KESEMBUHAN MELALUI
JERUK NIPIS
CERITA MISSION SABAT KE-7, 17 NOVEMBER 2018
Oleh : Ceren Wuysan, 27 Tahun
Indonesia
Mintalah
seorang pemuda untuk menceritakan kisah ini dalam bahasa orang pertama.
Pesawat misi itu menurunkan saya dan
teman saya di kaki pegunungan Papua, Indonesia.
Kami pergi ke sebuah kota untuk
berbelanja kebutuhan di menit-menit terakhir sebelum mendaki pegunungan itu
untuk melakukan tugas kami sebagai misionaris. Kami tidak memiliki banyak uang,
tetapi kami mencari apa yang kami butuhkan di pasar induk: Satu kantung jeruk
nipis hijau. Kami menyukai jeruk nipis, dan kami tahu bahwa kami tidak akan
menemukannya di atas gunung.
Dua
minggu kemudian, kami sudah berada di kampung pegunungan Tinibil, dan kami
belum tahu bagaimana cara mewartakan Yesus di sana. Kami menerima pelatihan
dari 1000 Missionary Movement, yang mengirim kami ke kampung itu, tetapi kami
tidak dapat menemukan cara bagaimana untuk membuat penduduk kampung itu
tertarik kepada Injil.
Kami
ingat bahwa jika kami tidak tahu apa yang harus dilakukan, kami diajarkan
untuk berdoa. Jadi, kami pun berdoa.
Pada
suatu hari saat kami mendaki menyusuri kampung-kampung itu, seorang pria dari
kampung tempat kami menginap meminta kami untuk menengok kerabatnya yang buta,
bernama Marius. Kami pergi ke rumah Marius dan bertanya kepada Marius apakah
yang menyebabkannya buta dua tahun yang lalu.
"Saya
tidak tahu," katanya, sambil menggelengkan kepala. "Kejadiannya begitu
mendadak."
Tapi
orang lain di kampung itu tidak ragu-ragu mengenai penyebab kebutaan itu. Mereka
menyalahkan roh-roh jahat.
Pos Misi
Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh di Indonesia dibagi menjadi Uni Indonesia Kawasan Timur, dengan
kantor pusat di Sulawesi, dan Uni Indonesia Kawasan Barat, dengan kantor pusat
di Jakarta.
Karya Advent di
Indonesia dimulai pada tahun 1900, ketika R.W. Munson, yang dahulunya adalah
misionaris untuk gereja lain di Singapura, memulai sebuah karya misi di Padang,
di sisi barat pantai Sumatra. Orang pertama yang ditobatkannya adalahTay Hong
Siang, seorang pengkhotbah keturunan Tionghoa, yang pernah menghuni panti
asuhan Munson di Singapura bertahuntahun sebelumnya. Pada tahun 1903, Kepulauan
Hindia Timur ini menjadi ladang misi bagi Australasian Union Conference.
Pada tahun 1905,
Immanuel Siregar, dari tanah Batak, menerima iman Advent setelah belajar
Alkitab bersama R.W. Munson dan menjadi orang Indonesia pertama yang bertobat.
la kemudian kembali ke Sumatra Utara, tanah Batak yang masih kanibal, sambil
membawa pekabaran itu bagi sukunya.
Tips Cerita
Ceren melayani
sebagai misionaris pada tahun 2016.1a sekarang menjadi mahasiswa teologi di
Universitas Klabat dekat Manado, Indonesia.
Jangan mencoba di
rumah untuk mengobati mata dengan air jeruk nipis.
Saksikan Ceren di
tautan: bitty/ Ceren-Wuysan
Temukan foto-foto
untuk kisah ini di tautan: bitly/fb-mq
Marius
dan keluarganya meminta pertolongan. Mereka meminta obat dan doa.
Saya
dan teman saya tidak tahu harus melakukan apa. Kami kembali ke rumah tempat
kami menginap dan berdoa:"Tuhan, jika ini adalah jalan untuk memulai
pekerjaan misi ini, tolong lakukan sebuah mukjizat."
Kami
teringat akan kantung berisi jeruk nipis yang kami beli di bawah gunung. Kami
bukan dokter, tetapi kami tahu bahwa jeruk nipis memiliki efek pengobatan. Maka
kami membawa sebuah jeruk nipis ketika berkunjung ke rumah Marius keesokan
harinya.
Kami memotong jeruk nipis itu menjadi dua dan berdoa. Kemudian kami
membubuhkan beberapa tetes air perasan jeruk nipis itu ke mata Marius. Lalu
kami kembali berdoa.
Kami
melakukan hal ini setiap pagi dan petang selama sepekan. Tidak ada sesuatu pun
yang terjadi, dan kami hampir menyerah. Tapi setelah minggu kedua, Marius
memberitahukan kami bahwa ia dapat melihat cahaya untuk pertama kalinya dalam
dua tahun ini. Kami pun bersemangat dan berdoa lebih giat lagi.
Satu
bulan berlalu, dan pada suatu hari Marius mengatakan bahwa ia dapat melihat
sedikit.
Pada
hari yang sama, kami kehabisan jeruk nipis. Kami tidak memberitahu Marius bahwa
kami tidak memiliki jeruk nipis lagi. Kami hanya memberitahunya:"Mulai
sekarang, kita akan melakukan terapi yang baru. Kita hanya berdoa saja."
Beberapa
minggu kemudian, kami tiba di sana menyaksikan Marius berjalan-jalan di dekat
rumahnya. la berjalan berkeliling dengan bebas. la sudah bisa melihat! Marius
memberitahukan kami bahwa penglihatannya belum sempurna, tapi dia sudah mampu melihat
untuk dapat menjalani hidup normal.
Marius
sangat bersukacita, dan ia memberitahukan hal ini kepada penduduk kampung yang
lain bahwa Yesus telah mengembalikan penglihatannya dengan mengalahkan roh-roh
jahat.
Hal
ini membuka pintu bagi kami untuk mengabarkan Injil. Berita tentang mukjizat
itu menyebar di pegunungan itu, dan orang mulai meminta kami untuk didoakan dan
diobati. Mereka bersikeras untuk memanggil kami"pendeta"dan
"dokter,"meskipun kami bukanlah pendeta atau pun dokter. Mereka ingin
belajar Alkitab. Ini adalah sebuah jawaban doa.Tujuh orang dibaptis.
Terima
kasih untuk persembahan misi Anda yang membantu penyebaran Injil ke sudut-sudut
terpencil di dunia, bahkan ke atas sebuah gunung di Indonesia.
Oleh: Ceren Wuysan,
seperti diceritakan kepada Andrew Mc Chesney
No comments:
Post a Comment