Ads Google

Friday, February 8, 2019

PELAJARAN SABAT KE - 6, 2 FEBRUARI – 8 FEBRUARI 2019 UMAT ALLAH YANG DIMETERAIKAN

 

PELAJARAN SABAT KE - 6

2 FEBRUARI – 8 FEBRUARI 2019

UMAT ALLAH YANG DIMETERAIKAN

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: WHY. 7; 2 PTR. 3:9-14;Ul. 8:11-17; WHY. 14:4, 5, 12; 17:5; RM. 3:19-23.

AYAT HAFALAN: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (Wahyu 7:14).

Pekabaran dari dibukanya ketujuh meterai menunjukkan bahwa setiap orang yang mengaku percaya pada Kristus akan menerima berkat-berkat atas kesetiaan mereka atau kutuk atas ketidaksetiaan mereka. Empat meterai pertama menggambarkan upaya Allah untuk membangunkan umatNya dari kemalasan rohani dan membuat mereka menjadi pemenang. Tetapi, umat Allah masih menderita ketidakadilan dan penindasan dalam dunia yang bersikap kejam terhadap Injil. Pada saat meterai keenam dibuka, Allah telah siap berurusan dengan mereka yang menindas umat-Nya.     
 ,
Pasal 7 disisipkan di antara meterai keenam dan meterai ketujuh. Meterai keenam membawa kita kepada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Pada saat orang jahat menghadapi penghakiman, Wahyu 7 juga menceritakan kepada kita bahwa mereka yang bertahan pada hari kedatangan Kristus adalah mereka yang sudah dimeteraikan.

Wahyu 7 menunjukkan ciri-ciri umat Allah di akhir zaman, sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Ciri lain diberikan dalam Wahyu 14:1-5. Ada juga selingan yang disisipkan di antara tcrompet keenam dan ketujuh (Why 10:1-11:14). Interval ini terjadi pada periode yang sama dengan peristiwa di pasal 7 yang menggambarkan pengalaman serta tugas-tugas dari umat Allah di akhir zaman.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 9 Februari.


MINGGU 3 FEBRUARI
 
Menahan Keempat Angin Bumi

Baca Wahyu 7:1-3 dan 2 Petrus 3:9-14. Apakah yang dilihat Yohanes? Berapa lamakah malaikat itu harus menahan angin? Apakah yang akan terjadi ketika pekerjaan pemeteraian selesai?
Dalam Perjanjian Lama, angin melambangkan kuasa yang membawa kehancuran yang olehnya Allah mengadakan penghakiman kepada orang-orang jahat (Yer 23:19, 20). Itu merupakan cara lain dalam menggambarkan tujuh bala terakhir yang akan dicurahkan ke atas orang-orang yang tidak bertobat sesaat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali (Why. 16). 

Bagaimanapun juga, kuasa yang menghancurkan ini masih ditahan oleh intervensi-Nya saat umat Allah sedang dimeteraikan.

Pada zaman dahulu, makna sesungguhnya dari pemeteraian adalah kepemilikan. Makna dari pemeteraian secara simbolis di Perjanjian Baru adalah bahwa "Tuhan mengetahui siapa yang menjadi milik-Nya" (2 Tim. 2:19): Allah mengenali umat-Nya dan memeteraikan mereka dengan Roh Kudus (Ef. 1:13, 14; 4:30). Pada akhir zaman, meterai di dahi menjadi tanda bagi mereka yang memilih berada di pihak Allah (Why. 14:1). Meterai Allah bukanlah suatu tanda yang dapat dilihat pada dahi, namun seperti yang Ellen G. White katakan, itu berarti "penetapan dalam kebenaran, baik secara pikirani maupun rohani, sehingga mereka tidak bisa digoyahkan."—Ellen G. White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hlm. 171. Mereka yang dengan sengaja dan secara sadar berpihak pada binatang akan menerima tanda binatang (Why 13:16, 17).

Kesetiaan umat Allah yang termeterai telah teruji di setiap generasi. Namun, ujian kesetiaan pada masa krisis yang terakhir adalah dalam pemeliharaan hukum-hukum Allah (lihat Why. 12:17; 14:12). Secara khusus, hukum keempat akan menjadi ujian penurutan kepada Allah (Why 14:7). Sebagaimana hari Sabat telah menjadi tanda dari umat Allah pada zaman Alkitab (Kel. 31:12-17; Yeh. 20:12, 20), maka Sabat juga akan menjadi tanda kesetiaan kepada Allah pada masa krisis terakhir. 

Di akhir zaman, meterai berfungsi juga sebagai tanda perlindungan dari kuasa yang menghancurkan akibat tujuh bala (lihat Yeh. 9:1-11 sebagai latar belakang dari Wahyu 7:1-3). Dengan demikian, pertanyaan yang ditanyakan dalam Wahyu 6:17 mendapatkan jawaban yang pasti: mereka yang sanggup bertahan dan mendapat perlindungan pada hari murka Allah adalah umat Allah yang sudah dimeteraikan. 

Paulus mengamarkan kepada kita untuk tidak mendukakan Roh Kudus yang olehnya kita telah dimeteraikan (Ef: 4:30). Apakah artinya? Bagaimanakah seseorang dapat mendukakan Roh Kudus? Setelah Anda mendapat jawabannya, pilihan apakah yang dapat Anda buat agar Anda tidak lagi mendukakan Roh Kudus?


SENIN 4 FEBRUARI                
          
Umat Allah yang Dimeteraikan

Baca Wahyu 7:4-8. Berapakah jumlah dari umat Allah yang dimeteraikan? Apakah makna dari angka tersebut?

Pengumuman tentang jumlah dari mereka yang dimeteraikan menandai selesainya pekerjaan pemeteraian. Yohanes mendengar bahwa jumlah merekaadalah 144.000 dari 12 suku Israel. Jumlah ini bukanlah angka literal tetapi lebih kepada apa yang dilambangkannya. Angka 144.000 berasal dari angka 12 x 12 x 1.000. Dua belas adalah simbol umat Allah: suku-suku Israel dan jumlah jemaat yang dibangun di atas dasar 12 rasul-rasul (Ef 2:20). Dengan demikian, jumlah 144.000 mewakili keseluruhan umat Allah di akhir zaman, sebagai wujud dari Israel modern.   
  
Dua belas suku yang dicantumkan dalam Wahyu 7, pastilah, bukan literal, sebab ke-12 suku Israel tidak ada lagi pada saat ini. Sepuluh suku telah ditawan pada saat penaklukan Asyur (2 Raj. 17:6-23), di sana mereka melebur dengan bangsa-bangsa lain. Dua belas suku Israel tidak dapat diwakili oleh Yudaisme saat ini.        

Lebih lanjut, daftar dari 12 suku di Wahyu 7 bukanlah daftar yang biasa. Yehuda dicantumkan sebagai suku pertama dan bukan Ruben. Juga, suku Dan serta Efraim telah dihapuskan, maka suku Yusuf dan Lewi dimasukkan dalam daftlr itu. Alasan mengapa suku Dan juga Efraim dikeluarkan karena di Perjanjian Lama kedua suku ini murtad dan menyembah berhala (Hak. 18:27-32; Hos. 4:17).

Daftar suku-suku di Wahyu 7 bukanlah berdasarkan kronologis sejarah namun berdasarkan kualitas rohani. Ini menyatakan kepada kita bahwa ketidaksetiaan suku Dan serta suku Efraim tidak memiliki tempat di antara umat Allah yang dimeteraikan. Demikian juga, gerejal di Perjanjian Baru dinyatakan sebagai 12 suku Israel (Yak. 1: I ). Dua belas suku dalam Wahyu 7 melambangkan seluruh umat Allah, baik Yahudi maupun non-Yahudi.                                                

Maka jumlah 144.000 menggambarkan pasukan Israel pada zaman dahulu yang hendak pergi berperang. Pada zaman Israel, ada 1.000 tentara di dalam satu unit militer (Bil. 31:3-6). Angka simbolis 144.000 mengindikasikan jemaat yang militan dalam 144 unit militer, masing-masing terdiri dari 1.000 pasukan yang bersedia bagi peperangan akhir (1170 /7:1-1), sangat berbeda dengan tentara musuh yang berjumlah 200 juta (Why. 9:16).             
                          
Kita tidak selamanya merasa nyaman saat membayangkan pasukan militer, meskipun hal itu sering kita temukan dalam Alkitab. Bagaimanakah menjaga realitas pertikaian besar dalam pikiran kita, dapat menyadarkan kita betapa cocoknya ilustrasi mengenai pasukan militer untuk menerangkan kebenaran ini?


SELASA 5 FEBRUARI
 
Kumpulan Besar Orang Banyak

Baca Wahyu 7:9-14. Kelompok umat kudus apakah yang Yohanes lihat pada saat ini? Bagaimanakah mereka digambarkan, dan dari manakah mereka datang? Apakah yang mereka serukan di hadapan takhta Allah? Yohanes melihat orang banyak, mereka adalah orang-orang "yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (Why. 7:14). Demikianlah, mereka adalah satu kelompok istimewa yang, meskipun menghadapi berbagai pergumulan (kita dapat bayangkan bahwa "masa kesukaran besar" adalah pergumulan yang mengerikan) kesetiaan mereka terlihat lewat jubah kebenaran Kristus yang sempurna dipakaikan kepada mereka.

Di sini, seperti juga di bagian lain Alkitab, tema utama keselamatan oleh kasih karunia sangat terlihat dengan jelas. Tidak peduli siapakah orang-orang ini, apakah mereka yang diselamatkan sejak permulaan sejarah dunia atau kelompok 144.000 di akhir zaman, hak mereka atas keselamatan, hidup kekal, dan hak untuk menikmati langit yang baru dan bumi yang baru, hanyalah dapat diperoleh berdasarkan kebenaran Kristus, yang diberikan kepada mereka oleh karena kasih karunia. 
   
"Paling dekat kepada takhta itu terdapat mereka yang pada suatu waktu sangat bergiat dalam usaha Setan, tetapi yang telah ditarik seperti puntung dari dalam api dan yang telah mengikuti Juruselamat dengan penyerahan yang dalam dan sungguh-sungguh. Berikutnya adalah mereka yang menyempurnakan tabiat Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka yang menghormati hukum Allah pada waktu dunia Kristen menyatakannya tidak berlaku lagi, dan berjuta-juta orang yang telah mati syahid oleh karena iman mereka besar orang banyak yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.' (Wahyu 7:9). Peperangan mereka telah berakhir, dan mereka telah menang. Mereka telah berlari di dalam perlombaan, dan telah memenangkan hadiahnya. Daun-daun palem di tangan mereka adalah lambang kemenangan, jubah putih adalah lambang kebenaran Kristus yang tak bercela, yang sekarang menjadi milik mereka." Ellen G. White, Alfa dan Omega, Pd. 8, hlm. 702, 703. Ya, kita diselimuti oleh kebenaran Kristus, karunia iman. 

Tetapi bagaimanakah kita dapat memelihara iman, dan tetap setia, meskipun mengalami berbagai ujian dan penderitaan? Atau, lebih penting lagi, bagai mana kita dapat memelihara iman itu dan tetap setia, pada masa kemudahan dan kemakmuran? (Lihat Ul. 8:11-17).                                                                                    

RABU 6 FEBRUARI

Mereka yang Mengikuti Anak Domba

Baca Wahyu 14:1–5 Apakah tiga karakter utama dari kelompok 144.000? Bagaimanakah karakteristik ini berhubungan dengan gambaran umat kudus di akhir zaman dalam Wahyu 14:12?

Wahyu 14:4, 5 dibangun atas dasar gambaran kelompok 144.000 yaitu mereka yang memelihara hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus (Why. 14:12). Meskipun mereka mengalami murka Iblis pada saat krisis terakhir, mereka tetap setia sebab hubungan mereka yang dekat dengan Yesus.
Sesuai dengan Wahyu 17:5, dalam hal apakah kelompok 144.000 tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan? Bagaimanakah hal ini berhubungan dengan fakta bahwa mereka ditebus dari dunia antara manusia sebagai "korban-korban sulung bagi Allah" (Why. 14:4)?

Dosa amoral adalah simbol ketidaksetiaan kepada Allah. Wahyu 17:5 berbicara tentang pelacuran di akhir zaman yang dilakukan oleh Babel dan anakanaknya, dengannya semua penduduk dunia melakukan perzinaan (lihat Why. 18:3). Namun, kelompok 144.000 akan tetap setia kepada Kristus dan menolak hubungan dengan Babel dan agama-agama murtad yang dapat mencemarkan mereka. Mereka "mengikuti Anak Domba itu ke mana raja la pergi" (Why 14:4).

Kelompok 144.000 lebih lanjut dijelaskan sebagai orang-orang yang telah "ditebus dari antara manusia" sebagai "buah-buah sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba" (14:4). Pada zaman Israel purba, buah sulung adalah buah yang terbaik dari panen yang dipersembahkan kepada Allah. Kata buah sulung menunjuk pada umat Allah yang diselamatkan secara menyeluruh, berbeda dengan penduduk dunia lainnya (lihat Yet: 2:3: Yak. 1:18). Kelompok 144.000 adalah istimewa bukan dilihat dari cara mereka diselamatkan namun karena mereka telah diubahkan tanpa mengalami kematian. Dengan demikian, merekalah buah sulung dari tuaian yang lebill besar, yaitu kelompok umat Allah yang diselamatkan di segala zaman (lihat Why. 14:14-16).

Apakah ada cara hidup yang kita tempuh, tanpa kita sadari dapat membawa kita ke dalam bahaya melakukan perzinaan rohani? Mengapakah kita menipu diri sendiri jika kita berpikir bahwa kita tidak berada dalam bahaya?


KAMIS 7 FEBRUARI

Keselamatan bagi Allah Kita dan Anak Domba

Baca Wahyu 14:5 dan 2 Petrus 3:14. Wahyu menggambarkan umat Allah di akhir zaman sebagai suatu umat yang "tidak bercacat." Bagaimanakah hal ini dapat dicapai?

Karakteristik dari kelompok 144.000 adalah "di dalam mulutnya tidak terdapat dusta: mereka tidak bercela di hadapan takhta Allah" (Why. 14:5). Kata-kata dusta di sini menunjuk pada penipuan Iblis pada akhir zaman (Why. 13:14). Ketika kebanyakan umat manusia di dunia memilih untuk mempercayai dusta, umat Allah di akhir zaman dapat mencintai kebenaran dan diselamatkan (2 Tes. 2:10, 11).

"Tanpa cela" (Yunani amomos, "tak bercacat") merujuk pada kesetiaan kelompok 144.000 kepada. Kristus. Di Perjanjian Lama, Abraham (Kej. 17:1) dan Ayub (Ayub 1:1) juga tidak bercela, meskipun mereka berdosa seperti manusia yang lain. Dua ribu tahun yang lalu, umat Kristen dipanggil untuk menjadi kudus dan tidak bercela di hadapan Allah (Ef 5:27; Flp. 2:15).

Baca Roma 3:19-23. Mengapakah kita harus tetap mengingat kebenaran ini dalam hidup kita?
Pada hari-hari terakhir sejarah dunia, kelompok 144.000 dengan penuh kuasa memantulkan karakter Kristus. Keselamatan mereka akan merefleksikan apa yang Kristus telah lakukan bagi mereka bukan apa yang mereka upayakan untuk kekudusan mereka (lihat Ef. 2:8, 9). Kelompok 144.000 telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba (Why. 7:14), dan, mereka didapati "tidak bercacat dan tidak bercela" di hadapan Allah (2 Ptr. 3:14).

"Kita perlu dimurnikan, dibersihkan dari setiap unsur keduniawian, sampai kita dapat memantulkan karakter Juruselamat, dan menjadi 'pewaris sifat alami Ilahi.' .

"Ketika pertentangan hidup ini telah berakhir, ketika setiap baju zirah diletakkan di bawah kaki Yesus, ketika umat kudus Allah dimuliakan, maka barulah pada saat itu dengan aman kita dapat berkata bahwa kita sudah diselamatkan, dan bebas dari dosa."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 3, hlm. 355, 356. 
Bagaimanakah kita dapat menghidupkan suatu kehidupan yang disucikan sementara dengan aktif melakukan persiapan bagi masa kekekalan namun pada saat yang sama tidak jatuh ke dalam paham perfeksionis atau kekudusan yang fanatik? Mengapakah kita harus selalu mengingat kebenaran yang terkandung dalam Roma 3:19-23?


JUMAT 8 FEBRUARI

PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, dalam buku Selected Messages, jld. 3 dengan judul "Sinlessness and Salvation," hlm. 353-357.

Identitas 144.000 merupakan salah satu isu yang sangat sering diperdebatkan. Apa yang dapat dilihat dari kitab wahyu yaitu bahwa kelompok 144.000 adalah generasi umat Allah yang terakhir yang hidup pada saat penutupan sejarah dunia. Kita mengetahui bahwa mereka akan melewati masa kesukaran akibat tujuh bala yang dicurahkan ke bumi (lihat Why. 7:15-17) dan kesetiaan mereka akan diuji secara luar biasa seperti yang belum pernah terjadi di waktu yang lalu. Namun, siapakah yang akan berada dalam kelompok itu tidak dinyatakan kepada kita. Inilah salah satu rahasia yang Allah simpan bagi-Nya (Ul. 29:29). Hanya masa depan yang akan dapat menyatakan siapa saja umat Allah yang akan menjadi bagian dari kelompok ini. Sehubungan dengan hal ini, kita telah diberikan amaran:

"Kristus berkata bahwa akan ada orang-orang di dalam gereja yang akan menceritakan dongeng-dongeng dan kepercayaan yang tidak berdasarkan Alkitab, ketika Allah telah memberikan kebenaran agung yang sifatnya meninggikan akhlak, serta memuliakan yang harus senantiasa disimpan dalam pikiran. Ketika manusia mengambil teori ini dan teori itu, ketika mereka ingin mengetahui sesuatu yang tidak perlu mereka ketahui, Allah tidak sedang mentmtun mereka. Bukanlah rencana-Nya bahwa umat-Nya menyampaikan sesuatu yang masih merupakan anggapan mereka, dan tidak diajarkan dalam Firman Tuhan. Bukanlah kehendak-Nya bahwa mereka hams bertengkar mengenai berbagai pertanyaan yang tidak menolong mereka secara rohani, seperti pertanyaan, Siapakah yang masuk dalam kelompok 144.000? Mereka adalah umat pilihan yang Allah tentukan sendiri dalam waktu yang singkat."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 1, hlm. 174.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Perhatikan beberapa nasihat ini: "Marilah kita berjuang dengan segenap kuasa yang Allah telah berikan kepada kita untuk berada dalam kelompok 144.000."—Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, jld. 7, hlm. 970. Bagaimanakah Anda menerapkan nasihat ini? Bagaimanakah perjuangan ini dapat memengaruhi keputusan Anda setiap hari?

2. Satu tanda yang penting dari kelompok 144.000 di akhir zaman yaitu menyanyikan lagu baru. Saat Anda melihat kehidupanmu, apakah perjalanan rohanimu pada saat ini merefleksikan sebuah nyanyian pengalaman baru bersama dengan Allah? Atau apakah hidupmu hanya merefleksikan perbuatan Allah di masa lampau, tanpa ada bukti-bukti dari komitmen yang ada pada saat ini? Bagaimanakah kehidupanmu saat ini merefleksikan lagu baru dari perjalanan rohanimu dan pengalamanmu bersama Kristus?

3. Apakah perbedaan antara sekadar mengetahui tentang Kristus dan sungguh-sungguh mengenal Dia? Jika seseorang bertanya kepadamu "Bagaimanakah kehidupan Kristus itu?" Apakah jawabanmu, dan mengapa?


>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-6

>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: