PELAJARAN SABAT KE - 5
27 OKTOBER – 2 NOVEMBER 2018
PENGALAMAN PERSATUAN DI GEREJA MULA-MULA
SABAT PETANG
UNTUK
PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: Kis. 1:12-14; 2:5-13; WHY. 14:12; Kis. 2:42-47;
4:32-37; 5:1-11; 2 KOR. 9:8-15.
AYAT
HAFALAN: "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa"
(Kis. 2:42).
Kesatuan gereja adalah hasil dan pengalaman rohani bersama di
dalam Yesus, yang adalah kebenaran. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"
(Yoh. 14: 6). Ikatan kuat persekutuan ditempa dalam perjalanan dan pengalaman
rohani bersama. Umat Advent mula-mula memiliki pengalaman seperti itu dalam
gerakan pengikut Miller. Pengalaman bersama mereka di tahun 1844 mengikat hati
mereka saat mereka mencari penjelasan atas kekecewaan mereka. Pengalaman ini
melahirkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan kebenaran tentang penghakiman
pra-Advent dan yang berkaitan dengan itu.
Pengalaman murid-murid Yesus setelah kenaikan-Nya ke surga
merupakan suatu kesaksian tentang kuasa Firman Allah, doa, dan persekutuan
bersama dalam menciptakan kesatuan dan keharmonisan di antara orang-orang
percaya yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Pengalaman yang sama
ini masih dapat terjadi sekarang ini.
"Saya akan bersikeras bahwa persekutuan adalah elemen
penting dalam peribadatan bersama.... Tidak ada pengganti bagi orang Kristen
untuk mewujudkan ikatan rohani yang mempersatukan dia dengan orang percaya
lainnya dan dengan Tuhan Yesus Kristus.... Yesus Kristus mula-mula membawa satu
orang kepada diri-Nya sendiri, tapi kemudian Dia selalu menyatukan orang itu
kepada orang percaya lainnya di dalam tubuh-Nya, yaitu gereja."—Robert G.
Rayburn, O Come, Let Us Worship (Grand Rapids: Baker Book House, 1980), p. 91.
MINGGU 28
OKTOBER
Hari-hari
Persiapan
Pada jam jam terakhir yang dihabiskan bersama murid-murid
sebelum kematian-Nya, Yesus berjanji bahwa Dia tidak akan meninggalkan mereka
sendirian. Penghibur lainnya, yakni Roh Kudus, akan dikirim untuk menyertai
dalam pelayanan mereka. Roh Kudus akan menolong mereka mengingat banyak hal
yang telah dikatakan dan dilakukan Yesus (Yoh. 14:26), dan akan memimbing
mereka untuk menemukan lebih banyak kebenaran (Yoh. 16:13). Pada hari kenaikan-Nya,
Yesus memperbarui janji ini. "Tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan
Roh Kudus.... Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu" (Kis. 1:5, 8). Kuasa Roh Kudus akan diberikan untuk menyanggupkan
murid-murid menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung
bumi (Kis. 1:8).
Baca Kisah 1:12-14. Apakah yang dilakukan murid-murid selama
periode sepuluh hari ini? Kita dapat membayangkan sepuluh hari ini sebagai periode
persiapan rohani yang hebat, semacam retret di mana murid-munid ini berbagi
kenangan mereka tentang Yesus, perbuatan-perbuatan-Nya, ajaran-ajaran-Nya, dan
mukjizat-mukjizat-Nya. Mereka semua "bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama" (Kis. 1:14).
"Sementara murid-murid menunggu kegenapan perjanjian itu,
mereka merendahkan hati mereka dengan pertobatan yang sebenarnya dan mengaku
kekurangpercayaan mereka. Sementara mereka teringat akan perkataan yang
diucapkan oleh Kristus kepada mereka sebelum kematian-Nya, mereka pun lebih
rnengerti akan maksud yang sebenarnya. Kebenaran yang telah berlalu dari
ingatan mereka dibawa sekali lagi kepada pikiran mereka, dan ini mereka ulangi
satu sama lain. Mereka sendiri menyesal karena salah mengerti akan Juruselamat.
Bagai suatu prosesi, pemandangan demi pemandangan tentang hidup-Nya yang luar
biasa lewat di hadapan mereka.
Sementara mereka merenungkan tentang
kehidupan-Nya yang suci, mereka merasa bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu
sukar, tidak ada pengorbanan yang terlampau besar, kalau saja mereka dapat
bersaksi dalam kehidupan mereka kepada keindahan tabiat Kristus. Oh jikalau
seandainya mereka bisa mengulangi lagi masa tiga tahun hidup bersama-sama,
pikir mereka, alangkah berbedanya tindakan mereka! Jikalau mereka dapat melihat
Tuhan sekali lagi, betapa sungguh-sungguh mereka berusaha untuk menunjukkan
kepada-Nya akan dalamnya mereka mengasihi Dia, dan betapa mereka menunjukkan
rasa berdukanya mereka karena telah menyusahkan Dia dengan suatu perkataan atau
perbuatan yang kurang percaya! Tetapi mereka terhibur dengan pikiran bahwa
mereka telah diampuni. Dan mereka memutuskan bahwa, mereka akan sebisa mungkin
menebus ketidakpercayaan mereka dengan berani mengakui Dia di hadapan dunia....
Menyisihkan segala perbedaan, segala keinginan untuk keunggulan, mereka datang
bersama-sama dalam persahabatan Kristen."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 7, hlm. 31.
Hal-hal
apakah yang Anda ingin bisa lakukan sehubungan dengan iman Anda? Apakah yang
bisa Anda pelajari dari penyesalan Anda tentang masa lalu yang dapat membantu
Anda mewujudkan masa depan yang lebih baik?
SENIN 29 OKTOBER
Dari
Babel ke Pentakosta
Hari-hari persiapan rohani, setelah kenaikan Yesus, mencapai
puncaknya dalam peristiwa Pentakosta. Ayat pertama mengatakan bahwa pada hari
itu, persis sebelum Roh Kudus dicurahkan ke atas murid-murid, mereka semua
berkumpul "seia sekata," di satu tempat (Kis. 2: 1, KJV).
Dalam Perjanjian Lama, Pentakosta adalah yang kedua dari tiga
pesta besar yang hams diikuti setiap laki-laki Israel. Hari itu diadakan lima
puluh hari (dalam bahasa Yunani, pentekoste, hari kelima puluh) setelah Paskah.
Selama hari raya itu orang-orang Ibrani mempersembahkan kepada Tuhan buah
sulung dari panen musim panas mereka sebagai persembahan syukur.
Kemungkinan juga bahwa pada zaman Yesus perayaan hari
Pentakosta mencakup suatu peringatan pemberian hukum di Gunung Sinai (Kel.
19:1). Jadi, kita melihat di sini pentingnya hukum Allah yang terns berlanjut
sebagai bagian tak terpisahkan dari pekabaran Kristen mengenai Yesus, yang
kematianNya menawarkan kepada semua orang yang bertobat pengampunan atas
pelanggaran mereka terhadap hukum Allah. Tidak heran salah satu ayat penting
mengenai hari-hari akhir zaman berbicara mengenai hukum dan Injil: "Yang
penting di sini ialah ketekunun orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah
dan iman kepada Yesus" (Why. 14:12).
Juga, seperti halnya dengan Gunung Sinai, ketika Musa menerima
Sepuluh Perintah Allah (Kel. 19:16-25; Ibr 12:18), banyak fenomena luar biasa
terjadi pada hari Pentakosta ini. "Tiba-tiba turunlah dari langit suatu
bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka
duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan
Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis.
2:2-4).
Baca Kisah 2:5-13. Apakah pentingnya peristiwa yang
menakjubkan ini?
Pentakosta adalah pesta yang menggembirakan, sebuah pesta
syukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya. Inilah barangkali yang menjadi alasan
tuduhan palsu tentang kemabukan (Kis. 2:13-15). Kuasa Allah temtama terlihat
dalam mukjizat berbicara dan mendengar dalam berbagai bahasa. Orang-orang
Yahudi dari selumh kerajaan Romawi yang datang ke Yerusalem untuk menghadiri
hari raya ini mendengar pekabaran tentang Yesus, Mesias, dalam bahasa mereka
sendiri.
Dengan cara yang unik, Pentakosta membantu memulihkan
penyebaran keluarga manusia dan pembentukan kelompok etnis, yang berawal di
Menara Babel. Keajaiban kasih karunia memulai penyatuan kembali keluarga
manusia. Kesatuan gereja Allah dalam skala global menunjukkan sifat
kerajaan-Nya sebagai pemulihan terhadap apa yang hilang di Babel.
SELASA 30
OKTOBER
Kesatuan
Persekutuan
Sebagai tanggapan atas khotbah dan imbauan Petrus tentang
pertobatan dan keselamatan, sekitar tiga ribu orang membuat keputusan untuk
menerima Yesus sebagai Mesias dan menggenapi janji Perjanjian Lama kepada
Israel. Allah sedang bekerja di dalam hati semua orang ini. Banyak yang telah
mendengar ten-tang Yesus dari tempat yang jauh dan mungkin telah pergi ke
Yerusalem dengan harapan dapat melihat Dia. Sebagian mungkin telah melihat
Yesus dan mendengar pekabaran-pekabaran-Nya tentang keselamatan namun tidak
membuat komitmen untuk menjadi pengikut. Pada hari Pentakosta, Allah secara
ajaib ikut campur dalam kehidupan murid-murid dan menggunakannya sebagai saksi
kebangkitan Yesus. Sekarang mereka tahu bahwa, dalam nama Yesus, orang dapat
memiliki pengampunan atas dosa-dosa mereka (Kis. 2:38).
Baca Kisah 2:42-47. Kegiatan apakah yang dilakukan oleh para
pengikut Yesus yang mula-mula ini sebagai kumpulan umat percaya? Apakah yang
menciptakan persekutuan yang luar biasa ini?
Sungguh luar biasa bahwa aktivitas pertama di mana orang-orang
yang barn percaya ini terlibat dalam mempelajari pengajaran para rasul.
Pelajaran Alkitab adalah cara penting untuk merangsang pertumbuhan rohani orang
yang barn percaya. Yesus telah memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk
mengajar mereka "melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu" (Mat 28:20). Kumpulan barn ini meluangkan waktu untuk belajar
dari para rasul tentang Yesus. Mereka mungkin mendengar tentang kehidupan dan
pelayanan Yesus; ajaran, perumpamaan, dan khotbah-Nya; serta
mukjizatmukjizat-Nya, semuanya dijelaskan sebagai penggenapan Kitab Suci Ibrani
dalam tulisan para nabi.
Mereka juga meluangkan waktu untuk berdoa dan memecahkan roti.
Tidak jelas apakah memecahkan roti merupakan kiasan langsung kepada Perjamuan
Tuhan atau sekadar berbagi makanan bersama, seperti yang dinyatakan secara
tidak langsung oleh Kisah 2:46. Penyebutan persekutuan tentunya dapat
menyimpulkan bahwa perkumpulan barn ini sering menghabiskan waktu bersama,
secara teratur, balk di bait suci di Yerusalem, yang masih berfungsi sebagai
pusat ibadah dan penyembahan mereka, maupun di rumah-rumah pribadi mereka.
Mereka hidup akrab satu sama lain. Mereka makan dan berdoa bersama. Doa adalah
elemen penting dari suatu komunitas iman, dan ini penting bagi pertumbuhan
rohani. Perkumpulan barn ini menghabiskan waktu dalam ibadah. Dikatakan bahwa
kegiatan ini dilakukan "dengan tekun."
Persekutuan yang tekun ini menghasilkan hubungan baik dengan
orang lain di Yerusalem. Orang-orang percaya yang barn digambarkan sebagai
"disukai semua orang" (Kis. 2:47). Tidak diragukan lagi, karya Roh
Kudus dalam kehidupan mereka membuat kesan yang kuat terhadap orang-orang di
sekitar mereka dan menjadi saksi kuat atas kebenaran Yesus sebagai Mesias.
Apakah yang bisa dipelajari oleh jemaat Anda dari contoh yang
ditampilkan di sini sehubungan dengan persatuan, persekutuan, dan bersaksi?
RABU 31
OKTOBER
Kedermawanan
dan Keserakahan
Lukas mengatakan kepada kita bahwa salah satu hasil alami dan
persekutuan yang dialami oleh pengikut Yesus segera setelah Pentakosta adalah
saling mendukung satu sama lain. "Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya
kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing" (Kis. 2:44, 45).
Berbagi untuk kebaikan bersama ini bukanlah tuntutan
masyarakat tapi merupakan hasil sukarela dan kasih mereka satu sama lain dalam
persekutuan yang mereka alami. Ini juga merupakan ungkapan konkret persatuan
mereka. Saling mendukung ini berlanjut untuk beberapa lama, dan kita mendapat
rincian lebih lanjut tentang hal itu di Kisah 4 dan 5. Ini juga merupakan tema
yang kita temukan di tempat lain dalam Perjanjian Baru, seperti yang akan kita
lihat selanjutnya.
Dalam konteks inilah Barnabas diperkenalkan untuk pertama
kalinya. Dia nampaknya adalah orang kaya yang memiliki tanah. Setelah menjual
propertinya untuk kepentingan masyarakat, dia membawa uang itu kepada par&
rasul (Kis. 4:36, 37). Barnabas digambarkan sebagai contoh untuk diikuti. Baca
Kisah 4:32-37 dan 5:1-11. Bandingkan perilaku dan sikap Barnabas dengan Ananias
dan Safira. Apakah yang salah dengan pasangan ini?
Selain dosa mereka yang langsung berdusta kepada Roh Kudus,
mereka juga menunjukkan keserakahan dan ketamakan. Barangkali tidak ada dosa
yang dapat menghancurkan persekutuan dan kasih persaudaraan lebih cepat
daripada keegoisan dan keserakahan. Jika Barnabas menjadi teladan positif dan
semangat persekutuan gereja mula-mula, Ananias dan Safira adalah kebalikannya.
Lukas jujur dalam menceritakan tentang orang-orang yang kurang jujur dalam
masyarakat.
Dalam Sepuluh Hukum (Kel. 20:1-17), perintah terakhir, tentang
ketamakan, tidak seperti yang lainnya. Sementara perintah-perintah lainnya
berbicara tentang tindakan-tindakan yang tampaknya melanggar kehendak Tuhan
bagi manusia, perintah terakhir adalah tentang apa yang tersembunyi di dalam
hati. Dosa ketamakan bukanlah suatu tindakan; sebaliknya, ini adalah proses
berpikir.
Ketamakan dan cinta diri, bukanlah dosa yang terlihat, melainkan
suatu kondisi sifat manusia yang berdosa. Itu bisa terlihat hanya bila
diwujudkan dalam tindakan cinta diri, seperti yang terlihat di sini pada
Ananias dan Safira. Artinya, perintah terakhir adalah akar kejahatan yang
dimanifestasikan dalam tindakan yang dinyatakan salah oleh semua perintah
lainnya. Ketamakan mereka membukakan pintu diri mereka pada pengaruh Setan,
yang menuntun mereka berbohong kepada Allah; ini tidak berbeda dengan perbuatan
Yudas yang dituntun oleh ketamakannya.
Apakah cara-cara oleh mana kita bisa berusaha mencabut
ketamakan dari kehidupan kita sendiri? Mengapa pujian dan syukur atas apa yang
kita miliki merupakan penangkal yang kuat terhadap kejahatan ini?
KAMIS 1
NOVEMBER
Ingat
Orang Miskin
Membagi kepunyaan seseorang sering merupakan ungkapan
persatuan yang nyata di gereja mula-mula. Kemurahan hati yang dijelaskan di
dalam pasalpasal awal kitab Kisah berlanjut kemudian dengan Paulus mengundang
gerejagereja yang telah didirikannya di Makedonia dan Akhaya untuk memberikan
bantuan bagi orang miskin di Yerusalem (lihat Kis. 11:27-30; Gal. 2:10; Rm.
15:26; 1 Kor 16:1-4). Pemberian itu menjadi ungkapan nyata dari kenyataan bahwa
gereja-gereja, yang terutama terdiri dari orang percaya bukan Yahudi, peduli
dan mencintai saudara dan saudari mereka dari keturunan Yahudi di Yerusalem.
Terlepas dari perbedaan budaya dan etnis, mereka membentuk satu tubuh di dalam
Kristus dan menghargai Injil yang sama. Berbagi dengan mereka yang membutuhkan
tidak hanya menunjukkan kesatuan yang sudah ada di gereja tetapi juga
memperkuat kesatuan itu.
Baca 2 Korintus 9:8-15. Apakah yang Paulus katakan menjadi
hasil kemurahan hati yang ditunjukkan oleh jemaat di Korintus?
Pengalaman persatuan di gereja mula-mula menunjukkan kepada
kita apa yang masih bisa dilakukan dewasa ini. Bagaimanapun, persatuan tidak
terjadi tanpa komitmen yang disengaja dari semua orang percaya. Pemimpin jemaat
mula-mula melihat bahwa adalah tugas pelayanan mereka untuk menumbuhkan
persatuan di dalam Kristus. Sebagaimana cinta antara suami istri dan anak
adalah komitmen yang hams sengaja dipupuk setiap hari, demikian pula persatuan
di antara orang percaya. Kesatuan yang kita miliki di dalam Kristus diperkuat dan
dapat terlihat dalam beberapa cara.
Unsur-unsur yang jelas yang memupuk persatuan ini di gereja
mula-mula adalah doa, ibadah, persekutuan, visi bersama, dan belajar Firman
Tuhan. Mereka tidak hanya memahami misi mereka untuk mengabarkan Injil kepada
semua bangsa, tetapi mereka juga menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab
untuk sating mengasihi satu sama lain. Kesatuan mereka ditunjukkan dalam
kemurahan hati dan sating mendukung dalam persekutuan lokal mereka sendiri, dan
lebih luas lagi, di antara komunitas gereja, bahkan jika jarak jauh memisahkan
mereka.
"Kebajikan mereka membuktikan bahwa mereka tidak menerima
rahmat Allah dengan sia-sia. Apakah yang dapat menghasilkan kedermawanan
seperti itu selain penyucian Roh? Di mata orang-orang percaya dan orang-orang
tidak percaya itu adalah mukjizat rahmat."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 7, hlm. 290.
Dengan cara apakah Anda dan gereja Anda mengalami manfaat
kemurahan hati terhadap orang lain? Artinya, berkat apakah yang datang kepada
orang yang memberi kepada orang lain?
JUMAT 2
NOVEMBER
PENDALAMAN: Ellen
G. White, "Pentakosta," hlm. 30-39, dalam Alfa dan Omega, jld. 7.
"Kedermawanan di pihak orang-orang percaya adalah akibat
kecurahan Roh Kudus. Orang-orang yang bertobat kepada Injil adalah dari satu
hati dan satu jiwa.' Satu minat yang umum mengendalikan mereka—kemajuan dari
tugas yang dipercayakan kepada mereka; dan sifat tamak tidak mempunyai tempat
dalam kehidupan mereka. Kasih mereka untuk saudara-saudara mereka dan pekerjaan
yang telah mereka dukung, adalah lebih besar daripada kasih mereka akan uang
dan kepunyaan. Pekerjaan mereka menyaksikan bahwa mereka memperhitungkan jiwa
manusia lebih tinggi daripada kekayaan dunia. "Demikianlah akan terjadi
bila Roh Allah memiliki kehidupan. Mereka yang hatinya diisi dengan kasih
Kristus, akan mengikuti teladan dari Dia yang untuk kepentingan kita menjadi
miskin, supaya oleh kemiskinan-Nya kita boleh dijadikan kaya. Uang, waktu,
pengaruh—segala pemberian telah mereka terima dari tangan Allah, mereka akan
menilai hanya sebagai suatu alat untuk memajukan pekerjaan Injil. Demikianlah
adanya pada sidang yang mula-mula; dan bila dalam sidang dewasa ini kelihatan
bahwa oleh kuasa Roh anggota-anggota telah mengambil kasih mereka dari
perkara-perkara dunia, dan bahwa mereka rela mengadakan pengorbanan supaya
sesama manusia boleh mendengar kabar Injil, kebenaran yang dimasyhurkan akan mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap pendengar-pendengarnya."—Ellen G. White, Alfa
dan Omega, Pd. 7, hlm. 59-60.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1. Bacalah
kembali faktor-faktor dari pelajaran pekan ini yang membantu menciptakan
persatuan yang dialami gerej a mula-mula. Bagaimanakah kita, sebagai satu
jemaat sekarang ini, melakukan hal yang serupa? Artinya, apakah yang mungkin
kurang pada kita yang tidak seperti apa yang terjadi di antara orang-orang
percaya pada saat itu?
2.
Bagaimanakah contoh jemaat mula-mula Perjanjian Baru memberikan persembahan
yang murah hati untuk membantu orang miskin di Yerusalem sebagai contoh dari
apa yang harus kita lakukan sekarang ini? Bagaimanakah dengan isu sosial
lainnya? Bagaimanakah jemaat-jemaat setempat dapat terlibat dalam komunitas
mereka untuk mengurangi kemiskinan dan memasok kebutuhan dasar lainnya?
3. Beberapa
pelajaran apakah yang bisa kita ambit dari kisah sedih Ananias dan Safira?
Apakah pentingnya ungkapan yang ditemukan dalam kitab Kisah 5: 5 dan 5:11 tentang
"ketakutan besar" yang menimpa jemaat sehubungan dengan kedua
kematian ini?
Ringkasan: Jemaat mula-mula mengalami pertumbuhan yang cepat
karena murid-murid Yesus sengaja mempersiapkan diri untuk pencurahan Roh Kudus
yang dijanjikan. Persekutuan dan iman mereka bersama adalah sarana yang
digunakan oleh Roh Kudus untuk mempersiapkan hati mereka bagi Pentakosta.
Setelah Pentakosta, Roh Kudus terus mengubahkan komunitas barn ini, seperti
yang terwujud dalam kemurahan hati mereka terhadap satu sama lain dan
pertumbuhan jemaat yang cepat.
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-5 : PENGALAMAN PERSATUAN DI GEREJA MULA-MULA
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment