Ads Google

Saturday, November 24, 2018

CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-8, TRIWULAN 4 TAHUN 2018


 PENJAGA DENGAN JUBAH PUTIH

CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-8, 24 NOVEMBER 2018
 
Timor Leste, Inaciu da Kosta
42 Tahun

Tiga puluh orang Pathfinders dan teman-teman dewasa mereka masuk ke dalam dua truk sewaan untuk sebuah perjalanan sore hari Sabat dari Ibu Kota Timor Leste, Dili.
Pathfinders sedang melakukan perjalanan yang serius. Mereka ingin menemukan tiga gadis yang dilarang oleh orang tua mereka untuk menghadiri gereja pada hari Sabat.
Sejam kemudian, Pathfinders tiba di desa Remexiu, tempat gadis-gadis itu tinggal. 

Pathfinders berbaris dan melakukan beberapa kegiatan. Mereka membagikan traktat tentang Yesus kepada penduduk desa. Mereka menemukan ketiga gadis itu dan berdoa bersama mereka.
 
Pendeta Inaciu, yang mengatur perjaianan, berdoa terakhir. "Tuhan, tolong, berkatilah gadisgadis ini dan tolong mereka selalu setia kepada-Mu," katanya.

Gadis-gadis itu senang melihat teman mereka. Gadis-gadis itu juga adalah Pathfinders dan telah dibaptis saat belajar di Dili. Tapi ketika mereka kembali ke rumah, orang tua mereka sangat marah karena keputusan mereka untuk mengikuti Yesus dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh beribadah pada hari Sabat.

Segera malam tiba, dan Pendeta Inaciu meminta truk-truk itu membawa kembali Pathfinders ke Dili. Kelompok tersebut menunggu dan menunggu, namun truk-truk itu tidak datang.

"Di mana truknya?"Pendeta Inaciu bertanya kepada pemuda yang bertanggung jawab atas truk tersebut.

"Pemiliknya tidak mau membawa Anda ke Dili," jawab pria itu."Kenapa tidak? Kita periu membawa Pathfinders kernbali ke Dili. Orang tua mereka sedang menunggu."

Belakangan Pendeta Inaciu mengetahui bahwa pemilik truk takut untuk membawa Pathfinders kembali ke Dili.

Beberapa orang tua marah karena Pathfinders telah datang ke desa dan mengancam akan memukuli pemilik truk. Jadi, dia tidak mau membantu lagi. Pendeta Inaciu mengumpulkan Pathfinders di sekeiiiingnya.

"Mari kita berdoa dan kembali dengan berjaian kaki," katanya. "Butuh sekitar tujuh jam lagi."
Saat dia berbicara, sekelompok penduduk desa yang marah itu datang membawa tongkat mendekati Pathfinders. Mendengar bahwa mereka berencana untuk berjalan kaki ke Dili, seorang warga desa menggeram, "Tidak, Anda tidak bisa pergi!"

Seorang penduduk desa lainnya menunjuk tongkatnya ke Pendeta Inaciu."Biarkan pemimpinmu datang dan bertemu dengan kami," katanya.

Pendeta Inaciu mengatakan bahwa dia siap untuk bertemu. Tapi dia menunjuk Pathfinder. "Jika saya pergi, siapa yang akan bertanggung jawab atas 30 orang ini?" katanya. "Jika sesuatu terjadi pada mereka, siapakah yang akan bertanggung jawab?"

Petunjuk Cerita
Temukan Dili, Timor Leste, di peta
Cerita ini terjadi ditahun 2009. Banyak dari anggota Pathfindersitutelah menjadi pemimpin gereja di Timur Leste saat ini.
Inaciu da Kosta sekarang menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Misi Timor Leste.
Tonton Inaciu di link: bitly/Inaciu-angels
Temukan foto untuk cerita ini di tautan: bitly/fb-mq

Penduduk desa bersikeras dengan tekad yang lebih besar bahwa dia harus pergi bersama mereka."Tunggu di sini," kata Pendeta Inaciu kepada Pathfinders. "Aku harus pergi."

Saat dia pergi, Pathfinders duduk di tengah jalan. Bertelut bersama, mereka menutup mata untuk berdoa. Saat mereka bergantian berdoa, mereka mendengar kerumunan orang mendatangi mereka. Suara-suara marah dan mengancam, tapi Pathfinders tetap menutup mata mereka.

Tiba-tiba, nada suara berubah dari kemarahan menjadi terkejut. Suara kaki berdebar menunjukkan bahwa kerumunan itu telah melarikan diri.

Beberapa saat kemudian, Pendeta Inaciu kembali ke Pathfinders dengan membawa makanan dan dua truk.

Penduduk desa telah menyiapkan makanan yang banyak untuk Pathfinders yang lapar dan telah menyewa dua truk dengan biaya sendiri untuk mengirim mereka pulang.

Apakah yang terjadi? Kerumunan penduduk desa telah merencanakan untuk memukul Pathfinders dan mungkin bahkan membunuh mereka saat mereka duduk berdoa di jalan. Tapi saat penduduk desa mendekati anakanak yang sedang berdoa itu dengan tongkat mereka, mereka tiba-tiba melihat sekelompok pria kuat berjanggut putih di sekitar Pathfinders. Kehadiran para penjaga yang tak terduga mengejutkan para penduduk desa.

"Kami takut,"kata seorang penduduk desa kepada pendeta. "Kami melihat orang berjubah putih melindungi Pathfinders, dan kami takut dan lari."

Iman Pathfinders, termasuk ketiga gadis di desa tersebut, semakin kuat setelah hari itu.
"Orang-orang muda menjadi Iebih setia karena apa yang Tuhan lakukan," kata Pendeta Inaciu."Tuhan melindungi mereka melalui malaikat saat mereka berdoa."

Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas membantu membangun sekolah Advent di Ibu Kota Timor Leste, Dili. Terima kasih atas persembahan misi Anda.



Oleh Andrew McChesney
TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA






Friday, November 23, 2018

PELAJARAN SEKOLAH SABAT (KE-8) 2018, TRIWULAN 4


  PELAJARAN SABAT KE - 8

17 NOVEMBER – 23 NOVEMBER 2018

PERSATUAN DALAM IMAN

SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: KIS. 1:11; 4:8-12; MAT. 25:1-13; MR. 9:11, 12; KEL. 20:8-11; 1 KOR. 15:51-54.

AYAT HAFALAN: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah 4:12).

Pada tahun 1888 umat Advent mengalami masa perdebatan sengit mengenai interpretasi beberapa ayat utama Alkitab. Sementara para pendeta dan pemimpin gereja memperdebatkan identitas dari sepuluh tanduk dalam nubuatan Daniel 7 dan hukum Taurat di dalam Galatia 3:24, sedikit yang menyadari bagaimana sikap bermusuhan mereka terhadap satu sama lain menghancurkan persekutuan dan persahabatan mereka dan dengan demikian merusak kesatuan dan misi gereja.
Ellen G. White sangat menyesalkan keadaan ini dan mendorong semua pihak yang terlibat dalam diskusi ini untuk memikirkan dengan hati-hati hubungan mereka dengan Yesus dan betapa kasih kepada Yesus hams ditunjukkan dalam tingkah laku kita, terutama bila kita beda pendapat. Dia juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak mengharapkan semua orang di gereja menyepakati setiap poin penafsiran terhadap semua ayat Alkitab.

Tetapi dia juga menekankan bahwa kita hares mencari kesatuan pemahaman ketika menyangkut keyakinan Advent yang penting (lihat Ellen G. White, Counsels to Writers and Editor, hlm. 28-32). Pekan ini kita melihat beberapa ajaran penting Alkitabiah yang menjadikan kita Advent dan yang membentuk kesatuan kita dalam iman.

* Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 November
54 Satu Dalam Kristus


MINGGU 18 NOVEMBER

Keselamatan Dalam Yesus

Meskipun sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh kita memiliki banyak kesamaan dengan gereja-gereja Kristen lainnya, keyakinan kita membentuk sistem kebenaran Alkitabiah yang unik yang tidak ada orang lain di dunia Kristen yang memproklamirkannya. Kebenaran ini membantu mendefinisikan kita sebagai umat sisa milik Allah di akhir zaman.

Baca Kisah 4:8-12; 10:43. Makna penting apakah yang Petrus berikan kepada tempat Yesus Kristus dalam pengertiannya tentang rencana keselamatan?

Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat Korintus bahwa kabar baik itu adalah "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus" (2 Kor- 5:19). Kematian Kristus adalah pendamaian kita dengan Bapa, menjembatani jurang yang diakibatkan oleh dosa dan kematian. Selama berabad-abad, orang Kristen telah merenungkan makna kematian, kebangkitan, dan pendamaian yang Yesus laksanakan. Proses pendamaian ini disebut dalam bahasa Inggris atonement (grafirat), kata bahasa Inggris kuno yang aslinya berarti "disatukan" (atone-ment). Ini adalah suatu keadaan menyatu atau dalam kesepakatan. Dengan demikian, pendamaian menunjukkan keharmonisan dalam sebuah hubungan, jadi ketika terjadi kerenggangan, maka pendamaian menghasilkan keharmonisan. Kesatuan gereja merupakan karunia dari pendamaian ini.

Apakah yang diajarkan ayat-ayat berikut tentang makna kematian dan kebangkitan Yesus?

Rm. 3:24, 25   
1 Yoh. 2:2       
1 Yoh. 4: 9, 10 
1 Ptr. 2: 21-24

Meskipun kita memegang kepercayaan ini pada kematian dan kebangkitan Kristus sama dengan banyak organisasi Kristen lainnya, kita mengabarkannya dalam konteks "Injil yang kekal" (Why. 14:6), bagian dari pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14:6-12. Sebagai orang Advent kita memberi penekanan pada pekabaran ini yang tidak dilakukan oleh organisasi Kristen lainnya.

Bagaimanakah Anda bisa belajar untuk senantiasa berpegang pada kematian dan kebangkitan Kristus dan pengharapan yang ditawarkannya?

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 55


SENIN  19 NOVEMBER

Kedatangan Kristus Kedua Kali

Rasul-rasul dan orang Kristen mula-mula menganggap kembalinya Kristus sebagai "pengharapan yang berbahagia" (Tit. 2:13), dan mereka mengharapkan semua nubuat dan janji janji Kitab Suci untuk dipenuhi pada Kedatangan Kedua. GMAHK masih memegang teguh keyakinan ini. Kenyataannya, nama kita umat, "Advent," menyatakan hal ini dengan tegas. Semua orang yang mengasihi Kristus menanti-nantikan saat mana mereka dapat bertemu Dia muka dengan muka. Hihgga hari itu tiba, janji kedatangan Kristus yang kedua memberikan pengaruh pemersatu kepada kita sebagai umat Allah.
Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut tentang cara kembalinya Kristus? Bagaimanakah hal ini berbeda dari beberapa gagasan populer tentang kedatangan Kristus? Kis. 1:11; Mat. 24:26, 27; Why 1:7; 1 Tes. 4:13-18; Why 19:11-16.

Alkitab berulang kali meyakinkan kita bahwa Yesus akan datang kembali untuk menjemput orang-orang yang ditebus-Nya. Kapan peristiwa ini akan terjadi seharusnya tidak menjadi bahan spekulasi, karena Yesus sendiri menyatakan, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Mat. 24:36). Kita bukan hanya tidak tahu kapan Kristus akan kembali, malahan kepada kita telah dikatakan bahwa kita tidak tahu.

Di akhir pelayanan-Nya, Yesus menceritakan perumpamaan tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13) untuk menggambarkan pengalaman gereja saat menanti kedatangan-Nya yang kedua. Dua kelompok gadis mewakili dua jenis orang percaya yang mengaku menantikan Yesus. Sepintas lalu, kedua kelompok ini tampaknya sama; tetapi ketika terjadi penundaan kedatangan Yesus, perbedaan nyata di antara keduanya tampak jelas. Satu kelompok, sekalipun terjadi penundaan tersebut, terus mempertahankan harapannya dan telah membuat persiapan rohani yang memadai. Dengan perumpamaan ini, Yesus ingin mengajar muridmurid-Nya bahwa pengalaman orang Kristen tidak didasarkan pada kegembiraan emosional atau antusiasme tetapi pada ketergantungan yang terus-menerus pada kasih karunia Allah dan bertekun dalam iman bahkan sekalipun tidak ada bukti nyata tentang pemenuhan janji janjiAllah. Yesus mengundang kita sekarang ini untuk "berjaga-jaga" dan bersedia setiap saat bagi kedatangan-Nya.

Meskipun nama kita "Advent Hari Ketujuh" memberi kesaksian ten-tang betapa pentingnya kedatangan kedua bagi kita, bagaimanakah kita secara pribadi dapat berpegang teguh pada pengharapan akan kedatangan kedua kali? Seiring berlalunya tahun demi tahun, bagaimanakah agar kita tidak membuat kesalahan yang Yesus amarkan dalam perumpamaan tentang sepuluh gadis?

56 Satu Dalam Kristus


SELASA 20 NOVEMBER          

Pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi

Dalam Perjanjian Lama, Allah menyuruh Musa membangun sebuah tempat kudus, untuk dijadikan "tempat tinggal-Nya" di bumi (Kel. 25:8). Melalui pelayanannya, tempat kudus adalah tempat orang-orang Israel diajarkan tentang rencana keselamatan. Kemudian, pada zaman Raja Salomo, tabemakel bongkar pasang itu diganti dengan sebuah bait suci yang megah (1 Raj. 5-8). Baik tabernakel dan bait suci dibangun menurut bait suci surgawi, "kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia" (lbr. 8: 2; lihatjuga Kel. 25: 9, 40).

Di seluruh Alkitab, diasumsikan bahwa ada tempat kudus surgawi, yang berfungsi sebagai tempat tinggal utama Allah. Pelayanan bait suci duniawi adalah "gambaran mini" dari rencana keselamatan dan pelayanan keimamatan Yesus di surga.

Baca Ibrani 8:6; 9:11, 12, 23-28; dan 1 Yohanes 1:9 – 2:2. Apakah yang diajarkan ayat-ayat ini tentang pelayanan keimaman Yesus di surga?

Sejak kenaikan-Nya, tempat kudus surgawi adalah tempat di mana Kristus melakukan pelayanan keimaman-Nya untuk keselamatan kita (lbr. 7:25). Oleh karena itu, kita didorong untuk "dengan penuh keberanian menghampiri talchta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (lbr. 4:16).

Sebagaimana kemah suci di dunia memiliki dua fase pelayanan—pertama, pelayanan hatian di tempat kudus dan kemudian pelayanan sekali setahun di tempat maha kudus—Kitab Suci juga menggambarkan dua fase pelayanan Yesus di surga. Pelayanan-Nya di tempat kudus di surga ditandai dengan pengantaraan, pengampunan, pendamaian, dan pemulihan. Orang berdosa yang bertobat memiliki akses langsung kepada Bapa melalui Yesus Pengantara (1 Yoh. 2:1). Sejak tahun 1844, pelayanan Yesus di tempat maha kudus berkenaan dengan aspek penghakiman dan pembersihan yang dilaksanakan sekali setahun pada hari grafirat (Im. 16). Pelayanan pembersihan bait suci juga didasarkan pada darah Yesus yang tercurah. Grafirat atau pendamaian yang dilaksanakan pada hari tersebut membayangkan penerapan terakhir dan jasa Kristus untuk menghapus keberadaan dosa dan untuk menyelesaikan pendamaian menyeluruh alam semesta kepada suatu pemerintahan yang harmonis di bawah Allah. Doktrin pelayanan dua fase ini adalah kontribusi umat Advent yang istimewa terhadap pemahaman akan keseluruhan rencana keselamatan.

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018 57


RABU 21 NOVEMBER 

Hari Sabat

Ajaran Alkitabiah penting lainnya yang diyakini dan dijunjung tinggi oleh GMAHK adalah Sabat hari ketujuh. Ini adalah doktrin utama yang membawa kesatuan dan persekutuan di antara kita. Dengan sedikit pengecualian di dunia Kristen, hanya kita saja yang mengikuti doktrin ini.

Sabat adalah karunia Allah bagi umat manusia sejak pekan penciptaan (Kej. 2:1-3). Pada penciptaan, ada tiga tindakan khusus Ilahi yang menetapkan hari Sabat: (1) Allah beristirahat pada hari Sabat, (2) Dia memberkati hari itu, dan (3) Dia menguduskannya. Ketiga tindakan ini melembagakan hari Sabat sebagai karunia Allah yang istimewa, yang memungkinkan umat manusia untuk mengalami kenyataan surga di bumi dan untuk menegaskan penciptaan oleh Allah selama enam hari. Seorang rabi yang terkenal, Abraham Joshua Heschel, menyebut Sabat sebagai "sebuah istana waktu," suatu hari yang kudus saat mana Allah bertemu dengan umat-Nya dengan cara yang istimewa.

Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut tentang arti Sabat bagi umat manusia? Kel. 20:8-11; Ul. 5:12-15; Yeh. 20:12, 20.

Dalam kerinduan kita untuk mengikuti teladan Yesus (Luk. 4:16), umat Advent memelihara Sabat hari ketujuh. Keikutsertaan Yesus dalam perbaktian Sabat mengungkapkan bahwa Dia mendukungnya sebagai hari istirahat dan perbaktian. Beberapa mukjizat-Nya dilakukan pada hari Sabat untuk mengajarkan dimensi penyembuhan (baik fisik maupun spiritual) yang berasal dari perayaan hari Sabat (Luk. 13:10-17). Rasul-rasul dan umat Kristen mula-mula mengerti bahwa Yesus tidak menghapuskan hari Sabat; mereka sendiri memeliharanya juga dan menghadiri kebaktian pada hari itu (Kis. 13:14, 42, 44; 16:13; 17: 2; 18:4).

Dimensi indah lainnya dari hari Sabat adalah tanda kelepasan kita dari dosa. Hari Sabat adalah peringatan penyelamatan Allah yang melepaskan orang Israel dari perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian di Kanaan (Ulangan 5:12-15).

Meskipun Israel gagal untuk masuk sepenuhnya ke dalam perhentian ini karena penyembahan berhala dan ketidaktaatan mereka yang berulang-ulang, Allah tetap berjanji bahwa "masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah (Ibr. 4:9). Semua orang yang ingin masuk ke dalam perhentian itu dapat memasukinya dengan iman dalam keselamatan yang diberikan oleh Yesus. 

Ketaatan pada hari Sabat melambangkan peristirahatan rohani di dalam Kristus dan bahwa kita hanya bergantung pada jasa-jasa-Nya, dan bukan pada usaha kita, untuk menyelamatkan kita dari dosa dan untuk memberi kita hidup yang kekal. (Lihat Ibr. 4:10; Mat. 11:28-30).

Dengan cara yang sangat nyata apakah Sabat membantu Anda mengalami persatuan dan persekutuan yang Kristus inginkan untuk umat-Nya?


KAMIS 22 NOVEMBER

Kematian dan Kebangkitan

Pada penciptaan, "Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" (Kej. 2:7). Kisah penciptaan manusia ini mengungkapkan bahwa kehidupan berasal dari Allah. Apakah keabadian merupakan aspek hakiki dari kehidupan ini? Alkitab mengatakan bahwa hanya Allah yang abadi (1 Tim. 6:16); keabadian tidak diberikan kepada manusia saat lahir. Berbeda dengan Allah, manusia itu fana. Alkitab membandingkan hidup kita dengan "uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap" (Yak. 4:14), dan saat kematian, kehidupan kita memasuki keadaan seperti tidur di mana tidak ada kesadaran. (Lihat Pkh. 9:5,6,10; Mzm. 115: 17; 146:4; Yoh. 11:11-15).

Meskipun orang dilahirkan fana dan tunduk pada kematian, Alkitab berbicara tentang Yesus Kristus sebagai sumber keabadian dan mengatakan kepada kita bahwa Dia memberikan janji keabadian dan hidup yang kekal bagi semua orang yang percaya kepada keselamatan-Nya. "Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rm. 6:23). Yesus "telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa" (2 Tim. 1:10). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16). Jadi, ada harapan hidup setelah kematian.

Baca 1 Korintus 15:51-54 dan 1 Tesalonika 4:13-18. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini tentang kehidupan setelah kematian dan kapankah keabadian akan diberikan kepada manusia?

Rasul Paulus memperjelas bahwa Allah mengaruniakan keabadian atas manusia, bukan pada saat kematian, melainkan pada saat kebangkitan, ketika sangkakala terakhir akan berbunyi. Walaupun orang percaya menerima janji kehidupan kekal saat mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka, keabadian diberikan hanya pada saat kebangkitan. Perjanjian Baru tidak mengenal gagasan bahwa jiwa-jiwa segera pergi ke surga saat kematian; ajaran ini berakar pada kekafiran, kembali ke filsafat orang-orang Yunani kuno, dan tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.

Bagaimanakah pemahaman kita tentang kematian membantu kita lebih menghargai akan janji kedatangan kedua? Bagaimanakah keyakinan ini dengan kuat mempersatukan kita sebagai umat Advent Hari Ketujuh?

58 Satu Dalam Kristus
Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2018


JUMAT 23 NOVEMBER

PENDALAMAN: Ellen G. White, "The Foundations, Pillars, and Landmarks," hlm. 28-32, dalam buku Counsels to Writers and Editor. Baca artikel "Doctrines, Importance of," hlm. 778, 779, dalam The Ellen G. White Encyclopedia.

Sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh kita memiliki beberapa doktrin penting yang sama dengan organisasi Kristen lainnya. Yang paling inti tentunya, adalah kepercayaan pada keselamatan oleh iman saja melalui kematian Yesus sebagai penebus dan pengganti. Bersama Kristen lainnya kita percaya bahwa ' kebenaran kita bukan didapatkan melalui usaha kita melainkan dalam kebenaran Kristus, yang dikreditkan kepada kita oleh iman, suatu pemberian kasih karunia yang tidak diperoleh karena jasa kita. Atau, seperti yang dikatakan oleh Ellen G. White: "Kristus diperlakukan sebagaimana kita layak diperlakukan, supaya kita dapat diperlakukan sebagaimana la layak diperlakukan. Ia dihinakan karena segala dosa kita, yang dalamnya Ia tidak terlibat, supaya kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya yang dalamnya kita tidak mempunyai hak apa-apa. Ia menderita kematian yang kita punya, supaya kita mendapat hidup yang Dia punya."—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 20. Pada saat yang sama, secara keseluruhan, rangkaian keyakinan dasar, serta praktik dan gaya hidup kita yang muncul dari kepercayaan tersebut, menjadikan kita lain dari yang lain di antara dunia Kristen. Begitulah seharusnya; Jika tidak, untuk apa kita ada, setidaknya sebagai orang Advent? Kasih kita kepada Yesus, dan pengajaran yang kita kabarkan, hams menjadi faktor pemersatu yang paling berkuasa di antara kita.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Dalam buku Iman dan Perbuatan, Ellen G. White menyamakan pembenaran dengan pengampunan dosa. Bagaimanakah penghargaan kita atas pengampunan dan pembenaran di dalam Kristus merupakan dasar kita bersekutu dan berjemaat dengan saudara dan saudari?

2. Pikirkan betapa pentingnya doktrin kita dalam konteks kesatuan gereja. Artinya, apakah yang telah menjadikan jutaan orang dari berbagai la-tar belakang etnis, agama, politik, dan budaya yang berbeda dengan kita memilih doktrin kepercayaan yang sama? Bagaimanakah hal ini mengatakan kepada kita betapa pentingnya doktrin, tidak hanya dalam konteks misi dan pekabaran tapi juga untuk kesatuan gereja?

3. Nama kita "Advent Hari Ketujuh" menunjuk pada dua ajaran penting, Sabat hari ketujuh dan kedatangan kedua. Satu bagian dari nama kita menunjuk pada penciptaan, bagian lainnya menunjuk pada penebusan. Bagaimanakah kedua ajaran ini berkaitan, dan dengan cara apa keduanya dengan begitu ringkas menggambarkan tentang siapa kita sebagai suatu umat?

Ringkasan: Umat Advent secara bersama memegang banyak kepercayaan dasar. Beberapa kepercayaan dasar kita memiliki kesamaan dengan Kristen lainnya; yang lainnya tidak. Secara keseluruhan, ajaran-ajaran ini membentuk identitas kita sebagai gereja yang berbeda dan merupakan fondasi persatuan kita di dalam Yesus.

>>> Download Pelajaran SS Sabat Ke-8 : PERSATUAN DALAM IMAN
>>> Download Power-Point Sekolah Sabat Pada Link Di Bawah Ini: