Ads Google

Tuesday, April 17, 2018

KEBAHAGIAAN SEJATI BAB 13 "KEBAHAGIAAN SEPENUHNYA"


                                                      KEBAHAGIAAN SEPENUHNYA

Anak-anak Allah dipanggil untuk menjadi wakil-wakil Kristus, menunjukkan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Sebagaimana Yesus telah menunjukkan kepada kita tabiat Bapa yang sejati, demikian pulalah kita menyatakan Kristus kepada satu dunia yang belum mengenal kasih-Nya yang lembut dan ramah itu. “Sama seperti engkau telah mengutus aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia.” “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yohanes 17:18,23). Rasul Paulus berkata kepada murid-murid Yesus seperti berikut: “Kamu adalah suara pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.” “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:2,3). Di dalam tiap-tiap anak-Nya, Yesus mengirim sebuah surat ke dunia ini. Jika engkau adalah murid Yesus, Dia mengirimkan di dalam engkau sebuah surat untuk keluarga, untuk kampung, jalan raya, di tempat tinggalmu. Yesus, yang berdiam di dalam engkau, ingin berbicara ke hati orang-orang yang belum mengenal Dia. Mungkin mereka belum membaca Alkitab atau belum mendengar suara yang berbicara kepada mereka melalui halaman-halaman buku itu, mereka belum melihat kasih Allah melalui segala pekerjaan-Nya. Tetapi jika engkau adalah seorang wakil Yesus, yang sejati, maka mungkin melalui engkau mereka akan mengerti sesuatu dari hal kebaikan-Nya serta dimenangkan menjadi mengasihi dan berbakti kepada Tuhan.

Orang-orang Kristen ditentukan menjadi pembawa terang dalam perjalanan menuju surga. Terang yang dipantulkan mereka kepada dunia ini adalah terang yang bersinar atas mereka dari Kristus. Kehidupan dan tabiat mereka hendaklah demikian rupa supaya melalui mereka orang-orang lain mendapat satu konsep yang benar dari hal bakti kepada-Nya.
Jika kita memiliki Kristus, maka kita akan mengadakan perbaktian kita dengan menarik sekali, sebagaimana adanya. Orang-orang Kristen yang menghimpun kemurungan dan duka ke dalam jiwanya, bersungut-sungut dan berkeluh-kesah, berarti memberikan gambaran yang salah dari hal Allah dan kehidupan Kristen kepada orang lain. Mereka memberikan kesan bahwa Allah tidak memperkenankan anak-anak-Nya berbahagia, dan di dalam hal seperti ini berarti mereka menjadi saksi palsu melawan Bapa kita yang di surga.

Setan bergembira apabila dia dapat memimpin anak-anak Allah ke dalam sikap ingkar dan kemurungan. Dia gembira melihat kita tidak percaya kepada Tuhan, meragukan kesucian dan kuasa-Nya yang menyelamatkan kita. Dia senang membuat kita supaya merasa bahwa Tuhan menyakiti kita dengan pimpinan-Nya. Setan bekerja menampilkan Allah sebagai yang tidak mempunyai kasih dan kelembutan. Dikacaukannya kebenaran dari hal Allah. Diisinya pikiran dengan pikiran-pikiran palsu mengenai Allah, sehingga gantinya tinggal di dalam kebenaran Bapa kita yang di surga, kita sering meletakkan pikiran kita di atas tafsiran-tafsiran yang salah yang diberikan Setan itu, menghina Allah dengan jalan kurang percaya dan bersungut-sungut melawan Dia. Ia selalu berusaha membuat kehidupan beragama itu satu kemuraman. Dia ingin memperlihatkan bahwa kehidupan beragama itu sukar dan sulit, dan apabila orang Kristen menampilkan yang demikian di dalam kehidupan beragamanya sendiri, maka dia, melalui kekurangpercayaannya, menunjukkan sokongannya kepada kepalsuan Setan itu.
Banyak orang, yang berjalan sepanjang jalan hidup, memikirkan selalu akan kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan kekecewaan-kekecewaannya, sehingga hati mereka dipenuhi dengan kegetiran dan kekecewaan. Ketika saya berada di Eropa, seorang saudari yang dalam keadaan seperti ini, dalam keadaan tertekan batin yang berat, menulis surat kepada saya, memohon kata penghiburan yang menguatkan hati. Malam sesudah saya membaca suratnya saya bermimpi bahwa saya berada di sebuah taman, dan seorang yang agaknya pemilik taman itu memimpin saya menjalani jalan-jalan yang ada di dalamnya. Saya sedang mengumpulkan bunga-bunga dan menikmati baunya yang semerbak ketika saudari ini, yang berjalan di sisi saya, mengarahkan perhatian saya kepada duri-duri yang menghalangi jalannya. Di sana dia meratap kesakitan. Dia tidak berjalan pada jalan yang telah disediakan, yang ditunjukkan penunjuk jalan, melainkan berjalan dicela-cela onak dan duri. “Aduh,” keluhnya, “bukankah sayang sekali taman yang indah ini dirusakkan oleh duri-duri ini?” Lalu petunjuk jalan itu berkata: “Biarkanlah duri-duri, karena duri-duri itu hanya mampu melukai engkau. Kumpulkan bunga-bunga, bunga mawar dan bakung.”
Bukankah telah ada saat-saat gembira di dalam pengalamanmu? Bukankah engkau telah mempunyai waktu-waktu yang indah di mana jantungmu berdebar dengan kegembiraan dalam menyambut Roh Allah? Jika engkau menoleh kembali kepada pengalaman-pengalamanmu pada masa lampau, apakah engkau tidak mendapat masa-masa yang menyenangkan? Bukankah janji-janji Allah, seperti bunga-bunga yang berbau harum itu, bertumbuh di sisi perjalananmu? Apakah engkau tidak mau membiarkan keindahan dan keelokannya mengisi hatimu dengan kegembiraan?

Duri-duri bunga mawar hanyalah melukai dan menyakiti engkau; tetapi jika engkau hanya mengumpulkan duri-duri ini dan memberikannya kepada orang-orang lain, bukankah dengan demikian engkau, selain menghina kebaikan Allah, juga menghalangi orang-orang yang ada di sekelilingmu berjalan pada jalan kehidupan itu?
Mengumpulkan kesenangan-kesenangan yang tidak menyenangkan di masa lampau tidaklah bijaksana- segala yang jahat-jahat dan yang mengecewakan-membicarakannya, meratapinya sampai kita pun dirundung kekecewaan. Satu jiwa yang kecewa diisi kegelapan, mematikan terang Allah dari dalam jiwanya lalu melontarkan bayang-bayang suram kepada jalan orang-orang lain juga.
Terima kasih kepada Tuhan karena telah diberikan-Nya kepada kita banyak kegembiraan. Marilah kita kumpulkan bersama berkat-berkat janji kasih-Nya, supaya kita dapat memandangnya terus menerus: Anak Allah meninggalkan takhta Bapa-Nya, membungkus keilahian-Nya dengan kemanusiaan, supaya dengan demikian Dia dapat menyelamatkan manusia dari kuasa Setan; kemenangan-Nya untuk kita, membuka pintu surga bagi manusia, memperlihatkan Allah membuka kemuliaan-Nya; bangsa yang sudah jatuh itu diangkat dari lubang kehancuran, ke tempat mana dia dijerumuskan dosa, lalu dibawa kembali ke dalam perhubungan dengan Allah yang abadi, dan sanggup melalui ujian Ilahi dengan iman di dalam penebus kita, diselubungi dengan kebenaran Kristus dan ditinggikan kepada takhta-Nya inilah gambaran Allah untuk di renungkan.

Apabila kita seakan-akan ragu-ragu terhadap kasih Allah dan kurang yakin pada janji-janji -Nya, kita merendahkan dia dan mendukakan Roh Kudusnya. Bagaimanakah perasaan seorang ibu jika anak-anaknya terus menerus bersungut terhadap dia, seolah-olah dia tidak memikirkan kepentingan mereka, sedangkan sepanjang hidupnya dia berusaha memperhatikan kepentingan mereka serta membahagiakan mereka? Sekiranya anak-anak itu meragukan kasih-Nya; ini membuat hatinya hancur. Bagaimanakah perasaan orangtua diperlakukan anaknya seperti itu? Dan bagaimanakah pandangan Bapa kita yang di surga apabila kita meragu-ragukan kasih-Nya, yang telah membawa Dia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal supaya kita memperoleh kehidupan? Rasul Paulus menuliskan sebagai berikut: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32). Namun betapa banyak juga orang yang berkata melalui perbuatan-perbuatan kalau bukan dengan kata-kata mereka: “Tuhan tidak maksudkan hal ini bagiku. Mungkin Dia mengasihi orang-orang lain, tetapi bukan aku.”

“Semuanya ini hanyalah membahayakan jiwamu sendiri; karena tiap-tiap kata yang meragukan yang kau ucapkan akan mengundang godaan-godaan Setan; itu meneguhkan kecenderungan untuk keragu-raguan di dalam dirimu, dan mendukakan malaikat yang bertugas melayani. Apabila Setan menggoda engkau janganlah sekali-kali mengucapkan sepatah kata yang meragukan atau mendatangkan kegelapan. Jika engkau membuka pintu kepada bisikan Setan, maka pikiranmu akan dipenuhi kekurangan percaya dan keraguan yang durhaka. Jika engkau mengucapkan perasaan-perasaanmu, setiap keragu-raguan yang engkau ucapkan bukan hanya bereaksi atas dirimu sendiri, tetapi ia akan menjadi benih yang akan bertumbuh dan berbuah di dalam kehidupan orang lain, dan mungkin mustahil menarik perkataan itu. Engkau sendiri mungkin dapat sembuh daripada masa pencobaan dan dari jerat Setan, tetapi orang lain yang telah terpengaruh oleh perkataanmu mungkin tidak dapat melepaskan diri dari kekurangpercayaan yang engkau ucapkan itu. Betapa pentingnya kita membicarakan hanya perkara-perkara yang akan memberikan kekuatan rohani dan hidup.
Para malaikat memasang telinga untuk mendengar laporan apakah yang engkau bawa kepada dunia ini mengenai Tuhanmu yang ada di dalam surga. Biarlah percakapanmu mengenai Dia yang telah hidup untuk mengadakan permohonan bagimu di hadapan Bapa. Apabila engkau berjabat tangan dengan seorang sahabat, pujilah Tuhan dengan bibir dan di dalam hatimu. Ini akan menarik segala pikirannya kepada Kristus.
Masing-masing mempunyai ujian-ujian, kesulitan-kesulitan yang berat dipikul, godaan-godaan yang susah dilawan. Janganlah utarakan kesulitan-kesulitanmu di hadapan sesamamu manusia yang fana, melainkan bawalah segala sesuatu kepada Allah di dalam doa. Buatlah satu peraturan untuk tidak pernah mengucapkan sepatah kata yang meragukan dan mengecewakan. Engkau dapat melakukan banyak hal untuk menggembirakan hidup orang-orang lain dan menguatkan usaha-usaha mereka melalui kata-kata pengharapan dan kegembiraan yang kudus.
Sering satu jiwa yang perkasa ditekan oleh penggodaan dengan hebat, hampir-hampir menyerah di dalam perjuangan melawan diri dan kuasa jahat. Janganlah tawarkan hati seseorang yang berjuang keras seperti itu. Gembirakan dia dengan kata-kata penuh keberanian dan harap yang akan mendorong dia maju meneruskan perjalanannya. Supaya terang Kristus bersinar-sinar dari padamu. “Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri“ (Roma 14:7). Dengan pengaruh kita yang tidak kentara orang-orang lain dapat dikuatkan dan diteguhkan, atau mereka dapat juga ditawarkan hatinya, sehingga dihalau dari Kristus dan kebenaran.

Banyak juga orang yang mempunyai pikiran-pikiran yang salah mengenai kehidupan dan tabiat Kristus. Mereka menganggap bahwa Dia tidak peramah dan tidak gembira, bahwa Dia seorang yang keras, kejam dan tidak periang. Di dalam banyak hal seluruh pengalaman keagamaan diwarisi oleh pandangan-pandangan tersebut semacam ini.
Sering dikatakan bahwa Yesus menangis, tetapi hampir tidak pernah Ia dikenal tersenyum. Memang Juruselamat kita adalah seorang Manusia Duka, yang banyak mengenal liku-liku kepahitan, karena Dia membuka hati-Nya terhadap segala dukacita manusia. Tetapi walaupun hidup-Nya adalah penyangkalan diri dan dibayang-bayangi derita dan keluh kesah, roh-Nya tidak hancur. Wajah-Nya tidak menunjukkan duka dan persungutan, melainkan selalu menunjukkan ketenangan yang penuh damai. Hati-Nya adalah pancaran air hidup; dan ke mana pun Dia pergi Dia membawa damai sejahtera, kegembiraan dan kesukaan.
Juruselamat kita amat bersungguh-sungguh dan tekun benar, namun tidak pernah berwajah murung atau masam. Kehidupan orang-orang yang meniru Dia akan penuh dengan tujuan sungguh-sungguh, mereka akan mempunyai satu perasaan tanggung jawab pribadi yang dalam. Tiada lagi kesia-siaan, tiada lagi kesukaan yang riuh suasananya, tiada cemoohan kasar, tapi agama Yesus mendatangkan damai seperti sebuah sungai. Itu tidak memadamkan terang kegembiraan; tidak juga menghalangi keriangan, atau memuramkan wajah yang berseri-seri dan tersenyum. Kristus datang bukanlah untuk dilayani melainkan untuk melayani; dan apabila kasih-Nya bertahta di dalam hati, maka kita akan menurut teladan-Nya.

Jika kita mengutamakan perbuatan-perbuatan yang tidak ramah dan tidak adil di dalam pikiran kita, yang dilakukan orang lain terhadap kita, maka mustahillah kita mengasihi mereka seperti Yesus mengasihi kita; tetapi jika pikiran kita tinggal di dalam kasih Kristus yang ajaib bagi kita, maka roh yang serupa itulah yang mengalir pula kepada orang lain. Kita harus saling menghormati, meskipun kesalahan-kesalahan dan cacat-cacat tidak bisa tidak akan kita lihat. Kerendahan hati dan tidak berharap kepada diri sendiri haruslah ditumbuhkan, disertai kelemahlembutan yang sabar terhadap kesalahan-kesalahan orang lain. Inilah yang memusnahkan sikap mementingkan diri yang sempit. Lalu membuat orang bermurah hati dan dermawan.
Penulis Mazmur berkata: “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakukah setia” (Mazmur 37:3). “Haraplah pada Tuhan.” Setiap hari mempunyai bebannya sendiri-sendiri kekhawatiran dan kesulitan-kesulitannya; dan apabila kita bertemu, betapa siapkah kita mengutarakan kesulitan-kesulitan dan pencobaan-pencobaan kita. Begitu banyak kesulitan-kesulitan yang dipinjam mengganggu, betapa banyak rasa takut yang dilebih-lebihkan, begitu juga beban hati yang dinyatakan, sehingga orang lain menyangka bahwa kita tidak mempunyai Juruselamat yang kasih dan penyayang yang sedia mendengar segala permohonan kita serta menyodorkan pertolongan di dalam setiap waktu kekurangan.
Beberapa orang selalu takut, dan meminjam kesulitan. Setiap hati mereka dikelilingi kenyataan kasih Allah; Setiap hari mereka menikmati kelimpahan pimpinan-Nya tetapi mereka tetap  tidak memperhatikan karunia-karunia yang ada ini. Pikiran-pikiran mereka tertumpu terus menerus atas sesuatu yang tidak sepatutnya, yang ditakutinya akan terjadi; atau beberapa kesulitan yang memang ada, meski itu kecil, membutakan mata mereka terhadap banyak perkara-perkara yang menuntut rasa syukur. Kesukaran-kesukaran yang dihadapi mereka, gantinya mendorong mereka kepada Allah, yang satu-satunya sumber pengharapan mereka, memisahkan mereka daripada-Nya karena membangkitkan kegelisahan dan sungut-sungutan.

Apakah baik untuk menjadi demikian kurang percaya? Mengapa kita tidak tahu berterima kasih dan mengapakah kita curiga? Yesuslah sahabat kita; semua penghuni surga memperhatikan kesejahteraan kita. Kita seharusnya jangan memperkenankan kekacauan dan kesusahan hidup sehari-hari menyakiti pikiran dan menyuramkannya dengan ketakutan. Jika kita mau, selalu ada sesuatu yang hendak mengganggu dan menjengkelkan. Janganlah kita memanjakan satu keinginan yang hanya mengganggu dan memenatkan kita, bukannya membantu kita menanggung pencobaan-pencobaan.
Mungkin engkau mengalami kesulitan dalam usaha, pengharapan masa depanmu bertumbuh semakin gelap, dan kamu mungkin terancam bangkrut; tetapi janganlah tawar hati, letakkanlah segala kesusahanmu kepada Allah, tetaplah tenang dan gembira. Doakanlah supaya diberi kebijaksanaan mengatur masalahmu dengan bijaksana, dengan demikianlah engkau dapat mencegah kerugian dan malapetaka. Lakukanlah sekuat tenagamu apa yang dapat engkau lakukan untuk mendatangkan hasil yang baik. Yesus telah menjanjikan  pertolongan-Nya, tetapi janji itu tidaklah terpisah daripada usaha kita sendiri. Apabila bergantung kepada penolong kita itu, engkau telah lakukan semua yang dapat engkau lakukan, terimalah hasilnya dengan gembira.
Bukanlah kehendak Allah umat-Nya dibebani dengan penderitaan.

Tetapi Allah kita tidak menipu kita. Dia tidak berkata kepada kita: “Jangan takut, tidak ada bahaya pada jalanmu.”  Dia tahu ada banyak pencobaan dan bahaya, dan Dia bertindak terus terang terhadap kita. Dia bukannya bermaksud mengambil umat-Nya keluar dari satu dunia yang jahat dan penuh dosa, melainkan ditunjukkan-Nya kepada mereka satu perlindungan yang tidak dapat dikalahkan. Doa-Nya bagi murid-murid-Nya adalah sebagai berikut: “Aku tidak meminta, supaya engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 17:15; 16:33).

Di dalam khotbah-Nya di atas bukit, Kristus mengajar murid-murid-Nya pelajaran yang sangat berharga tentang perlunya berharap kepada Allah. Pelajaran-pelajaran ini telah direncanakan untuk menguatkan anak-anak Allah sepanjang zaman, dan pelajaran itu sampai kepada kita penuh pengajaran dan penghiburan Juruselamat menunjuk kepada murid-murid-Nya burung-burung yang terbang di udara yang mendengungkan nyanyi pujian yang merdu, tanpa digelisahkan pikiran-pikiran, karena “tiada ia menabur benih dan tiada ia menuai. “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26). Allah yang menyediakan bagi manusia dan hewan, membukakan tangan-Nya serta mencukupkan keperluan makhluk ciptaan-Nya. Burung-burung yang terbang di udara tidak luput dari perhatian-Nya. Dia tidak menjatuhkan makanan ke paruh burung itu, tetapi Dia menyediakan keperluan mereka. Mereka harus mengumpulkan biji-bijian yang telah disebarkan-Nya bagi mereka itu. Mereka juga harus menyediakan bahan-bahan sarangnya yang kecil. Mereka harus memberi makan anak-anaknya yang kecil. Mereka berangkat ke tempat bekerja dengan menyanyi, karena Bapamu yang di surga memeliharakannya.” “Dan bukankah kamu lebih indah daripada burung itu?” Bukankah engkau sebagai penyembuh yang lebih pintar, dan rohani, lebih berharga daripada burung-burung yang di udara? Tidakkah Allah yang sudah menjadikan kita , yang memelihara hidup kita, Seorang yang telah membentuk kita menurut gambaran Ilahi-Nya sendiri, menyediakan keperluan kita jika kita berharap di dalam Dia?
Kristus menunjukkan kepada murid-murid-Nya bunga-bunga yang di ladang yang bertumbuh dengan subur, dengan keindahannya yang sederhana yang diberikan Bapa yang di surga kepada mereka itu, sebagai satu pernyataan kasih-Nya kepada manusia. Kata-Nya: “Dan mengapa kamu khawatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,” keindahan dan kesederhanaan bunga-bunga alam ini jauh lebih mulia daripada pakaian Salomo. Pakaian yang paling indah yang dapat diciptakan keahlian seni manusia tidak dapat menandingi karunia alam dan keindahan yang cemerlang dari bunga-bunga ciptaan Allah. Yesus berkata: “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? (Matius 6:28,30). Jika Allah, seniman Ilahi itu, mengaruniai kembang sederhana yang berusia satu hari saja keindahan dan warnanya yang aneka ragam, betapa lebih besarnya pemeliharaan yang akan diberikan-Nya kepada orang-orang yang diciptakan menurut gambaran-Nya sendiri? Pelajaran yang diberikan Kristus ini merupakan satu teguran kepada pikiran-pikiran kekhawatiran, kebingungan dan kebimbangan, dari hati yang tidak beriman.
Tuhan mau supaya semua anak-anak-Nya lelaki dan perempuan berbahagia, penuh damai dan menurut. Yesus berkata: “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, dan apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 14:27; 15:11).

Kebahagiaan yang diperoleh dari motif-motif yang mementingkan diri sendiri, di luar jalan kewajiban, tidak benar adanya, pula tidak menentu, dan hanya sebentar saja; kebahagiaan yang demikian berlalu, sehingga jiwa diisi kesunyian dan duka; tetapi kegembiraan dan kepuasanlah yang diperoleh dalam berbakti kepada Allah; orang-orang Kristen tidak dibiarkan berjalan pada jalan yang tidak menentu; dia tidak dibiarkan menyerah kepada perasaan kecewa. Jika kita masih belum mendapat kegembiraan yang lebih besar dalam memandang kehidupan yang akan datang.
Namun di dunia ini sekalipun orang-orang Kristen dapat menikmati kegembiraan hubungan dengan Kristus; mereka dapat memiliki sinar kasih-Nya, penghiburan yang kekal dari hadirat-Nya. Setiap langkah dalam kehidupan dapat membawa kita lebih dekat kepada Yesus, dapat memberikan pengalaman yang dalam dari hal kasih-Nya, dan dapat membawa kita selangkah lebih dekat menuju tempat tinggal yang damai sentosa. Oleh karena itu janganlah kita buangkan keyakinan kita, melainkan meneguhkan hati, lebih teguh dari masa lalu. “Sampai di sini Tuhan menolong kita,” dan tentu Dia akan membantu kita sampai kesudahan. (1 Samuel 7:12). Marilah kita memandang semua tugu peringatan, pengenang segala sesuatu yang telah dilakukan Tuhan untuk menghibur kita serta menyelamatkan diri dari tangan pembinasa itu. Baiklah kita selalu mengingat dalam pikiran kita semua kemurahan yang dinyatakan Tuhan kepada kita;  air mata disapu-Nya, penyakit disembuhkan-Nya, segala kecemasan dihalau, rasa takut dienyahkan, kekurangan-kekurangan dicukupkan, kemurahan dicurahkan dengan demikian menguatkan diri kita sendiri menghadapi segala sesuatu yang ada di depan kita melalui  perjalanan kita yang sisa.

Bagaimanapun kita harus memandang ke depan kepada kesusahan-kesusahan baru di dalam perjuangan yang akan datang, namun dapatlah kita melihat atas apa yang telah lalu sama seperti melihat masa yang akan datang seraya berkata: “Biarlah dari besi dan dari tembaga palang pintumu, selama umurmu kiranya kekuatanmu.” (Ulangan 33:25). Ujian tidaklah lebih berat daripada kekuatan yang diberi kepada kita untuk menanggungnya. Oleh karena itu marilah kita kerjakan pekerjaan kita di mana pun kita mendapatnya, yakin walau apa pun yang akan terjadi, kekuatan yang sebanding dengan ujian itu akan diberikan.
Dan kelak pintu surga pun akan dibukakan supaya anak-anak Allah dapat masuk, dan dari bibir Raja kemuliaan berkat akan diucapkan serta sampai di telinga bagi musik yang merdu: “Marilah, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Matius 25:34).
Maka orang yang ditebus itu akan disambut masuk ke dalam kediaman yang telah disediakan Yesus bagi mereka itu. Di sana mereka tidak lagi bergaul dengan orang dunia yang hina, pendusta penyembah berhala, yang najis, dan orang yang kurang percaya; mereka itu akan bergaul dengan orang-orang yang telah menyusahkan mereka di atas bumi ini dilenyapkan oleh darah Kristus, lalu kebesaran dan kecemerlangan sinar matahari, diberikan kepada mereka, jauh lebih berharga daripada kemuliaan lahiriah. Mereka tanpa cacat cela berada di hadapan takhta Allah yang besar dan putih, menikmati keagungan dan kesempatan-kesempatan baik daripada malaikat-malaikat.

Melihat warisan mulia yang dapat dimilikinya, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai pengganti nyawanya?” (Matius 16:26). Mungkin dia miskin, namun di dalam dirinya dia memiliki satu kekayaan dan kemuliaan yang tidak akan pernah dapat diberikan dunia ini. Jiwa ditebus dan disucikan dari dosa, dengan semua kuasa-Nya yang mulia dibaktikan untuk melayani Allah, adalah tidak ternilai harganya; maka terdapatlah satu kegembiraan di surga di hadapan hadirat Allah dan malaikat-malaikat yang suci karena satu jiwa yang telah ditebus, satu kesukaan yang dinyatakan di dalam lagu-lagu kemenangan yang kudus.



No comments:

Post a Comment