PELAJARAN SABAT KE - 8
17 NOVEMBER – 23 NOVEMBER 2018
PERSATUAN DALAM IMAN
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KIS. 1:11; 4:8-12; MAT.
25:1-13; MR. 9:11, 12; KEL. 20:8-11; 1 KOR. 15:51-54.
AYAT HAFALAN: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan"
(Kisah 4:12).
Pada tahun 1888 umat Advent
mengalami masa perdebatan sengit mengenai interpretasi beberapa ayat utama
Alkitab. Sementara para pendeta dan pemimpin gereja memperdebatkan identitas
dari sepuluh tanduk dalam nubuatan Daniel 7 dan hukum Taurat di dalam Galatia
3:24, sedikit yang menyadari bagaimana sikap bermusuhan mereka terhadap satu
sama lain menghancurkan persekutuan dan persahabatan mereka dan dengan demikian
merusak kesatuan dan misi gereja.
Ellen G. White sangat menyesalkan
keadaan ini dan mendorong semua pihak yang terlibat dalam diskusi ini untuk
memikirkan dengan hati-hati hubungan mereka dengan Yesus dan betapa kasih
kepada Yesus hams ditunjukkan dalam tingkah laku kita, terutama bila kita beda
pendapat. Dia juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak mengharapkan semua
orang di gereja menyepakati setiap poin penafsiran terhadap semua ayat Alkitab.
Tetapi dia juga menekankan bahwa
kita hares mencari kesatuan pemahaman ketika menyangkut keyakinan Advent yang
penting (lihat Ellen G. White, Counsels to Writers and Editor, hlm. 28-32).
Pekan ini kita melihat beberapa ajaran penting Alkitabiah yang menjadikan kita
Advent dan yang membentuk kesatuan kita dalam iman.
* Pelajarilah pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat, 24 November
54 Satu Dalam Kristus
MINGGU 18 NOVEMBER
Keselamatan Dalam Yesus
Meskipun sebagai umat Masehi
Advent Hari Ketujuh kita memiliki banyak kesamaan dengan gereja-gereja Kristen
lainnya, keyakinan kita membentuk sistem kebenaran Alkitabiah yang unik yang
tidak ada orang lain di dunia Kristen yang memproklamirkannya. Kebenaran ini
membantu mendefinisikan kita sebagai umat sisa milik Allah di akhir zaman.
Baca Kisah 4:8-12; 10:43. Makna
penting apakah yang Petrus berikan kepada tempat Yesus Kristus dalam
pengertiannya tentang rencana keselamatan?
Rasul Paulus mengatakan kepada
jemaat Korintus bahwa kabar baik itu adalah "Allah mendamaikan dunia
dengan diri-Nya oleh Kristus" (2 Kor- 5:19). Kematian Kristus adalah
pendamaian kita dengan Bapa, menjembatani jurang yang diakibatkan oleh dosa dan
kematian. Selama berabad-abad, orang Kristen telah merenungkan makna kematian,
kebangkitan, dan pendamaian yang Yesus laksanakan. Proses pendamaian ini
disebut dalam bahasa Inggris atonement (grafirat), kata bahasa Inggris kuno
yang aslinya berarti "disatukan" (atone-ment). Ini adalah suatu
keadaan menyatu atau dalam kesepakatan. Dengan demikian, pendamaian menunjukkan
keharmonisan dalam sebuah hubungan, jadi ketika terjadi kerenggangan, maka
pendamaian menghasilkan keharmonisan. Kesatuan gereja merupakan karunia dari
pendamaian ini.
Apakah yang diajarkan ayat-ayat
berikut tentang makna kematian dan kebangkitan Yesus?
Rm. 3:24, 25
1 Yoh. 2:2
1 Yoh. 4: 9, 10
1 Ptr. 2: 21-24
Meskipun kita memegang
kepercayaan ini pada kematian dan kebangkitan Kristus sama dengan banyak
organisasi Kristen lainnya, kita mengabarkannya dalam konteks "Injil yang
kekal" (Why. 14:6), bagian dari pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14:6-12.
Sebagai orang Advent kita memberi penekanan pada pekabaran ini yang tidak
dilakukan oleh organisasi Kristen lainnya.
Bagaimanakah Anda bisa belajar
untuk senantiasa berpegang pada kematian dan kebangkitan Kristus dan
pengharapan yang ditawarkannya?
Pelajaran Sekolah Sabat
Dewasa—Triwulan IV, 2018 55
SENIN 19 NOVEMBER
Kedatangan Kristus Kedua Kali
Rasul-rasul dan orang Kristen
mula-mula menganggap kembalinya Kristus sebagai "pengharapan yang
berbahagia" (Tit. 2:13), dan mereka mengharapkan semua nubuat dan janji
janji Kitab Suci untuk dipenuhi pada Kedatangan Kedua. GMAHK masih memegang
teguh keyakinan ini. Kenyataannya, nama kita umat, "Advent,"
menyatakan hal ini dengan tegas. Semua orang yang mengasihi Kristus
menanti-nantikan saat mana mereka dapat bertemu Dia muka dengan muka. Hihgga
hari itu tiba, janji kedatangan Kristus yang kedua memberikan pengaruh
pemersatu kepada kita sebagai umat Allah.
Apakah yang diajarkan oleh
ayat-ayat berikut tentang cara kembalinya Kristus? Bagaimanakah hal ini berbeda
dari beberapa gagasan populer tentang kedatangan Kristus? Kis. 1:11; Mat.
24:26, 27; Why 1:7; 1 Tes. 4:13-18; Why 19:11-16.
Alkitab berulang kali meyakinkan
kita bahwa Yesus akan datang kembali untuk menjemput orang-orang yang
ditebus-Nya. Kapan peristiwa ini akan terjadi seharusnya tidak menjadi bahan
spekulasi, karena Yesus sendiri menyatakan, "Tetapi tentang hari dan saat
itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun
tidak, hanya Bapa sendiri." (Mat. 24:36). Kita bukan hanya tidak tahu
kapan Kristus akan kembali, malahan kepada kita telah dikatakan bahwa kita
tidak tahu.
Di akhir pelayanan-Nya, Yesus
menceritakan perumpamaan tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13) untuk
menggambarkan pengalaman gereja saat menanti kedatangan-Nya yang kedua. Dua
kelompok gadis mewakili dua jenis orang percaya yang mengaku menantikan Yesus.
Sepintas lalu, kedua kelompok ini tampaknya sama; tetapi ketika terjadi
penundaan kedatangan Yesus, perbedaan nyata di antara keduanya tampak jelas.
Satu kelompok, sekalipun terjadi penundaan tersebut, terus mempertahankan
harapannya dan telah membuat persiapan rohani yang memadai. Dengan perumpamaan
ini, Yesus ingin mengajar muridmurid-Nya bahwa pengalaman orang Kristen tidak
didasarkan pada kegembiraan emosional atau antusiasme tetapi pada
ketergantungan yang terus-menerus pada kasih karunia Allah dan bertekun dalam
iman bahkan sekalipun tidak ada bukti nyata tentang pemenuhan janji janjiAllah.
Yesus mengundang kita sekarang ini untuk "berjaga-jaga" dan bersedia
setiap saat bagi kedatangan-Nya.
Meskipun nama kita "Advent
Hari Ketujuh" memberi kesaksian ten-tang betapa pentingnya kedatangan
kedua bagi kita, bagaimanakah kita secara pribadi dapat berpegang teguh pada
pengharapan akan kedatangan kedua kali? Seiring berlalunya tahun demi tahun,
bagaimanakah agar kita tidak membuat kesalahan yang Yesus amarkan dalam
perumpamaan tentang sepuluh gadis?
56 Satu Dalam Kristus
SELASA 20 NOVEMBER
Pelayanan Yesus di Bait Suci
Surgawi
Dalam Perjanjian Lama, Allah
menyuruh Musa membangun sebuah tempat kudus, untuk dijadikan "tempat
tinggal-Nya" di bumi (Kel. 25:8). Melalui pelayanannya, tempat kudus
adalah tempat orang-orang Israel diajarkan tentang rencana keselamatan. Kemudian,
pada zaman Raja Salomo, tabemakel bongkar pasang itu diganti dengan sebuah bait
suci yang megah (1 Raj. 5-8). Baik tabernakel dan bait suci dibangun menurut
bait suci surgawi, "kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh
manusia" (lbr. 8: 2; lihatjuga Kel. 25: 9, 40).
Di seluruh Alkitab, diasumsikan
bahwa ada tempat kudus surgawi, yang berfungsi sebagai tempat tinggal utama
Allah. Pelayanan bait suci duniawi adalah "gambaran mini" dari
rencana keselamatan dan pelayanan keimamatan Yesus di surga.
Baca Ibrani 8:6; 9:11, 12, 23-28;
dan 1 Yohanes 1:9 – 2:2. Apakah yang diajarkan ayat-ayat ini tentang pelayanan
keimaman Yesus di surga?
Sejak kenaikan-Nya, tempat kudus
surgawi adalah tempat di mana Kristus melakukan pelayanan keimaman-Nya untuk
keselamatan kita (lbr. 7:25). Oleh karena itu, kita didorong untuk "dengan
penuh keberanian menghampiri talchta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat
dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya"
(lbr. 4:16).
Sebagaimana kemah suci di dunia
memiliki dua fase pelayanan—pertama, pelayanan hatian di tempat kudus dan
kemudian pelayanan sekali setahun di tempat maha kudus—Kitab Suci juga
menggambarkan dua fase pelayanan Yesus di surga. Pelayanan-Nya di tempat kudus
di surga ditandai dengan pengantaraan, pengampunan, pendamaian, dan pemulihan.
Orang berdosa yang bertobat memiliki akses langsung kepada Bapa melalui Yesus
Pengantara (1 Yoh. 2:1). Sejak tahun 1844, pelayanan Yesus di tempat maha kudus
berkenaan dengan aspek penghakiman dan pembersihan yang dilaksanakan sekali
setahun pada hari grafirat (Im. 16). Pelayanan pembersihan bait suci juga
didasarkan pada darah Yesus yang tercurah. Grafirat atau pendamaian yang
dilaksanakan pada hari tersebut membayangkan penerapan terakhir dan jasa Kristus
untuk menghapus keberadaan dosa dan untuk menyelesaikan pendamaian menyeluruh
alam semesta kepada suatu pemerintahan yang harmonis di bawah Allah. Doktrin
pelayanan dua fase ini adalah kontribusi umat Advent yang istimewa terhadap
pemahaman akan keseluruhan rencana keselamatan.
Pelajaran Sekolah Sabat
Dewasa—Triwulan IV, 2018 57
RABU 21 NOVEMBER
Hari Sabat
Ajaran Alkitabiah penting lainnya
yang diyakini dan dijunjung tinggi oleh GMAHK adalah Sabat hari ketujuh. Ini
adalah doktrin utama yang membawa kesatuan dan persekutuan di antara kita.
Dengan sedikit pengecualian di dunia Kristen, hanya kita saja yang mengikuti
doktrin ini.
Sabat adalah karunia Allah bagi
umat manusia sejak pekan penciptaan (Kej. 2:1-3). Pada penciptaan, ada tiga
tindakan khusus Ilahi yang menetapkan hari Sabat: (1) Allah beristirahat pada
hari Sabat, (2) Dia memberkati hari itu, dan (3) Dia menguduskannya. Ketiga
tindakan ini melembagakan hari Sabat sebagai karunia Allah yang istimewa, yang
memungkinkan umat manusia untuk mengalami kenyataan surga di bumi dan untuk
menegaskan penciptaan oleh Allah selama enam hari. Seorang rabi yang terkenal,
Abraham Joshua Heschel, menyebut Sabat sebagai "sebuah istana waktu,"
suatu hari yang kudus saat mana Allah bertemu dengan umat-Nya dengan cara yang
istimewa.
Apakah yang diajarkan oleh
ayat-ayat berikut tentang arti Sabat bagi umat manusia? Kel. 20:8-11; Ul.
5:12-15; Yeh. 20:12, 20.
Dalam kerinduan kita untuk
mengikuti teladan Yesus (Luk. 4:16), umat Advent memelihara Sabat hari ketujuh.
Keikutsertaan Yesus dalam perbaktian Sabat mengungkapkan bahwa Dia mendukungnya
sebagai hari istirahat dan perbaktian. Beberapa mukjizat-Nya dilakukan pada
hari Sabat untuk mengajarkan dimensi penyembuhan (baik fisik maupun spiritual)
yang berasal dari perayaan hari Sabat (Luk. 13:10-17). Rasul-rasul dan umat
Kristen mula-mula mengerti bahwa Yesus tidak menghapuskan hari Sabat; mereka
sendiri memeliharanya juga dan menghadiri kebaktian pada hari itu (Kis. 13:14,
42, 44; 16:13; 17: 2; 18:4).
Dimensi indah lainnya dari hari
Sabat adalah tanda kelepasan kita dari dosa. Hari Sabat adalah peringatan
penyelamatan Allah yang melepaskan orang Israel dari perbudakan Mesir menuju
tanah perjanjian di Kanaan (Ulangan 5:12-15).
Meskipun Israel gagal untuk masuk
sepenuhnya ke dalam perhentian ini karena penyembahan berhala dan ketidaktaatan
mereka yang berulang-ulang, Allah tetap berjanji bahwa "masih tersedia
suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah (Ibr. 4:9). Semua orang
yang ingin masuk ke dalam perhentian itu dapat memasukinya dengan iman dalam
keselamatan yang diberikan oleh Yesus.
Ketaatan pada hari Sabat melambangkan
peristirahatan rohani di dalam Kristus dan bahwa kita hanya bergantung pada
jasa-jasa-Nya, dan bukan pada usaha kita, untuk menyelamatkan kita dari dosa
dan untuk memberi kita hidup yang kekal. (Lihat Ibr. 4:10; Mat. 11:28-30).
Dengan cara yang sangat nyata
apakah Sabat membantu Anda mengalami persatuan dan persekutuan yang Kristus
inginkan untuk umat-Nya?
KAMIS 22 NOVEMBER
Kematian dan Kebangkitan
Pada penciptaan, "Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" (Kej. 2:7).
Kisah penciptaan manusia ini mengungkapkan bahwa kehidupan berasal dari Allah.
Apakah keabadian merupakan aspek hakiki dari kehidupan ini? Alkitab mengatakan
bahwa hanya Allah yang abadi (1 Tim. 6:16); keabadian tidak diberikan kepada
manusia saat lahir. Berbeda dengan Allah, manusia itu fana. Alkitab
membandingkan hidup kita dengan "uap yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap" (Yak. 4:14), dan saat kematian, kehidupan kita memasuki keadaan
seperti tidur di mana tidak ada kesadaran. (Lihat Pkh. 9:5,6,10; Mzm. 115: 17;
146:4; Yoh. 11:11-15).
Meskipun orang dilahirkan fana
dan tunduk pada kematian, Alkitab berbicara tentang Yesus Kristus sebagai
sumber keabadian dan mengatakan kepada kita bahwa Dia memberikan janji
keabadian dan hidup yang kekal bagi semua orang yang percaya kepada
keselamatan-Nya. "Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita" (Rm. 6:23). Yesus "telah mematahkan kuasa maut dan
mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa" (2 Tim. 1:10). "Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16). Jadi, ada harapan
hidup setelah kematian.
Baca 1 Korintus 15:51-54 dan 1
Tesalonika 4:13-18. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini tentang kehidupan
setelah kematian dan kapankah keabadian akan diberikan kepada manusia?
Rasul Paulus memperjelas bahwa
Allah mengaruniakan keabadian atas manusia, bukan pada saat kematian, melainkan
pada saat kebangkitan, ketika sangkakala terakhir akan berbunyi. Walaupun orang
percaya menerima janji kehidupan kekal saat mereka menerima Yesus sebagai
Juruselamat mereka, keabadian diberikan hanya pada saat kebangkitan. Perjanjian
Baru tidak mengenal gagasan bahwa jiwa-jiwa segera pergi ke surga saat
kematian; ajaran ini berakar pada kekafiran, kembali ke filsafat orang-orang
Yunani kuno, dan tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.
Bagaimanakah pemahaman kita
tentang kematian membantu kita lebih menghargai akan janji kedatangan kedua?
Bagaimanakah keyakinan ini dengan kuat mempersatukan kita sebagai umat Advent
Hari Ketujuh?
58 Satu Dalam Kristus
Pelajaran Sekolah Sabat
Dewasa—Triwulan IV, 2018
JUMAT 23 NOVEMBER
PENDALAMAN: Ellen G. White,
"The Foundations, Pillars, and Landmarks," hlm. 28-32, dalam buku
Counsels to Writers and Editor. Baca artikel "Doctrines, Importance
of," hlm. 778, 779, dalam The Ellen G. White Encyclopedia.
Sebagai umat Masehi Advent Hari
Ketujuh kita memiliki beberapa doktrin penting yang sama dengan organisasi
Kristen lainnya. Yang paling inti tentunya, adalah kepercayaan pada keselamatan
oleh iman saja melalui kematian Yesus sebagai penebus dan pengganti. Bersama
Kristen lainnya kita percaya bahwa ' kebenaran kita bukan didapatkan melalui
usaha kita melainkan dalam kebenaran Kristus, yang dikreditkan kepada kita oleh
iman, suatu pemberian kasih karunia yang tidak diperoleh karena jasa kita.
Atau, seperti yang dikatakan oleh Ellen G. White: "Kristus diperlakukan
sebagaimana kita layak diperlakukan, supaya kita dapat diperlakukan sebagaimana
la layak diperlakukan. Ia dihinakan karena segala dosa kita, yang dalamnya Ia
tidak terlibat, supaya kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya yang dalamnya
kita tidak mempunyai hak apa-apa. Ia menderita kematian yang kita punya, supaya
kita mendapat hidup yang Dia punya."—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 20. Pada
saat yang sama, secara keseluruhan, rangkaian keyakinan dasar, serta praktik
dan gaya hidup kita yang muncul dari kepercayaan tersebut, menjadikan kita lain
dari yang lain di antara dunia Kristen. Begitulah seharusnya; Jika tidak, untuk
apa kita ada, setidaknya sebagai orang Advent? Kasih kita kepada Yesus, dan
pengajaran yang kita kabarkan, hams menjadi faktor pemersatu yang paling
berkuasa di antara kita.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Dalam buku Iman dan Perbuatan, Ellen G. White menyamakan
pembenaran dengan pengampunan dosa. Bagaimanakah penghargaan kita atas
pengampunan dan pembenaran di dalam Kristus merupakan dasar kita bersekutu dan
berjemaat dengan saudara dan saudari?
2. Pikirkan betapa pentingnya
doktrin kita dalam konteks kesatuan gereja. Artinya, apakah yang telah
menjadikan jutaan orang dari berbagai la-tar belakang etnis, agama, politik,
dan budaya yang berbeda dengan kita memilih doktrin kepercayaan yang sama?
Bagaimanakah hal ini mengatakan kepada kita betapa pentingnya doktrin, tidak
hanya dalam konteks misi dan pekabaran tapi juga untuk kesatuan gereja?
3. Nama kita "Advent Hari
Ketujuh" menunjuk pada dua ajaran penting, Sabat hari ketujuh dan
kedatangan kedua. Satu bagian dari nama kita menunjuk pada penciptaan, bagian
lainnya menunjuk pada penebusan. Bagaimanakah kedua ajaran ini berkaitan, dan
dengan cara apa keduanya dengan begitu ringkas menggambarkan tentang siapa kita
sebagai suatu umat?
Ringkasan: Umat Advent secara
bersama memegang banyak kepercayaan dasar. Beberapa kepercayaan dasar kita
memiliki kesamaan dengan Kristen lainnya; yang lainnya tidak. Secara keseluruhan,
ajaran-ajaran ini membentuk identitas kita sebagai gereja yang berbeda dan
merupakan fondasi persatuan kita di dalam Yesus.
>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-8 : PERSATUAN DALAM IMAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: