Ads Google

Saturday, November 17, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT (KE-7) 2018, TRIWULAN 4


 PELAJARAN SABAT KE - 7

10 NOVEMBER – 16 NOVEMBER 2018

SAAT KONFLIK MUNCUL

S AB AT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KIS. 6:1-6; 10:1-23; MAT. 5:17-20; Kis. 11:3-24; 15:1-22; Am. 9:11, 12.

AYAT HAFALAN: "Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada lakilaki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kris-his Yesus" (Galatia 3:27, 28).

Salah satu tugas paling sulit dari komunitas Kristen mana pun adalah mempertahankan persatuan saat perbedaan pendapat muncul mengenai hal-hal yang berkaitan dengan identitas dan misi gereja. Perbedaan ini dapat menyebabkan konsekuensi yang menghancurkan.

Masyarakat Kristen sekarang ini tidak berbeda dengan yang kita lihat dalam Perjanjian Baru. Orang tetaplah orang, dan perbedaan akan terjadi, bahkan mengenai hal-hal penting sekalipun. Orang-orang Kristen mula-mula menghadapi beberapa konflik yang timbul karena adanya prasangka antar perseorangan dan karena perbedaan interpretasi yang serius terhadap cerita dan kebiasaan Perjanjian Lama. Konflik-konflik ini bisa saja menghancurkan gereja yang barn muncul itu seandainya bukan karena para rasul dan pemimpin yang bijaksana yang mencari tuntunan Roh Kudus dan Kitab Suci untuk mengatasi ketegangan ini.

Beberapa pekan yang lalu kita mempelajari bagaimana gereja mula-mula mengalami kesatuan gereja. Pekan ini kita melihat bagaimana gereja mulamula memecahkan konflik batin yang merongrong kesatuannya dan mengancam kelangsungan hidupnya. Konflik-konflik apakah itu, bagaimanakah mereka menyelesaikannya, dan apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman ini?

* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 17 November.


MINGGU 11 NOVEMBER        
                                    
Prasangka Etnis

Baca Kisah 6:1. Apakah persoalan di gereja mula-mula yang menyebabkan orang mengeluh tentang pembagian makanan secara adil dan wajar kepada janda-janda?

Sebagian orang Kristen mula-mula tampaknya berprasangka terhadap para janda Yunani di tengah mereka sehingga memberi mereka makanan yang kurang dibanding dengan janda Ibrani. Perlakuan pilih kasih yang dirasakan ini menyebabkan keretakan di kalangan orang percaya mula-mula. Entah pilih kasih itu ada atau tidak, ayat tidak mengatakannya. Ayat hanya mengatakan bahwa beberapa orang yakin ada pilih kasih. Konflik ini sangat dini mengancam persatuan gereja. Sungguh mengherankan bahwa pembagian etnis itu terlihat begitu cepat di gereja.

Baca Kisah 6:2-6. Apakah langkah sederhana yang diambil oleh gereja mula-mula untuk mengatasi kesalahpahaman ini?

Gereja mula-mula bertumbuh dengan pesat, dan pertumbuhan ini membawa beban semakin berat pada para rasul. Penunjukan tujuh orang ini, yang secara tradisional disebut "diaken" (walaupun Perjanjian Baru tidak menyebut mereka seperti itu), mengurangi ketegangan di jemaat Yerusalem dan mengizinkan keterlibatan lebih banyak orang dalam pelayanan gereja.

Para rasul mendengarkan dengan saksama keluhan dari orang-orang percaya berbahasa Yunani dan meminta mereka memberi solusinya. Pemilihan tujuh orang untuk menjadi perwakilan para rasul diserahkan kepada kelompok ini, dan mereka merekomendasikan tujuh murid, semuanya berasal dari yang berbahasa Yunani. Orang-orang ini dikatakan "terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat," (Kis. 6: 3). Pelayanan para rasul, yang hingga saat itu melakukan dua tugas yaitu memberitakan Firman Allah dan membagikan makanan kepada para janda, dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing melakukan pelayanan yang sama-sama berharga untuk pemberitaan Injil. Lukas menggunakan kata yang sama, "pelayanan" (diakonia), untuk merujuk pada pelayanan para rasul dalam mengkhotbahkan Firman (Kis. 6: 4) dan pelayanan diaken dalam membagikan makanan (Kis. 6:1).

Apakah makna yang Anda lihat dalam kenyataan bahwa para pemimpin memanggil banyak orang percaya berkumpul (Kis. 6:2) untuk mencoba mencari suatu solusi?

 
SENIN 12 NOVEMBER
 
Pertobatan Bangsa-bangsa Lain

Pertobatan orang-orang bukan Yahudi kepada Injil Yesus Kristus adalah sebuah peristiwa dalam kitab Kisah yang memunculkan arena konflik terbesar dalam kehidupan gereja mula-mula, yang akan mengancam eksistensi dan misinya.

Baca Kisah 10: 1-23. Elemen apakah di ayat ini yang menunjukkan bahwa Roh Kudus sedang bekerja di dalam hati banyak orang untuk mempersiapkan jalan bagi orang bukan Yahudi untuk menerima Injil?

Penglihatan itu pastilah sangat aneh bagi Petrus. Dia terkejut dengan penglihatan itu karena, sebagai orang Yahudi yang setia, dia tidak pernah memakan makanan najis atau haram, seperti yang dituntut oleh hukum (lihat Im. 11; Yeh. 4:14; Dan. 1:8). Namun, maksud dari penglihatan ini bukanlah tentang makanan tetapi tentang dinding pemisah antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang menghalangi penyebaran Injil. Hambatan semacam itu setidaknya sama lazimnya di dunia kuno seperti sekarang ini.

Pada dekade pertama, agama Kristen pada dasamya terdiri dari orang-orang Yahudi yang telah menerima Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan dari nubuatan Perjanjian Lama. Orang-orang percaya mula-mula di dalam Yesus adalah orang-orang Yahudi yang setia yang mematuhi hukum sebagaimana yang diajarkan kepada mereka. Mereka tidak menganggap Injil Yesus Kristus telah menghapus atau membatalkan ketentuan Perjanjian Lama (lihat Mat. 5:17-20).

Baca Kisah 10:28,29,34,35. Bagaimanakah Petrus memahami makna penglihatan yang dia terima di Yope? Apakah yang menuntunnya kepada interpretasi itu?

Apa yang kita lihat terjadi dalam kitab Kisah adalah bahwa Roh Kudus telah mempersiapkan jalan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk diterima dalam persekutuan umat Kristen. Dan mereka bisa melakukan ini tanpa hams disunat dan menjadi orang Yahudi terlebih dahulu. Apa yang meyakinkan Petrus dan teman-temannya bahwa ini memang kehendak Tuhan adalah pencurahan Roh Kudus terhadap Komelius dan keluarganya seperti yang dialami oleh muridmurid Yesus pada hari Pentakosta (Kis. 10:44-47). Jika Roh Kudus dapat diberikan kepada orang bukan Yahudi dengan cara yang sama seperti yang diberikan kepada orang Yahudi, maka terbukti bahwa disunat bukanlah syarat untuk menjadi orang percaya kepada Yesus sebagai Mesias. Kesimpulan ini menjadi sebuah panggung untuk suatu konflik teologis utama di kalangan orang Kristen mula-mula.

 
SELASA 13 NOVEMBER         

Roh sedang Memimpin

Laporan tentang apa yang terjadi pada Kornelius di Kaisarea segera sampai kepada pemimpin umat Kristen di Yerusalem, dan mereka meminta Petrus untuk memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi. Mereka tersinggung dengan apa yang telah dilakukan Petrus, karena menurut pemahaman mereka tentang Hukum Musa, orang-orang Yahudi yang setia tidak boleh makan dengan orang-orang bukan Yahudi (Kis. 11:3).

Baca Kisah 11:4-18. Apakah yang Petrus katakan untuk menjelaskan pekerjaan dan pimpinan Roh Kudus dalam peristiwa ini? Apakah pokok pembicaraan yang ia buat dengan menceritakan apa yang telah terjadi?

Meskipun ada sebagian orang memunculkan pertanyaan tentang keabsahan tindakan Petrus dan keputusannya membaptis orang-orang bukan Yahudi ini, cukup banyak saksi (Kis. 11:12) menyatakan bahwa Roh Kudus telah benar-benar menyatakan kehadiran-Nya dengan cara yang sama seperti pada hari Pentakosta. Pedoman dan tuntunan Roh Kudus dalam kasus ini tidak dapat disangkal dan karunia itu diakui. "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: `Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup'" (Kis. 11:18).

Baca Kisah 11:19-24. Apakah yang terjadi selanjutnya dalam kehidupan gereja mula-mula?

Mungkin sebagian orang di Yerusalem berpikir bahwa apa yang terjadi dengan Kornelius dan keluarganya akan menjadi pengecualian dan bahwa pengalaman seperti itu tidak akan terulang lagi. Tetapi bukan itu maksud Roh Kudus. Pada saat murid-murid Yesus tersebar keluar Yerusalem dan Yudea, karena penganiayaan yang timbul setelah kematian Stefanus (Kis. 8:1), dan pergi ke Samaria, Fenisia, Siprus, dan Antiokhia, semakin banyak orang bukan Yahudi menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Inilah yang telah diramalkan Yesus (Kis. 1:8). Sama hebatnya dengan masuknya orang-orang bukan Yahudi ini, jika kita menempatkan diri kita di tempat orang-orang percaya Yahudi mula-mula ini, tidaklah sulit untuk melihat bagaimana mereka tidak begitu yakin bagaimana hams bereaksi.

Bagaimanakah kemungkinan diri kita sendiri bisa berpandangan sempit tentang gereja dan pekabaran kita sehingga dapat menghambat kesaksian kita?


RABU  14 NOVEMBER

Konsili Yerusalem

Baca Kisah 15:1, 2 dan Galatia 2:11-14. Dua isu apakah yang menyebabkan konflik serius di gereja mula-mula?

Ancaman terhadap kesatuan gereja yang dihadapi oleh orang Kristen mulamula itu nyata dan sulit. Beberapa orang Kristen Yahudi berpikir bahwa keselamatan hanya bisa untuk orang-orang yang menjadi bagian dari umat perjanjian Allah, dan ini menyiratkan bahwa sunat adalah sebuah persyaratan. Dan sebagai bagian dari gaya hidup yang setia, orang-orang percaya Yahudi ini juga yakin bahwa mereka hams menghindari kontak dengan orang-orang bukan Yahudi yang mungkin bisa menggagalkan keselamatan mereka sendiri.

Orang-orang Yahudi memiliki tradisi yang sangat ketat mengenai hubungan mereka dengan orang-orang bukan Yahudi. Tradisi-tradisi ini dengan cepat menjadi batu sandungan bagi komunitas Kristen yang baru ketika para rasul mulai menjangkau orang-orang bukan Yahudi yang ingin menjadi pengikut Yesus. Karena Mesias adalah Juruselamat bagi umat perjanjian Allah, seperti yang diramalkan dalam Perjanjian Lama, tidakkah orang-orang bukan Yahudi seharusnya menjadi orang Yahudi terlebih dahulu barn kemudian mengikuti peraturan perjanjian yang sama jika mereka ingin diselamatkan?
Baca Kisah 15:3-22. Apakah beberapa isu yang dibahas di konsili Yerusalem?

Isu di sini berakar pada konflik atas interpretasi mendalam tentang kisahkisah Perjanjian Lama mengenai sunat dan hubungan dengan orang-orang bukan Yahudi. Saat para rasul, para tua-tua, dan delegasi dari Antiokhia duduk bersama, tampaknya diskusi berlangsung lama tanpa ada penyelesaian.

Tetapi kemudian Petrus, Barnabas, dan Paulus berpidato. Pidato Petrus menyinggung penglihatan yang diberikan Tuhan kepadanya dan menyinggung ten-tang karunia Roh Kudus, yang membuka jalan bagi misi kepada bangsa-bangsa lain. Kemudian Paulus dan Barnabas menceritakan kisah mereka tentang apa yang telah Allah lakukan melalui mereka untuk orang-orang bukan Yahudi. Akibatnya, banyak mata terbuka terhadap kebenaran barn. Kata Petrus: "Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga," yang berarti orang-orang bukan Yahudi (Kis. 15:11). Tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad, terurai dalam terang Injil.

Apakah pernah ada saat Anda berubah pikiran tentang bagaimana Anda memahami kepercayaan yang mendalam? Apakah yang Anda pelajari dari pengalaman itu yang mungkin bisa membantu Anda ketika Anda mungkin lagi mempertanyakan kembali pemahaman Anda tentang sebuah kepercayaan?

 
KAMIS 15 NOVEMBER 

Solusi yang Sulit

Perlu beberapa tingkat kepercayaan dari gereja di Antiokhia mengirim perwakilan ke Yerusalem untuk mendapatkan solusi terbaik atas konflik mereka. Namun, setelah berjam-jam diskusi antara para rasul dan tua-tua, Yakobus, saudara Yesus, yang tampaknya menjadi pemimpin rapat, membuat keputusan tentang apa yang hams dilakukan (Kis. 15:13-20). Jelas rapat memutuskan bahwa untuk menjadi orang Kristen maka orang-orang bukan Yahudi tidak perlu menjadi pemeluk agama Yahudi, menuruti semua tuntutan hukurn upacara, termasuk sunat.

Baca Amos 9:11, 12 dan Yeremia 12: 14-16. Ramalan apakah yang dibuat para nabi Perjanjian Lama ini mengenai bangsa-bangsa tetangga Israel?

Sementara Yakobus mengutip dari Amos 9, kita melihat kiasan untuk keselamatan bangsa-bangsa di dalam tulisan nabi-nabi Perjanjian Lama lainnya. Sudah menjadi maksud Tuhan untuk menyelamatkan seluruh dunia melalui kesaksian dan pengalaman Israel. Sebenarnya, panggilan Tuhan kepada Abraham mencakup berkat bagi semua bangsa melalui dia dan keturunannya (Kej. 12:1-3). Pimpinan Roh Kudus; pelayanan Petrus, Barnabas, dan Paulus di antara bangsa-bangsa lain; dan pertobatan banyak orang bukan Yahudi adalah bukti yang tidak dapat dikesampingkan. Kesaksian ini membantu para pemimpin komunitas Kristen di Yerusalem menyadari bahwa banyak nubuatan Perjanjian Lama sekarang sedang digenapi. Sebenarnya, Tuhan telah memberikan hukum yang mengatur soal keberadaan orang-orang bukan Yahudi ini di Israel dan pembatasan apa yang diterapkan pada mereka (Im. 17,18). Yakobus juga merujuk pada hukum-hukum ini dalarn keputusannya (Kis. 15:29). Menjadi jelas bagi semua orang bahwa Tuhan memanggil orang-orang bukan Yahudi untuk bergabung dengan umat-Nya dan menerima keselamatan di dalam Yesus. Tuntunan Roh Kudus memberi mereka pemahaman yang lebih dalam tentang Kitab Suci dan mengungkapkan kepada mereka kebenaran penting yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Kisah 15:30-35 menceritakan tanggapan orang-orang percaya di Antiokhia atas apa yang diputuskan di Yerusalem: "Umat bersukacita karena pekabaran yang menguatkan itu" (Kis. 15:31, NIV).

Kita lihat di sini, di Kisah Para Rasul, sebuah contoh yang kuat tentang bagaimana gereja mula-mula, oleh berserah pada Firman Tuhan, disertai pola pikir kasih, kesatuan, dan kepercayaan, di bawah bimbingan Roh Kudus dapat mencegah apa yang bisa saja menjadi krisis utama persatuan.

Apakah yang diajarkan oleh cerita ini tentang betapa pentingnya bagi kita, tidak hanya mendengarkan apa yang orang lain katakan tapi juga mempertimbangkan bahwa bisa saja mereka benar, sekalipun barangkali apa yang mereka katakan tidak persis seperti yang ingin kita dengar?


JUMAT 16 NOVEMBER

PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, "Pencari Kebenaran," hlm. 112-121; "Yahudi dan Kafir," him. 159-170, dalam bulcu Alfa dan Omega, jld. 7.

"Dewan yang memutuskan kasus ini terdiri dari para rasul dan guru-guru yang secara nyata membangun gereja-gereja Kristen untuk orang-orang kafir dan orang Yahudi, dengan para utusan yang telah terpilih dan dari berbagai tempat. Penatua-penatua dari Yerusalem dan wakil-wakil dari Antiokhia telah hadir. Dewan mengambil keputusan sesuai dengan terang yang diberikan, dan dengan kewibawaan sidang yang dibangun oleh kehendak Ilahi. Sebagai suatu hasil pertimbangan yang matang, mereka semua telah melihat bagaimana Allah sendiri telah menjawab persoalan yang dipertentangkan oleh mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang kafir; dan mereka telah sadar bahwa adalah tugas mereka untuk mengikuti pimpinan Roh itu.

"Tidak semua badan Kekristenan dipanggil untuk menyetujui pertanyaan yang dipertentangkan. 'Para rasul dan penatua-penatua,' orang-orang yang berpengaruh dan hakim-hakim telah menyusun dan menyiarkan keputusan itu, yang secara umum telah diterima oleh gereja-gereja Kristen. Namun demikian, tidak semua orang akan senang dengan keputusan itu; ada sekelompok saudara yang berambisi dan percaya diri sendiri yang tidak setuju dengan keputusan itu. Orang-orang ini membebankan ke atas pundaknya suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Mereka bersungut-sungut dengan kehendak sendiri dan mencari-cari kesalahan, mengusulkan rencana-rencana barn dan berusaha untuk menghancurkan pekerjaan orang-orang yang telah diurapi Allah dalam mengajar kabar Injil. Sejak permulaan jemaat ini telah menghadapi berbagai rintangan dan hal yang demikian akan dihadapi sampai akhir zaman." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, Ad. 7, hlm. 166
.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Apakah lagkah-langkah penyelesaian konflik yang ditemukan dalam cerita yang kita lihat pekan ini yang dapat diterapkan di jemaat Anda pada saat muncul perselisihan? Meskipun persoalan yang dihadapi gereja di sini bersifat teologis, apakah yang dapat kita pelajari dari kisah-kisah ini yang dapat membantu gereja bilamana masalah budaya, politik, atau etnis mengancam kesatuan? Prinsip penting apakah yang bisa kita ambil dari apa yang telah kita lihat?

2. Lihat lagi kutipan Ellen G. White di atas. Meski hasilnya positif, sebagian orang masih belum puas. Pelajaran apakah yang harus kita ambil dari kenyataan yang menyedihkan ini?

Ringkasan: Gereja mula-mula terancam oleh konflik internal mengenai sejumlah isu yang bisa menimbulkan dampak buruk terhadapnya. Kita melihat cara oleh mana gereja, di bawah bimbingan Roh Kudus dan tunduk kepada Firman Allah, dapat menyelesaikan konflik ini dan mencegah perpecahan.


>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-7 : SAAT KONFLIK MUNCUL
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini:





No comments:

Post a Comment