AMPUNI SAYA AYAH
CERITA MISSION SABAT
KE-5, 04 AGUSTUS 2018
Oleh : HORITA RISA, 24 Tahun
JEPANG
Saya
dibesarkan sebagai seorang bukan Kristen. Saya bahkan tidak pernah mengetahui
tentang Tuhan, seperti halnya 127 juta penduduk lainnya di negara saya, Jepang.
Namun demikian, saya lebih banyak berpikir tentang ayah saya. Saya tidak suka
dengan ayah saya.
Orang
tua saya bercerai ketika saya masih sangat muda. Saya memilih tinggal bersama
ibu saya dan hanya setiap akhir pekan saja saya tinggal dengan ayah saya. Pada
saat saya berusia 14 tahun, ayah saya jatuh sakit, jadi saya harus
memperhatikan dia setiap akhir pekan.
Sementara
itu saya tidak suka menjadi perawatnya. Hal itu sangat menggusarkan, saya masih
muda dan masih banyak hal lain yang harus saya kerjakan. Saya mengeluh:
"Mengapa saya?"Setiap kali saya melihat ayah, saya berkata:
"Saya membenci engkau."Sambil menangis tersedu-sedu. Saya pikir ayah
saya juga menangis.Tidak lama kemudian, ayah saya meninggal dunia.
Saya
mengambil keputusan pindah ke Amerika Serikat untuk bersekolah jurusan animasi.
Sebelum saya memulaikan sekolah saya di Los Angeles, saya berkunjung kepada
beberapa keponakan saya di Chicago yang mana mereka adalah anggota Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh. Mereka mengundang saya untuk datang ke gereja pada
hari Sabat, dan saya senang dengan itu. Ini adalah pertama kali saya berada di
dalam sebuah gereja Kristen.
Tetapi
setelah saya mulai bersekolah saya tidak memiliki waktu lagi untuk ke gereja.
Untuk kurun waktu enam bulan, keponakan saya berkata jika berkenan, cari dan
temukanlah gereja Advent di Los Angeles. Pada akhirnya, saya temukan Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh Glendale Filipino dan saya bergereja di situ.
Rencana
saya adalah untuk mendengarkan khotbah dan ketika pulang saya akan ceritakan
hal itu kepada ibu saya melalui Skype. Tetapi gereja itu dipadati oleh orang muda
seperti saya, dan mereka mencegah saya ketika saya akan keluar dari gereja.
Kami makan siang bersama dan mereka mengundang saya tinggal bersama mereka
sampai sore hari.
Pada
hari berikutnya teman baru saya ini mengajak saya kembali. Mereka mengajak saya
setiap hari. Saya sangat heran mengapa mereka begitu balk kepada saya. Setelah
beberapa saat, saya menyadari bahwa Tuhan itu kasih adanya dan kasih-Nya itu
dinyatakan melalui orang Advent dan begitulah semua sahabat saya ini terus
menyatakan kasih Allah kepada saya. Hal itu membuat saya lebih ingin mengenal,
jadi saya memberikan banyak pertanyaan tentang Tuhan dan Alkitab. Salah satu
dari sahabat wanita saya adalah pekerja Alkitab jadi dia memberikan saya
pelajaran-pelajaran Alkitab.
Saya
senang dengan sahabat-sahabat saya ini dan ingin untuk dibaptiskan, akan tetapi
saya tak bisa melupakan bagaimana saya memperlakukan ayah saya. Jika ia masih
hidup saya rindu untuk memohon pengampunan darinya.
Satu
malam, saya bermimpi. Saya melihat ayah saya berbaring di lantai, wajahnya
sangat pucat, seolah-olah ia akan segera mati. la melihat kepadaku tanpa
berkata apa pun. Saya begitu kasihan melihat dia memandang saya dengan cara
seperti itu, dan saya berpikir: "Oh tidak, ia tidak akan pernah mengampuni
saya."
Pada
malam berikutnya, saya juga memimpikan hal yang sama. Kembali, saya melihat
ayah saya berbaring di atas lantai.Tetapi kali ini ia tersenyum kepada saya dan
berkata:"Terima kasih."Saya pun berpikir:"Ayah saya sudah
mengampuni saya, dan inilah yang Tuhan telah lakukan bagi kita! Meskipun kita
selalu melakukan hal-hal yang tidak benar, Tuhan mengampuni dan mengasihi
kita."
Ketika
ayah saya berkata:"Terima kasih"dalam mimpi, saya merasakan sukacita
keselamatan untuk pertama kalinya. Beban-beban berat dalam hati saya sirna.
Saya tahu bahwa saya telah diampuni. Pada saat saya bangun, saya pun
berdoa:"Terima kasih,Tuhan.Yesus telah mengampuni saya. Saya dapat
merasakan beta pa Yesus mengasihi saya."
Mimpi
tersebut telah menghapus rintangan-rintangan untuk saya menerima baptisan. Saya
menyadari bahwa Tuhan dapat mengampuni dan bahwa saya merasakan kasih Tuhan
melalui anggota-anggota gereja. Sekarang saya lebih mengerti apa yang tertulis
dalam 1 Yohanes 4:12 yang mengatakan: "Jika kita saling mengasihi, Allah
tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Keponakan-keponakan
saya terbang dari Chicago untuk merayakan hari baptisan saya tiga bulan setelah
mimpi itu. Mereka sangat terkejut tak menyangka namun disertai dengan
kebahagiaan yang besar akan keputusan saya itu.
Sekarang
saya berusia 24 tahun dan sedang bekerja di salah satu organisasi non-pemerintah
dekat Kota Tokyo Jepang. Saya memutuskan untuk tidak bekerja seputar animasi
karena kebanyakan animasi itu digunakan dalam kebanyakan alat-alat permainan di
Jepang. Saya tidak suka membuat video permainan-permainan. Jadi saya bekerja
sebagai pekerja seni terapi untuk anak-anak. Tempat saya bekerja itu
menggunakan seni terapi guna menolong anak-anak untuk sembuh dari trauma gempa
bumi yang pernah terjadi di Jepang Utara pada tahun 2011 yang lalu.
Doa
saya setiap hari untuk ibu Saya agar ibu juga boleh menerima Yesus. Doa saya
juga untuk gereja saya di Tokyo. Gereja Setagya sekarang ini sedang melatih
anak-anak muda Advent seperti saya untuk dapat menyebarkan Injil di seluruh
pelosok negara Jepang. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas ini akan
menolong perluasan gereja yang sedang dikerjakan oleh orang muda.
Oleh Horita, seperti
yang diceritakan kepada Andrew McChasny.
Fakta Singkat
Jepang adalah negara kepulauan, di sebelah timur Asia. Ada
empat pulau utama yaitu: Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Selain itu
terdapat juga 4000 pulau kecil.
Ada tiga jalur patahan gempa bumi yang bertemu di dekat
Jepang yang selalu bergerak dan itulah yang sering menyebabkan gem-pa bumi
dahsyat. Lebih dari 1.000 gempa bumi terjadi di Jepang rata-rata setiap tahunnya.
Di Jepang juga terdapat kira-kira 200 gunung berapi dan 60 di antaranya masih
aktif.
Shinto adalah agama terbesar di Jepang, pengikutnya hampir
80 persen dari jumlah penduduk, namun menurut survei hanya sedikit persentase
penduduk yang menyadari bahwa mereka adalah pengikut agama Shinto.
Link download dokumen: Sabat ke-5 Cerita Mission Dewasa (docx)
SEMOGA BERMANFAAT DAN
SALING MENGUATKAN DALAM IMAN