Ads Google

Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT TRIWULAN KETIGA 2018. Show all posts
Showing posts with label PELAJARAN SEKOLAH SABAT TRIWULAN KETIGA 2018. Show all posts

Saturday, September 1, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2018, TRIWULAN 3 - SABAT KE-9 *25 AGUSTUS - 31 AGUSTUS


PELAJARAN SABAT KE - 9

25 AGUSTUS – 31 AGUSTUS 2018

PERJALANAN MISSIONARIS  YANG KEDUA

Sabat Petang

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: Kisah 16; Roma 3:28; Galatia 2:16; Kisah 17; 1 Korintus 1:23; Kisah 18:1-10. 

AYAT HAFAiAN: ”Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini" (Kisah 18:9, 10). 

Kembali ke Antiokhia, Paulus dan Barnabas merawat gereja dan melibatkan diri dalam pekerjaan Injil selanjutnya. Agaknya inilah kali terakhir mereka bekerja bersama, karena suatu perselisihan tajam menyebabkan perpisahan mereka.Penyebab perselisihan Paulus dan Barnabas adalah Markus, keponakan Barnabas (Kol. 4:10). Ketika Paulus mengundang Barnabas untuk kembali ke tempat-tempat yang telah mereka injili dalam perjalanan mereka terdahulu, Barnabas hendak membawa serta keponakannya, tapi Paulus melawannya sebab kegagalan Markus sebelumnya (Kis. 13:13). 

Perpisahan Paulus dan Barnabas, bagaimanapun, telah diubah menjadi berkat, karena dalam membagi usaha mereka, dapatlah mereka mencakup wilayah yang lebih luas daripada rencana awal mereka. Barnabas membawa Markus dan kembali ke Siprus, kampung halaman Barnabas (Kis. 4:36). Sementara itu, setelah mengundang Silas bergabung, Paulus menjelajahi Suria dan Kilikia, menguatkan gereja-gereja di sana. Sebelum datang ke Antiokhia pertama kali, Paulus menggunakan beberapa tahun di Tarsus (Kis. 9:30; 11:25, 26). Sekarang ia berkesempatan untuk mengunjungi jemaat-jemaat yang ia dirikan di situ. Tetapi, rencana Allah baginya jauh lebih besar dari rencana yang pertama Paulus pikirkan. . 

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 1 September 2018.


Minggu, 26 Agustus 2018
Kembali ke Listra 
Peristiwa-peristiwa yang dipilih Lukas membawa Paulus hampir-hampir langsung ke Derbe dan Listra. Tentang Suria dan Kilikia, satu-satunya hal yang ia sebutkan adalah bahwa Paulus berangkat mengelilingi wilayah itu sambil meneguhkan jemaat-jemaat (Kis. 15:41). 

Bacalah Kisah 16:1-13. Apakah tindakan Paulus di sini yang mengajar. kan kita tentang berapa pekanya ia dalam upayanya menjangkau orang lain? 

Walaupun ayah Timotius seorang bukan Yahudi, ibunya adalah seorang Kristen asal Yahudi, namanya, Eunike. Walaupun ia tak bersunat, Timotius mengenal kitab suci sejak kecilnya (2 Tim. 3:15), menyiratkan bahwa ia juga seorang yang saleh. Sebagai seorang Kristen, ia telah mendapat kehormatan dan kekaguman dari semua orang setempat. Karena orang Yahudi menghitung keyahudian melalui garis keturunan ibu bukannya ayah, maka Timotius adalah seorang Yahudi. Dia belum disunat pada hari ke delapan setelah lahir, mungkin karena ayahnya, seorang Yunani, memandang sunat itu sebagai kekejaman. 

Menginginkan Timotius menjadi teman sekerja, dan mengetahui bahwa, sebagai orang Yahudi tak bersunat, ia akan dilarang memasuki sinagoge Yahudi di bawah tuduhan murtad, Paulus menganjurkan dia disunat. Motivasi Paulus dalam melakukan hal itu, adalah sepenuhnya untuk alasan praktis dan supaya tidak dipandang sebagai bertentangan dengan Injil yang ia khotbahkan. 

Setelah mengunjungi kembali tempat-tempat yang ia kunjungi pada perjalanan pertamanya, Paulus memutuskan untuk pergi ke arah barat daya, mungkin ke Efesus, di propinsi Asia, tetapi Roh Kudus mencegah dia melakukannya. Ia pun bergerak ke utara, berusaha pergi ke Bitinia, lagi dalam cara yang tidak diungkapkan, Roh menghalangi dia pergi ke situ. Karena ia sudah berjalan melintasi Misia, maka satu-satunya pilihan yang terbuka adalah ke arah barat ke kota pelabuhan Troas, dari sana ia dapat berlayar ke beberapa tujuan. 

Dalam suatu khayal pada malam hari, Allah menunjukkan agar dia berlayar melintasi Laut Aegean ke Makedonia. Ketika teman-temannya mempelajari khayal itu, mereka menyimpulkan bahwa Allah sesungguhnya memanggil mereka untuk memberitakan Injil kepada penduduk Makedonia. 

Pikirkan tentang mengapa Paulus menyunat Timotius. Apakah yang seharusnya diajarkan hal ini kepada kita tentang kerelaan melakukan sesuatu yang tidak selalu kita setujui atau menganggap penting, tetapi yang akan melayani pekerjaan yang lebih besar?


Senin, 27 Agustus 2018
Filipi 

Setibanya di Makedonia, Paulus dan kawan-kawan berjalan sampai ke Filipi, di mana mereka mendirikan jemaat Kristen yang pertama di Eropa. 

Bacalah Kisah 16:11-24. Ke manakah para misionaris itu pergi pada hari Sabat dan mengapa? Apakah yang terjadi pada mereka di sana? 

Kapan pun Paulus tiba di suatu kota, kebiasaannya ialah mengunjungi sinagoge pada hari Sabat supaya bersaksi kepada orang-orang Yahudi (Kis. 13: 14, 42, 44; 17.1, 2; 18:4). Di Filipi ia dan rombongan pergi ke tepi sungai untuk berdoa-bersama beberapa, wanita, para penyembah Allah baik Yahudi maupun bukan Yahudi-mungkin karena tidak ada sinagoge dalam kota. Pentingnya hal ini adalah bahwa Paulus tidak pergi ke sinagoge Yahudi pada hari Sabat hanya untuk tujuan penginjilan, tapi juga sebab ini adalah hari ibadahnya. 

Bacalah Kisah 16:25-34. Tinjau kembali kisah pertobatan sipir penjara. Apakah yang ia perlu perbuat supaya diselamatkan? 

Jawaban Paulus dan Silas untuk pertanyaan sipir penjara sepenuhnya sesuai dengan Injil, karena segenap keselamatan adalah melalui iman dalam Yesus (Rm. 3:28; Gal. 2:16). Apa yang tidak dapat kita simpulkan dari kisah ini, adalah, apakah percaya dalam Yesus merupakan semuanya yang diperlukan untuk baptisan, dengan mengorbankan pengaj aran doktrin dan praktik yang wajar. 

Apakah yang kita ketahui tentang sipir penjara itu? Adakah ia seorang Yahudi ataukah seorang penganut Yahudi? Apa pun dia, apa yang ia perlukan adalah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagaimana kalau ia seorang bukan Yahudi yang telah mengenal dan menyembah Allah, seperti Komelius, Lidia (Kis. 16:14), dan beberapa orang lain dalam kitab Kisah? Bagaimanakah kalau ia telah menghadiri pertemuan-pertemuan penginjilan Paulus di kota itu? Apa pun faktanya tentang dia, singkatnya catatan tidak bisa digunakan sebagai maaf untuk baptisan-baptisan yang cepat. 

Bacalah Kisah 16:31-34. Apakah yang diajarkan hal ini tentang seberapa sempurna dan penuhkah pengorbanan Kristus itu untuk kita? Bagaimanakah Anda dapat mempelajari dari hari ke hari untuk bersandar pada jaminan kebenaran Kristus yang membungkus Anda sebagai satusatunya harapan keselamatan?


Selasa, 28 Agustus 2018
Tesalonika dan Berea 

Ketika Paulus dan Silas dilepaskan dari penjara, para misionaris itu meninggalkan Filipi (Kis. 16:35-40). Dari Filipi, Paulus dan teman-temannya pergi langsung ke Tesalonika, ibu kota Makedonia. 

Bacalah Kisah 17:1-9. Bagaimanakah orang-orang Yahudi Tesalonika bereaksi terhadap khotbah Paulus yang berhasil di antara orang-orang bukan Yahudi? 

Sekali lagi kita melihat Paulus mencari sinagoge di mana ia dapat memberitakan Injil. Banyak orang Yunani yang tekun, dan tidak sedikit wanita terkemuka yang terbujuk dengan pekabaran Paulus. Para petobat ini “menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas” (Kis. 17:4) sepertinya berarti bahwa mereka membentuk kelompok sendiri dan bertemu terpisah dari sinagoge, mungkin di rumah Yason. 

Digerakkan oleh cemburu, para penentang mereka memulaikan huru-hara, maksud mereka adalah untuk membawa Paulus dan Silas-Timotius tidak disebutkan-ke hadapan rapat kota dan menuduh mereka. Ketika mereka tidak dapat menemukan para misionaris itu, maka Yason sendiri, dan beberapa orang yang baru percaya, diseret ke penguasa setempat dengan tuduhan melindungi penghasut politik. 

Bacalah Kisah 17:10-15. Apakah respons orang Yahudi Berea dibandingkan respons orang-orang Tesalonika? 

Istilah eugenés (Kis. 17:11) aslinya berarti “lahir baik” atau “terlahir bangsawan” tapi kemudian lebih umum merupakan sikap “tidak berat sebelah”, yang mungkin dimaksudkan di sini. Orang-orang Yahudi dari Berea dipuji bukan hanya karena mereka setuju dengan Paulus dan Silas tapi karena kerelaan mereka untuk menyelidiki sendiri Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui apakah yang dikatakan para misionaris itu benar. Hanya sekadar suatu respons emosionil terhadap Injil, tanpa memerlukan keyakinan intelek, cenderung dangkal dan tidak bertahan lama. 
Tetapi, tidak berapa lama, penganiayaan mengganggu pelayanan produktif Paulus di Berea, memaksa dia berpindah lebih ke selatan, ke Atena. 

Kapankah terakhir kali Anda dengan rajin menyelidiki Alkitab agar mengetahui “apakah semuanya ini [apa pun itu] benar”?


Rabu, 29 Agustus 2018
Paulus di Atena 

Atena, pusat cendekiawan Yunani purba, telah diserahkan kepada berhalaberhala. Patung para tokoh dan dewa terbuat dari marmer terdapat di manamana, khusus pada jalan masuk ke pasar (alun-alun), yang merupakan pusat kehidupan kota. Paulus sangat sedih dengan penyembahan berhala yang sedemikian dominan sehingga ia mengubah kebiasaannya untuk pergi lebih dahulu ke sinagoge, dan mengikuti dua alur kegiatan; bertukar pikiran di sinagoge setiap minggu dengan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi yang saleh, dan setiap hari di alun-alun bersama orang-orang Yunani. (Lihat Kisah 17:15-22.) 

Karena orang-orang Atena selalu suka mendengar sesuatu yang baru, beberapa filsuf tertarik dengan ajaran Paulus dan mengundang dia berbicara di Areopagus, gedung dewan tinggi kota. Dalam pidatonya, Paulus tidak mengutip dari Kitab Suci atau meringkas sejarah perlakuan Allah kepada Israel, seperti yang biasa dilakukan bila berbicara ke pendengar Yahudi (bandingkan dengan Kisah 13:16-41); pendekatan ini tidak akan masuk akal bagi para pendengar di sini. Gantinya, ia mengemukakan beberapa kebenaran Alkitab penting dalam cara yang dapat dimengerti oleh orang kafir yang terpelajar ini. 

Bacalah Kisah 17:22-31. Dalam pidatonya di Areopagus, apakah kebenaran besar tentang Allah dan keselamatan dan sejarah kemanusiaan yang ia beritakan kepada orang-orang ini?

Hampir semua kata-kata Paulus kedengaran menggelikan para pendengar kafir yang berpengalaman, yang konsep-konsepnya tentang Allah dan agama sudah sangat rusak. Kita tidak tahu bagaimana Paulus hendak mengakhiri pekabarannya, karena agaknya ia telah diinterupsi ketika berbicara tentang penghakiman Allah atas dunia ini (Kis. 17:31). Kepercayaan ini bertabrakan telak dengan dua konsep Yunani: (l) Bahwa Allah itu mutlak sangat berbeda, tidak ada urusan apa pun dengan dunia ini atau peduli pada urusan manusia, dan (2) Bahwa bila seseorang mati tidak akan ada kebangkitan sama sekali. Ini membantu menjelaskan mengapa Injil merupakan kebodohan bagi Yunani (1 Km: 1:23) dan jumlah petobat di Atena hanya sedikit. 

Namun, di antara mereka yang percaya terdapat beberapa orang yang paling berpengaruh di masyarakat Atena, seperti Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan Damaris, yang namanya disebut menyiratkan bahwa ia seorang yang berstatus, walaupun ia bukan seorang anggota majelis (Kis. 1 7:34). 

Pendekatan Paulus yang berbeda di depan Areopagus menunjukkan kesadarannya akan pekabaran-pekabaran sosial dan budaya. la sampai mengutip seorang pujangga kafir (Kis. 1 7:28) agar mencapai maksudnya. Apakah yang seharusnya diajarkan hal ini bagi kita tentang bagaimana menggunakan metode berbeda untuk menjangkau orang yang berbeda?


Kamis, 30 Agustus 2018
Paulus di Korintus 

Kisah 18:1-11 mencatat pengalaman Paulus di Korintus di mana ia tinggal selama satu setengah tahun. Akwila dan Priskila menjadi teman Paulus seumur hidup (Rm. 16.3; 2 Tim. 4:19). Catatan itu menguatkan bahwa mereka sudah menjadi Kristen ketika datang ke Korintus, mungkin karena pendeportasian orang Yahudi dari Roma oleh Kaisar Klaudius. Penulis sejarah Roma, Suetonius tampaknya mengindikasikan bahwa pendeportasian terjadi karena adanya kerusuhan dalam komunitas Yahudi berkaitan dengan nama “Kristus” (Claudius 25.4), yang mungkin sebagai akibat dari pemberitaan Injil oleh orang-orang percaya asal Yahudi setempat. Jadi, adalah mungkin bahwa Akwila dan Priskila sendiri telah terlibat dalam kegiatan seperti itu. Apa pun kasusnya, di samping memberitakan iman yang sama dan latar belakang Yahudi yang sama, Paulus dan sahabat-sahabatnya juga menekuni keterampilan yang sama. 

Bacalah Kisah 18:4-17. Apakah hasil kegiatan misionaris Rasul Paulus di Korintus? 

Ketika Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, mereka membawa sedikit tunjangan keuangan dari gereja-gereja sekitar (2 Kor 11:8, 9), yang memungkinkan Paulus membaktikan diri sepenuhnya pada berkhotbah. Aturan Paulus adalah hidup dengan biaya sendiri selama pelayanannya, walaupun ia juga mengajarkan bahwa “mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pcmberitaan Injil itu” (1 Kor: 9:14). 

Meskipun dengan perlawanan yang kuat dari orang-orang Yahudi atas pekabaran Paulus, sebagian orang Yahudi percaya, begitu juga sebagian orang bukan Yahudi penyembah Allah. Di antara para petobat itu terdapat Krispus, kepala sinagoge, dan seisi rumahnya. Banyak orang Korintus juga percaya dan dibaptiskan. Tetapi situasi di antara orang Yahudi, agak tegang, seperti yang terlihat pada kisah yang menyusul (Kis. 18:12-17), dan Paulus mungkin berencana segera meninggalkan Korintus, tapi dalam suatu khayal di malam hari, ia menerima dorongan Ilahi supaya tinggal di situ (Kis. 18:9-11). 

Dalam perjalanannya kembali ke Antiokhia, Paulus membawa Akwila dan Priskila bersama dia dan meninggalkan mereka di Efesus, di mana ia tinggal beberapa hari di situ sebelum melanjutkan perjalanan. Selagi di situ ia berkesempatan berkhotbah dalam sinagoge Yahudi setempat, mereka menyambutnya positif, yang membuat ia berjanji, bahwa jika Allah berkenan ia akan kembali (Kis. 18:18-21). Hal ini tepat terjadi pada perjalanan berikutnya. 

Paulus, kecewa dengan penerimaan tersebut, memerlukan dorongan dari Tuhan sehubungan dengan keselamatan jiwa-jiwa di situ. Apakah artinya bagi kita, jawaban Tuhan kepada Paulus (Kis. 18:10), ketika kita merasakan sesuatu yang sama dengan yang Paulus rasakan?


Jumat, 31 Agustus 2018

Pendalaman - Perjalanan Misionaris yang Kedua

Pendalaman: “Mereka yang pada hari ini mengajarkan kebenaran-kebenamn yang tidak disukai tidak perlu putus asa kalau sekali-sekali mereka bertemu dea ngan perlakuan yang tidak menyenangkan, walaupun dari mereka yang mengaku orang-orang Kristen, seperti yang dialami Paulus dan teman-teman sekerjanya dari antara orang banyak di antara siapa mereka bekerja. Pesuruh-pesuruh salib mesti mempersenjatai diri sendiri dengan berjaga-jaga dan berdoa, dan maju dengan iman dan keberanian, bekerja selamanya dalam nama Yesus.”-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 194. 

“Jika, dalam penutupan pengalaman dari sejarah dunia ini mereka kepada siapa ujian kebenaran akan dimasyhurkan dan akan mengikuti teladan orang Berea, menyelidiki Kitab Suci setiap hari, dan membandingkan dengan perkataan Allah pekabaran yang dibawa kepada mereka, maka pada dewasa ini akan ada suatu jumlah yang besar yang setia kepada hukum Allah, di mana sekarang hanya sedikit sekali. Semua orang akan diadili menurut terang yang telah diterima dari surga. Tuhan mengirim utusan-utusan-Nya dengan pekabaran keselamatan, dan mereka yang mendengar akan bertanggung jawab untuk jalan di mana mereka memperlakukan perkataan hamba-hamba-Nya. Mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran, akan mengadakan penyelidikan yang saksama, dalam terang sabda Allah, ...”-Idem, hlm. 195, 196. 

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan: 
1. Di UKSS, diskusikan implikasi dari pernyataan di bawah ini: “Diperlukan suatu persiapan yang lebih cermat pada pihak calon baptisan… Prinsipprinsip kehidupan Kristen harus dijadikan jelas kepada mereka yang baru datang kepada kebenaran.”-EGW, 6T, hlm. 91, 92. 
2. Bagaimanakah kita sebagai satu gereja menunjukkan pengertian yang sama dengan Paulus tentang perbedaan-perbedaan budaya dan kerelaan yang sama untuk menemui orang di mana mereka berada tanpa mengkompromikan Injil atau identitas keagamaan kita sendiri? 
3. Baca Kisah 17:32-34. Apakah yang dapat kita pelajari dari tiga respons yang dihadapi Paulus di Atena? “(1) Ada yang mengolok. Mereka terpikat oleh kesungguh-sungguhan yang penuh gairah orang Yahudi asing ini. Adalah mungkin untuk mengadakan olok-olokan kehidupan; tapi mereka yang melakukannya akan dapati bahwa apa yang dimulai sebagai komedi harus berakhir dalam tragedi. (2) Sebagian orang menangguhkan keputusan. Yang paling berbahaya dari semua bari-hari adalah ketika seorang menemukan betapa mudahnya berbicara tentang hari esok. (3) Sebagian orang percaya. Orang bijak mengetahui bahwa hanya yang bodoh yang akan menolak tawaran Allah.”--William Barclay, The Acts of the Apostles, rev. ed. (Philadelphia: Westminster, 1976), hlm. 133. 
4. Sebenarnya Paulus mengutip dari seorang penulis kafir (Kis. 17:28) supaya Meyakinkan orang Atena. Apakah yang seharusnya diberitahukan hal itu kepada kita, bagaimana kadang-kadang menggunakan sumber seperti ini dapat berguna? Dan apakah bahayanya juga?



>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-9 : PERJALANAN MISIONARIS KEDUA (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:





Saturday, August 4, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT 2018, TRIWULAN 3 - SABAT KE-5 *28 JULI - 03 AGUSTUS





PELAJARAN SEKOLAH SABAT KE-5

*28 JULI – 03 AGUSTUS 2018

PERTOBATAN PAULUS


SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: KISAH 26:9-11; ULANGAN 21:23; KISAH 9:1-20; 1 KOR. 9:1; GALATIA 1:1; KISAH 9:20-30.

AYAT HAFALAN: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKu untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (Kisah 9:15).

Pertobatan Saulus dari Tarsus (yang menjadi Paulus) merupakan satu dari peristiwa-peristiwa yang paling mengesankan dalam sejarah gereja rasul. Bagaimanapun, pentingnya Paulus, jauh melebihi pertobatan itu sendiri, karena Paulus, tentu bukanlah satu-satunya musuh gereja yang menjadi orang Kristen sejati. Malah, pokok persoalannya berkaitan dengan apa yang pada akhirnya ia lakukan demi Injil. Paulus telah menjadi lawan yang tak dapat diperbaiki bagi umat percaya mula-mula, dan kerusakan yang dapat ia lakukan bagi gereja yang masih bayi sangat besar. la mempunyai tekad dan juga dukungan resmi untuk membinasakan gereja. Namun, ia merespons dengan setia pada panggilan Allah ketika pada perjalanan menuju Damaskus dan menjadi terbesar di antara para rasul. "Dari antara penganiaya gereja Kristus yang paling sengit dan tak berbelaskasihan, muncullah pembela yang tangguh dan paling berhasil memberitakan Injil."—Ellen G. White, Sketches from the Life of Paul, hlm. 9.

Tindakan-tindakan Paulus sebelumnya dalam menganiaya gereja mula-mula akan selalu membawakan padanya suatu perasaan ketidaklayakannya sendiri walaupun ia dapat katakan dengan perasaan syukur yang lebih dalam lagi bahwa anugerah Allah baginya tidaklah sia-sia. Dengan pertobatan Paulus, Kekristenan berubah selamanya.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 4 Agustus.


MINGGU 29 JULI

Penganiaya Gereja

Paulus adalah seorang Yahudi Helenis. Tempat kelahirannya adalah Tarsus, ibu kota Kilikia (Kis. 21:39). Sekalipun demikian, sampai pada taraf tertentu ia menyimpang dari gaya hidup Helenis, karena ia dibawa ke Yerusalem, di mana ia belajar di bawah Gamaliel (Kis. 22:3), guru Farisi yang paling berpengaruh ji zaman itu. Sebagai seorang Farisi, Paulus adalah seorang Farisi kolot, walaupun semangatnya mendekati kefanatikan (Gal. 1:14). Inilah sebabnya ia membawa Stefanus ke kematiannya dan menjadi tokoh kunci dalam penganiayaan berikutnya.

Bacalah Kisah 26:9-11. Bagaimanakah Rasul Paulus menggambarkan kegiatan-kegiatannya melawan gereja?

Paulus berkata di lain tempat bahwa Injil itu suatu batu sandungan bagi orang Yahudi (1 Kor 1:23). Di samping fakta bahwa Yesus tidaklah cocok dengan harapan Yahudi tradisionil—Mesias-raja, mereka tak akan bisa menerima gagasan bahwa Dia yang telah mati di salib itu adalah Mesias Allah, karena Alkitab katakan bahwa setiap orang yang digantung adalah dikutuk Allah (Ul. 21:23). Maka, bagi orang Yahudi, penyaliban itu adalah dengan sendirinya suatu kontradiksi yang fantastis, bukti paling jelas bahwa pengakuan-pengakuan gereja tentang Yesus adalah palsu.

Kisah 9:1, 2 menunjukkan Saulus orang Tarsus bertindak melawan orang percaya. Damaskus adalah suatu kota penting kira-kira lima puluh kilometer di utara Yerusalem, di mana terdapat satu populasi Yahudi yang besar. Orang Yahudi yang tinggal di luar Yudea terorganisasi dalam sejenis jaringan kerja yang bermarkas di Yerusalem (Sanhedrin), dengan sinagoge berfungsi sebagai pusat-pusat dukungan bagi komunitas lokal. Terdapat komunikasi yang tetap antara Sanhedrin dan komunitas seperti itu, biasanya melalui surat-surat yang dibawa oleh seorang shaliah, "seorang yang diutus" (dari bahasa Ibrani shalah, "mengutus"). Seorang shaliah adalah agen resmi yang ditunjuk Sanhedrin melakukan beberapa fungsi keagamaan.

Ketika Saulus meminta kepada imam besar, ketua Sanhedrin, surat yang dialamatkan ke sinagoge-sinagoge di Damaskus, ia menjadi salah seorang shaliah, dengan kuasa untuk menawan siapa pun pengikut Yesus dan membawanya ke Yerusalem (bandingkan dengan Kis. 26:12). Dalam bahasa Yunani, shaliah itu sama dengan apostolos, dari padanya berasal kata apostle, rasul. Jadi, sebelum menjadi rasul Yesus Kristus, Paulus adalah rasul Sanhedrin.

Kapankah terakhir kali Anda bertekun untuk (atau melawan) sesuatu yang mengenai itu Anda kemudian berubah pikiran? Pelajaran apakah yang seharusnya telah Anda pelajari dari pengalaman itu?


SENIN 30 JULI

Di Jalan ke Damaskus

Bacalah Kisah 9:3-9. Apakah yang terjadi ketika Paulus sedang mendekati Damaskus? Apakah pentingnya kata-kata Yesus dalam Kisah 9:5 (lihat juga Kisah 26:14)?

Ketika Saulus dan rombongan mendekati Damaskus, terjadi sesuatu yang tidak diharapkan; kira-kira tengah hari mereka mengalami suatu cahaya yang sangat terang dari langit dan suara berbicara. Ini bukan sekadar khayal dalam pengertian kenabian tetapi suatu pernyataan Ilahi, yang ditunjukkan khusus kepada Saulus. Rombongann a melihat cahaya; namun hanya Saulus yang jadi buta; mereka mendengar suara; namun hanya Saulus yang mengerti. Cahaya itu adalah kemuliaan I lahi Yesus yang dibangkitkan, yang nampak secara pribadi kepada Saulus pada saat itu (Kis. 22:14). Di tempat lain Paulus yakin bahwa ia melihat Yesus, yang menjadikan dia sederajat dengan dua belas rasul sebagai saksi kebangkitan-Nya dan otoritas kerasulannya (1 Kor 9:1; 15:8).

Dialog yang berlangsung dengan Yesus memukul Saulus dengan telak lebih dari cahaya itu sendiri. Saulus secara mutlak diyakinkan bahwa, dengan menyerang pengikut Yesus dari Nazaret, ia sedang melakukan pekerjaan Allah dalam memurnikan Yudaisme dari kemurtadan yang berbahaya dan mematikan. Namun, dalam kecemasannya, ia mempelajari bahwa Yesus bukan hanya hidup tapi juga dengan menimbulkan penderitaan kepada para penganut-Nya ia sedang menyerang Yesus sendiri.
Ketika berbicara kepada Saulus, Yesus menggunakan tamsil yang diduga berasal dari Yunani yang pasti Saulus kenal: "Sukar bagimu menendang ke galah rangsang" (Kis. 26: 14). Suatu gambaran mengenai kuk yang ditarik lembu melawan galah tajam yang digunakan untuk mengendalikannya. Kalau itu terjadi, binatang itu hanya lebih menyakiti dirinya sendiri.

Ucapan ini dapat ditujukan kepada pergumulan dalam pikiran Saulus—Alkitab merujuk hal ini sebagai pekerjaan Roh Kudus (Yoh. 16:8-11)—yang mengingatkan kembali kepada apa yang terjadi pada Stefanus.4'Saulus telah mengambil bagian yang penting dalam pengadilan dan vonis Stefanus, dan bukti yang kuat kehadiran Allah bersama orang yang mati syahid itu telah membuat Saulus meragukan kebenaran pekerjaannya melawan para pengikut Yesus. Pikirannya sangatlah kacau. Dalam kebingungannya ia memohon petunjuk kepada mereka yang berhikmat dan pertimbangannya telah ia yakini sepenuhnya. Argumentasi para rabi dan penguasa alchirnya meyakinkan dia bahwa Stefanus adalah seorang penghujat, bahwa Kristus yang dikhotbahkan oleh murid yang mati syahid itu adalah seorang penipu ulung, dan bahwa mereka yang melayani jabatan suci hams benar."—Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hlm. 112, 113.

Mengapakah bijaksana mendengarkan angan-angan hati Anda?


SELASA 31 JULI

Kunjungan Ananias

Ketika sadar bahwa ia sedang berbicara kepada Yesus sendiri, Saulus menanyakan pertanyaan yang memberi Yesus kesempatan yang Ia cari: "Tuhan, apakah yang hams kuperbuat?"(Kis. 22:10). Pertanyaan itu menandakan kesedihan mendalam karena mengingat tindakan-tindakannya sejauh ini, tetapi lebih penting lagi, itu mengungkapkan suatu kerelaan tanpa syarat untuk meminta Yesus menuntun hidupnya mulai saat itu. Dibawa ke Damaskus, Saulus hams menanti pengarahan selanjutnya.

Dalam Kisah 9:10-19, Alkitab menyatakan bagaimana Tuhan bekerja menyiapkan Saulus dari Tarsus untuk kehidupan barunya sebagai Rasul Paulus. Di dalam suatu khayal, Yesus menugaskan Ananias untuk mengunjungi Saulus dan meletakkan tangan ke atasnya untuk pemulihan penglihatannya. Ananias sudah tahu siapa Saulus itu, dan berapa banyak dari para saudara yang telah menderita dan bahkan mati karena dia. Ia juga sangat tahu satu-satunya alasan mengapa Saulus berada di Damaskus, sehingga, pasti, ia tidak mau menjadi korban Saulus pertama di situ. Keraguannya itu dapat dimengerti.

Tetapi, yang Ananias belum tahu adalah bahwa Saulus baru saja bertemu secara pribadi dengan Yesus yang telah mengubah hidupnya selamanya. Ia tidak tahu bahwa, gantinya masih bekerja bagi Sanhedrin—mengherankan bagi Ananias baru saja Saulus dipanggil Yesus untuk bekerja bagi-Nya, yang artinya bahwa Saulus bukan lagi seorang rasul Sanhedrin, melainkan sarana pilihan Yesus untuk membawa Injil kepada bangsa Yahudi maupun bukan Yahudi.

Bacalah Galatia 1:1, 11, 12. Pengakuan khusus apakah yang dibuat Paulus sehubungan dengan pelayanan kerasulannya?

Dalam Galatia, Paulus menegaskan bahwa ia menerima pekabarannya dan kerasulannya langsung dari Yesus Kristus, bukan dari sumber manusia mana pun. Hal ini tidak bertentangan dengan peran yang dilakukan Ananias dalam panggilannya. Ketika mengunjunginya, Ananias hanya meneguhkan tugas yang Saulus telah terima dari Yesus sendiri di jalan ke Damaskus.

Sesungguhnya, perubahan dalam kehidupan Saulus sangatlah dramatis sehingga tidak ada manusia yang dapat menyebabkannya. Hanya campur tangan Ilahi yang dapat menjelaskan bagaimana lawan Yesus yang paling terobsesi tiba-tiba memeluk-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan, meninggalkan segala sesuatu di belakangnya—keyakinan, reputasi, karir dan menjadi rasul-Nya yang paling mengabdi dan menghasilkan.

Dalam cara-cara apakah pertobatan Saulus mengilustrasikan bekerjanya kasih karunia Allah yang ajaib? Apakah yang dapat dipelajari dari kisahnya mengenai orang-orang di sekitar Anda yang diragukan bisa datang kepada iman yang sejati?


RABU 1 AGUSTUS

Permulaan Pelayanan Paulus

Kisah 9:19-25 memberi kesan bahwa setelah pertobatannya, Paulus menetap di Damaskus untuk sedikit waktu sebelum kembali ke Yerusalem (Kis. 9:26). Tetapi dalam Galatia 1:17, Paulus tambahkan, sebelum pergi ke Yerusalem, ia pergi ke Arabia, di mana ia rupanya hidup menyendiri untuk suatu waktu tertentu. "Di sinilah, dalam kesunyian padang pasir, Paulus mempunyai kesempatan yang luas untuk belajar dengan tenang sambil merenung-renungkan."           Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm 107.

Bacalah Kisah 9:20-25. Bagaimanakah Lukas menggambarkan pelayanan Paulus di Damaskus? Seberapa muluskah itu?

Sasaran awal Saulus ketika ia meninggalkan Yerusalem dengan surat kuasa dari imam besar adalah umat percaya asal Yahudi yang diduga mencari perlindungan di sinagoge Damaskus (Kis. 9:2). Kini, setelah kembali dari Arabia, ia pada akhirnya mengunjungi sinagoge, bukan untuk menangkap para umat tetapi meningkatkan jumlah mereka; bukan untuk menghujat Yesus sebagai penipu tapi untuk memperkenalkan Dia sebagai Mesias Israel. Apakah yang terlintas dalam pikiran mereka yang setelah mendengar tentang dia hanya sebagai salah seorang penganiaya, sekarang mendengar dia bersaksi tentang Yesus? Apakah yang hendak mereka perbuat kecuali terheran-heran pada perubahan Saulus dari Tarsus dan pada apa yang sedang ia lakukan bagi gereja? (Mereka mungkin tidak punya ide tentang pengaruh yang nanti dimiliki oleh petobat yang baru ini!)

Tidak sanggup melawan Paulus, beberapa dari lawan-lawannya bersekongkol untuk membunuhnya. Catatan Paulus tentang kisah ini (2 Kor. 11:32, 33) memberi kesan bahwa lawan-lawannya melaporkan dia kepada penguasa setempat agar mencapai maksud mereka. Tetapi, dengan bantuan umat percaya, Paulus berhasil luput dalam sebuah keranjang, mungkin melalui jendela rumah yang dibuat pada dinding kota.

Paulus tahu sejak awal bahwa ia akan menghadapi banyak tantangan (Kis. 9:16). Perlawanan, penganiayaan, dan penderitaan yang datang dari berbagai sumber akan selalu ada dalam pelayanannya, tetapi tak ada yang dapat menggoncang iman atau kesukaran tugasnya, meskipun dengan kesukaran dan cobaan yang ia hadapi hampir pada setiap langkah hidup barunya dalam Kristus (2 Kor. 4:8, 9).

Walaupun dengan pergumulan dan perlawanan, Paulus tidak menyerah. Bagaimanakah kita dapat belajar melakukan yang sama bagi imanyaitu bagaimana bertekun di tengah kekecewaan dan perlawanan?


KAMIS 2 AGUSTUS

Kembali ke Yerusalem

Setelah terluput dari Damaskus, Paulus kembali ke Yerusalem untuk pertama kalinya sejak ia meninggalkannya sebagai penganiaya. Hal ini terjadi tiga tahun setelah pertobatannya (Gal. 1:18). Bukanlah suatu kepulangan yang mudah, ketika ia menghadapi masalah-masalah baik di dalam maupun di luar gereja.

Bacalah Kisah 9:26-30. Apakah yang terjadi pada Paulus ketika ia tiba di Yerusalem?

Di Yerusalem, Paulus berusaha bergabung dengan para rasul. Walaupun waktu itu ia sudah menjadi Kristen selama tiga tahun, berita pertobatannya kedengaran sangat tidak masuk akal sehingga para rasul, seperti Ananias sebelumnya, merasa ragu. Mereka khawatir bahwa itu hanyalah bagian dari persekongkolan yang rapi. Adalah Barnabas, seorang Lewi dari Siprus (Kis. 4:36, 37), seorang Helenis, yang memecahkan penolakan para rasul dan memperkenalkan Paulus kepada mereka. Mereka juga pasti heran pada apa yang Allah lakukan pada Paulus; yaitu, setelah mereka sadar bahwa ia bersungguh-sungguh.

Namun perlawanan, seperti itu, tidak pernah sepenuhnya habis, jika bukan karena tindakan-tindakan masa lalu Paulus dalam menganiaya gereja, dan kemudian setidaknya karena Injil yang ia beritakan. Seperti dalam kasus Stefanus, orang-orang percaya asal Yudea, termasuk para rasul, agak lambat untuk mengerti jangkauan universal iman Kristen, suatu iman yang tidak lagi didasarkan pada sistem upacara Perjanjian Lama, khususnya dalam sistem korban, yang telah kehilangan keabsahannya dengan kematian Yesus di salib. Lingkaran hubungan Paulus yang terdekat di dalam gereja di Yudea adalah orangorang percaya Helenis; selain Barnabas sendiri, termasuk juga Filipus salah seorang dari tujuh diaken (Kis. 21:8), dan Manason juga, dari Siprus (Kis. 21 : 16). Beberapa tahun kemudian, para pemimpin gereja di Yerusalem masih menuduh Paulus memberitakan doktrin yang pada dasarnya sama dengan yang Stefanus beritakan sebelumnya (Kis. 21:21).

Selama lima belas hari tinggal di Yerusalem (Gal. 1:18), Paulus nampaknya memutuskan untuk memberitakan Injil kepada kelompok Yahudi yang tidak percaya, yaitu yang telah ia hasut melawan Stefanus waktu lalu. Sama seperti Stefanus, upaya Paulus menemui perlawanan yang keras, sampai mengancam hidupnya sendiri. Dalam suatu khayal, Yesus mengatakan padanya untuk meninggalkan Yerusalem demi keselamatan dirinya (Kis. 22:17-21). Dengan pertolongan saudara-saudara seiman, dia turun ke kota pelabuhan Kaisarea dan dari sana ke kola kelahirannya di Kilikia, tinggal di situ beberapa tahun sebelum memulaikan perjalanan-perjalanan misinya.


JUMAT 3 AGUSTUS

Pendalaman: "Seorang jenderal yang terbunuh dalam medan tempur merupakan kerugian bagi pasukannya, tetapi kematiannya tidak memberikan kekuatan kepada musuh. Tetapi bila seorang tokoh penting bergabung dengan kekuatan musuh, bukan Baja pelayanannya yang hilang, tetapi mereka, kepada siapa ia menggabungkan dirinya, mendapat keuntungan yang menentukan. Saulus dari Tarsus, dalam perjalanannya ke Damaskus, dapat dengan mudah dipukul mati oleh Tuhan dan banyak kekuatan dapat diambil dari kuasa penganiaya itu. Tetapi Tuhan dalam rencana-Nya bukan saja menyelamatkan kehidupan Saulus, namun menjadikan dia petobat, dengan demikian memindahkan seorang pejuang dari pihak musuh kepada pihak Kristus."           Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hlm.124.

"Kristus telah memerintahkan para murid-Nya untuk pergi dan mengajar segala bangsa; tetapi ajaran-ajaran terdahulu yang mereka terima dari orangorang Yahudi menyulitkan mereka untuk mengerti sepenuhnya perkataan Guru mereka, karena itu mereka pun lambat bertindak. Mereka menyebut diri mereka anak-anak Abraham, dan menganggap diri mereka sebagai pewaris janji Ilahi. Sampai beberapa tahun sesudah kenaikan Yesus barulah pikiran mereka cukup luas mengerti dengan jelas akan maksud perkataan Kristus, bahwa mereka harus mengupayakan pertobatan orang bukan Yahudi sama sebagaimana orang Yahudi."—Ellen G. White, Sketches From the Life of Paul, hlm. 38.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Renungkan pertanyaan Yesus kepada Saulus dalam perjalanan ke Damaskus: "Mengapa engkau menganiaya Aku?" (Kis. 9:4). Bagi Saul-us, pertanyaan ini merupakan petunjuk bahwa Yesus orang Nazaret itu benar-benar telah dibangkitkan dari antara orang mati. Tetapi lebih daripadanya, hal itu juga merupakan petunjuk tanda pengenal rohani yang eksis antara Yesus dan gereja-Nya (lihat juga Mat. 25:34- 45). Maksudnya jelas: setiap kerugian yang dilakukan pada gereja adalah juga kerugian bagi Yesus sendiri. Dalam istilah praktis, apakah artinya ini bagi kita sekarang?

2. Bersaksi bagi Yesus meliputi menderita untuk Yesus. Bukanlah kebetulan bahwa kata bahasa Yunani untuk "bersaksi" (martys) berkaitan dengan "martyrdom" mati syahid. Apakah artinya menderita untuk Yesus?

3. Ada sebutan kuno bahasa Latin, Credo ut intelligam, artinya, "Saya percaya supaya saya mengerti." Bagaimanakah ide ini membantu kita mengerti apa yang terjadi pada Saulus dari Tarsus? Yaitu sebelum pertobatannya, sebelum Paulus menjadi seorang yang percaya dalam Yesus, is tidak mengerti. Nanti setelah pengalamannya barulah ia sanggup mengerti. Pelajaran apakah yang dapat ditarik dari hal ini untuk saat-saat ketika kita dapati diri kita frustrasi dengan mereka yang tidak percaya kebenaran yang sepertinya sangat jelas bagi kita?



>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-5 : PERTOBATAN PAULUS (doc)
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: