Ads Google

Friday, August 31, 2018

CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-9 (TRIWULAN 3 - TAHUN 2018)


Anak Kelas Satu yang Tidak Bahagia

CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-9, 1 SEPTEMBER 2018

Iveel Namjildorj, 10 Tahun

Iveel adalah anak laki-laki berusia 10 tahun di Mongolia. [Temukan Mongolia di peta.] Saat berusia 5 tahun, dia pindah dari Mongolia ke Filipina. [Temukan Filipina di peta.]
Ayahnya perlu belajar di sebuah Universitas Advent di Filipina. Iveel juga perlu belajar, jadi orang tuanya membawanya ke kelas satu.

Sekolah sangat sulit bagi Iveel. Guru dan semua anak lainnya berbicara dalam bahasa lnggris. Dia tidak tahu bahasa Inggris, dia hanya tahu bahasa Mongolia. Setelah usai sekolah, ada anak laki-laki mengganggu Iveel saat is menunggu kendaraan untuk pulang."Kamu tidak bisa melakukan apa pun;'kata anak laki-laki itu."Kamu bahkan tidak bisa menulis," kata anak laki-laki yang lain.

"Pergi ke taman kanak-kanak."

Ketika dia mendengar kata-kata yang menyakitkan ini, Iveel berlari kembali ke sekolah dan bersembunyi di balik pintu ruang kelasnya. Dia tidak mau menangis di depan anak-anak yang lain.

Akhirnya ketika kembali ke rumah, ibunya bertanya kepadanya: "Bagaimanakah pengalamanmu di sekolah hari ini?"

Iveel tidak ingin ibunya khawatir, jadi dia tidak mengatakan yang sebenarnya."Sekolah itu bagus," katanya.

[Tanyakan kepada anak-anak apakah Iveel melakukan hal yang benar. Katakan kepada mereka, "Kita seharusnya tidak berbohong kepada orang tua kita, bahkan jika kita berpikir bahwa berbohong akan membantu mereka.”)

Pada malam hari, saat Iveel pergi tidur, dia ingin bertelut dan berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan.Tapi dia takut jika ibunya melihat dia berdoa, dia akan bertanya kepadanya apa yang dia doakan. Dia tidak ingin ibunya khawatir. Jadi, dia terbangun di tengah malam, saat orang tuanya tertidur lelap, dan diam-diam berdoa kepada Tuhan.

Pos Misi
Misi Mongolia terletak di Ibu Kota Mongolia, Ulan Bator. Ini terdiri dari enam gereja, dengan keanggotaan 2.177. Mongolia memiliki populasi 3.095.000, jadi ada 1 orang Advent dari 1.422 orang penduduk di negara ini.

"Tolong biarkan anak-anak itu bersikap baik padaku sehingga kami bisa berteman, "katanya. "Dan tolong biarkan aku pergi ke sekolah lain."Iveel berdoa hampir setiap malam selama beberapa bulan. Lalu orang tuanya tiba-tiba memutuskan untuk mengirimnya ke sekolah yang berbeda. Anak-anak di sekolah baru itu baik hati. Mereka membantu Iveel belajar bahasa lnggris. Saat kakinya terluka karena bermain sepak bola, anak-anak lain membantunya berjalan pulang. Iveel sangat senang karena Tuhan telah menjawab doanya ten-tang pergi ke sekolah baru.

Kemudian suatu hari, kepala sekolah Iveel di sekolah sebelumnya mengajaknya kembali ke sekolah untuk berpesta. Iveel merasa sedikit gugup saat melihat teman-teman sekelasnya yang telah memperlakukannya dengan tidak baik.

Tapi saat dia pergi ke pesta tersebut, anak-anak lain bermain dengannya dan mereka bersenangsenang.Tuhan menjawab doanya yang lain tentang menjadikan anakanak itu berteman dengannya!

Iveel sekarang berada di kelas 5, dan dia sudah kembali di negara asalnya Mongolia. Tapi dia tidak pernah lupa bagaimana Tuhan menjawab doanya. Dia tidak pernah meminta Tuhan untuk apa pun sebelum dia berdoa tentang masalah sekolahnya, dan dia bahkan bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar ada. "Ya, saya pergi ke gereja setiap hari Sabat, tapi saya berpikir:'Bagaimanakah Tuhan menciptakan dunia hanya dengan firman-Nya?"' Kata Iveel. "Setelah Tuhan menjawab doaku, aku percaya bahwa Tuhan itu nyata."

Iveel memiliki banyak teman di Mongolia, tapi banyak dari mereka berasal dari keluarga yang tidak tahu tentang Tuhan. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas ini akan membantu membangun sebuah sekolah Advent yang baru di Mongolia, sehingga lebih banyak anak dapat belajar tentang Tuhan. Terima kasih atas persembahan misi Anda.

Tonton video singkat Iveel di tautan ini: bitly/unhappy-firstgrader.






SEMOGA BERMANFAAT DAN SALING TERBERKATI