Ads Google

Tuesday, March 31, 2020

Bab 4. Pentakosta


4
Pentakosta

Ketika murid-murid pulang dari Bukit Zaitun ke Yerusalem, orang-orang melihat kepada mereka, mengharapkan untuk melihat pada wajah mereka pernyataan kesusahan, kekacauan, dan kekalahan; tetapi mereka melihat di sana wajah kesenangan dan kemenangan. Murid-murid tidak bersusah atas harapan mereka yang dikecewakan. Mereka telah melihat Juruselamat yang telah bangkit, dan perkataan perjanjian perpisahan-Nya tetap bergema di telinga mereka.
Dalam penurutan kepada perintah Kristus, mereka menunggu di Yerusalem untuk janji Bapa--kecurahan Roh Kudus. Mereka tidak menunggu dengan sia-sia. Catatan mengatakan bahwa mereka "senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah." Lukas 24:53. Mereka juga sama-sama mempersatukan permohonan mereka kepada Bapa dalam nama Yesus. Mereka tahu bahwa mereka mempunyai Wakil dalam surga, seorang Penganjur dalam takhta Allah. Dalam perasaan yang penuh hikmat mereka bertelut dalam doa, mengulangi jaminan, "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Yohanes 16:23, 24. Lebih tinggi dan tetap lebih tinggi mereka menunjang tangan iman dengan alasan yang berkuasa, "Kristus Yesus yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita." Roma 8:34.
Sementara murid-murid menunggu kegenapan perjanjian itu, mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurangpercayaan mereka. Sementara mereka teringat akan perkataan yang diucapkan oleh Kristus kepada mereka sebelum kematian-Nya, mereka pun lebih mengerti akan maksud yang sebenarnya. Kebenaran yang telah berlalu dari ingatan mereka dibawa sekali lagi kepada pikiran mereka, dan ini mereka ulangi satu sama lain. Mereka sendiri menyesal karena salah mengerti akan Juruselamat. Bagai suatu prosesi,  pemandangan demi pemandangan tentang hidup-Nya yang luar biasa lewat di hadapan mereka. Sementara mereka merenungkan tentang kehidupan-Nya yang suci, mereka merasa bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu sukar, tidak ada pengorbanan yang terlampau besar, kalau saja mereka dapat bersaksi dalam kehidupan mereka kepada keindahan tabiat Kristus. Oh, jikalau seandainya mereka bisa mengulangi lagi masa tiga tahun hidup bersama-sama, pikir mereka, alangkah berbedanya tindakan mereka! Jikalau mereka dapat melihat Tuhan sekali lagi, betapa sungguh-sungguh mereka berusaha untuk menunjukkan kepada-Nya akan dalamnya mereka mengasihi Dia, dan betapa mereka menunjukkan rasa berdukanya mereka karena telah menyusahkan Dia dengan suatu perkataan atau perbuatan yang kurang percaya! Tetapi mereka telah dihiburkan oleh pikiran bahwa mereka telah diampuni. Dan sejauh mungkin mereka memutuskan, mereka akan tebus ketidakpercayaan mereka dengan berani mengakui Dia di hadapan dunia.


Murid-murid berdoa dengan penuh kesungguh-sungguhan untuk satu kelayakan bertemu dengan manusia dan dalam pergaulan mereka setiap hari untuk mengucapkan perkataan yang akan memimpin orang-orang berdosa kepada Kristus. Menyisihkan segala perbedaan, segala keinginan untuk keunggulan, mereka datang bersama-sama dalam persahabatan Kristen. Mereka datang lebih dekat dan lebih dekat kepada Allah, dan sementara berbuat hal ini mereka sadari satu kesukaan apakah yang telah dimiliki bila diizinkan bersekutu begitu dekat dengan Kristus. Kesusahan memenuhi hati mereka sementara memikirkan tentang berapa banyak kali mereka telah menyusahkan Dia karena lambatnya pengertian mereka, kegagalan mereka untuk mengerti pelajaran yang demi kebaikan mereka, Ia sedang mencoba untuk mengajarkan mereka.
Hari-hari persiapan ini adalah hari-hari penyelidikan hati yang mendalam. Murid-murid merasa keperluan rohani mereka dan berseru kepada Tuhan dengan perbuatan dan kesungguh-sungguhan kudus yang akan menyanggupkan mereka untuk pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Mereka tidak minta untuk suatu berkat bagi mereka saja. Mereka ditanggungkan beban keselamatan jiwa. Mereka menyadari bahwa Injil harus disampaikan ke seluruh dunia, dan mereka menuntut kuasa yang Kristus telah janjikan.
Sepanjang zaman para bapa, pengaruh Roh Kudus telah sering dinyatakan dalam cara yang nyata, tetapi tidak pernah sepenuhnya. Sekarang, dalam penurutan kepada sabda Juruselamat, murid-murid mempersembahkan permohonan mereka untuk pemberian ini, dan di dalam surga Kristus menambahkan pengantaraan-Nya. Ia menuntut pemberian Roh, supaya Ia dapat mencurahkannya ke atas umat-Nya.
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk."
Roh itu datang kepada murid-murid yang sedang menunggu dan berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga mencapai setiap hati. Yang Mahakuasa menyatakan diri-Nya dalam kuasa kepada sidang-Nya. Hal itu seakan-akan selama berabad-abad pengaruh telah dikendalikan, dan sekarang surga bersuka-suka karena dapat mencurahkan kepada sidangnya kekayaan Roh yang penuh rahmat. Dan di bawah pengaruh Roh itu, perkataan penyesalan dan pertobatan bercampur dengan nyanyian puji-pujian untuk dosa-dosa yang diampuni. Kata-kata ucapan terima kasih dan nubuatan terdengar. Segenap surga tunduk memandang dan memuja kebijaksanaan dari kasih yang tiada taranya dan tidak dapat dipahami. Hilang dalam keheranan, rasul-rasul berseru "Di sini adalah kasih." Mereka meraih kuasa yang diberikan. Dan apa yang mengikutinya? Pedang Roh, yang baru saja ditajamkan dengan kuasa dan dicelupkan dalam terang surga, memotong jalannya melalui kurang percaya. Beribu-ribu orang ditobatkan dalam sehari.
"Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi," Kristus telah mengatakan kepada murid-murid-Nya: "Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu." "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." Yohanes 16:7, 13.


Kenaikan Kristus ke surga adalah tanda bahwa pengikut-Nya harus menerima berkat yang dijanjikan. Untuk itu mereka harus menunggu sebelum mereka memasuki pekerjaan mereka. Bila Kristus melewati gerbang-gerbang surga, Ia dimahkotai di tengah pemujaan malaikat-malaikat. Segera sesudah upacara ini selesai, Roh Kudus turun ke atas murid-murid-Nya dalam kelimpahan dan Kristus sesungguhnya sudah dimuliakan, bahkan dengan kemuliaan yang dipunyai-Nya dengan Bapa-Nya dari segenap kekekalan. Kecurahan di waktu Pentakosta adalah komunikasi surga sehingga pengurapan Juruselamat telah dilaksanakan. Sesuai dengan janji-Nya Ia telah mengutus Roh Kudus-Nya dari surga kepada para pengikut-Nya Sebagai tanda bahwa Ia, Sebagai imam dan raja, menerima segala kekuasaan di surga dan di atas bumi ini, dan telah diurapi menjadi seorang dari umat-Nya.
"Dan tampaklah kepada mereka seperti lidah-lidah nyala api yang bertebaran dan hingga pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." Roh Kudus yang mengambil bentuk lidah-lidah api, hinggap pada mereka yang berkumpul. Inilah suatu tanda pemberian yang dikaruniakan kepada murid-murid, yang memungkinkan mereka berbicara dengan bahasa yang lancar yang belum mereka kenal sampai pada waktu itu. Munculnya api ditandai semangat yang berapi-api dengan mana rasul-rasul akan bekerja dan kuasa yang akan menyertai pekerjaan mereka.
"Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit." Selama pembubaran orang-orang Yahudi telah tersebar hampir di segala bagian dunia yang didiami, dan dalam pembuangan mereka, mereka telah belajar berbicara berbagai-bagai bahasa. Banyak dari orang-orang Yahudi di Yerusalem yang pada kesempatan ini mengunjungi pesta rohani yang sedang berlangsung. Setiap bahasa yang diketahui dikemukakan oleh mereka yang berkumpul. Perbedaan bahasa-bahasa ini akan menjadi halangan yang besar kepada pemasyhuran Injil itu; sebab itu Allah dengan cara yang ajaib menunjang kekurangan murid-murid itu. Roh Kudus berbuat bagi mereka sesuatu yang mereka tidak dapat laksanakan sendiri seumur hidup mereka. Mereka sekarang dapat memasyhurkan kebenaran Injil dengan luas, berbicara dengan bahasa-bahasa mereka untuk siapa mereka sedang bekerja. Pemberian yang ajaib ini adalah bukti yang kuat kepada dunia bahwa misi mereka mendapat restu dari surga. Sejak waktu itu bahasa murid-murid adalah suci, sederhana, dan tepat, apakah mereka berbicara dalam bahasanya sendiri atau bahasa asing.
"Ketika keadaan itu disebarluaskan, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: Bukankah yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?"
Imam-imam dan penghulu-penghulu sangat besar amarahnya karena pernyataan yang ajaib ini, tetapi mereka tidak berani menunjukkan kebencian mereka, karena khawatir untuk membukakan diri sendiri kepada keganasan orang banyak. Mereka telah membunuh orang Nasrani itu; tetapi di sinilah hamba-hamba-Nya, orang Galilea yang buta huruf, mengatakan dalam berbagai bahasa kisah tentang hidup dan pelayanan-Nya. Imam-imam menetapkan untuk sepakat bahwa kuasa yang ajaib dari murid-murid itu hanyalah hal yang biasa saja, mengatakan bahwa mereka adalah pemabuk yang telah mengambil bagian dari air anggur pesta yang besar itu. Sebagian orang yang paling bodoh yang hadir mengakui anjuran itu sebagai suatu kebenaran, tetapi mereka yang lebih pintar menyatakan hal itu bohong; dan mereka yang mengerti bahasa-bahasa yang bermacam-macam itu menyaksikan bahwa murid-murid itu menggunakannya dengan tepat.


Dalam menjawab tuduhan imam-imam, Petrus menunjukkan bahwa demonstrasi ini adalah kegenapan langsung dari nubuatan Yoel, di mana ia ramalkan bahwa kuasa seperti itu akan datang kepada manusia untuk melayakkan mereka bagi pekerjaan yang khusus. "Hai kamu orang Yahudi dan kamu yang tinggal di Yerusalem," ia berkata, "ketahuilah dan camkanlah perkataan ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel. Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas segala manusia; maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat."
Dengan jelas dan kuasa Petrus menyaksikan kematian dan kebangkitan Kristus: "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini; Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia . . . menurut maksud dan rencana-Nya, kamu telah salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu."
Petrus tidak menekankan ajaran Kristus untuk membuktikan kedudukannya, karena ia mengetahui bahwa prasangka para pendengarnya begitu besar sehingga perkataannya mengenai persoalan ini tidak akan ada manfaatnya. Gantinya, ia berbicara kepada mereka tentang Daud, yang dianggap oleh orang Yahudi Sebagai salah satu bapa dari bangsa mereka. "Sebab Daud berkata tentang Dia," ia menyatakan: "Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dana jiwaku bersorak-sorak bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati dan tidak membiarkan Orang Kudusmu melihat kebinasaan. . . .
"Saudara-saudara, aku boleh berkata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai pada hari ini." "Karena itu ia . . . telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan oleh Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
Pandangan itu adalah salah satu yang menarik perhatian. Lihatlah orang-orang datang dari segala penjuru untuk mendengar murid-murid bersaksi tentang kebenaran sebagaimana dalam Yesus. Mereka mendesak masuk, mengerumuni bait suci itu. Imam-imam dan penghulu-penghulu ada di sana, cemberut kebencian masih pada wajah mereka, hati mereka masih dipenuhi dengan kebencian terhadap Yesus, tangan mereka tidak dibersihkan dari darah yang dicurahkan bila mereka menyalibkan Penebus dunia ini. Mereka telah berpikir untuk menjumpai rasul-rasul yang penuh ketakutan di bawah tangan penentang yang kuat dan pembunuh, tetapi mereka mendapati mereka terangkat dari rasa takut dan diisi Roh, memasyhurkan dengan kuasa keilahian Yesus orang Nazaret itu. Mereka mendengar mereka menyatakan dengan keberanian bahwa Seorang yang baru-baru ini dihina, diejek, dipukul dengan tangan yang kejam, dan disalibkan, adalah Putra kehidupan, sekarang ditinggikan ke tangan kanan Allah.


Beberapa dari mereka yang mendengarkan rasul-rasul itu, telah mengambil bagian dalam penghukuman dan kematian Kristus. Suara mereka telah bercampur dengan orang banyak dalam menuntut penyaliban-Nya. Ketika Yesus dan Barnabas berdiri di hadapan mereka di ruang pengadilan dan Pilatus bertanya, "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" mereka berteriak, "jangan Dia, melainkan Barnabas!" Matius 27:17; Yohanes 18:40. Ketika Pilatus menyerahkan Kristus kepada mereka, dengan mengatakan, "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." "Aku tidak bersalah terhadap darah Orang itu", mereka berseru "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Yohanes 19:6; Matius 27:24, 25.
Sekarang mereka mendengar murid-murid itu menyatakan bahwa itulah Anak Allah yang telah disalibkan. Imam-imam dan penghulu-penghulu gemetar. Keyakinan dan kesedihan mencengkam orang banyak "Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Di antara mereka yang mendengar kepada murid-murid adalah orang-orang Yahudi yang beriman, yang tekun dalam kepercayaan mereka. Kuasa yang menyertai perkataan pembicaraan itu meyakinkan mereka bahwa Yesus sesungguhnya adalah Mesias.
"Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Petrus menyentuh hati orang-orang dan diyakinkan dengan kenyataan bahwa mereka telah menolak Kristus sebab mereka telah ditipu oleh imam-imam dan penghulu-penghulu; bahwa apabila mereka teruskan untuk mencari orang-orang ini untuk nasihat, dan menunggu mereka mengakui Kristus sebelum mereka berani berbuat demikian, mereka tidak pernah akan menerima Dia. Orang yang berkuasa ini, meskipun nampaknya mengaku percaya akan Tuhan, mencita-citakan kekayaan dan kemuliaan duniawi. Mereka tidak rela untuk datang kepada Kristus untuk menerima terang.
Di bawah pengaruh penerangan surga, Kitab Suci yang telah dijelaskan oleh Kristus kepada murid-murid-Nya berdiri tegak di hadapan mereka dengan gemilang dan dalam kebenaran yang sempurna. Tirai yang telah menghalangi mereka sehingga tidak dapat melihat kepada kesudahan dari sesuatu yang telah dihapuskan, sekarang telah dialihkan, dan mereka mengerti dengan jelas tujuan misi Kristus dan sifat kerajaan-Nya. Mereka dapat berkata-kata dengan kuasa Juruselamat; sementara mereka membukakan rencana keselamatan kepada para pendengarnya, banyak yang terbukti bersalah dan diyakinkan. Tradisi-tradisi dan takhyul-takhyul yang ditanamkan oleh imam-imam disapu bersih dari ingatan mereka, dan menerima pengajaran Juruselamat.
"Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa."


Para pemimpin Yahudi telah menyangka bahwa pekerjaan Kristus akan berakhir dengan kematian-Nya; tetapi, gantinya mereka menyaksikan pemandangan yang luar biasa dari Hari Pentakosta. Mereka mendengar murid-murid, dipenuhi dengan suatu kuasa dan tenaga yang belum pernah diketahui, mengkhotbahkan Kristus, perkataan mereka ditegaskan oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Di Yerusalem, kubu agama Yahudi, beribu-ribu orang secara terbuka menyatakan iman mereka kepada Yesus orang Nazaret Sebagai Mesias.
Murid-murid sangat heran dan bersukacita karena besarnya penuaian jiwa-jiwa. Mereka tidak memandang tuaian yang  luar biasa ini Sebagai usaha mereka sendiri; mereka menyadari bahwa mereka sedang masuk ke dalam pekerjaan orang-orang lain. Sejak kejatuhan Adam, Kristus telah mempercayakan kepada hamba-hamba pilihan benih sabda-Nya itu untuk ditaburkan dalam hati manusia. Selama kehidupan-Nya di dunia ini Ia telah menabur benih kebenaran dan telah menyiraminya dengan darah-Nya. Pertobatan yang terjadi pada hari Pentakosta adalah akibat penaburan ini, tuaian pekerjaan Kristus, menyatakan kuasa pengajaran-Nya.
Pekabaran rasul-rasul sendiri, meskipun jelas dan meyakinkan, tidak akan menghilangkan prasangka yang telah menahan begitu banyak bukti. Tetapi Roh Kudus menjelaskan pekabaran ke dalam hati dengan kuasa Ilahi. Perkataan rasul-rasul adalah Sebagai anak panah yang tajam dari Yang Mahakuasa, menghukum manusia dari kesalahan mereka yang mengerikan dalam menolak dan menyalibkan kemuliaan Tuhan.
Di bawah pendidikan Kristus, murid-murid telah dituntun untuk merasa keperluan mereka akan Roh itu. Di bawah pengajaran Roh mereka menerima kecakapan terakhir, dan pergi kepada pekerjaan seumur hidup mereka. Mereka tidak lagi bodoh dan tidak beradab. Mereka tidak lagi tanpa pengetahuan dan tidak berperadaban. Tidak lagi pengharapan mereka didasarkan atas kebesaran duniawi. Mereka "dengan sehati," "sehati dan sejiwa." Kisah 2:46; 4:32. Kristus memenuhi pikiran mereka; kemajuan kerajaan-Nya adalah tujuan mereka. Dalam pikiran dan tabiat mereka telah menjadi seperti Tuhan mereka, dan manusia "mengenal keduanya Sebagai pengikut Yesus." Kisah 4:13.
Hari Pentakosta membawa mereka kepada penerangan surga. Kebenaran-kebenaran yang tidak dapat mereka pahami ketika Kristus berada bersama-sama dengan mereka, sekarang terbuka. Dengan iman dan jaminan yang mereka belum ketahui sebelumnya, mereka menerima ajaran-ajaran dari sabda Yang Kudus. Hal itu bukanlah suatu persoalan iman dengan mereka bahwa Kristus adalah Anak Allah. Mereka mengetahui bahwa, meskipun berpakaikan jubah kemanusiaan, Ia adalah sesungguhnya Mesias, dan mereka menceritakan pengalaman mereka kepada dunia dengan suatu keyakinan yang membawanya dengan keyakinan bahwa Allah beserta dengan mereka.
Mereka dapat membicarakan nama Yesus dengan jaminan; karena bukankah Ia Sahabat mereka dan Saudara mereka yang lebih tua? Dibawa ke dalam persekutuan yang rapat dengan Kristus, mereka duduk dengan Dia di dalam surga. Dengan bahasa yang berapi-api mereka membungkus buah pikiran mereka sementara mereka bersaksi untuk Dia! Hati mereka dipanaskan dengan suatu kedermawanan penuh begitu dalam, begitu luas, sehingga hal itu memaksa mereka untuk pergi ke ujung bumi, menyaksikan tentang kuasa Kristus. Mereka dipenuhi dengan kerinduan yang mendalam untuk memajukan pekerjaan yang sudah dimulai-Nya. Mereka menyadari besarnya utang mereka kepada surga dan tanggung jawab pekerjaan mereka. Dikuatkan dengan pemberian Roh Kudus, mereka keluar penuh semangat untuk memperluas kemenangan salib. Roh itu menghidupkan mereka dan berbicara melalui mereka. Damai Kristus bercahaya dari wajah mereka. Mereka telah menyerahkan kehidupan mereka kepada-Nya untuk pelayanan, dan roman muka mereka sendiri menyaksikan penyerahan yang telah diadakannya.