Ads Google

Tuesday, February 27, 2018

PEKABARAN 1888 Bag. I


Untuk Menyelamatkan kita, Kristus Harus Mengambil Kemanusiaan Kita yang Berdosa dan Jatuh

A. PEMBUKAAN
Jones dan Waggoner secara konsisten mengajarkan bahwa untuk menyelamatkan kita, Kristus yang tidak berdosa harus mengambil kemanusiaan kita yang berdosa dan telah jatuh, termasuk perlunya pe-nyangkalan diri. Mereka memandang bahwa kebenar-an ini mendasar untuk memahami suatu umat yang dapat dipersiapkan untuk hari Tuhan, meminjam perkataan yang sering dikutip oleh Ellen White. Kita semua lahir dengan sifat alami yang mementingkan diri; Kristus memilih secara total untuk tidak memen-tingkan diri. Seperti kita, Ia dilahirkan dengan sifat me-musatkan pada diri sendiri, TETAPI tidak seperti kita, Ia secara sempurna menyangkal diri sepanjang hidupNya hingga ke kayu salib. Maka, Ia sama dengan kita telah dicobai, hanya tidak berdosa, menghadapi pencobaan baik dari dalam maupun dari luar. Ini adalah unsur mendasar dari pekabaran 1888, pekabaran Laodi-kea, untuk umat yang mengerti dan percaya bahwa mereka harus menang sama seperti Kristus telah menang.

B. BUKTI ALKITAB

Kejadian 3:15:
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturun-annya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.

Juruselamat haruslah keturunan dari “perempuan” yang telah berdosa dan jatuh, bukan dari Hawa yang tidak jatuh dan ciptaan baru.1

Kejadian 12:3:
“Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

“Di dalam” Abraham, dari garis keturunan langsung dari gen dan DNA-nya, Juruselamat harus datang dan menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi.2

Kejadian 15:8-18:
“Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina ber-umur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati." Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua. Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram meng-usirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan. Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memper-budak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap." Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmu-lah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.

Ibrani 2:14:
“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.”

Tuhan membuat suatu sumpah yang kudus  tentang perjanjian kepada keturunan Abraham dan kepada kita, anak-anaknya dari darah dan daging-nya.2

Imamat 25:47-49:
“Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedangkan saudara-mu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan dirinya kepada orang asing atau pen-datang yang di antaramu itu atau kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing, maka sesudah ia menyerahkan dirinya, ia berhak ditebus, yakni seorang dari antara saudara-saudaranya boleh menebus dia, atau saudara ayahnya atau anak laki-laki saudara ayahnya atau seorang kerabatnya yang terdekat dari kaumnya atau kalau ia telah mampu, ia sendiri berhak menebus dirinya.”

Rut 2:20; 3:9, 12
Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepada-nya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita." Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kem-bangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku.”

Juruselamat tidak dapat menyelamatkan umat ma-nusia kecuali jika Ia adalah seorang kaum bahkan seorang kaum yang lebih dekat.3

Keluaran 25:8:
“Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.”

Penetapan Bait Suci di tengah-tengah mereka mengajarkan kedekatan Kristus dengan kita, berlawanan dengan pandangan Katolik Roma tentang jauhnya Kristus dari kita.

Ulangan 21:22, 23:
“Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang,maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang dibe-rikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusa-kamu.”

Kedekatan Juruselamat sepenuhnya dengan kita, iden-titasNya yang sepenuhnya seperti umat manusia yang telah jatuh, tampak dengan Ia menjadi terkutuk oleh Allah demi kita, digantung pada sebuah tiang.4 Ada-lah tidak mungkin bagi seseorang dengan kemanu-siaan yang tidak berdosa dan tidak jatuh untuk dihukum secara demikian.

Mazmur 22:2:
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.”

Tidak ada orang yang memiliki kemanusiaan yang tidak berdosa dan tidak jatuh akan meneriakkan seruan seperti itu.

Yesaya 9:5:
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintah-an ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Untuk kita, umat manusia yang telah berdosa dan telah jatuh, seorang anak telah lahir.

Yesaya 53:3, 11:
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitung-an.  Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.”

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan biasa menderita kesakitan tidak da-pat mengalami kesusahan jiwa kecuali jika Ia mema-hami kejatuhan kita.

Daniel 7:13:
“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tam-pak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.”

Persatuan antara Tuhan dengan manusia yang telah jatuh diungkapkan dengan istilah anak manusia.

Zakharia 5:1-4:
“Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan kitab yang terbang. Berkata-lah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat sebuah gulungan kitab yang terbang; panjangnya dua puluh hasta dan lebarnya sepuluh hasta." Lalu ia berkata kepadaku: "Inilah sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh negeri; sebab menurut sumpah serapah itu setiap pencuri di sini masih bebas dari hukuman, dan setiap orang yang bersumpah palsu di sini juga masih bebas dari hukum-an. Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam, supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu ber-malam di dalam rumah mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya."

Sumpah serapah yang keluar menimpa seluruh nege-ri yang bermalam di dalam rumah mereka dan akan dimusnahkan bersama kita,  adalah sumpah serapah yang dialami Yesus bagi kita. Sumpah serapah inilah yang membunuh  (memusnahkan) Kristus.

Matius 1:21-23:
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.”

Nama-Nya adalah Allah menyertai kita, bukan sekedar Allah menyertai Dia.

Matius 26:39:
“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku-kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Dalam inkarnasiNya, Kristus mengambil bagi Diri-Nya kehendak manusiawi sama seperti kita masing-masing memiliki kehendak sendiri. Ia tidak dapat mengikuti kehendak BapaNya kecuali Ia menyang-kal kehendakNya sendiri. Maka, Ia memiliki pergu-latan batin, sama seperti kita. Dan itu adalah pergu-latan yang mengerikan!5


Lukas 1:35:
“Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan mena-ungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”

Yang disebut kudus itu lahir dari seorang perempuan berdosa dan telah jatuh, kudus pada saat Ia dilahirkan karena bahkan sejak di dalam kandungan Ia tidak pernah menyerah kepada diri sebagaimana kita adanya. KekudusanNya adalah tabiat tanpa berdosa dalam daging/tubuh yang berdosa, bukan kemanu-siaan yang tidak berdosa.6

Lukas 9:23:
“Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memi-kul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”

Jikalau kita mau mengikut Dia dalam penyangkalan diri, maka Ia juga harus telah mempraktekkan pe-nyangkalan diri.7

Yohanes 1:14:
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemu-liaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tung-gal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Ketika Firman itu telah menjadi manusia, hanya ada satu jenis yang menjadikan Dia, daging yang telah berdosa dan jatuh yang kita miliki.

Yohanes 5:30:
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”

Kristus memiliki diri namun diri” yang tidak menuruti kehendak-Ku sendiri. Diri ini sama dengan (dalam perkataanNya) dengan kehendak-Ku sendiri yang harus disangkalNya untuk dapat mengikuti kehendak Dia yang mengutus Aku. Maka, Ia memikul salib terus menerus dan menyatakan ketidakberdosaanNya yang sempurna.

Yohanes 6:38:
“Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melaku-kan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.”

Tujuan nyata misi kehidupanNya adalah untuk menghidupkan sebuah kehidupan yang sepenuh-nya menyangkal kehendak-Ku untuk dapat mela-kukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku hingga ke kayu salib.8

Roma 1:3:
Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanak-kan dari keturunan Daud...

Kristus diperanakkan dari keturunan (DNA) Daud yang menurut daging.

Roma 5:18:
“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenar-an untuk hidup.”

Ketika Ia mati di kayu salib, kekudusan Kristus telah menjadi pembenaran, akibat dari penghu-kuman atas pelanggaran.9

Roma 8:3:
“Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.

Allah mengutus Dia yang serupa [homoioma, realitas atau kenyataan,  bukan sekedar keserupa-an] dengan daging yang dikuasai dosa.

Roma 8:3 (lihat ayat di atas):
Ia menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging [sarx, telah berdosa, telah jatuh]. Ini dicapaiNya melalui penyangkalan diri secara total dan penuh kesengsaraan, bahkan hingga mati di kayu salib.10

Roma 8:4:
Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.”

Kemenangan penuh atas dosa di dalam daging yang telah berdosa dan jatuh haruslah digenapi di dalam kita (dikaiomata) yang juga  menyangkal daging dan hidup menurut Roh.11

Efesus 2:15, 16:
“Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya men-jadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memper-damaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.”

Kristus merasakan didalam dagingnya perseteruan yang kita rasakan, namun dengan iman Ia mele-nyapkan perseteruan itu, melenyapkan perseteruan melalui salib (pergulatan dengan keterasingan di dalam diriNya digambarkan dalam Mazmur 22).

Kolose 1:21, 22:
“Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diper-damaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.”

Di dalam tubuh jasmani Kristus, Ia memperdamai-kan kita yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya. 12


C. RINGKASAN

Ajaran Alkitab adalah konsisten bahwa dalam inkar-nasiNya, Juruselamat telah mengenakan bagi DiriNya kemanusiaan yang berdosa dan telah jatuh, namun secara total mengutuk dan mengalahkan dosa dan menjamin pembebasan itu bagi semua orang yang memilih untuk tidak menolak kasih karuniaNya. Jones dan Waggoner percaya bahwa menerima kebenaran ini akan mempersiapkan suatu umat bagi kedatang-an Kristus kedua kali.13

Manusia berdosa adalah daging (Yohanes 3:6); Kristus menjadi manusia daging (Yohanes 1:14).
Kita harus tunduk kepada hukum (Roma 3:19); Kristus menjadi tunduk kepada hukum (Galatia 4:4).
Kita di bawah kutuk (Galatia 3:10); Kristus menjadi kutuk (Galatia 3:10).
Kita menanggung beban kejahatan (Yesaya 1:14); Ia menanggung kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6).
Kita adalah tubuh dosa (Roma 6:6); Tuhan telah membuat Dia menjadi dosa karena kita (2 Korintus 5:21).
Kristus, yang memiliki kodrat ilahi, dijadikan meng-ambil kemanusiaan kita, sehingga kita yang sepe-nuhnya manusia dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4).
Kristus, yang tidak mengenal dosa, menderita kenge-rian dan kesengsaraan sepenuhnya dari kematian kedua, sehingga kita mengetahui sepenuhnya kehidupanNya yang kekal.

D. KESIMPULAN

Manusia yang telah jatuh tidak dapat mengetahui bagaimana menyangkal diri kecuali jika ia memandang kepada ular kegenapan (antitype) yang diangkat di tiang. Aspek yang unik dari kebenaran 1888 adalah garis pembatas yang tegas antara Babel dan gereja yang sisa. Agar sebuah gereja, satu tubuh lembaga umat Tuhan, menang seperti Kristus telah menang, kebenaran ini adalah sangat mendasar. Kebenaran ini tidak boleh diabaikan semata-semata sebagai suatu makna. Orang-orang muda kita di zaman pencobaan yang memikat ini sangat perlu mengenal seorang Kristus yang dekat dan berada tidak terlalu jauh, meminjam penghargaan Ellen White atas pekabaran tentang Kemanusiaan Kristus sebagaimana yang dikemukakan oleh Jones dan Waggoner.


Catatan

Romanisme segera menolak kebenaran tentang keselamatan yang Alkitabiah yang pertama-tama ini, dan berpendapat bahwa Kristus haruslah dilahirkan dari perempuan yang tidak berdosa dan tidak jatuh sehingga Ia dapat datang dengan kodrat kemanusiaan yang tidak berdosa dan tidak jatuh  sebagaimana Adam di Eden (dogma Immaculate Conception, perawan tak bercacat dan bercela).  1 Yohanes 4:1-3 mengatakan ini sebagai antikristus (Jones dan Waggoner setuju dengan pendapat ini). Jika kita berpegang pada pengecualian umum bagi Yesus sehingga Ia tidak dapat dicobai dari dalam sebagaimana kita semua dicobai, maka kita sedang memperkenal-kan gagasan Katolik Roma ke dalam Adventisme (lihat Question on Doctrine, hlm. 383, 650). Kehancuran moralitas dunia yang mengerikan karena perzinahan secara khusus disebabkan oleh pengaruh doktrin Katolik tentang kodrat Kristus. Adalah anggur dari Babel yang telah menyebabkan bangsa-bangsa mabuk. Doktrin salah ini, yang membelokkan kebenaran Kristus sebagai Juruselamat yang dapat menyelamatkan kita sekarang juga dari pelanggaran akan Hukum Tuhan, tidak mempunyai tempat yang sah dalam Gereja MAHK.
Perhatikan bahwa Yeremia memahami sifat lembaga dari sumpah Tuhan dengan Abraham: bukan hanya Abraham yang berjalan di antara belahan-belahan [anak lembu jantan], melainkan juga pemuka-pemuka Yehuda, pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai-pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri yang telah berjalan di antara belahan-belahan anak lembu jantan itu Yeremia 34:18, 19. Dalam pengertian lembaga, kita juga berjalan di antara belahan-belahan anak lembu jantan itu.
Ini adalah bukti bahwa kristus dalam Katolik Roma  bukanlah Kristus dalam Alkitab. Dan jikalau Protestantisme semakin mendekat kepada Roma, tentulah demikian juga dengan kristus mereka.
Bandingkan Galatia 3:10.
Peperangan melawan diri sendiri adalah peperangan terbesar yang pernah ada (SC 43).
Meskipun Kristus adalah kudus pada saat kelahiranNya, Roma 5:18 mengatakan bahwa Ia dibenarkan pada saat kematianNya, yang memiliki dosa terkutuk dalam kemanusiaan yang berdosa dan telah jatuh (Roma 8:3).
Ini menjelaskan bagaimana Tuhan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa,  dan Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.
Jika seseorang berkata bahwa ini adalah mudah bagiNya karena Ia adalah Allah dan manusia, periksa apa yang terjadi di Getsemani (Matius 26:39). Lagi-lagi, ini menandakan kedah-syatan pergulatan di dalam diriNya dengan pen-cobaan seperti pergulatan yang kita alami, kecuali bahwa Ia, tidak seperti kita, menyangkal diri secara total.
Pembenaran adalah kekudusan yang telah menghadapi dan mengalahkan masalah dosa dalam kemanusiaan yang berdosa dan telah jatuh.
Lihat Filipi 2:5.
Lihat Titus 2:11,NIV. Dengan tegas kita menyata-kan bahwa ini adalah perfeksionisme atau panteisme.
Sebagaimana dijelaskan dalam Mazmur 22, di kayu salib Kristus menderita sengsara karena keterpisahan, atau keterasingan, dari BapaNya. Ini adalah pencobaan dari dalam yang mengeri-kan, yang melibatkan identitas sepenuhnya se-perti kita, bahkan hingga menanggung beban kesalahan kita, Ia, yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa bagi kita. Dalam dagingNya termasuk dalam sistem sarafNya, dalam jiwaNya yang terdalam. Mazmur 22 menunjukkan bagai-mana keterasingan didamaikan dengan iman-Nya melalui kematian,  dan sepenuhnya menja-di milik kita dengan menjadi sama dengan Dia dalam iman.
Adalah sia-sia kalau mencoba untuk memaksa-kan Ellen White melawan bukti Alkitab. Namun para penyeleweng pekabaran 1888 mengutip beberapa dari pernyataannya dalam usaha untuk membuktikan bahwa ia secara khusus tidak mengakuinya. Kutipan yang paling sering digunakan adalah:

MS 94, 1893. Kristus tidak memiliki ketidaksetiaan yang berdosa, korup, dan telah jatuh seperti yang kita miliki, karena jika demikian, Ia tidak dapat menjadi persembahan yang sempurna. Konteks ini menunjukkan bahwa Ellen White berbicara tentang tabiat Kristus yaitu kesetiaan yang sempurna.

Surat 8, 1895. Jangan mengemukakan Dia di hadapan orang-orang sebagai manusia dengan kecenderungan berdosa Tidak pernah sesaatpun di dalam DiriNya ada kecenderungan jahat. Jikalau Ia pernah menyerah kepada diri dan tidak menyang-kal diri, maka Ia tentulah memiliki kecenderungan jahat. Namun Ia secara sempurna menyangkal diri sehingga di dalam DiriNya tidak terdapat kecende-rungan jahat.

Surat 8, 1895. Jangan  pernah memberi kesan di dalam pikiran manusia bahwa satu noda atau kecenderungan untuk jahat terdapat dalam Kristus, atau bahwa Ia pernah menyerah kepada kejahatan. Garisbawahi dua kata yang menunjuk kepada kemauan (terdapat dan menyerah) yang mengacu kepada tabiat Kristus, dan maknanya sangat jelas.

MS 143, 1897. Tidak pernah ada perasaan was-was yang paling kecil sekalipun tentang kebebasan sempurna dari dosa dalam kodrat kemanusiaan Kristus. Konteks ini menyatakan bahwa Ellen White mengacu kepada tabiat Kristus yang sempurna. Kumpulan yang baik dari pernyataan Ellen White tentang kodrat Kristus adalah bagian Lampiran dari buku Woodrow Whidden II yang berjudul Ellen White on the Humanity of Christ (RH, 1997, hlm. 105-149). Kumpulan ini bertentangan dengan per-nyataan penulis bahwa belakangan dalam hidupnya Ellen White berubah dari pandangan tentang kema-nusiaan setelah jatuh kepada pandangan  kemanu-siaan sebelum jatuh.

No comments:

Post a Comment