Ads Google

Showing posts with label BAHAN-BAHAN PELAYANAN SABAT TAHUN 2018. Show all posts
Showing posts with label BAHAN-BAHAN PELAYANAN SABAT TAHUN 2018. Show all posts

Thursday, July 5, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2018, TRIWULAN 3 - SABAT KE-1 *30 JUNI - 06 JULI






PELAJARAN SEKOLAH SABAT KE-1

*30 JUNI – 06 JULI 2018

KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: Kisah 1:6-8; Lukas 24:25; 24:44-48; Ulangan 19:15; Kisah 1:9-26; Amsal 16:33.

AYAT HAFALAN: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8).

Misi Yesus di atas bumi telah selesai. Allah akan segera mengirim Roh Kudus, yang—meneguhkan upaya mereka dengan banyak tanda dan mukjizat—akan memampukan dan menuntun para murid dalam suatu misi yang menjangkau sampai ke ujung-ujung bumi. Yesus tidak akan tinggal dengan mereka selamanya di dalam tubuh manusia. Penjelmaan-Nya bukan hanya memaksakan pada-Nya suatu keterbatasan fisik dalam kaitannya dengan suatu misi sejagad, tapi kenaikan dan pemuliaan-Nya di surga merupakan ken iscayaan agar Roh Suci datang.

Sampai kebangkitan Yesus, para murid tidaklah mengetahui dengan jelas semua hal ini. Ketika mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia, mereka yakin bahwa Ia adalah seorang Penebus politik yang sekali kelak mengusir bangsa Roma meninggalkan tanah mereka, memulihkan kerajaan Daud, dan mengembalikan Israel pada kejayaan masa lalunya. Tidak mudah bagi mereka untuk berpemikiran lain.

Inilah pokok utama dan pengajaran Yesus terakhir kepada murid-muridNya dalam Kisah Para Rasul 1. Janji Roh diberikan dalam konteks ini. Pasal ini juga menjelaskan tentang kembalinya Yesus ke surga dan bagaimana gereja awal menyiapkan diri bagi Pentakosta.


MINGGU 1 JULI
Pemulihan Bangsa Israel

Ada dua jenis nubuatan Kemesiasan dalam Perjanjian Lama, yang mengantisipasi Mesias raja yang akan memerintah selamanya (Mzm. 89:3, 4, 35-37; Yes. 9:6, 7; Yeh. 37:25; Dan. 2:44; 7:13, 14), dan yang memprediksi bahwa Mesias akan mati karena dosa-dosa para umat (Yes. 52:13-53:12; Dan. 9:26). Nubuatan seperti itu tidaklah saling bertentangan. Hanyalah menunjuk kepada dua tahap yang berurutan dari pelayanan Mesias: pertama Ia akan menderita, dan kemudian menjadi Raja (Luk. 17:24, 25; 24:25, 26).

Masalah pada abad pertama dengan pengharapan datangnya Mesias Yahudi itu adalah karena hanya bertumpu pada satu sisi. Pengharapan akan seorang Mesias raja yang akan membawa kelepasan politik telah mengeruhkan pandangan tentang Mesias yang akan menderita dan mati.

Pada awalnya, para murid turut percaya pada pengharapan Mesias raja ini. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Mat. 16:16, 20), dan telah sering didapati saling bertengkar mengenai siapa yang akan duduk mendampingiNya bila Ia duduk sebagai raja (Mrk. 10:35-37; Luk. 9:46). Walaupun Yesus telah memperingatkan mereka tentang kematian-Nya, namun mereka tak dapat mengerti apa yang Ia maksudkan. Maka, ketika Ia mati, mereka kebingungan dan kecewa. Dalam kata-kata mereka sendiri, "kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel" (Lukas 24:21).

Bacalah Kisah 1:6. Apakah yang pertanyaan ini katakan tentang apa yang mereka masih belum mengerti? Kisah 1:7, bagaimanakah Yesus menjawab mereka?

Jika kematian Yesus menggambarkan suatu pukulan mematikan bagi harapan para murid, kebangkitan-Nya membangunkan kembali harapan itu, meningkatkan harapan politik mereka mungkin sampai ke tahap yang tertinggi. Nampaknya alamiah untuk memahami kebangkitan Yesus sebagai suatu petunjuk yang kuat bahwa kerajaan Mesias pada akhirnya akan didirikan.
Namun, dalam menjawab pertanyaan mereka, Yesus tidak memberikan jawaban langsung. Ia tidak menolak akan alasan di belakang pertanyaan para murid tentang kerajaan yang sudah dekat, tapi Ia juga tidak menerimanya. Ia membiarkan pokok masalah itu tidak diselesaikan, sementara itu la memperingatkan mereka bahwa waktu untuk Allah bertindak adalah milik Allah sendiri, sehingga tidak dapat diakses manusia.

Menurut Lukas 24:25, apakah sesungguhnya masalah para murid itu? Mengapakah mudah memercayai apa yang kita mau percayai, bertentangan dengan apa yang Alkitab ajarkan? Bagaimanakah kita menghindari jebakan ini?


SENIN 2 JULI
Misi Para Murid

Bacalah Kisah 1:8. Gantinya memanjakan diri dalam spekulasi-spekuIasi nubuatan, apakah yang diharapkan untuk dilakukan para murid?

Terdapat empat unsur penting dalam ayat ini tentang misi para murid:
1. Karunia Roh. Roh telah senantiasa aktif di antara umat Allah. Namun menurut para nabi, akan ada pemberian Roh secara khusus di masa yang akan datang (Yes. 44:3; YL 2:28, 29). Sebagaimana Yesus sendiri diurapi dengan Roh, Roh Kudus telah bekerja selama masa pelayanan Yesus (Luk. 4:18-21) namun secara resmi belum ditahbiskan sampai pemuliaan Yesus di dalam surga (Yoh. 7:39, Kis. 2:33).
 
2. Peran saksi. Seorang saksi adalah orang yang mengetahui tangan pertama. Para murid secara penuh memenuhi syarat untuk kesaksian tangan pertama (Kis. 1:21, 22; 4:20; bandingkan dengan 1 Yoh. 1:1-3) dan sekarang diamanatkan untuk berbagi dengan dunia pengalaman unik mereka dengan Yesus.

3. Rencana misi. Para murid harus bersaksi pertama di Yerusalem, kemudian ke Yudea dan Samaria, dan pada akhirnya sampai ke ujung bumi. Suatu rencana yang progresif. Yerusalem menjadi pusat kehidupan keagamaan orang Yahudi, tempat di mana Yesus dijatuhi hukuman penyaliban. Yudea dan Samaria adalah dua wilayah bertetangga di mana Yesus juga telah melayani. Tapi para murid, haruslah tidak membatasi diri mereka pada lokasi ini saja. Cakupan misi mereka adalah seluas dunia.

4. Orientasi misi. Dalam Perjanjian Lama, bangsa-bangsa itulah yang harus ditarik kepada Allah (lihat Yes. 2:1-5), bukannya bangsa Israel yang harus "membawa" Allah kepada bangsa-bangsa. Ada beberapa pengecualian (misalnya Yunus) tapi tidak membatalkan peraturan umum. Sekarang siasat berbeda. Yerusalem masih tetap menjadi pusat, tapi gantinya menetap dan berakhir di situ, para murid diharapkan bergerak keluar sampai ke ujung-ujung bumi.

Bacalah Lukas 24:44-48. Apakah pesan anti yang harus diberitakan oleh para murid?
Dalam masa empat puluh hari yang digunakan bersama para murid setelah kebangkitan (Kis. 1:3), Yesus pasti telah menjelaskan tentang banyak kebenaran kepada mereka mengenai kerajaan Allah, walaupun masih tetap banyak yang mereka belum mengerti, seperti yang ditunjukkan oleh pertanyaan mereka dalam Kisah 1:6. Mereka merasa biasa dengan nubuatan-nubuatan tapi sekarang dapat mengertinya dalam suatu terang yang baru, yaitu terang yang bersinar dari Salib dan kubur yang kosong (lihat Kis. 3:17-19).


SELASA 3 JULI
Ia Akan Datang Kembali

Bacalah Kisah 1:9-11. Bagaimanakah Lukas menggambarkan kenaikan Yesus ke surga itu? Apakah pentingnya hal itu sehingga ada dua malaikat berbicara kepada mereka (lihat Ul. 19: 15)?

Catatan Lukas tentang kenaikan agak singkat. Yesus sedang bersama para murid di bukit Zaitun, dan sementara memberkati mereka (Luk. 24:51), Ia terangkat ke surga. Bahasanya, tentu, sangat bersifat luar biasa; yaitu, peristiwanya digambarkan dengan yang dilihat mata manusia, bukan sebagaimana sesungguhnya. Yesus sedang meninggalkan bumi, dan tidak ada cara lain untuk melakukannya dalam suatu bentuk yang dapat dilihat, kecuali dengan cara naik tinggi.

Kenaikan Yesus merupakan suatu tindakan adikodrati Allah, satu di antara banyaknya dalam seluruh Alkitab. Hal ini tersirat oleh cara Lukas menggambarkannya, dengan bentuk pasif eperthe ("terangkatlah la," Kis. 1:9). Walau hanya digunakan di sini dalam Perjanjian Baru, bentuk kata kerja ini dijumpai beberapa kali dalam Perjanjian Lama versi Yunani (Septuaginta), semuanya menggambarkan tindakan Allah, yang mengartikan bahwa Allah sendirilah yang mengangkat Yesus ke surga, sebagaimana Ia jugalah yang membangkitkan Yesus dan antara orang mati (Kis. 2:24, 32; Rm. 6:4; 10:9).

Setelah Yesus tersembunyi di balik awan, Lukas melaporkan—hanya dalam kitab Kisah—peristiwa dua sosok yang berpakaian putih berdiri di samping para murid. Gambarannya serupa dengan para malaikat, jubah mereka berkilauan (Kis. 10:30; Yoh. 20:12). Mereka datang untuk memastikan kepada para murid bahwa Yesus akan datang kembali dalam cara yang sama seperti ketika la terangkat, dan juga hanya kitab Kisah yang memberi kita informasi bahwa Yesus naik ke surga "di depan mata mereka sendiri" (Kis. 1:9, NIV).
 
Maka, kenaikan yang dilihat mata ke surga menjadi jaminan akan kedatangan-Nya kembali secara kasat mata, yang juga akan terjadi di awan, tapi "dengan kuasa dan kemuliaan yang besar" (Luk. 21:27), bukan lagi sebagai suatu peristiwa perorangan, ketika "setiap mata akan melihat Dia" (Why. 1:7), dan Ia akan tidak sendirian (Luk. 9:26; 2 Tes. 1:7). Kemuliaan kedatangan Kedua Kali akan melebihi kemuliaan kenaikan-Nya.

Bagaimanakah dapat kita belajar memelihara kenyataan, dan janji kedatangan Kedua Kali itu tetap di hadapan kita? Bagaimanakah seharusnya kebenaran besar ini berdampak pada semua bidang kehidupan kita, seperti finansial, prioritas, dan pilihan-pilihan moral?


RABU 4 JULI
Persiapan untuk Pentakosta

Dalam jawaban-Nya di Kisah 1:7, 8, Yesus tidak membuat janji sehubungan dengan waktu. Namun, implikasi alamiah dari kata-kata-Nya adalah bahwa segera setelah Roh Kudus datang dan para murid menyelesaikan misi mereka, Ia akan datang kembali (lihat juga Mat. 24:14). Ucapan para malaikat (Kis. 1:11) juga tidak memberi jawaban pertanyaan tentang kapan kerajaan-Nya akan datang, tapi dapat dimengerti seakan tidak akan lama. Hal ini seakan menerangkan mengapa para murid "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita" (Luk. 24:52). Janji tentang kedatangan Yesus kedua kali pada suatu waktu yang tidak ditentukan, yang seharusnya memberikan pada mereka dorongan tambahan bagi misi, telah diterima sebagai mengartikan bahwa kesudahan telah dekat. Perkembangan selanjutnya dalam kitab Kisah akan menunjukkan gagasan ini.

Baca Kisah 1:12-14. Siapakah lagi yang berada di ruang atas, dan bagaimanakah mereka mempersiapkan diri bagi kedatangan Roh Kudus?

Sekembalinya dari Bukit Zaitun, para murid berkumpul di ruang tamu atas (bahasa Latin, cenaculum) dan rumah pribadi berlantai dua di Yerusalem. Beberapa pengikut wanita (Luk. 8:1-3; 23:49; 24:1-12), termasuk ibu dan saudara-saudara Yesus, berada di situ bersama para murid.

Saudara-saudara Yesus (Mrk. 6:3), apakah putra-putra Yusuf dan Maria yang lebih muda (Mat. 1:25; Luk. 2:7) atau, yang lebih mungkin, putra-putra Yusuf dari perkawinan yang terdahulu, dalam hal ini Yusuf adalah seorang duda ketika menikahi Maria. Kehadiran mereka di antara para murid merupakan suatu kejutan, karena mereka selalu bersikap skeptis terhadap Yesus (Mrk. 3:21; Yoh. 7:5). Namun, kebangkitan dan penampakan-penampakan khusus Yesus kepada Yakobus (1 Kor 15:7) agaknya telah menghasilkan perbedaan. Belakangan Yakobus sepertinya hendak menggantikan Petrus dalam kepemimpinan komunitas Kristen (Kis. 12:17; 15:13; 21:18; Gal. 2:9, 12).

Bertekun dalam doa (Kis. 1:14), dan berada di bait suci memuji Allah (Luk. 24:53), semua mereka, tidak diragukan, terlibat dalam suatu masa pengakuan, pertobatan, dan meninggalkan dosa. Bahkan jika dalam pikiran mereka kedatangan Roh Kudus akan segera menuntun pada kedatangan Yesus kembali, sikap rohani mereka berada dalam kesesuaian penuh dengan apa yang akan terjadi, ketika Roh Kudus datang sebagai jawaban atas doa mereka.

Dalam pilihan-pilihan kita setiap hari, apakah cara-cara yang membantu menyiapkan jalan bagi pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita?


KAMIS 5 JULI
Murid yang Kedua Belas

Tindakan administrasi pertama komunitas Kristen awal, yang berjumlah sekitar seratus dua puluh orang percaya (Kis. 1:15), adalah untuk memilih seorang pengganti Yudas.

Bacalah Kisah 1:21, 22. Apakah syarat-syarat yang diharapkan dim iliki pengganti Yudas? Mengapakah hal-hal ini menjadi sangat penting?

Yang dibutuhkan adalah seorang saksi kebangkitan Yesus (baridingkan dengan Kis. 4:33); hal ini sangatlah penting sebab berulang kali kebangkitan itu dipandang sebagai bukti yang kuat bagi Kemesiasan Yesus dan kebenaran dari keseluruhan iman Kristen.

Namun, pilihan haruslah diambil dari antara mereka yang telah menemani para rasul sepanjang pelayanan Yesus. Kemudian Paulus akan mendesak bahwa, walaupun is tidak bersama Yesus ketika di dunia, namun is berhak untuk jabatan kerasulan sebab perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damaskus melayakkan dia bersaksi bagi kebangkitan-Nya (1 Kor. 9:1). Walau mengaku sebagai "anak yang lahir sebelum waktunya" (1 Kor 15:8), Paulus menolak untuk menganggap dirinya kurang memenuhi syarat dibanding rasul lainnya (1 Kor. 9:2; Gal. 2:6-9). Jadi, secara teknis dan otoritas, hanya dua belas orang ditambah Paulus itulah para "rasul" (Kis. 1:25, 26); namun, dalam pengertian umum dan mendasar sebagai utusan dan juru kabar, istilah itu dapat juga digunakan untuk pekerja Injil lainnya (Kis. 14:4, 14; Gal. 1:19).

Bacalah Kisah 1:23-26. Bagaimanakah Matias dipilih?

Metode yang mereka gunakan untuk memilih Matias bisa kelihatan asing, tapi membuang undi adalah cara yang sudah lama berlaku dalam pengambilan keputusan (misalnya, 1m. 16:5-10; Bil. 26:55). Tambahan lagi, pilihan adalah di antara dua orang yang pada awalnya telah diterima sebagai calon yang sama-sama memenuhi syarat, dan bukanlah melangkah ke dalam ketidaktahuan. Para umat percaya juga telah berdoa kepada Allah, percaya bahwa hasilnya akan mencerminkan kehendak-Nya (bandingkan dengan Ams. 16:33). Tidak ada petunjuk bahwa keputusan itu pernah ditantang. Sesudah Pentakosta, membuang undi menjadi tidak diperlukan lagi karena adanya tuntunan langsung dari Roh Kudus (Kis. 5:3; 11:15-18; 13:2; 16:6-9).

Jika seseorang datang pada Anda dan bertanya, "Bagaimanakah saya mengetahui apa kehendak Allah bagi hidup saya?" Apakah jawaban Anda, dan mengapa?


JUMAT 6 JULI

Pendalaman: "Seluruh masa senjang antara Pentakosta dan Parousia [kedatangan Yesus kedua kali] (betapapun lamanya atau singkatnya) haruslah diisi dengan misi gereja sedunia dalam kuasa Roh Kudus. Para pengikut Kristus harus mengumumkan apa yang [Ia] telah capai pada kedatangan-Nya yang pertama dan memanggil umat untuk bertobat dan percaya dalam persiapan untuk kedatangan-Nya kedua kali. Mereka haruslah menjadi saksi-saksi-Nya `sampai ke ujung bumi' (Kis. 1:8) dan `sampai ke akhir masa.' . . . Kita tidak punya kebebasan untuk berhenti sampai kedua ujung itu sudah dicapai."—John R. W. Stott, The Message ofActs: The Spirit, the Church & the World (Downers Grove: InterVarsity, 1990), hlm. 44.

"Perintah Juruselamat kepada murid-murid meliputi semua orang percaya. Perintah itu meliputi segala orang percaya dalam Kristus sampai akhir zaman. Adalah suatu kekeliruan yang berbahaya bila menganggap bahwa pekerjaan menyelamatkan jiwa-jiwa hanya bergantung kepada pendeta yang diurapi. Semua orang yang telah menerima ilham surga dipercayakan dengan Injil itu. Semua orang yang menerima hidup Kristus ditentukan untuk bekerja bagi keselamatan sesama manusia. Untuk pekerjaan inilah jemaat itu didirikan, dan semua orang yang mengadakan janji suci itu berjanji dengan demikian untuk bekerja bersama-sama dengan Kristus."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, pd. 6, hlm. 477.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Kisah 1:7 mengingat kembali Markus 13:32: "Tentang hari atau saat itu, tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja." Ellen G. White berkata: "Tidak akan pernah lagi ada satu pekabaran untuk umat Allah yang akan didasarkan pada waktu. Kita tidak harus tahu waktu yang pasti baik bagi pelimpahan Roh Kudus maupun bagi kedatangan Kristus yang kedua kali."—Selected Messages, pd. 1, hlm. 188. Ia tambahkan: "Setiap orang yang memulai pemberitaan pekabaran mengumumkan jam, hari atau tahun kedatangan Kristus, telah memikul tanggungan dan sedang menyampaikan pesan yang Tuhan tidak pernah berikan padanya."—Advent Review and Sabbath Herald, 12 Sept. 1893. Apakah relevansi ungkapan seperti itu bagi kita sekarang?

2. Seseorang pernah berkata: "Allah membutuhkan saksi-saksi lebih daripada jaksa." Apakah yang Anda pikirkan dengan ungkapan ini?

3. Apakah peran doa di dalam gereja awal? Apakah itu suatu kebetulan bahwa pada hampir semua saat menentukan dalam kehidupan gereja, kita jumpai rujukan pada doa (Kis. 1:24; 8:14-17; 9:11, 12; 10:4, 9, 30;13:2, 3)? Apakah peran doa di dalam kehidupan kita?

>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-1 : KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:


HOME 

PELAYANAN SABAT TRIWULAN 3 TAHUN 2018: CERITA MISSION DEWASA, CERITA MISSION ANAK-ANAK, SEKOLAH SABAT DLL.