PELAJARAN SABAT KE - 7
10 NOVEMBER – 16 NOVEMBER 2018
SAAT KONFLIK MUNCUL
S AB AT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KIS. 6:1-6; 10:1-23; MAT.
5:17-20; Kis. 11:3-24; 15:1-22; Am. 9:11, 12.
AYAT HAFALAN: "Karena kamu semua, yang dibaptis dalam
Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau
orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada lakilaki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kris-his Yesus" (Galatia
3:27, 28).
Salah satu tugas paling sulit
dari komunitas Kristen mana pun adalah mempertahankan persatuan saat perbedaan
pendapat muncul mengenai hal-hal yang berkaitan dengan identitas dan misi
gereja. Perbedaan ini dapat menyebabkan konsekuensi yang menghancurkan.
Masyarakat Kristen sekarang ini
tidak berbeda dengan yang kita lihat dalam Perjanjian Baru. Orang tetaplah
orang, dan perbedaan akan terjadi, bahkan mengenai hal-hal penting sekalipun.
Orang-orang Kristen mula-mula menghadapi beberapa konflik yang timbul karena
adanya prasangka antar perseorangan dan karena perbedaan interpretasi yang
serius terhadap cerita dan kebiasaan Perjanjian Lama. Konflik-konflik ini bisa
saja menghancurkan gereja yang barn muncul itu seandainya bukan karena para
rasul dan pemimpin yang bijaksana yang mencari tuntunan Roh Kudus dan Kitab
Suci untuk mengatasi ketegangan ini.
Beberapa pekan yang lalu kita
mempelajari bagaimana gereja mula-mula mengalami kesatuan gereja. Pekan ini
kita melihat bagaimana gereja mulamula memecahkan konflik batin yang merongrong
kesatuannya dan mengancam kelangsungan hidupnya. Konflik-konflik apakah itu,
bagaimanakah mereka menyelesaikannya, dan apa yang bisa kita pelajari dari
pengalaman ini?
* Pelajarilah pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat, 17 November.
MINGGU 11 NOVEMBER
Prasangka Etnis
Baca Kisah 6:1. Apakah persoalan
di gereja mula-mula yang menyebabkan orang mengeluh tentang pembagian makanan
secara adil dan wajar kepada janda-janda?
Sebagian orang Kristen mula-mula
tampaknya berprasangka terhadap para janda Yunani di tengah mereka sehingga
memberi mereka makanan yang kurang dibanding dengan janda Ibrani. Perlakuan
pilih kasih yang dirasakan ini menyebabkan keretakan di kalangan orang percaya
mula-mula. Entah pilih kasih itu ada atau tidak, ayat tidak mengatakannya. Ayat
hanya mengatakan bahwa beberapa orang yakin ada pilih kasih. Konflik ini sangat
dini mengancam persatuan gereja. Sungguh mengherankan bahwa pembagian etnis itu
terlihat begitu cepat di gereja.
Baca Kisah 6:2-6. Apakah langkah
sederhana yang diambil oleh gereja mula-mula untuk mengatasi kesalahpahaman
ini?
Gereja mula-mula bertumbuh dengan
pesat, dan pertumbuhan ini membawa beban semakin berat pada para rasul.
Penunjukan tujuh orang ini, yang secara tradisional disebut "diaken"
(walaupun Perjanjian Baru tidak menyebut mereka seperti itu), mengurangi
ketegangan di jemaat Yerusalem dan mengizinkan keterlibatan lebih banyak orang
dalam pelayanan gereja.
Para rasul mendengarkan dengan
saksama keluhan dari orang-orang percaya berbahasa Yunani dan meminta mereka
memberi solusinya. Pemilihan tujuh orang untuk menjadi perwakilan para rasul
diserahkan kepada kelompok ini, dan mereka merekomendasikan tujuh murid,
semuanya berasal dari yang berbahasa Yunani. Orang-orang ini dikatakan
"terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat," (Kis. 6: 3).
Pelayanan para rasul, yang hingga saat itu melakukan dua tugas yaitu
memberitakan Firman Allah dan membagikan makanan kepada para janda, dibagi menjadi
dua kelompok, masing-masing melakukan pelayanan yang sama-sama berharga untuk
pemberitaan Injil. Lukas menggunakan kata yang sama, "pelayanan"
(diakonia), untuk merujuk pada pelayanan para rasul dalam mengkhotbahkan Firman
(Kis. 6: 4) dan pelayanan diaken dalam membagikan makanan (Kis. 6:1).
Apakah makna yang Anda lihat
dalam kenyataan bahwa para pemimpin memanggil banyak orang percaya berkumpul
(Kis. 6:2) untuk mencoba mencari suatu solusi?
SENIN 12 NOVEMBER
Pertobatan Bangsa-bangsa Lain
Pertobatan orang-orang bukan
Yahudi kepada Injil Yesus Kristus adalah sebuah peristiwa dalam kitab Kisah
yang memunculkan arena konflik terbesar dalam kehidupan gereja mula-mula, yang
akan mengancam eksistensi dan misinya.
Baca Kisah 10: 1-23. Elemen
apakah di ayat ini yang menunjukkan bahwa Roh Kudus sedang bekerja di dalam
hati banyak orang untuk mempersiapkan jalan bagi orang bukan Yahudi untuk
menerima Injil?
Penglihatan itu pastilah sangat
aneh bagi Petrus. Dia terkejut dengan penglihatan itu karena, sebagai orang
Yahudi yang setia, dia tidak pernah memakan makanan najis atau haram, seperti
yang dituntut oleh hukum (lihat Im. 11; Yeh. 4:14; Dan. 1:8). Namun, maksud
dari penglihatan ini bukanlah tentang makanan tetapi tentang dinding pemisah
antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang menghalangi penyebaran Injil.
Hambatan semacam itu setidaknya sama lazimnya di dunia kuno seperti sekarang
ini.
Pada dekade pertama, agama
Kristen pada dasamya terdiri dari orang-orang Yahudi yang telah menerima Yesus
sebagai Mesias yang dijanjikan dari nubuatan Perjanjian Lama. Orang-orang
percaya mula-mula di dalam Yesus adalah orang-orang Yahudi yang setia yang
mematuhi hukum sebagaimana yang diajarkan kepada mereka. Mereka tidak
menganggap Injil Yesus Kristus telah menghapus atau membatalkan ketentuan
Perjanjian Lama (lihat Mat. 5:17-20).
Baca Kisah 10:28,29,34,35.
Bagaimanakah Petrus memahami makna penglihatan yang dia terima di Yope? Apakah
yang menuntunnya kepada interpretasi itu?
Apa yang kita lihat terjadi dalam
kitab Kisah adalah bahwa Roh Kudus telah mempersiapkan jalan bagi orang-orang
bukan Yahudi untuk diterima dalam persekutuan umat Kristen. Dan mereka bisa
melakukan ini tanpa hams disunat dan menjadi orang Yahudi terlebih dahulu. Apa
yang meyakinkan Petrus dan teman-temannya bahwa ini memang kehendak Tuhan
adalah pencurahan Roh Kudus terhadap Komelius dan keluarganya seperti yang
dialami oleh muridmurid Yesus pada hari Pentakosta (Kis. 10:44-47). Jika Roh
Kudus dapat diberikan kepada orang bukan Yahudi dengan cara yang sama seperti
yang diberikan kepada orang Yahudi, maka terbukti bahwa disunat bukanlah syarat
untuk menjadi orang percaya kepada Yesus sebagai Mesias. Kesimpulan ini menjadi
sebuah panggung untuk suatu konflik teologis utama di kalangan orang Kristen mula-mula.
SELASA 13 NOVEMBER
Roh sedang Memimpin
Laporan tentang apa yang terjadi
pada Kornelius di Kaisarea segera sampai kepada pemimpin umat Kristen di
Yerusalem, dan mereka meminta Petrus untuk memberikan penjelasan tentang apa
yang terjadi. Mereka tersinggung dengan apa yang telah dilakukan Petrus, karena
menurut pemahaman mereka tentang Hukum Musa, orang-orang Yahudi yang setia
tidak boleh makan dengan orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:3).
Baca Kisah 11:4-18. Apakah yang
Petrus katakan untuk menjelaskan pekerjaan dan pimpinan Roh Kudus dalam
peristiwa ini? Apakah pokok pembicaraan yang ia buat dengan menceritakan apa
yang telah terjadi?
Meskipun ada sebagian orang
memunculkan pertanyaan tentang keabsahan tindakan Petrus dan keputusannya
membaptis orang-orang bukan Yahudi ini, cukup banyak saksi (Kis. 11:12)
menyatakan bahwa Roh Kudus telah benar-benar menyatakan kehadiran-Nya dengan
cara yang sama seperti pada hari Pentakosta. Pedoman dan tuntunan Roh Kudus
dalam kasus ini tidak dapat disangkal dan karunia itu diakui. "Ketika
mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah,
katanya: `Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan
yang memimpin kepada hidup'" (Kis. 11:18).
Baca Kisah 11:19-24. Apakah yang
terjadi selanjutnya dalam kehidupan gereja mula-mula?
Mungkin sebagian orang di
Yerusalem berpikir bahwa apa yang terjadi dengan Kornelius dan keluarganya akan
menjadi pengecualian dan bahwa pengalaman seperti itu tidak akan terulang lagi.
Tetapi bukan itu maksud Roh Kudus. Pada saat murid-murid Yesus tersebar keluar
Yerusalem dan Yudea, karena penganiayaan yang timbul setelah kematian Stefanus
(Kis. 8:1), dan pergi ke Samaria, Fenisia, Siprus, dan Antiokhia, semakin
banyak orang bukan Yahudi menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Inilah
yang telah diramalkan Yesus (Kis. 1:8). Sama hebatnya dengan masuknya
orang-orang bukan Yahudi ini, jika kita menempatkan diri kita di tempat
orang-orang percaya Yahudi mula-mula ini, tidaklah sulit untuk melihat
bagaimana mereka tidak begitu yakin bagaimana hams bereaksi.
Bagaimanakah kemungkinan diri
kita sendiri bisa berpandangan sempit tentang gereja dan pekabaran kita
sehingga dapat menghambat kesaksian kita?
RABU 14 NOVEMBER
Konsili Yerusalem
Baca Kisah 15:1, 2 dan Galatia
2:11-14. Dua isu apakah yang menyebabkan konflik serius di gereja mula-mula?
Ancaman terhadap kesatuan gereja
yang dihadapi oleh orang Kristen mulamula itu nyata dan sulit. Beberapa orang
Kristen Yahudi berpikir bahwa keselamatan hanya bisa untuk orang-orang yang
menjadi bagian dari umat perjanjian Allah, dan ini menyiratkan bahwa sunat
adalah sebuah persyaratan. Dan sebagai bagian dari gaya hidup yang setia,
orang-orang percaya Yahudi ini juga yakin bahwa mereka hams menghindari kontak
dengan orang-orang bukan Yahudi yang mungkin bisa menggagalkan keselamatan
mereka sendiri.
Orang-orang Yahudi memiliki
tradisi yang sangat ketat mengenai hubungan mereka dengan orang-orang bukan
Yahudi. Tradisi-tradisi ini dengan cepat menjadi batu sandungan bagi komunitas
Kristen yang baru ketika para rasul mulai menjangkau orang-orang bukan Yahudi
yang ingin menjadi pengikut Yesus. Karena Mesias adalah Juruselamat bagi umat
perjanjian Allah, seperti yang diramalkan dalam Perjanjian Lama, tidakkah
orang-orang bukan Yahudi seharusnya menjadi orang Yahudi terlebih dahulu barn
kemudian mengikuti peraturan perjanjian yang sama jika mereka ingin
diselamatkan?
Baca Kisah 15:3-22. Apakah
beberapa isu yang dibahas di konsili Yerusalem?
Isu di sini berakar pada konflik
atas interpretasi mendalam tentang kisahkisah Perjanjian Lama mengenai sunat
dan hubungan dengan orang-orang bukan Yahudi. Saat para rasul, para tua-tua,
dan delegasi dari Antiokhia duduk bersama, tampaknya diskusi berlangsung lama
tanpa ada penyelesaian.
Tetapi kemudian Petrus, Barnabas,
dan Paulus berpidato. Pidato Petrus menyinggung penglihatan yang diberikan
Tuhan kepadanya dan menyinggung ten-tang karunia Roh Kudus, yang membuka jalan
bagi misi kepada bangsa-bangsa lain. Kemudian Paulus dan Barnabas menceritakan
kisah mereka tentang apa yang telah Allah lakukan melalui mereka untuk
orang-orang bukan Yahudi. Akibatnya, banyak mata terbuka terhadap kebenaran
barn. Kata Petrus: "Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus
Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga," yang
berarti orang-orang bukan Yahudi (Kis. 15:11). Tradisi yang sudah berlangsung
berabad-abad, terurai dalam terang Injil.
Apakah pernah ada saat Anda
berubah pikiran tentang bagaimana Anda memahami kepercayaan yang mendalam?
Apakah yang Anda pelajari dari pengalaman itu yang mungkin bisa membantu Anda
ketika Anda mungkin lagi mempertanyakan kembali pemahaman Anda tentang sebuah
kepercayaan?
KAMIS 15 NOVEMBER
Solusi yang Sulit
Perlu beberapa tingkat
kepercayaan dari gereja di Antiokhia mengirim perwakilan ke Yerusalem untuk
mendapatkan solusi terbaik atas konflik mereka. Namun, setelah berjam-jam
diskusi antara para rasul dan tua-tua, Yakobus, saudara Yesus, yang tampaknya
menjadi pemimpin rapat, membuat keputusan tentang apa yang hams dilakukan (Kis.
15:13-20). Jelas rapat memutuskan bahwa untuk menjadi orang Kristen maka
orang-orang bukan Yahudi tidak perlu menjadi pemeluk agama Yahudi, menuruti
semua tuntutan hukurn upacara, termasuk sunat.
Baca Amos 9:11, 12 dan Yeremia
12: 14-16. Ramalan apakah yang dibuat para nabi Perjanjian Lama ini mengenai
bangsa-bangsa tetangga Israel?
Sementara Yakobus mengutip dari
Amos 9, kita melihat kiasan untuk keselamatan bangsa-bangsa di dalam tulisan
nabi-nabi Perjanjian Lama lainnya. Sudah menjadi maksud Tuhan untuk
menyelamatkan seluruh dunia melalui kesaksian dan pengalaman Israel.
Sebenarnya, panggilan Tuhan kepada Abraham mencakup berkat bagi semua bangsa
melalui dia dan keturunannya (Kej. 12:1-3). Pimpinan Roh Kudus; pelayanan
Petrus, Barnabas, dan Paulus di antara bangsa-bangsa lain; dan pertobatan
banyak orang bukan Yahudi adalah bukti yang tidak dapat dikesampingkan.
Kesaksian ini membantu para pemimpin komunitas Kristen di Yerusalem menyadari
bahwa banyak nubuatan Perjanjian Lama sekarang sedang digenapi. Sebenarnya,
Tuhan telah memberikan hukum yang mengatur soal keberadaan orang-orang bukan
Yahudi ini di Israel dan pembatasan apa yang diterapkan pada mereka (Im.
17,18). Yakobus juga merujuk pada hukum-hukum ini dalarn keputusannya (Kis.
15:29). Menjadi jelas bagi semua orang bahwa Tuhan memanggil orang-orang bukan
Yahudi untuk bergabung dengan umat-Nya dan menerima keselamatan di dalam Yesus.
Tuntunan Roh Kudus memberi mereka pemahaman yang lebih dalam tentang Kitab Suci
dan mengungkapkan kepada mereka kebenaran penting yang belum pernah mereka
lihat sebelumnya.
Kisah 15:30-35 menceritakan
tanggapan orang-orang percaya di Antiokhia atas apa yang diputuskan di
Yerusalem: "Umat bersukacita karena pekabaran yang menguatkan itu"
(Kis. 15:31, NIV).
Kita lihat di sini, di Kisah Para
Rasul, sebuah contoh yang kuat tentang bagaimana gereja mula-mula, oleh
berserah pada Firman Tuhan, disertai pola pikir kasih, kesatuan, dan
kepercayaan, di bawah bimbingan Roh Kudus dapat mencegah apa yang bisa saja
menjadi krisis utama persatuan.
Apakah yang diajarkan oleh cerita
ini tentang betapa pentingnya bagi kita, tidak hanya mendengarkan apa yang
orang lain katakan tapi juga mempertimbangkan bahwa bisa saja mereka benar,
sekalipun barangkali apa yang mereka katakan tidak persis seperti yang ingin
kita dengar?
JUMAT 16 NOVEMBER
PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G.
White, "Pencari Kebenaran," hlm. 112-121; "Yahudi dan
Kafir," him. 159-170, dalam bulcu Alfa dan Omega, jld. 7.
"Dewan yang memutuskan kasus
ini terdiri dari para rasul dan guru-guru yang secara nyata membangun
gereja-gereja Kristen untuk orang-orang kafir dan orang Yahudi, dengan para
utusan yang telah terpilih dan dari berbagai tempat. Penatua-penatua dari
Yerusalem dan wakil-wakil dari Antiokhia telah hadir. Dewan mengambil keputusan
sesuai dengan terang yang diberikan, dan dengan kewibawaan sidang yang dibangun
oleh kehendak Ilahi. Sebagai suatu hasil pertimbangan yang matang, mereka semua
telah melihat bagaimana Allah sendiri telah menjawab persoalan yang
dipertentangkan oleh mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang kafir; dan
mereka telah sadar bahwa adalah tugas mereka untuk mengikuti pimpinan Roh itu.
"Tidak semua badan
Kekristenan dipanggil untuk menyetujui pertanyaan yang dipertentangkan. 'Para
rasul dan penatua-penatua,' orang-orang yang berpengaruh dan hakim-hakim telah
menyusun dan menyiarkan keputusan itu, yang secara umum telah diterima oleh
gereja-gereja Kristen. Namun demikian, tidak semua orang akan senang dengan
keputusan itu; ada sekelompok saudara yang berambisi dan percaya diri sendiri
yang tidak setuju dengan keputusan itu. Orang-orang ini membebankan ke atas
pundaknya suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Mereka
bersungut-sungut dengan kehendak sendiri dan mencari-cari kesalahan,
mengusulkan rencana-rencana barn dan berusaha untuk menghancurkan pekerjaan
orang-orang yang telah diurapi Allah dalam mengajar kabar Injil. Sejak
permulaan jemaat ini telah menghadapi berbagai rintangan dan hal yang demikian
akan dihadapi sampai akhir zaman." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, Ad. 7,
hlm. 166
.
Pertanyaan-pertanyaan untuk
Didiskusikan:
1. Apakah lagkah-langkah
penyelesaian konflik yang ditemukan dalam cerita yang kita lihat pekan ini yang
dapat diterapkan di jemaat Anda pada saat muncul perselisihan? Meskipun
persoalan yang dihadapi gereja di sini bersifat teologis, apakah yang dapat
kita pelajari dari kisah-kisah ini yang dapat membantu gereja bilamana masalah
budaya, politik, atau etnis mengancam kesatuan? Prinsip penting apakah yang
bisa kita ambil dari apa yang telah kita lihat?
2. Lihat lagi kutipan Ellen G.
White di atas. Meski hasilnya positif, sebagian orang masih belum puas.
Pelajaran apakah yang harus kita ambil dari kenyataan yang menyedihkan ini?
Ringkasan: Gereja mula-mula
terancam oleh konflik internal mengenai sejumlah isu yang bisa menimbulkan
dampak buruk terhadapnya. Kita melihat cara oleh mana gereja, di bawah
bimbingan Roh Kudus dan tunduk kepada Firman Allah, dapat menyelesaikan konflik
ini dan mencegah perpecahan.
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-7 : SAAT KONFLIK MUNCUL
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment