PELAJARAN SABAT KE - 9
25 AGUSTUS – 31 AGUSTUS 2018
PERJALANAN MISSIONARIS YANG KEDUA
Sabat
Petang
UNTUK
PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: Kisah
16; Roma 3:28; Galatia 2:16; Kisah 17; 1 Korintus 1:23; Kisah 18:1-10.
AYAT
HAFAiAN: ”Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku
menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya
engkau, sebab banyak umatKu di kota ini" (Kisah 18:9, 10).
Kembali
ke Antiokhia, Paulus dan Barnabas merawat gereja dan melibatkan diri dalam
pekerjaan Injil selanjutnya. Agaknya inilah kali terakhir mereka bekerja
bersama, karena suatu perselisihan tajam menyebabkan perpisahan mereka.Penyebab
perselisihan Paulus dan Barnabas adalah Markus, keponakan Barnabas (Kol. 4:10). Ketika Paulus mengundang
Barnabas untuk kembali ke tempat-tempat yang telah mereka injili dalam
perjalanan mereka terdahulu, Barnabas hendak membawa serta keponakannya, tapi
Paulus melawannya sebab kegagalan Markus sebelumnya (Kis. 13:13).
Perpisahan
Paulus dan Barnabas, bagaimanapun, telah diubah menjadi berkat, karena dalam
membagi usaha mereka, dapatlah mereka mencakup wilayah yang lebih luas daripada
rencana awal mereka. Barnabas membawa Markus dan kembali ke Siprus, kampung
halaman Barnabas (Kis. 4:36).
Sementara itu, setelah mengundang Silas bergabung, Paulus menjelajahi Suria dan
Kilikia, menguatkan gereja-gereja di sana. Sebelum datang ke Antiokhia pertama
kali, Paulus menggunakan beberapa tahun di Tarsus (Kis. 9:30; 11:25, 26). Sekarang ia berkesempatan
untuk mengunjungi jemaat-jemaat yang ia dirikan di situ. Tetapi, rencana Allah
baginya jauh lebih besar dari rencana yang pertama Paulus pikirkan. .
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 1 September 2018.
Minggu,
26 Agustus 2018
Kembali ke Listra
Peristiwa-peristiwa
yang dipilih Lukas membawa Paulus hampir-hampir langsung ke Derbe dan Listra.
Tentang Suria dan Kilikia, satu-satunya hal yang ia sebutkan adalah bahwa
Paulus berangkat mengelilingi wilayah itu sambil meneguhkan jemaat-jemaat (Kis. 15:41).
Bacalah
Kisah 16:1-13. Apakah tindakan Paulus di sini yang mengajar. kan kita tentang
berapa pekanya ia dalam upayanya menjangkau orang lain?
Walaupun
ayah Timotius seorang bukan Yahudi, ibunya adalah seorang Kristen asal Yahudi,
namanya, Eunike. Walaupun ia tak bersunat, Timotius mengenal kitab suci sejak
kecilnya (2 Tim. 3:15),
menyiratkan bahwa ia juga seorang yang saleh. Sebagai seorang Kristen, ia telah
mendapat kehormatan dan kekaguman dari semua orang setempat. Karena orang
Yahudi menghitung keyahudian melalui garis keturunan ibu bukannya ayah, maka
Timotius adalah seorang Yahudi. Dia belum disunat pada hari ke delapan setelah
lahir, mungkin karena ayahnya, seorang Yunani, memandang sunat itu sebagai
kekejaman.
Menginginkan
Timotius menjadi teman sekerja, dan mengetahui bahwa, sebagai orang Yahudi tak
bersunat, ia akan dilarang memasuki sinagoge Yahudi di bawah tuduhan murtad,
Paulus menganjurkan dia disunat. Motivasi Paulus dalam melakukan hal itu,
adalah sepenuhnya untuk alasan praktis dan supaya tidak dipandang sebagai
bertentangan dengan Injil yang ia khotbahkan.
Setelah
mengunjungi kembali tempat-tempat yang ia kunjungi pada perjalanan pertamanya,
Paulus memutuskan untuk pergi ke arah barat daya, mungkin ke Efesus, di
propinsi Asia, tetapi Roh Kudus mencegah dia melakukannya. Ia pun bergerak ke
utara, berusaha pergi ke Bitinia, lagi dalam cara yang tidak diungkapkan, Roh
menghalangi dia pergi ke situ. Karena ia sudah berjalan melintasi Misia, maka
satu-satunya pilihan yang terbuka adalah ke arah barat ke kota pelabuhan Troas,
dari sana ia dapat berlayar ke beberapa tujuan.
Dalam
suatu khayal pada malam hari, Allah menunjukkan agar dia berlayar melintasi
Laut Aegean ke Makedonia. Ketika teman-temannya mempelajari khayal itu, mereka
menyimpulkan bahwa Allah sesungguhnya memanggil mereka untuk memberitakan Injil
kepada penduduk Makedonia.
Pikirkan
tentang mengapa Paulus menyunat Timotius. Apakah yang seharusnya diajarkan hal
ini kepada kita tentang kerelaan melakukan sesuatu yang tidak selalu kita
setujui atau menganggap penting, tetapi yang akan melayani pekerjaan yang lebih
besar?
Senin,
27 Agustus 2018
Filipi
Setibanya
di Makedonia, Paulus dan kawan-kawan berjalan sampai ke Filipi, di mana mereka
mendirikan jemaat Kristen yang pertama di Eropa.
Bacalah
Kisah 16:11-24. Ke manakah para misionaris itu pergi pada hari Sabat dan
mengapa? Apakah yang terjadi pada mereka di sana?
Kapan
pun Paulus tiba di suatu kota, kebiasaannya ialah mengunjungi sinagoge pada
hari Sabat supaya bersaksi kepada orang-orang Yahudi (Kis. 13: 14, 42, 44; 17.1, 2; 18:4).
Di Filipi ia dan rombongan pergi ke tepi sungai untuk berdoa-bersama beberapa,
wanita, para penyembah Allah baik Yahudi maupun bukan Yahudi-mungkin karena
tidak ada sinagoge dalam kota. Pentingnya hal ini adalah bahwa Paulus tidak
pergi ke sinagoge Yahudi pada hari Sabat hanya untuk tujuan penginjilan, tapi
juga sebab ini adalah hari ibadahnya.
Bacalah
Kisah 16:25-34. Tinjau kembali kisah pertobatan sipir penjara. Apakah yang ia
perlu perbuat supaya diselamatkan?
Jawaban
Paulus dan Silas untuk pertanyaan sipir penjara sepenuhnya sesuai dengan Injil,
karena segenap keselamatan adalah melalui iman dalam Yesus (Rm. 3:28; Gal. 2:16). Apa yang
tidak dapat kita simpulkan dari kisah ini, adalah, apakah percaya dalam Yesus
merupakan semuanya yang diperlukan untuk baptisan, dengan mengorbankan pengaj
aran doktrin dan praktik yang wajar.
Apakah
yang kita ketahui tentang sipir penjara itu? Adakah ia seorang Yahudi ataukah
seorang penganut Yahudi? Apa pun dia, apa yang ia perlukan adalah percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagaimana kalau ia seorang bukan
Yahudi yang telah mengenal dan menyembah Allah, seperti Komelius, Lidia (Kis. 16:14), dan beberapa orang
lain dalam kitab Kisah? Bagaimanakah kalau ia telah menghadiri
pertemuan-pertemuan penginjilan Paulus di kota itu? Apa pun faktanya tentang
dia, singkatnya catatan tidak bisa digunakan sebagai maaf untuk
baptisan-baptisan yang cepat.
Bacalah
Kisah 16:31-34. Apakah yang diajarkan hal ini tentang seberapa sempurna dan
penuhkah pengorbanan Kristus itu untuk kita? Bagaimanakah Anda dapat
mempelajari dari hari ke hari untuk bersandar pada jaminan kebenaran Kristus
yang membungkus Anda sebagai satusatunya harapan keselamatan?
Selasa,
28 Agustus 2018
Tesalonika dan Berea
Ketika
Paulus dan Silas dilepaskan dari penjara, para misionaris itu meninggalkan
Filipi (Kis. 16:35-40).
Dari Filipi, Paulus dan teman-temannya pergi langsung ke Tesalonika, ibu kota
Makedonia.
Bacalah
Kisah 17:1-9. Bagaimanakah orang-orang Yahudi Tesalonika bereaksi terhadap
khotbah Paulus yang berhasil di antara orang-orang bukan Yahudi?
Sekali
lagi kita melihat Paulus mencari sinagoge di mana ia dapat memberitakan Injil.
Banyak orang Yunani yang tekun, dan tidak sedikit wanita terkemuka yang
terbujuk dengan pekabaran Paulus. Para petobat ini “menggabungkan diri dengan
Paulus dan Silas” (Kis. 17:4)
sepertinya berarti bahwa mereka membentuk kelompok sendiri dan bertemu terpisah
dari sinagoge, mungkin di rumah Yason.
Digerakkan
oleh cemburu, para penentang mereka memulaikan huru-hara, maksud mereka adalah
untuk membawa Paulus dan Silas-Timotius tidak disebutkan-ke hadapan rapat kota
dan menuduh mereka. Ketika mereka tidak dapat menemukan para misionaris itu,
maka Yason sendiri, dan beberapa orang yang baru percaya, diseret ke penguasa
setempat dengan tuduhan melindungi penghasut politik.
Bacalah
Kisah 17:10-15. Apakah respons orang Yahudi Berea dibandingkan respons
orang-orang Tesalonika?
Istilah
eugenés (Kis. 17:11)
aslinya berarti “lahir baik” atau “terlahir bangsawan” tapi kemudian lebih umum
merupakan sikap “tidak berat sebelah”, yang mungkin dimaksudkan di sini.
Orang-orang Yahudi dari Berea dipuji bukan hanya karena mereka setuju dengan
Paulus dan Silas tapi karena kerelaan mereka untuk menyelidiki sendiri Kitab
Suci setiap hari untuk mengetahui apakah yang dikatakan para misionaris itu
benar. Hanya sekadar suatu respons emosionil terhadap Injil, tanpa memerlukan
keyakinan intelek, cenderung dangkal dan tidak bertahan lama.
Tetapi,
tidak berapa lama, penganiayaan mengganggu pelayanan produktif Paulus di Berea,
memaksa dia berpindah lebih ke selatan, ke Atena.
Kapankah
terakhir kali Anda dengan rajin menyelidiki Alkitab agar mengetahui “apakah
semuanya ini [apa pun itu] benar”?
Rabu, 29 Agustus 2018
Paulus di Atena
Atena,
pusat cendekiawan Yunani purba, telah diserahkan kepada berhalaberhala. Patung
para tokoh dan dewa terbuat dari marmer terdapat di manamana, khusus pada jalan
masuk ke pasar (alun-alun), yang merupakan pusat kehidupan kota. Paulus sangat
sedih dengan penyembahan berhala yang sedemikian dominan sehingga ia mengubah
kebiasaannya untuk pergi lebih dahulu ke sinagoge, dan mengikuti dua alur kegiatan;
bertukar pikiran di sinagoge setiap minggu dengan orang-orang Yahudi dan bukan
Yahudi yang saleh, dan setiap hari di alun-alun bersama orang-orang Yunani. (Lihat Kisah 17:15-22.)
Karena
orang-orang Atena selalu suka mendengar sesuatu yang baru, beberapa filsuf
tertarik dengan ajaran Paulus dan mengundang dia berbicara di Areopagus, gedung
dewan tinggi kota. Dalam pidatonya, Paulus tidak mengutip dari Kitab Suci atau
meringkas sejarah perlakuan Allah kepada Israel, seperti yang biasa dilakukan
bila berbicara ke pendengar Yahudi (bandingkan
dengan Kisah 13:16-41); pendekatan ini tidak akan masuk akal bagi
para pendengar di sini. Gantinya, ia mengemukakan beberapa kebenaran Alkitab
penting dalam cara yang dapat dimengerti oleh orang kafir yang terpelajar ini.
Bacalah
Kisah 17:22-31. Dalam pidatonya di Areopagus, apakah kebenaran besar tentang
Allah dan keselamatan dan sejarah kemanusiaan yang ia beritakan kepada
orang-orang ini?
Hampir
semua kata-kata Paulus kedengaran menggelikan para pendengar kafir yang
berpengalaman, yang konsep-konsepnya tentang Allah dan agama sudah sangat
rusak. Kita tidak tahu bagaimana Paulus hendak mengakhiri pekabarannya, karena
agaknya ia telah diinterupsi ketika berbicara tentang penghakiman Allah atas
dunia ini (Kis. 17:31).
Kepercayaan ini bertabrakan telak dengan dua konsep Yunani: (l) Bahwa Allah itu
mutlak sangat berbeda, tidak ada urusan apa pun dengan dunia ini atau peduli
pada urusan manusia, dan (2) Bahwa bila seseorang mati tidak akan ada
kebangkitan sama sekali. Ini membantu menjelaskan mengapa Injil merupakan
kebodohan bagi Yunani (1 Km: 1:23)
dan jumlah petobat di Atena hanya sedikit.
Namun,
di antara mereka yang percaya terdapat beberapa orang yang paling berpengaruh
di masyarakat Atena, seperti Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan Damaris,
yang namanya disebut menyiratkan bahwa ia seorang yang berstatus, walaupun ia
bukan seorang anggota majelis (Kis.
1 7:34).
Pendekatan
Paulus yang berbeda di depan Areopagus menunjukkan kesadarannya akan
pekabaran-pekabaran sosial dan budaya. la sampai mengutip seorang pujangga
kafir (Kis. 1
7:28) agar
mencapai maksudnya. Apakah yang seharusnya diajarkan hal ini bagi kita tentang
bagaimana menggunakan metode berbeda untuk menjangkau orang yang berbeda?
Kamis, 30 Agustus 2018
Paulus di Korintus
Kisah 18:1-11 mencatat pengalaman Paulus di
Korintus di mana ia tinggal selama satu setengah tahun. Akwila dan Priskila
menjadi teman Paulus seumur hidup (Rm.
16.3; 2 Tim. 4:19). Catatan itu menguatkan bahwa mereka sudah
menjadi Kristen ketika datang ke Korintus, mungkin karena pendeportasian orang
Yahudi dari Roma oleh Kaisar Klaudius. Penulis sejarah Roma, Suetonius
tampaknya mengindikasikan bahwa pendeportasian terjadi karena adanya kerusuhan
dalam komunitas Yahudi berkaitan dengan nama “Kristus” (Claudius 25.4), yang
mungkin sebagai akibat dari pemberitaan Injil oleh orang-orang percaya asal
Yahudi setempat. Jadi, adalah mungkin bahwa Akwila dan Priskila sendiri telah
terlibat dalam kegiatan seperti itu. Apa pun kasusnya, di samping memberitakan
iman yang sama dan latar belakang Yahudi yang sama, Paulus dan
sahabat-sahabatnya juga menekuni keterampilan yang sama.
Bacalah
Kisah 18:4-17. Apakah hasil kegiatan misionaris Rasul Paulus di Korintus?
Ketika
Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, mereka membawa sedikit tunjangan
keuangan dari gereja-gereja sekitar (2
Kor 11:8, 9), yang memungkinkan Paulus membaktikan diri sepenuhnya
pada berkhotbah. Aturan Paulus adalah hidup dengan biaya sendiri selama
pelayanannya, walaupun ia juga mengajarkan bahwa “mereka yang memberitakan
Injil harus hidup dari pcmberitaan Injil itu” (1 Kor: 9:14).
Meskipun
dengan perlawanan yang kuat dari orang-orang Yahudi atas pekabaran Paulus,
sebagian orang Yahudi percaya, begitu juga sebagian orang bukan Yahudi penyembah
Allah. Di antara para petobat itu terdapat Krispus, kepala sinagoge, dan seisi
rumahnya. Banyak orang Korintus juga percaya dan dibaptiskan. Tetapi situasi di
antara orang Yahudi, agak tegang, seperti yang terlihat pada kisah yang
menyusul (Kis. 18:12-17),
dan Paulus mungkin berencana segera meninggalkan Korintus, tapi dalam suatu
khayal di malam hari, ia menerima dorongan Ilahi supaya tinggal di situ (Kis. 18:9-11).
Dalam
perjalanannya kembali ke Antiokhia, Paulus membawa Akwila dan Priskila bersama
dia dan meninggalkan mereka di Efesus, di mana ia tinggal beberapa hari di situ
sebelum melanjutkan perjalanan. Selagi di situ ia berkesempatan berkhotbah
dalam sinagoge Yahudi setempat, mereka menyambutnya positif, yang membuat ia
berjanji, bahwa jika Allah berkenan ia akan kembali (Kis. 18:18-21). Hal ini tepat
terjadi pada perjalanan berikutnya.
Paulus,
kecewa dengan penerimaan tersebut, memerlukan dorongan dari Tuhan sehubungan
dengan keselamatan jiwa-jiwa di situ. Apakah artinya bagi kita, jawaban Tuhan
kepada Paulus (Kis. 18:10), ketika kita merasakan sesuatu yang sama dengan yang
Paulus rasakan?
Jumat, 31 Agustus 2018
Pendalaman - Perjalanan Misionaris yang
Kedua
Pendalaman: “Mereka yang pada hari ini mengajarkan
kebenaran-kebenamn yang tidak disukai tidak perlu putus asa kalau sekali-sekali
mereka bertemu dea ngan perlakuan yang tidak menyenangkan, walaupun dari mereka
yang mengaku orang-orang Kristen, seperti yang dialami Paulus dan teman-teman
sekerjanya dari antara orang banyak di antara siapa mereka bekerja.
Pesuruh-pesuruh salib mesti mempersenjatai diri sendiri dengan berjaga-jaga dan
berdoa, dan maju dengan iman dan keberanian, bekerja selamanya dalam nama
Yesus.”-Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 7, hlm. 194.
“Jika, dalam penutupan pengalaman dari
sejarah dunia ini mereka kepada siapa ujian kebenaran akan dimasyhurkan dan
akan mengikuti teladan orang Berea, menyelidiki Kitab Suci setiap hari, dan
membandingkan dengan perkataan Allah pekabaran yang dibawa kepada mereka, maka
pada dewasa ini akan ada suatu jumlah yang besar yang setia kepada hukum Allah,
di mana sekarang hanya sedikit sekali. Semua orang akan diadili menurut terang
yang telah diterima dari surga. Tuhan mengirim utusan-utusan-Nya dengan
pekabaran keselamatan, dan mereka yang mendengar akan bertanggung jawab untuk
jalan di mana mereka memperlakukan perkataan hamba-hamba-Nya. Mereka yang
dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran, akan mengadakan penyelidikan yang
saksama, dalam terang sabda Allah, ...”-Idem, hlm. 195, 196.
Pertanyaan-pertanyaan untuk
Didiskusikan:
1. Di UKSS, diskusikan implikasi dari
pernyataan di bawah ini: “Diperlukan suatu persiapan yang lebih cermat pada
pihak calon baptisan… Prinsipprinsip kehidupan Kristen harus dijadikan jelas
kepada mereka yang baru datang kepada kebenaran.”-EGW, 6T, hlm. 91, 92.
2. Bagaimanakah kita sebagai satu gereja
menunjukkan pengertian yang sama dengan Paulus tentang perbedaan-perbedaan
budaya dan kerelaan yang sama untuk menemui orang di mana mereka berada tanpa
mengkompromikan Injil atau identitas keagamaan kita sendiri?
3. Baca Kisah 17:32-34. Apakah yang dapat
kita pelajari dari tiga respons yang dihadapi Paulus di Atena? “(1) Ada yang
mengolok. Mereka terpikat oleh kesungguh-sungguhan yang penuh gairah orang
Yahudi asing ini. Adalah mungkin untuk mengadakan olok-olokan kehidupan; tapi
mereka yang melakukannya akan dapati bahwa apa yang dimulai sebagai komedi
harus berakhir dalam tragedi. (2) Sebagian orang menangguhkan keputusan. Yang
paling berbahaya dari semua bari-hari adalah ketika seorang menemukan betapa
mudahnya berbicara tentang hari esok. (3) Sebagian orang percaya. Orang bijak
mengetahui bahwa hanya yang bodoh yang akan menolak tawaran Allah.”--William
Barclay, The
Acts of the Apostles,
rev. ed. (Philadelphia: Westminster, 1976), hlm. 133.
4.
Sebenarnya Paulus mengutip dari seorang penulis kafir (Kis. 17:28) supaya Meyakinkan orang Atena. Apakah
yang seharusnya diberitahukan hal itu kepada kita, bagaimana kadang-kadang
menggunakan sumber seperti ini dapat berguna? Dan apakah bahayanya juga?
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-9 : PERJALANAN MISIONARIS KEDUA (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: