Jangan buat peraturan yang kaku pada orang
muda. Peraturan dan perintah keras inilah yang kadang-kadang menuntun mereka
merasa bahwa mereka harus dan akan melakukan perkara yang disuruh mereka
lakukan. Bilamana memberikan amaran atau teguran kepada orang muda, lakukanlah
itu sebagai seorang yang mempunyai perhatian khusus pada mereka. Biarlah mereka
melihat bahwa engkau mempunyai kerinduan yang sungguh- sungguh bagi mereka
untuk membuat catatan yang baik dalam buku-buku surga. – Pikiran, Karakter dan
Kepribadian Jld 1, hal. 341 (Lt67, 1902)
Sebagai suatu umat, kita tidak pernah melarang
orang menikah, kecuali jika nyata-nyata pernikahan itu akan menyengsarakan
kedua belah pihak. Bahkan dalam kasus yang demikian pun kita hanya memberi
nasihat dan bimbingan. – Letter 60, 1900 (Tentang Seks, Zinah dan Cerai, hal.
14; Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 265-266)
4 Testimonies, p.
503.
“Tidak ada satu perkawinan dari
seratus yang menghasilkan kebahagiaan, yang memikul persetujuan Allah, dan
menempatkan pihak-pihak di dalam posisi yang lebih baik untuk memuliakan Dia.”
Messages to Young
People, p. 455. “Setan
sibuk mempengaruhi orang-orang yang sepenuhnya tidak serasi satu dengan yang
lain dalam menyatukan kepentingan mereka. Ia senang dalam kegiatan ini,
karena olehnya ia dapat mengakibatkan lebih banyak derita dan sengsara kepada
keluarga manusia daripada menjalankan kecerdikannya yang lain.”
5 Testimonies, p.
366.
“Pada zaman ini, sementara pemandangan sejarah dunia segera tertutup dan
kita segera masuk dalam masa kesukaran seperti yang belum pernah terjadi, semakin sedikit ikatan pernikahan semakin
baik untuk semua orang, baik pria maupun wanita.”
Tak satu kata pun harus dikatakan, tak satu
tindakanpun harus dilakukan, yang engkau tidak mau agar malaikat-malaikat kudus
melihat dan mencatatnya dalam kitab-kitab di surga. Engkau harus memusatkan
pandangan kepada kemuliaan Allah. Hati harus hanya mempunyai kasih saying yang
murni, yang disetujui, yang pantas bagi para pengikut Kristus Yesus,
meninggikan sifatnya dan lebih bersifat surgawi daripada duniawi. Segala
sesuatu yang berbeda dari ini pada masa berpacaran adalah merendahkan dan
menurunkan derajat; dan pernikahan tidak bisa kudus dan terhormat di pandangan
Allah yang kudus dan murni kecuali sesudah itu meninggikan prinsip Kitab Suci.
– Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 354 (Ms4a, 1885)
Walaupun pasangan pilihanmu dalam hal-hal lain
layak [yang dia tidak], namun ia belum menerima kebenaran pada waktu ini; ia
adalah seorang yang tidak percaya, dan
surga melarangmu menyatukan dirimu kepadanya. Engkau tidak bisa, tanpa
mendatangkan bahaya kepadamu, mengabaikan perintah Ilahi ini. – Pikiran, Karakter
dan Kepribadian Jld. 1, hal. 365 (5T 364)
Pertimbangan
menikah bukan hanya soal mengasihi atau tidak
Amsal 3:21 – Efesus 4:19
Mereka yang menganggap hubungan pernikahan
adalah peraturan Allah yang kudus, yang dijaga oleh perintah-Nya yang kudus, akan
dikendalikan oleh pertimbangan. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 265 (HL, No. 2, hal. 48)
Banyak pria dan wanita yang sudah memasuki
hubungan pernikahan, seolah-olah satu-satunya pertanyaan bagi mereka adalah
apakah mereka mengasihi satu dengan yang lain. – Nasihat Allah untuk Masa Kini Jld.
2, hal. 332
Mereka yang memikirkan pernikahan seharusnya
memikirkan bagaimana nanti tabiat dan pengaruh keluarga yang mereka akan bangun
itu.” – Hidup yang Terbaik, hal. 335, 336
Ikatan keluarga adalah ikatan yang paling
erat, paling lembut dan kudus, dari aikatan apa pun di dunia ini. Ikatan itu
dimaksudkan untuk menjadi suatu berkat bagi manusia. Dan itu menjadi berkat apa
bila SUMPAH PERNIKAHAN itu diadakan dengan CERMAT, DALAM RASA TAKUT AKAN ALLAH,
dan dengan PERTIMBANGAN PENUH akan tanggung jawabnya. – Hidup yang Terbaik,
hal. 335
Memilih teman hidup seharusnya adalah demi
menjamin kesejahteraan jasmani, pikiran dan rohani orangtua dan anak-anak,
sehingga menyanggupkan orang tua dan anak-anak untuk menjadi berkat bagi sesama manusia dan menghormati
Khalik. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Telitilah dengan hati-hati apakah hidup
pernikahanmu nanti akan berbahagia, atau tidak harmonis dan berantakan.
Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan itu, apakah persatuan ini membawamu ke surga?
Apakah pernikahan itu akan menambah kasihmu kepada Allah? Dan apakah
pernikahanmu itu akan meningkatkan kesanggupanmu untuk menjadi berguna di dalam
kehidupan ini? Jika bayangan-bayangan ini tidak menampakkan kemunduran, maka
dengan takut akan Tuhan, majulah terus – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 106-107
Kalau ada suatu pokok pemikiran yang harus
dipertimbangkan dengan tenang dan tidak emosional, itu adalah pokok pemikiran
tentang pernikahan. Kalau Alkitab pernah dibutuhkan untuk menjadi sebagai
seorang penasihat, itu adalah sebelum mengambil langkah untuk mengikat kedua
orang pasangan seumur hidup. Tetapi sayangnya, dalam hal ini perasaan menjadi
tuntunan; dan di dalam banyak kasus perasaan sentimental dikarenakan oleh cinta
yang salah akan membuat mereka kehilangan kemudi, dan menyebabkan mereka
mengarah kepada kehancuran. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105
Bertindaklah selalu dari prinsip, jangan
pernah dari dorongan hati. Tempalah tindakan alamiahmu yang tergesa-gesa dengan
kerendahan hati dan kelemahlembutan. Jangan membiasakan diri menganggap enteng
dan menyepelekan sesuatu. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 349
(MH 491)
Bagi banyak orang,
kasih kepada manusia memudarkan kasih kepada Ilahi. Mereka megambil langkah
pertama dalam kemurtadan oleh mempertaruhkan perintah Tuhan. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363 (SD 165)
Sudahkah saya …
Lukas 16:10-12
Orang-orang muda mempunyai banyak pelajaran
yang harus dipelajari, dan satu pelajaran yang paling penting adalah belajar
mengenal diri sendiri. – Dasar-dasar Pendidikan,hal. 103
Sebelum menerima tanggung jawab yang terkait
dalam pernikahan, pria dan wanita muda seharusnya sudah MEMPUNYAI PENGALAMAN
PRAKTIS dalam kehidupan yang akan mempersiapkan mereka untuk tugas-tugas dan
beban-beban rumah tangga.” – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Oleh karena pria dan
wanita mempunyai bagian untuk membentuk rumah tangga, maka anak pria dan wanita
harus mendapat pelajaran mengenai kewajiban rumah tangga. Mengatur tempat
tidur, membuat kamar teratur, mencucui piring, menyediakan makanan, mencuci dan
memperbaiki pakaian sendiri, adalah merupakan pendidikan yang tidak membuat
seorang anak laki-laki kurang gagah; hal itu akan membuat dia lebih bahagia dan
lebih berguna. Dan sebaliknya, jika anak-anak perempuan dapat belajar
melengkapi dan mengendarai kuda, dan menggunakan gergaji dan palu, sebagaimana
menggunakan penggaruk dan tajak, maka mereka akan lebih baik dan pantas
menghadapi hal-hal darurat dalam hidup. – Pendidikan Sejati, hal. 166
Adalah oleh karena kesetiaan kepada tugas
dalam rumah tangga orangtua di mana orang-orang muda dipersiapkan bagi rumah
angga mereka sendiri. Biarlah mereka mempraktikkan penyangkalan diri di sini
dan menunjukkan kebaikan hati, sopan santun dan simpati Kristen. Kasih seperti
itu akan tetap hangat dalam hati, dan dia yang keluar dari rumah tangga seperti
itu dan bertindak selaku kepala rumah tangganya sendiri akan mengetahui bagaimana
meningkatkan kebahagiaan istri yang telah dipilihnya menjadi teman seumur
hidupnya. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 258 (PP 176)
Education, p. 276. “Sebelum memikirkan
mengenai kemungkinan menjadi ayah dan ibu, para pria dan wanita haruslah
terbiasa dengan hukum mengenai perkembangan fisik—fisiologi dan kesehatan,
mengenai pengaruh pengaruh-pengaruh sebelum melahirkan, dengan hukum keturunan,
kebersihan, pakaian, olahraga, dan pengobatan penyakit; mereka harus mengeri
hukum mengenai perkembangan mental dan latihan moral.”
Banyak orang yang telah masuk dalam perkawinan
tanpa memiliki harta benda (property) dan warisan apapun. Padanya tidak ada
kekuatan badan maupun tenaga pikiran untuk mendapat harta-benda. Orang-orang
yang serupa itulah yang biasanya terburu-buru hendak kawin … sama sekali
mempunyai pikiran yang benar tentang kewajiban seorang suami dan bapa dan
betapa besar biaya untuk menyediakan segala keperluan rumah tangga. – Amanat
Kepada Orang Muda, hal. 432
Patriarchs and Prophets,
p. 188. “Pada
zaman dahulu, adat menuntut agar pengantin laki-laki, sebelum disahkan dalam
satu ikatan pernikahan, membayar sejumlah uang atau harta benda yang senilai
dengan itu, menurut kesanggupannya, kepada ayah istrinya. Ini dianggap sebagai
satu pelindung terhadap pernikahan itu. Para ayah tidak merasa aman untuk
mempercayakan anak perempuannya kepada seorang laki-laki yang tidak mengadakan
persediaan untuk membiayai keluarganya. Jikalau mereka tidak mempunyai tenaga
dan keahlian yang cukup untuk mengurus usahanya, dan memelihara ternak dan
tanahnya, maka dikhawatirkan bahwa hidup mereka nantinya akan terbukti sia-sia.
Tetapi jalan disediakan untuk menguji mereka yang tidak mempunyai apa-apa untuk
diberikan sebagai mas kawin. Mereka diizinkan untuk bekerja bagi bapa anak
perempuan yang mereka cintai, jangka waktunya ditentukan oleh nilai mas kawin
yang dituntut. Bilamana ia setia dalam pekerjaannya, dan membuktikan diri bahwa
ia layak dalam segi-segi lainnya, maka ia akan memperoleh anak perempuan itu
sebagai isterinya; dan pada umumnya mas kawin yang diterima oleh sang ayah itu
akan diberikan kembali kepada anak perempuannya pada waktu pernikahannya.”
Youth Instructor February 7, 1901. “Tidak seorangpun pria dapat
dimaklumi (excusable) ketika tidak memiliki kemampuan finansial. Dari banyak
hal, seorang pria mungkin disebut, dia baik, ramah, dermawan, cakap dan seorang
Kristen, tetapi tidak memenuhi syarat untuk mengelola urusan (business)
miliknya. As far as the proper outlay of money is
concerned, dia hanyalah anak kecil belaka. Dia tidaklah di ajar oleh
orangtuanya untuk mengerti dan menjalankan prinsip-prinsip mandiri
(self-support).
Adventist Home, p.
81.
"Pihak-pihak mungkin tidak memiliki kekayaan duniawi, tapi mereka
harus memiliki berkat yang lebih besar yaitu kesehatan. Dan dalam banyak kejadian tidak boleh ada perbedaan usia yang jauh.”
Hati merindukan
kasih manusia, tetapi tidak cukup kuat, atau cukup murni, atau cukup berharga,
untuk menggantikan kasih Yesus. Hanya di dalam Juruselamatnya itulah istri
dapat menemukan hikmat, kekuatan, dan kasih karunia untuk menghadapi segala
kesusahan, tanggung jawab, dan penderitaan dalam kehidupan. Ia dapat membuat
Dia menjadi kekuatan dan penuntunnya. Biarlah
wanita memberikan dirinya kepada Kristus sebelum memberikan dirinya kepada
sahabat dunia siapa pun, dan jangan memasuki hubungan yang berlawanan dengan
ini. – Messages
to Young People, p. 440
Waktu
yang tepat
Pengkhotbah 3:1, 11
Pernikahan
dalam usia dini (early marriages) tidak dianjurkan … jangan dimasuki dengan
terburu-buru tanpa persiapan yang matang, dan sebelum kemampuan mental dan fisik berkembang
dengan baik. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Kutuk Allah akan menimpa banyak hubungan yang
dibentuk tidak pada waktunya dan tidak tepat dalam zaman ini … Alkitab menuntut
pikiran yang murni seutuhnya, di dalam perkataan dan perbuatan. – Dasar-dasar
Pendidikan, hal. 104
Peraturan sekolah ini
mengawasi sangat ketat pergaulan pemuda dan pemudi selama tahun ajaran …
Peraturan itu sangat diperlukan (indispensable) untuk melindungi orang-orang
muda dari bahaya berpacaran terlalu dini (premature courtship) dan pernikahan
yang tidak bijaksana. Orang-orang muda dikirim ke sekolah oleh orangtua mereka
untuk mendapat pendidikan, bukan untuk bercumbu-cumbuan dengan lawan jenis.
Kebaikan masyarakat serta kepentingan tertinggi para siswa, menuntut bahwa
mereka tidak mencoba meimilih pasangan hidup sementara tabiat mereka bulum
diperkembangkan, pertimbangan mereka belum dewasa, dan sembentara mereka pada
waktu yang sama tidak berada dalam tuntunan orangtua. – Pikiran,
Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363 (CT 101)
Sebagia mereka yang
memasuki perguruan tinggi tidak menggunakan waktu mereka dengan baik. Dipenuhi
dengan luapan masa muda, mereka menolah dengan pongahnya pembatasan yang
diberlakukan bagi mereka. Terutama mereka memberontak melawan eraturan yang
tidak mengizinkan pria muda menarih hati pada wanita muda … Kegila-gilaan, baik
pada pihak laki-laki muda maupun perempuan muda yang sedemikan rupa memberikan
cinta mereka kepada satu sama lain selama hari=hari bersekolah, menunjukkan
kurangnya pertimbangan yang baik. – Pikiran, Karakter dan
Kepribadian Jld. 1, hal. 362-363
(5T 110)
Cinta adalah
…
Cinta bukanlah …
Cinta bukanlah …
Cinta itu adalah tanaman yang berasal dari
surga. Bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal; tidak juga buta. Cinta itu
bersih dan suci. Tetapi hawa nafsu hati jasmani itu berlainan semata-mata.
Sementara cinta suci akan memasukkan Allah ke dalam segala maksud-maksudnya/rencananya,
dan akan sesuai/selaras dan sempurna dengan Roh Allah, hawa nafsu itu akan
bersifat keras kepala, terburu nafsu/kasar, tidak masuk di akal, tidak mau
menerima segala larangan, dan akan menjadikan pilihannya itu satu berhala. – Amanat
Kepada Orang Muda, hal. 430; Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 270
(RH, 25 September 1888)
Kasih yang sejati adalah prinsip yang tinggi
dan suci, sekaligus berbeda dalam tabiat dari kasih yang dibangkitkan oleh
dorongan hati dan yang tiba-tiba mati bilamana menghadapi ujian berat. –
Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 257 (PP 176)
Kasih yang sejati dan murni sangat berharga. Kasih
sejati adalah surgawi dalam pengaruh. Kasih sejati adalah dalam dan kekal. Ia
tidak terjadi dengan tiba-tiba dan tidak teratur dalam manifestasinya. Kasih
sejati bukanlah hawa nafsu yang mementingkan diri sendiri. - Pikiran, Karakter
dan Kepribadian Jld. 1, hal. 258 (2T 416)
Cinta yang tidak
mempunyai dasar yang lebih baik daripada sekadar pemuasan hawa nafsu akan
menjadi keras kepala, buta dan tak terkendalikan. Kehormatan, kebenaran dan
segala kemampuan pikiran yang mulia dan meninggikan ditundukkan ke bawah
perbudakan hawa nafsu. Orang yang terikat dalam rantai kegila-gilaan
(infatuation) terlalu sering tuli kepada suara pertimbangan dan hati nurani,
baik argument maupun anjuran tidak bisa menuntunnya untuk melihat kebodohan
tindakannya. – P ikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1,
hal. 355 (AH 51)
Di dalam segala perangai seseorang yang
mempunyai cinta yang benar, rahmat Allah akan ditunjukkan. Kesopanan,
kesederhanaan, ketulusan ,kesusilaan dan agama akan menjadi tanda dari
tiap-tiap langkah kepada perhubungan dalam perkawinan. Orang-orang yang
diperintahkan dengan demikian rupa tidak akan dihisap di dalam pergaulan satu
sama lain, sehingga kehilangan perhatian dalam waktu doa permohonan dan segala
upacara peribadatan. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 430-431
Jika, dalam
kegila-gilaanmu, engkau berulang-ulang meninggalkan perkumpulan berdoa – di
mana Tuhan bertemu dengan umatNya – untuk menikmati pergaulanmu dengan
seseorang yang tidak mengasihi Allah dan yang tidak tertari kepada kehidupan
keagamaan, bagaimanakah engkau bisa mengharapkan Allah mensejahterakan
persatuan yang seperti itu? – Pikiran, Karakter dan
Kepribadian Jld. 1, hal. 364 (2T
44)
Hubungan
yang terbuka
Seorang pemuda yang menyukai pergaulan dan
berhubungan dengan seorang pemudi tanpa diketahui oleh orang tua si pemudi,
berarti tidak bersikap sebagai seorang Kristen yang terhormat terhadap si
pemudi maupun orangtuanya … Seorang pemuda yang akan menjauhkan seorang pemudi
dari kewajiban-kewajibannya, yang akan mengacaukan pikiran si pemudi dari
perintah Allah yang jelas dan positif untuk menurut dan menghormati
orangtuanya, bukanlah seoran gpemuda yang akan setia terhadap kewajiban
pernikahan. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 103
Engkau tidak mempunyai hak menaruh cintamu
pada seorang pemuda tanpa persetujuan penuh ayah dan ibumu. Engkau adalah
seorang anak, dan bagimu menunjukkan pilihan pada seseorang pemuda tanpa
sepengetahuan dan persetujuan penuh ayahmu mempermalukan dia. Keterikatan
cintamu pada pemuda ini merampok ketenteraman pikiranmu dan tidurmu yang
menyehatkan. Itu akan memenuhi pikiranmu dengan kebodohan dan dengan
sentimentalism. Perbuatan seperti itu memperlambat penyelesaian studimu dan
Iblis bekerja keras pada kekuatan mental dan fisikmu. Jika ditentang, engkau
menjadi lekas marah dan kehilangan semangat. – Pikiran, Karakter dan
Kepribadian, Jld. 1, hal. 361 (Lt 9, 1904)
Pemikiran tentang pernikahan tampaknya
memiliki kuasa yang membius ke atas mereka (orang muda). Mereka tidak rela
menyerahkan diri mereka kepada Allah. Indera mereka seperti terikat kuat, dan
mereka bergerak maju secara diam-diam, seakan-akan takut ada seseorang yang
menghalangi rencana-rencana mereka. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105
Cara yang diam-diam ini, yang digunakan di
dalam pertunangan dan pernikahan yang mereka jalani, akan menjadi penyebab
timbulnya banyak kekecewaan sampai ke tingkat yang hanya diketahui oleh Allah …
Mereka menunjukkan dan menetapkan kehendak mereka yang tidak dapat diubah
dengan alasan apa pun juga. Meerka menjadi begitu terpaku dengan perasaan dan
kehendak hati manusia, yang membuat mereka tidak berkeinginan untuk meneliti
Alkitab dan mendekatkan diri kepada Allah. – Dasar-dasar Pendidikan, hal. 105
Menghindari
tipu daya
Roma 12:9
Alkitab mengutuk setiap jenis ketidakjujuran,
dan menuntut perbuatan yang benar di setiap keadaan. – Dasar-dasar Pendidikan, hal.
104
Masa pacaran (courtship) sebagaimana diadakan orang pada zaman ini, adalah satu
rencana penipuan dan pura-pura (scheme of deception and hypocrisy), dengan mana
musuh segala jiwa mempunyai lebih banyak pengaruh dari pada Tuhan. – Amanat Kepada
Orang Muda, hal. 422 (Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 353)
Nasihat itu Penting
Amsal 15:22; Mazmur
32:8; Amsal 1:8, 9; Filipi 4:19
Adventist Home, p.
331.
"Tidak ada keamanan bagi siapapun, tua atau muda, kecuali dia
merasakan pentingnya mencari nasihat
Tuhan pada setiap langkah.”
Adventist Home, p.
43. “Pernikahan adalah sesuatu yang
akan mempengaruhi dan berdampak dalam kehidupanmu, baik di dunia ini, dan di
dunia yang akan datang. Orang Kristen yang tulus tidak akan melanjutkan
rencana-rencananya dalam arah ini tanpa tahu bahwa Tuhan menyetujui urusannya.
Dia tidak mau memilih bagi dirinya sendiri, tetapi akan merasa bahwa Tuhan
harus memilih baginya.”
Salah satu dari kesalahan yang terbesar
sehubungan dengan masalah ini, adalah bahwa orang muda yang belum
berpengalaman, tidak mau perasaan-perasaan mereka terganggu, dan tidak mau ada
yang menghalangi pengalaman cinta mereka. Kalau ada suatu masalah yang harus
dilihat dan diteliti dari semua sudut pandang, adalah masalah yang satu ini.
Bantuan pengalaman orang lain, pertimbangan yang tenang , dan berhati-hati dari
kedua belah pihak, sungguh sangat penting sekali. – Dasar-dasar Pendidikan, hal.
106
Sebabnya kenapa begtu banyak kesalahan yang
besar telah diadakan oleh orang-orang muda ialah karena mereka itu tidak
belajar dari pengalaman orang-orang yang telah hidup lebih lama dari mereka. –
Amanat kepada Orang Muda, hal. 387
Masukkanlah Tuhan Allah dan ibu bapamu yang
takut akan Tuhan itu dalam golongan penasihatmu, hai sahabat-sahabatku orang
muda. Berdoalah akan hal itu. Perimbangkan matang-matang segala gerakan hati
dan amat-amatilah tiap-tiap pertumbuhan tabiat orang yang engkau hendak
menghubungkan nasib hidupmu. Langkah yang engkau mau ambil itu adalah satu
langkah yang terpenting dalam hidupmu, dan ahrus diambil dengan tidak
terburu-buru. Sementara engkau boleh mengasihi, janganlah mengasihi dengan buta
tuli. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 421
5 Testimonies, p.
108. “‘Haruskah orangtua memilih seorang
sahabat dengan tidak memperhatikan pikiran atau perasaan anaknya laki-laki atau
anaknya perempuan?" Boleh jadi
engkau bertanya. Saya menghadapkan
pertanyaan itu kepadamu sebagaimana yang seharusnya: "Haruskah seorang anak laki-laki atau
anak perempuan memilih seorang teman dengan tidak lebih dahulu meminta nasihat
ibu bapa, kalau langkah yang demikian, mesti pengaruhi secara materi
kebahagiaan orangtua jika mereka mempunyai kasih sayang untuk anak-anak mereka? Dan harus anak tersebut, dengan tiada
mengindahkan nasehat dan bujukan orangtuanya, berkeras hati dan menurut
jalannya sendiri? Saya menjawab dengan
tegas: Tidak; tidak, kalau ia tidak
pernah kawin. Hukum yang kelima melarang
perbuatan yang demikian.
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu."
Ini adalah sebuah perintah yang disertai janji, di mana Allah sudah
pasti akan menggenapkan kepada mereka yang menurut.”
Testimonies to
Ministers, p. 315. “Engkau jangan berjalan secara bebas dari
semua nasihat. Adalah kewajibanmu meminta nasihat dari saudara-saudaramu. Ini
mungkin menyentuh kesombonganmu, tetapi kerendahan hati pikiran yang diajar
oleh Roh Kudus akan mendengar nasihat, dan akan menyingkirkan semua percaya
diri. Ketika nasihat diberikan yang bertentangan dengan keinginan pribadimu,
janganlah berpikir bahwa kebijaksanaanmu sendiri sudah cukup… atau bahwa engkau
dapat mengabaikan nasihat yang diberikan.”
5 Testimonies, p.
724.
“Sementara pendidikan, pelatihan, dan nasihat dari mereka yang
berpengalaman itu penting, para pekerja harus diajar agar mereka tidak
bergantung atas pertimbangan manusia manapun. Sebagai agen Tuhan yang bebas,
semua harus memohon hikmat dari Dia. Ketika pelajar bergantung penuh kepada
pemikiran-pemikiran orang lain, dan tidak pergi lebih jauh dari hanya menerima
rencana-rencana mereka, dia hanya melihat melalui mata orang lain itu, dengan
demikian hanyalah menjadi gema dari orang lain… Dia tidak bermaksud bahwa seseorang akan menjadi bayangan
dari orang lain, mengatakan perasaan-perasaan orang lain… Manusia secara
pribadi bertanggung jawab kepada Tuhan, dan setiap orang bertindak seperti yang
Tuhan arahkan, bukan seperti yang digerakkan oleh pikiran orang lain.”
8 Testimonies, p.
146.
“Ada bahaya bahwa manusia mau menerima nasihat manusia, jika dengan
melakukan demikian mereka akan mengesampingkan nasihat Tuhan.”
Desire of Ages, p.
668. “Janganlah kita menempatkan
tanggung jawab tugas kita kepada orang lain, dan menunggu mereka mengatakannya
pada kita. Kita tidak dapat bergantung pada nasihat manusia. Tuhan akan
mengajar tugas kita seperti dia mau mengajar orang lain. Jika kita datang
kepada-Nya dengan iman, Dia akan menceritakan rahasianya kepada kita secara pribadi.
Hati kita akan sering terbakar di dalam kita sebagai Satu Oknum yang dekat
dengan kita sebagaimana yang Dia lakukan kepada Henokh.”
Nasihat
praktis
Dalam banyak kasus, seharusnya usia tidak jauh
beda. – Hidup yang Terbaik, hal. 336
Suatu penyebab kemerosotan kekuatan tubuh dan
moral manusia pada generasi sekarang adalah perbedaan usia yang sangat jauh
antara suami dan istri.
Bagimu, saudara dan saudariku
Jika engkau,
saudaraku, terpikat untuk menyatukan kepentingan hidupmu dnegan seorang muda
yang belum berpengalaman, yang benar-benar kurang dalam pendidikan untuk
tugas-tugas kehidupan praktis yang biasa sehari-hari, engkau membuat suatu
kesalahan. Tetapi kekurangan ini adalah kecil dibandingkan dengan
ketidakpeduliannya dan kebodohannya sehubungan dengan agama dan namun ia tidak
merasakan pahitnya keberdosaan tanpa Kristus. – Pikiran,
Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 363, 364 (2T 44)
Biarlah seorang pemudi
yang diterima sebagai teman hidup hanya yang memiliki tabiat yang murni dan
yang tegar, yang rajin, yang bercita-cita tinggi dan yang jujur, seorang yang
mengasihi dan takut akan Allah. Biarlah seorang pemuda mencari seseorang untuk
berdiri disampinya seseorang yang cocok untuk menanggung sebagian beban
kehidupan, seseorang yang pengaruhnya akan memuliakan dan menghaluskan dia dan
yang akan membuatnya bahagia dengan kasihnya. – Pikiran,
Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 367 (MH 359)
Messages to Young
People, p. 439. “Sebelum menerima lamaran pernikahan,
hendaklah tiap-tiap wanita menyelidik apakah pria, dengan siapa ia hendak
menggabungkan nasibnya layak atau tidak.
Bagaimanakah corak kehidupannya pada waktu yang silam? Apakah kehidupannya suci? Adakah cinta yang diucapkannya itu bersifat
mulia dan tulus, ataukah itu hanya rayuan emosional saja? Apakah dia mempunyai sifat-sifat tabiat yang
akan membuat dia berbahagia? Dapatkah ia
memperoleh kesejahteraan sejati dan kesukaan dalam kasih sayangnya? Masih diperbolehkankah dia memelihara
kepribadiannya, atau haruskah pertimbangannya dan angan-angan hatinya
diserahkan kebawah pengendalian suaminya?.... Dapatkah ia menunaikah tuntutan
Juruselamat sebagai hal yang terutama?
Masih dapatkah terpelihara tubuh dan jiwa, segala pikiran dan maksud
tetap suci dan bersih?
Pertanyaan-pertanyaan ini mempunyai kepentingan yang fital artinya demi
kesejahteraan tiap-tiap wanita yang akan memasuki ikatan pernikahan.”
Biarlah seorang gadis muda hanya mau MENERIMA
sebagai teman hidup seorang yang memiliki ciri-ciri tabiat yang murni dan jantan, seorang
yang tekun, mempunyai cita-cita, seorang yang jujur dan takut akan Allah.
Hendaklah seorang pria muda MENCARI seorang untuk berdiri disampingnya, yang cocok untuk sama-sama memikul beban hidup, seorang yang pengaruhnya akan mengagungkan dan menghaluskan dia, dan yang akan membuatnya bahagia dalam cintanya. – Hidup yang Terbaik, hal. 337-338
Hendaklah seorang pria muda MENCARI seorang untuk berdiri disampingnya, yang cocok untuk sama-sama memikul beban hidup, seorang yang pengaruhnya akan mengagungkan dan menghaluskan dia, dan yang akan membuatnya bahagia dalam cintanya. – Hidup yang Terbaik, hal. 337-338
Biarlah mereka yang sedang berpikir untuk
menikah MENIMBANG SETIAP PERASAAN dan MEMPERHATIKAN SETIAP PERKEMBANGAN TABIAT
di dalam diri seorang dengan siapa mereka merencanakan untuk mempersatukan
tujuan hidup mereka. Hendaklah setiap langkah menuju jenjang pernikahan di
tandai dengan kepantasan, kesederhanaan, ketulusan dan suatu maksud yang
sungguh-sungguh untuk menyukakan dan menghormati Allah. – Hidup yang Terbaik,
hal. 337
Ingat bahwa engkau tidak dilatih untuk pacaran (courtship) atau
pernikahan, melainkan untuk pernikahan Kristus (marriage of Christ). Counsels
on Health, p. 590
Hukum yang kelima adalah satu-satunya hukum
yang mengandung janji, tetapi telah dianggap remeh dan bahkan telah diabaikan
dengan terang-terangan demi tuntutan sang kekasih. Mengecilkan kasih sayang seorang ibu, meremehkan kepedulian seorang
bapa, adalah dosa, yang terdapat dalam banyak orang muda. – Dasar-dasar
Pendidikan, hal. 106
Undangan Allah datang kepada tiap-tiap orang
muda, ‘Hai anak Ku, serahkanlah hatimu kepadaKu; Aku akan peliharakan dia suci;
Aku akan puaskan kerinduannya dengan kesukaan yang benar.’ Tuhan Allah suka
betul membuat orang-orang muda senang, dan itulah sebabnya Dia ingin supaya
mereka itu menyerahkan hatinya kepada penjagaanNya, supaya segala kuasa yang
diberikan oleh Tuhan pada jiwa itu dapat dipelihara dalam keadaan yang kuat dan
sehat … Kita berdosa terhadap tubuh kita sendiri, dan berdosa terhadap Tuhan Allah,
apabila kita mencari kesenangan hati yang memisahkan kita dari kasih sayanng
kepada Allah. – Amanat Kepada Orang Muda, hal. 384
Kalau laki-laki dan perempuan membiasakan diri
berdoa dua kali sehari sebelum mereka memikirkan perkawinan, maka mereka harus
berdoa empat kali sehari apabila langkah yang demikian itu sedang diharapkannya
… Seorang Kristen yang tulus tidak akan memajukan rencananya ke jurusan ini
tanpa memiliki pengetahuan bahwa Allah memperkenankan tindakannya itu. Dia
tidak akan mau memilih bagi dirinya sendiri. –Amanat Kepada Orang Muda, hal. 431
Secara umum setan
mengendalikan pikiran orang-orang muda. Anak-anak gadismu tidak diajar
penyangkalan diri dan pengendalian diri. Mereka disayang-sayang (petted) dan
kesombongan mereka dibantu perkembangannya. Mereka dibiarkan menjalani jalan
sendiri sampai mereka menjadi keras kepala dan berkehendak sendiri … anak-anak
laki-laki sama halnya dibiarkan menjalani jalan sendiri. Mereka hampir tidak
mungkin memasuki usia belasan tahun (teens) mereka sebelum mereka didampingi
gadis-gadis kecil sebaya mereka, menyertai mereka pulang ke rumah dan bercinta
dengan mereka (making love to them). Dan para orangtua sama sekali dperbudak
melalui pemanjaan mereka dan cita kasih yang salah kepada anak-anak mereka sehingga
mereka tidak berani mengambil keputusan untuk membuat perubahan dan membatasi
anak-anak mereka yang terlalu cepat pada zaman yang serba cepat ini. – Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld. 1, hal. 357-358 (2T 460)
Yesus tidak memaksakan (enforce) agar semua
golongan manusia tetap tinggal bujangan. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian
Jld 1, hal. 267 (MS 126)
Ia (Kristus) menetapkan bahwa laki-laki dan
perempuan harus (should) dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang suci (holy
wedlock). - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 267 (MH 356)
Hal punya
anak:
sebelum memperbesar keluarganya, mereka harus mengingat apakah Allah nanti dimuliakan atau dihinakan oleh hal mereka itu melahirkan anak-anak ke dunia ini … Mereka tidak mempunyai hak melahirkan anak=anak ke dalam dunia yang kelak menjadi beban kepada orang-orang lain. Adakah mereka itu memiliki bisnis yang mereka dapat andalkan untuk mempertahankan keluarga, sehingga mereka tidak menjadi beban kepada orang lain? Kalau tidak, mereka melakukan satu kejahatan dalam melahirkan anak-anak ke dunia untuk menanggung sengaara karena kekurangan penjagaan, makanan dan pakaian. – AKOM, 433
sebelum memperbesar keluarganya, mereka harus mengingat apakah Allah nanti dimuliakan atau dihinakan oleh hal mereka itu melahirkan anak-anak ke dunia ini … Mereka tidak mempunyai hak melahirkan anak=anak ke dalam dunia yang kelak menjadi beban kepada orang-orang lain. Adakah mereka itu memiliki bisnis yang mereka dapat andalkan untuk mempertahankan keluarga, sehingga mereka tidak menjadi beban kepada orang lain? Kalau tidak, mereka melakukan satu kejahatan dalam melahirkan anak-anak ke dunia untuk menanggung sengaara karena kekurangan penjagaan, makanan dan pakaian. – AKOM, 433
Semua orang yang memasuki hubungan pernikahan
(matrimonial) dengan tujuan yang suci – suami mendapatkan kasih saying murni
dari hati seorang perempuan, istri melunakkan dan memperbaiki tabiat suami dan
memberikan kepada tabiat itu kesempurnaan
– memenuhi tujuan Allah bagi mereka. - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1,
hal. 267 (MS 16, 1899)
“Umat
Allah tidak cukup hanya mengetahui kehendakNya, tetapi mereka harus
melakukannya. Banyak orang yang akan dilenyapkan dari mereka yang mengetahui
kebenaran karena mereka tidak disucikan oleh kebenaran itu. Kebenaran harus di
bawah ke dalam hati mereka, menyucikan dan membersihkan mereka dari semua
keduniawian dan hawa nafsu dalam kehidupan mereka yang sangat pribadi. Kaabah
jiwa harus dibersihkan. Setiap eprbuatan rahasia adalah seolah-olah kita berada
di hadapan Allah dan malaikat-malaikat yang suci, seolah-olah semua perkara
terbuka di hadapan Allah, dan bagi Dia tidak ada yang tersembunyi.” - Pikiran, Karakter dan Kepribadian Jld 1, hal. 288-289 (RH, 24 Mei 1887)