MASALAH DAGING BABI
Sabat 10, 09 MARET 2019
Gilson Neto, 29 Tahun (Sao Tomo & Principe)
Seorang tetangga bersaksi tentang
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ketika saya masih berusia 17 tahun. Mendengar
kesaksian itu saya tidak merasa tertarik oleh karena saya sangat gemar
mengonsumsi daging babi dan orang Advent tidak makan daging babi.
Kemudian seseorang mengundang saya
untuk menghadiri suatu seri Kebaktian Kebangunan Rohani di salah satu tempat
yang ada di daerah Sao Tome, ibu kota negara kepulauan Sao Tome dan Principe.
Saya hadir setiap malam dan menuliskan nama saya di kartu hadir untuk mendapatkan
lebih banyak informasi iagi.
Sebelum saya menyadarinya, tetangga saya
mengatakan bahwa gereja ini telah mendata nama saya dan selanjutnya la
mengundang saya pergi bcrsamanya ke gereja Advent pada hari Sabat untuk lebih
banyak mendapatkan informasi. Saya begitu terkejut dan bertanya kepadanya,
-Bagaimanakah caranya nama saya bisa berada di gereja kamu sedangkan nama saya
itu saya catat di secarik kertas dalam acara yang ada di kota
Saya tidak pergi ke gereja bersama dia
oleh karena saya harus bekerja pada hari Sabtu. Saya bekerja sebagai seorang
tukang bangunan. Pada saat tetangga saya itu melihat bahwa saya tidak datang ke
gereja, kemudian ia menyarankan untuk belajar Alkitab bersama pada malam hari.
Setelah beberapa pekan, saya memutuskan
untuk meluangkan satu hari agar boleh datang beribadah di gereja.
Pada saat di dalam gereja, saya
berjumpa dengan banyak tetangga saya, dan mereka begitu gembira melihat kehadiran
saya. Tetapi keadaan itu justru menciptakan masalah bagi saya. Saya tidak dapat
menyisihkan hari Sabat berikutnya lagi karena saya harus bekerja. Tetapi pada
sisi yang lain, semua tetangga telah melihat saya di gereja dan sudah pasti
jika saya tidak hadir pada Sabat mendatang karena saya pergi bekerja akan
menimbulkan tanda tanya bagi mereka.
Pada Sabat berikutnya, saya menunggu
cukup lama, kemudian saya mengambil jalan berputar agar tidak ada seorang pun
yang akan melihat saya. Tetapi seorang anggota gereja berlari ke arah saya dan
bertanya hendak ke mana saya.
*Saya hendak pergi memangkas rambut
saya," saya mendustai dia.
Hati nurani saya berkecamuk sepanjang hari
itu. Setelah bekerja, saya kembali pulang mengambil jalan berputar dan cukup
jauh dan lagi - lagi bertemu dengan lebih banyak anggota gereja, yang mana
mereka baru saja pulang dari gereja."Mengapakah kamu tidak datang ke
gereja hari ini tanya mereka.
Saya terpaksa mengaku bahwa saya pergi
bekerja.
Sejak hari itu, saya memutuskan untuk
berhenti bekerja pada setiap hari Sabtu. Segera saya pun kehilangan pekerjaan.
tidak seorang pun dalam keluarga saya beragama Advent, orang tua saya menjadi
sangat marah ketika mengetahui bahwa saya sudah tidak bekerja lagi. ibu saya
memasak makanan yang tak dapat saya makan. Di semua menu makanan dicampur
dengan daging babi: Nasi, sup, serta makanan pencuci mulut lainnya. Saya memang
gemar makan daging babi akan tetapi saat itu saya menolak untuk memakannya.
Akibatnya, banyak kali saya tidur dengan perut kosong dan kelaparan.
"Mengapakah kamu pergi ke gereja
yang tidak makan daging babi?" kata ibu saya.*Mengapakah kamu tidak
bekerja pada hari Sabtu kata ayah saya.
Secara diam-diam ketujuh saudara saya
memperhatikan saya.
Sembilan bulan kemudian, saya
dibaptiskan. Pendeta membawakan khotbah penyambutan selamat datang bagi semua
yang baru dibaptiskan, kemudian seorang perempuan menyatakan bahwa kami akan
dengan segera mengalami, banyak tantangan rohani oleh karena keputusan kami itu.
Saya kemudian berkata, "Itu benar. Saya sudah mendapatkan
tantangan-tantangan itu."
Tetapi ia mengatakan yang scbenarnya.
Pada saat saya menyampaikan kepada orang tua saya bahwa saya telah dibaptis, mereka
menendang saya keluar dari rumah. Saya meratap oleh karena saya tidak tahu ke
mana harus pergi. Selama dua buIan, saya keluar rumah sebelum orang tua saya
bangun dan kembali pulang pada saat mereka telah tidur.
Seorang perempuan yang dibaptiskan
bersama dengan saya memberikan kepada saya makanan untuk dimakan. Saya berjalan
berkeliling selama hari-hari itu. Tidak ada yang dikerjakan, karena memang saya
tidak mcmpunyai pekerjaan. Saya menangis
dan berdoa: Tuhan, tolong saya agar boleh kuat dalam iman dan boleh mendapatkan
pekerjaan.
Tidak lama
kemudian sebuah perusahaan pertanian milik pengusaha Taiwan menerima saya
bekerja membantu sebuah proyek, dan ketika itu saya boleh memberikan sebagian
dari penghasilan untuk orang tua saya. Hal itu membantu memperbaiki hubungan
kami.
Tuhan
melakukan mukjizat yang besar. Lima dari tujuh saudara saya menjadi orang
Advent. Dua sepupu saya juga telah dibaptiskan. Seluruhnya, ada 10 anggota
keluarga saya yang telah bergabung ke dalam gereja Advent. Bahkan ayah saya
sempat beberapa kali menghadiri kebaktian gereja sebelum ia mengalami
kelumpuhan akibat penyakit strok yang dialaminya.
Saat ini,
saya bekerja di satu-satunya sekolah Advent yang berada di Sao Tome. Saya
mengajar para murid bagaimana bercocok tanam serta menata sebuah taman.
Saya juga
telah menikah. Saya telah jatuh cinta kepada perempuan muda yang telah menolong
saya memberi makanan selama masa masa kelam yang saya alami. Kami dikaruniai
seorang anak perempuan yang berusia setahun.
Sebuah janji
dari ayat Alkitab yang sudah menginspirasikan saya untuk tetap kuat dalam iman
adalah Mazrnur 125:1, yang menyatakan: "Orang-orang yang percaya kepada
Tuhan, adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk
selama-lamanya."
Sebagian dari
Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan menolong satu-satunya sekolah
Advent yang berada di Sao Tome dan Principe dalam pembangunan auditorium
(gedung serba guna) sekolah tersebut. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.