentang kematian membantu kita lebih menghargai akan janji kedatangan kedua? Bagaimanakah keyakinan ini dengan kuat mempersatukan kita sebagai umat Advent Hari Ketujuh?

58 Satu Dalam Kristus
Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018


JUMAT 23 NOVEMBER

PENDALAMAN: Ellen G. White, "The Foundations, Pillars, and Landmarks," hlm. 28-32, dalam buku Counsels to Writers and Editor. Baca artikel "Doctrines, Importance of," hlm. 778, 779, dalam The Ellen G. White Encyclopedia.

Sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh kita memiliki beberapa doktrin penting yang sama dengan organisasi Kristen lainnya. Yang paling inti tentunya, adalah kepercayaan pada keselamatan oleh iman saja melalui kematian Yesus sebagai penebus dan pengganti. Bersama Kristen lainnya kita percaya bahwa ' kebenaran kita bukan didapatkan melalui usaha kita melainkan dalam kebenaran Kristus, yang dikreditkan kepada kita oleh iman, suatu pemberian kasih karunia yang tidak diperoleh karena jasa kita. Atau, seperti yang dikatakan oleh Ellen G. White: "Kristus diperlakukan sebagaimana kita layak diperlakukan, supaya kita dapat diperlakukan sebagaimana la layak diperlakukan. Ia dihinakan karena segala dosa kita, yang dalamnya Ia tidak terlibat, supaya kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya yang dalamnya kita tidak mempunyai hak apa-apa. Ia menderita kematian yang kita punya, supaya kita mendapat hidup yang Dia punya."—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 20. Pada saat yang sama, secara keseluruhan, rangkaian keyakinan dasar, serta praktik dan gaya hidup kita yang muncul dari kepercayaan tersebut, menjadikan kita lain dari yang lain di antara dunia Kristen. Begitulah seharusnya; Jika tidak, untuk apa kita ada, setidaknya sebagai orang Advent? Kasih kita kepada Yesus, dan pengajaran yang kita kabarkan, hams menjadi faktor pemersatu yang paling berkuasa di antara kita.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Dalam buku Iman dan Perbuatan, Ellen G. White menyamakan pembenaran dengan pengampunan dosa. Bagaimanakah penghargaan kita atas pengampunan dan pembenaran di dalam Kristus merupakan dasar kita bersekutu dan berjemaat dengan saudara dan saudari?

2. Pikirkan betapa pentingnya doktrin kita dalam konteks kesatuan gereja. Artinya, apakah yang telah menjadikan jutaan orang dari berbagai la-tar belakang etnis, agama, politik, dan budaya yang berbeda dengan kita memilih doktrin kepercayaan yang sama? Bagaimanakah hal ini mengatakan kepada kita betapa pentingnya doktrin, tidak hanya dalam konteks misi dan pekabaran tapi juga untuk kesatuan gereja?

3. Nama kita "Advent Hari Ketujuh" menunjuk pada dua ajaran penting, Sabat hari ketujuh dan kedatangan kedua. Satu bagian dari nama kita menunjuk pada penciptaan, bagian lainnya menunjuk pada penebusan. Bagaimanakah kedua ajaran ini berkaitan, dan dengan cara apa keduanya dengan begitu ringkas menggambarkan tentang siapa kita sebagai suatu umat?

Ringkasan: Umat Advent secara bersama memegang banyak kepercayaan dasar. Beberapa kepercayaan dasar kita memiliki kesamaan dengan Kristen lainnya; yang lainnya tidak. Secara keseluruhan, ajaran-ajaran ini membentuk identitas kita sebagai gereja yang berbeda dan merupakan fondasi persatuan kita di dalam Yesus.

>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-8 : PERSATUAN DALAM IMAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: