Ads Google

Thursday, March 1, 2018

Pekabaran 1888 Bag. VII

Pekabaran Penuh Kuasa dari Dua Perjanjian


A. PEMBUKAAN

Salah satu intisari pekabaran 1888 yang paling penting adalah pandangan Jones dan Waggoner tentang dua buah perjanjian. Di dalamnya terdapat anjuran peka-baran Injil yang efektif yang dimaksudkan oleh Tuhan agar menjadi ciri dari seruan nyaring dalam Wahyu 18 tentang Injil yang kekal. Sayangnya, dalam 20 tahun sejak Konferensi Minneapolis pandangan para penen-tanglah yang bertahan dalam denominasi, dengan aki-bat bahwa hingga sekarang ini kebingungan dan apatisme rohani terus berlanjut. Anak-anak dan orang-orang muda dalam Sekolah Sabat dan Kelompok Path-finder secara khusus terkena akibat dari suatu injil yang terbentuk dari motif perjanjian lama. Di tahun 1890, Ellen White diberi khayal bahwa pandangan Waggoner adalah benar dan bahwa saudara-sauda-ra kita membuang-buang waktu dengan sia-sia dalam usaha mereka untuk menentangnya.1 Sebuah gereja dunia tidak dapat memahami kebenaran tentang perjanjian baru dan tetap menjadi suam-suam kuku.

B. BUKTI ALKITAB

Keluaran 19:4-8:
“Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepa-da orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanji-an-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semua-nya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.”

Perjanjian lama dimulai dengan orang-orang di gu-nung Sinai, ditetapkan berdasarkan janji mereka un-tuk menuruti hukum-hukum Tuhan.2

Ibrani 8:6,7:
“Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.”

Perjanjian baru ditetapkan atas dasar janji-janji yang lebih tinggi, yaitu janji-janji Tuhan.

Keluaran 32:7, 8:
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turun-lah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Segera juga mereka me-nyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mere-ka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan memper-sembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Manusia tidak dapat memegang janjinya dengan taat. Bahkan hingga sekarang, mereka tidak dapat melakukannya.

Galatia 4:24:
“Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar.

Perjanjian lama bukan semata-mata kesalahan kecil; ini mengakibatkan perbudakan dalam kekecewaan rohani, dan menjadi kegagalan.3
Keluaran 19:5:
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mende-ngarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empu-nya seluruh bumi.”

Kata Ibrani diterjemahkan mendengarkan firmanKu berarti mendengarkan suaraKu (shamea), dan kata Ibrani yang diterjemahkan berpegang pada perjanjian-Ku berarti menyambut perjanjianKu (shamar).4 Jika perjanjian buatan manusia adalah benar-benar perjanji-an yang menguntungkan kedua belah pihak atau kon-trak, maka perjanjian Tuhan selalu merupakan janji satu arah dari Dia, karena Dia mengetahui kita tidak dapat menepati janji-janji kita. Maka, berpegang pada perjanjianKu berarti menyambut perjanjianKu dengan Abraham.5

Galatia 3:17:
“Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disah-kan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudi-an, sehingga janji itu hilang kekuatannya.”

Roma 4:13:
“Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berda-sarkan iman.”
Perjanjian Tuhan adalah janji-Nya secara sepihak.6

2 Tawarikh 36:14-17:
“Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka. Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan. TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pe-dang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menya-yangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang uban-an -- semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya.”

Kegagalan tragis teologi perjanjian lama menggiring kepada kehancuran bait suci dan Yerusalem, dan perbudakan suku Yehuda.7

Kejadian 12:1-3:
“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepada-mu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat nama-mu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati eng-kau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk eng-kau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan men-dapat berkat."

Ibrani 13:20, 21:
“Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanji-an yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang ber-kenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.”

Perjanjian baru adalah janji Tuhan tujuh kali lipat kepada Abraham dan kepada keturunannya di dalam Iskak.

Kejadian 12:14-17; 15:4, 5:
“Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyak-nya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat meng-hitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihi-tung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut pan-jang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberi-kan negeri itu…"

“Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli waris-mu." Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta ber-firman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunan-mu."

Janji-janji telah dicabut dan diperkuat. Tuhan tidak pernah meminta Abraham untuk menjanjikan sesu-atu sebagai imbalannya.

Kejadian 15:8-18:
“Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?" Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung mer-pati." Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipo-tong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua. Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram meng-usirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan. Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbu-dak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap." Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmu-lah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:

Dengan sumpah darah yang khidmat, Tuhan memper-taruhkan keberadaanNya dan takhtaNya demi peng-genapan janji-janji tersebut.8




Ibrani 9:1:
“Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.”

Pelayanan bait suci oleh orang Lewi adalah bersifat perjanjian lama.

Yeremia 7:22:
“Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyang-mu keluar dari tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang kor-ban bakaran dan korban sembelihan

Amos 5:21-26:
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajian-mu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu beru-pa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyi-anmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebe-naran seperti sungai yang selalu mengalir." "Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelih-an dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Kamu akan meng-angkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintang-mu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu.

Tuhan membenci persembahan-persembahan korban yang dilakukan dengan roh perjanjian lama.

Keluaran 25:8:
“Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.”

Sebagai konsekuensi janji perjanjian lama di Sinai, Tuhan harus diam di tengah-tengah mereka, daripada di mana Ia ingin diam, yaitu di dalam hati mereka, sebagaimana halnya dengan bapa leluhur mereka, Abraham.

2 Raja 18:4:
“Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang mene-bang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.”

Karena perjanjian lama mendorong kepada pemuja-an berhala, Hizkia harus menghancurkan ular tem-baga buatan Musa.9

Wahyu 3:16, 17:
“Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam ber-mata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Ketika aku melihat Dia, tersung-kurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir.

Masalah pokok dalam gereja yang sisa adalah ke-banggaan akan roh perjanjian lama dan pemujaan berhala, dan keangkuhan.10

Yesaya 50:4, 5:
“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.”

Lukas 19:10:
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan me-nyelamatkan yang hilang."

Gagasan perjanjian lama tentang pembenaran oleh iman adalah bahwa kita memulai dan meme-lihara suatu hubungan dengan Yesus; perjanjian baru menunjukkan bahwa Yesuslah yang memulai dan memelihara sebuah hubungan dengan kita, yang akan berhasil jikalau kita tidak menolak Dia melalui ketidakpercayaan kita yang keras hati.11

2 Korintus 5:14, 15:
“Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”

Iman yang membenarkan Abraham adalah bahwa ia percaya kepada janji-janji perjanjian baru Tuhan. maka, iman yang bekerja dalam pembenaran oleh iman adalah penghargaan yang mendalam atas janji perjanjian baru Tuhan kepada umat percaya secara pribadi-pribadi saat  ini; janji tentang bumi yang baru sebagai milik yang kekal menuntut Dia menjadikan umat percaya benar, karena di dalam langit dan bumi yang baru hanya akan tinggal kebenaran (2 Petrus 3:13).

Yesaya 41:10, 13:
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."

Keselamatan tidak bergantung kepada kekuatan kita untuk berpegang teguh pada tangan Tuhan; na-mun kepada keyakinan kita bahwa Tuhan meme-gang teguh tangan kita. Yang pertama adalah per-janjian lama; yang kemudian adalah perjanjian baru.

Ibrani 8:6-8:
“Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda.

Penyucian bait suci, hujan akhir, seruan nyaring, penyelesaian tugas pekabaran Injil, menjadi kege-napan puncak dari janji-janji perjanjian baru Tuhan.

Ibrani 8:10:
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”

Ketika kaum Daud dan penduduk Yerusalem di Laodi-kea memahami keterlibatan mereka secara lembaga dalam penyaliban Kristus, hukum Tuhan akan tertulis di dalam hati dan pikiran mereka (lihat Zakharia 12:10; 13:1).


C. RINGKASAN

Pembenaran oleh iman dalam perjanjian lama me-nempatkan kita sebagai pengambil inisiatif untuk ber-janji kepada Tuhan bahwa kita akan taat dan meme-gang janji kita. Ini pada dasarnya adalah merek iman plus usaha dari Injil. Perjanjian baru menempatkan Tuhan terlibat secara lebih aktif dalam keselamatan kita, memulai segala proses (sejak awal mulanya hingga pada akhirnya ini adalah pekerjaan Tuhan, 2 Korintus 5:18), maka satu-satunya alasan bahwa seseorang bisa hilang adalah karena ketidakpercaya-annya secara pribadi dan penolakannya. Orang-orang Advent perjanjian lama takut akan pekabaran perjanjian baru karena khawatir akan merendahkan standar ketaatan kepada hukum, tanpa mempertimbangkan bahwa  hanya agape yang menggenapi hukum dan bahwa segala motivasi yang mementingkan diri sendiri menghasilkan keadaan suam-suam kuku atau pada akhirnya kesesatan (Roma 13:10; hanya agape yang tidak pernah gagal, 1 Korintus 13:8).

D. KESIMPULAN

Kebenaran tentang dua perjanjian adalah bagian dari pekabaran hujan akhir yang akan mempersiapkan gereja untuk mengabarkan pekabaran seruan nyaring untuk menerangi bumi dengan kemuliaan. Tidaklah mungkin biji-biji dalam panenan dapat menjadi masak jikalau konsep Kabar Baik yang lebih besar ini tidak ada. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh amat sangat memerlukan kebangunan rohani dan pekabaran kebenaran ini secara jelas sebagaimana Tuhan dalam belas kasihanNya yang besar telah mengirimkannya melalui Jones dan Waggoner. Janganlah takut bahwa Kabar Baik yang paling berharga ini akan melemah-kan kesetiaan orang muda kita; tidak ada hal lain yang dapat menghasilkan komitmen yang kekal pada mereka. Hanya dengan itu mereka dapat merasakan motivasi untuk menanggung salib dan mengikut Kristus ke manapun Ia pergiyang berarti lebih besar daripada perjalanan misionaris ke Mexico atau Honduras, dll.


Catatan

Jelas dan meyakinkan, terang yang sederhana, kebenaran, membawa kelegaan besar (Surat 59, 82, 30, 1890).
Pandangan yang keliru tentang Ulangan 5:2, 3, 28 menimbulkan anggapan bahwa Tuhan Sendirilah yang memulai perjanjian lama, yang secara logis akan berarti bahwa Ia menuntun Israel kepada perbudakan rohani. Catatan dalam Keluaran 19:4-8 menunjukkan bahwa Tuhan  berusaha me-ngembalikan perjanjian baru dengan Israel. Satu-satunya maksud atau arti ketika Musa berkata bahwa Tuhan Allah kita membuat  perjanjian ini dengan kita adalah bahwa Tuhan dipaksa untuk menyetujui perjanjian yang secara keliru telah dimulai oleh orang Israel. Jikalau saja mereka tidak berusaha menyejajarkan diri dengan Dia, maka Ia akan merendahkan Diri dan menyejajar-kan Diri dengan mereka. Paulus mungkin orang yang pertama-tama memahami secara jelas apa yang telah terjadi. Hukum haruslah menjadi guru kita yang membawa kita kepada perjalanan panjang berabad-abad hingga pada akhirnya kita harus melihat akibat dari perjanjian lama, sehingga kita boleh dibenarkan oleh iman (Galatia 3:22-24). Pernyataan Tuhan bahwa Israel telah mengatakan secara jelas apa yang telah mereka katakan hanya dapat dipahami dalam konteks ayat berikut-nya: hati mereka tidak berada dalam perkataan mereka dan tidak mungkin demikian, sepanjang mereka tidak percaya kepada janji-janji perjanjian baru Tuhan. Itu adalah pidato yang hebat! Saya hanya berharap mereka punya hati (Ulangan 5:28, 29).
Steps to Christ, hlm 47, mengatakan bahwa pengetahuan akan janji-janji yang dilanggar dan sumpah-sumpah palsu kita melemahkan keperca-yaan diri kita kepada ketulusan diri kita sendiri dan menyebabkan kita merasa bahwa Tuhan tidak dapat menerima kita. Perasaan kegagalan rohani ini menggiring kepada perbudakan dan menjadi racun yang sama bagi anak-anak dan orang muda. Pendapat bahwa kita harus pertama-tama mem-bimbing anak-anak kepada perjanjian lama adalah suatu kesalahan, karena banyak yang tidak akan pernah keluar dari sana. Mereka harus diajarkan tentang perjanjian baru dari sejak awal.
Kata kerja Ibrani shamar digunakan dalam Keja-dian 2:15 untuk menunjukkan bahwa Adam mera-wat atau memelihara Taman Eden. Maka apa yang dikatakan Tuhan kepada orang Israel adalah: Jikalau kamu mendengar suaraKu dan memeliha-ra janji-janjiKu [yang dibuat kepada bapamu Abra-ham], kamu akan menjadi harta yang istimewa, dll.
 Lihat Waggoner, The Glad Tidings, bab 3, 4. Jones setuju sepenuhnya dengan hal ini. (lihat tulisan Jones, The Everlasting Gospel of Gods Everlasting Covenant, 20 Juli 1907).
Tuntutan ketaatan kepada Tuhan tidak boleh diartikan sebagai  kontrak dengan Israel, sebab jika demikian, ini berarti Tuhan akan membimbing Israel kepada perbudakan kembali. Dalam perjanji-an baru yang dibuat Tuhan bersama dengan Abraham, satu-satunya tanggapan yang diingin-kanNya adalah agar Abraham percaya kepada Tuhan (Kejadian 15:6). Intisari Injil yang kekal dari rencana keselamatan adalah iman atau kepercayaan kepada Tuhan: ketika kita belajar untuk percaya, iman seperti itu bekerja de-ngan kasih dan menghasilkan ketaatan total. Perjanjian lama dan baru tidak saling meniadakan, melainkan adalah masalah waktu. Keduanya ada-lah realitas masa kini. Banyak orang di masa sekarang yang hidup di bawah perjanjian lama; sebagian orang hidup di bawah perjanjian baru sejak awal mulanya (sama seperti Abraham).
Kebangunan dan reformasi yang dipimpin oleh raja-raja Yehuda seperti Hizkiah dan Yosia tidak bertahan lama karena bersifat perjanjian lama.
Tidak ada catatan Alkitab bahwa Tuhan meminta Abraham untuk melintas di antara belahan bagi-an-bagian binatang, dan mengikatkan dirinya ke-pada sumpah yang sangat menakjubkan sehingga ia (Abraham) akan tercabik-cabik jikalau ia gagal untuk taat secara sempurna. Kenyataannya, ia pernah gagal; namun Tuhan tidak memotong-motong dia!
Lihat Keluaran 32:1-7. Janji perjanjian lama untuk taat kepada sepuluh hukum berfungsi sebagai kutukan (Roma 4:15) yang menuntun manusia membuat patung anak lembu emas. Mereka marah kepada Tuhan dan Musa. Karena ajaran perjanjian baru yang telah meresap dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kita sekarang melihat kutuk-an yang sama yang terjadi dalam pemberontakan-pemberontakan orang muda dan bahkan para pendeta Advent seperti Dale Ratzlaff dan Richard Fredericks.
Kebanggaan rohani denominasi kita (bahwa kita kaya dan berlimpah harta) adalah bersifat perjanjian lama. Gagasan inti dari Dale Ratzlaff dan Richard Fredericks didasarkan atas pandang-an yang salah tentang kedua perjanjian. Adalah menyedihkan ketika kita menyadari bahwa penda-pat Ratzlaff telah masuk ke dalam seluruh sistem pendidikan Masehi Advent Hari Ketujuh dari Seko-lah Dasar hingga Seminari Teologia di Andrews University, namun bukti menunjukkan bahwa ia tidak pernah dihadapkan kepada pandangan 1888 tentang perjanjian dan sejarahnya.
Lagi-lagi, konsep 1888 menekankan sifat kasih karunia yang lebih berlimpah.

No comments:

Post a Comment