SETAN BERBICARA KEPADAKU
CERITA MISSION SABAT KE-12, 23 JUNI 2018
Oleh : Pierre Ortiz, 24 Tahun
Arizona, AS
Pierre, kepala asrama putra di
Holbrook Seventh day Adventist Indian School, sedang bersiap-siap untuk tidur
di awal tahun ajaran itu, ketika teieponnya berdering. Asistennya menelepon
untuk memberitahu bahwa David, salah satu dari 28 anak di asrama, ingin pergi
untuk berjalan-jalan di tengah malam.
Kepala
asrama itu segera berpakaian. la hanya tahu sedikit tentang David selain bahwa
mahasiswa tingkat dua berusia 17 tahun itu adalah anggota geng jalanan. lbunya
mengirim David ke sekolah berasrama di Arizona negara bagian Amerika Serikat,
karena ia mengkhawatirkan hidup anaknya di ibukota negara asalnya, Phoenix.
David
berjalan diam di samping Pierre selama beberapa menit. Malam itu bulan bersinar
terang. Di dekat parit keduanya duduk dan berbincang tentang bintang-bintang
yang bersinar dan keadaan di langit malam. Kemudian David tiba-tiba berkata:
"Setan kadang-kadang berbicara kepadaku."
"Apakah
maksudmu?"Tanya kepala asrama.
"Setan
berbicara kepadaku;' kata remaja itu lagi.
"Kadang-kadang
mereka menyuruhku menyakiti seseorang atau melakukan sesuatu yang tidak ingin kulakukan:
"Menurutmu,
mengapa begitu?"
"Saya
tidak tahu, tetapi hal ini semakin parah sejak saya datang ke sini," kata
David.
Kepala
asrama mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berdoa. la menundukkan
kepalanya dan meminta Tuhan turut serta dalam percakapan itu. Ketika membuka
matanya, ia berkata:"Sepertinya saya tahu mengapa hal itu semakin
parah."
"Mengapa?"Desak
David."Katakan padaku."
"Kamu
hanya mengetahui Setan dan kejahatan sebelum tiba di sini," kata
Pierre."Tetapi sekarang kamu berhubungan dengan Yesus dan kebaikan. Setan
tidak menyukai hal itu:'
David
terdiam lama.
"Pak
Ortiz, saya tidak memahami gereja," katanya."Sangat menekan. Anda
harus mendengarkan pembicara dan melakukan segala sesuatunya."
"David,"
kata kepala asrama. "Bagaimanakah rasanya menjadi anggota geng?"
"Menakjubkan!"
Kata David. "Kami seperti keluarga. Kami tak pernah melihat pemimpinnya,
tetapi ia akan memberikan perintah-perintah, di dalam amplop yang dimasukkan di
bawah pintu, dan kami akan pergi untuk melakukannya. Kami adalah satu
keluarga"
"Saya
mengerti,"kata Pierre. "Kamu tidak melihat pemimpinmu, tapi menerima
perintah dan pergi melakukannya. Hadiahmu adalah bahwa kamu memiliki
keluarga."
Pierre
tersenyum."David, itulah gereja," katanya.
"Gereja
adalah keluarga. Tetapi sebaliknya dari keluar untuk melakukan kejahatan dan
hal-hal buruk, kita melakukan hal-hal yang balk."
David
nampaknya mengerti apa yang dikatakan oleh kepala asrama. la mulai menangis.
Kepala asrama tidak pernah mengira bahwa David dapat menangis, tetapi air mata
telah mengalir di pipinya. Isak tangisnya terdengar seperti rengekan anak
anjing.
"Pak
Ortiz," kata David: "Tuhan tidak akan menghendaki saya."
Fakta Singkat
Arizona adalah tanah
air bagi sebagian besar Navajo Nation, pelestarian suku bangsa asli terbesar di
Amerika Serikat. Melingkupi sekitar 71.030 kilometer persegi di atas wilayah
Arizona, Utah, dan New Mexico, Navajo Nation ini lebih besar daripada 10 negara
bagian kecil di Amerika Serikat. lbukotanya terletak di Window Rock, Arizona.
Perguruan tinggi
pertama yang didirikan oleh dan untuk suku bangsa asli Amerika terletak di
Navajo Nation, Arizona. Didirikan pada tahun 1968 sebagai Navajo Community
College, lembaga ini sekarang dikenal sebagai Dine College.
"Kamu
tidaktahu hal itu,"kata kepala asrama."Kamu bahkan tidak
mengenal-Nya."
"Saya
pernah membunuh, dan saya tahu bahwa tak seorang pun dari kalian pernah
membunuh,"kata David."Jadi, saya pikir Tuhan tidak akan menghendaki
saya"
Pierre
memberitahu David bahwa Alkitab penuh dengan kisah-kisah tentang para pembunuh
yang telah diampuni oleh Tuhan. Jika kita mengambil semua kisah tentang
pembunuh itu, maka Alkitab hanya akan menjadi buku yang tipis,"katanya. "Tuhan
juga mengasihi para pembunuh."
"Saya
juga memiliki hal lain untuk diberitahukan kepada Anda," kata
David."Setan-Setan terkadang melakukan lebih dari sekadar berbicara
kepadaku. Mereka mengambil alih tubuhku. Saya akan berguncang dan mulutku
berbusa, dan saya tidak dapat menghentikannya."
Hati
kepala asrama terharu melihat remaja yang menangis itu. "Itulah mengapa
kita ada di sini, di Holbrook," katanya dengan lembut."Ini adalah
tanah Tuhan, dan Setan tidak memiliki kuasa di sini. Jika kamu merasakan ada
hal buruk sedang terjadi, kami dapat mendoakanmu dan bertempur bagimu."
Pada
saat itu, jam menunjukkan pukul 1 dini hari dan udara semakin dingin. Pierre
berdoa lagi bersama David, dan keduanya berjalan kembali ke asrama.
Pierre
tidak tahu apakah David telah menerima Yesus di dalam hidupnya. Yang terakhir
didengarnya, David telah kembali ke Phoenix dan bergabung kembali dengan geng
jalanannya. Tetapi Pierre gembira karena telah mendapat kesempatan untuk
berjalan-jalan di bawah sinar bulan bersama siswa sekolah Holbrook yang sedang
bergumul itu.
"Saya
memiliki sedikit kesempatan untuk menjangkau anak-anak ini,"kata Pierre,
24 tahun, yang telah melayani sebagai kepala asrama putra selama dua
tahun."Siswa kami yang berjumlah 65 orang datang dan pergi dan mungkin
besok tidak ada lagi di sini. Tetapi kami harus percaya bahwa Tuhan akan memberkati
benih-benih yang sedang kita tanam. Doa saya adalah di mana pun mereka berada, Tuhan
akan mewujudkan sesuatu yang mengherankan bagi mereka."
Sebagian
dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu Holbrook
Seventh-day Adventist Indian School membangun sebuah tempat kebugaran yang baru
serta kafetaria untuk mengganti bangunan yang telah rusak di kampus berusia 72
tahun ini. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.
Nama
siswa telah disamarkan. Saksikan Pierre di tautan: bit.ly/Pierre-Ortiz.