Ads Google

Tuesday, April 17, 2018

KEBAHAGIAAN SEJATI BAB 12 "MEMAHAMI AKAN KETERBATASANMU"


                                              MEMAHAMI AKAN KETERBATASANMU

Banyak orang, terutama orang-orang yang masih muda dalam kehidupan Kristen, sering gelisah karena hasutan keragu-raguan. Di dalam Alkitab banyak terdapat hal-hal yang tidak dapat mereka terangkan atau pun dipahami, dan Setan  menggunakan ini menggoncangkan iman mereka atas Alkitab itu sebagai satu Wahyu yang datang dari Tuhan. Mereka bertanya: Bagaimanakah saya dapat mengetahui jalan yang benar? Jika Alkitab itu sesungguhnya Firman Tuhan, bagaimanakah saya dapat dibebaskan dari kebimbangan dan kebingungan?”
Allah tidak pernah meminta kita mempercayai, tanpa memberikan bukti yang cukup atas mana iman kita didasarkan. Adanya Allah, tabiat-Nya, kebenaran Firman-Nya, semuanya telah diteguhkan melalui kesaksian yang menarik pikiran kita, dan kesaksian semacam ini berlimpah-limpah adanya. Namun demikian Tuhan Allah tidak pernah menjauhkan kemungkinan bimbang. Iman kita haruslah dialaskan atas bukti, bukanlah di atas pertunjukan. Orang-orang yang ingin bimbang mempunyai kesempatan untuk itu, sedangkan orang-orang yang sungguh-sungguh ingin mengetahui kebenaran akan memperoleh banyak bukti-bukti atas mana mereka taruh iman mereka.
Mustahil sekali pikiran yang terbatas dengan sepenuhnya memahami semua sifat pekerjaan Allah yang tiada batasnya itu. Bagi pikiran yang cerdas sekalipun, otak yang dididik setinggi-tingginya, kepadanya Allah masih tetap harus merupakan rahasia. “Dapatkah engkau memahami hakikat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit--apa yang dapat kau lakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati--apa yang dapat kau ketahui?” (Ayub 11:7,8).
Rasul Paulus berkata seperti berikut: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33). Tetapi walaupun Awan dan kekelaman ada di sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.” (Mazmur 97:2). Kita dapat memahami tindakan-Nya terhadap kita, dan motif yang menggerakkan-Nya, supaya kita dapat melihat kasih dan kemurahan yang begitu agung itu dipadukan dengan kuasa yang tiada batasnya. Kita dapat memahami maksud-maksud-Nya sejauh yang kita perlu kita tahu untuk kebaikan kita; dan lebih daripada itu kita harus percaya pada tangan Yang Mahakuasa, hati yang penuh dengan kasih itu.
Firman Tuhan, sama seperti sifat Ilahi pengarangnya, mengandung rahasia-rahasia yang tidak akan pernah dapat dipahami sepenuhnya, oleh makhluk yang fana. Masuknya dosa ke dalam dunia ini, penjelmaan Kristus, pembaruan, kebangkitan dan banyak lagi pokok-pokok lainnya yang dinyatakan di dalam Alkitab, adalah merupakan rahasia-rahasia yang teramat dalam bagi pikiran manusia untuk menerangkannya, atau pun mengerti sepenuhnya. Tetapi kita tidak mempunyai alasan untuk meragu-ragukan Firman Allah karena kita tidak mengerti rahasia-rahasia takdir-Nya. Di dunia ini pun kita selalu dikelilingi oleh rahasia-rahasia yang tidak dapat kita selami. Bentuk-bentuk kehidupan yang paling rendah sekalipun merupakan satu persoalan yang para ahli filsafat pun tidak mampu menerangkannya. Di mana-mana terdapat keajaiban-keajaiban yang di luar kemampuan kita. Apakah kita masih merasa heran menemukan bahwa di dalam dunia rohani juga terdapat rahasia (misteri) yang tidak dapat kita duga dalamnya? Kesulitannya terletak semata-mata di dalam kelemahan dan kepicikan pikiran manusia. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita di dalam Kitab Suci bukti yang cukup dari hal sifat-sifat Ilahi Firman itu, maka kita pun tidaklah patut meragukan Firman-Nya hanya karena kita tidak dapat memahami semua rahasia takdir-Nya.

Rasul Petrus mengatakan bahwa ada terdapat di dalam Kitab Suci “dalam surat-surat-Nya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutar balikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri.” (2 Ptr. 3:16). Hal-hal yang sulit di dalam Kitab Suci itulah yang digunakan oleh orang-orang yang bimbang sebagai alasan menyerang Alkitab; tetapi sebaliknya, ayat-ayat itu menjadi bukti yang kuat bahwa datangnya adalah dari Tuhan. Jika ayat-ayat itu tidak ada hubungannya dengan Allah melainkan kita dapat memahaminya dengan gampang saja; jika kebesaran dan kemuliaan-Nya dapat dijangkau oleh pikiran fana, maka Alkitab itu tidak mendapat pengakuan yang tidak dapat disangsikan lagi berasal dari Ilahi. Kemuliaan besar dan rahasia dari pada tema yang dihadapkan seharusnya menimbulkan iman atasnya sebagai Firman Allah.
Alkitab membukakan kebenaran itu dengan kesederhanaan dan dengan satu penyesuaian yang sempurna terhadap keperluan-keperluan dan kerinduan hati umat manusia, yang telah menakjubkan serta memikat pikiran orang-orang yang paling tinggi budi bahasanya, sementara orang-orang yang sederhana pikirannya dapat menyelidiki jalan keselamatan itu. Namun segala kebenaran yang dituturkan dengan sederhana ini mencakup hal-hal yang begitu tinggi, dengan jangkauannya yang begitu jauh, yang melampaui kuasa daya pengertian manusia, supaya kita dapat menerimanya hanya karena Allah telah menyatakannya. Oleh karena itulah rencana keselamatan ditaruh di hadapan kita dengan terbuka, supaya tiap-tiap jiwa dapat melihat langkah-langkah yang hendak diambilnya dalam pertobatan kepada Allah dan iman di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, supaya diselamatkan di dalam jalan yang telah disediakan Tuhan Allah; tetapi di bawah segala kebenaran ini, yang dengan mudah dipahami, terdapatlah rahasia-rahasia yang menutupi kemuliaan-Nya, rahasia-rahasia yang melebihi kuasa pikiran di dalam menyelidiknya, namun demikian mengilhami pencari kebenaran yang sungguh-sungguh dengan kemuliaan dan iman. Semakin diselidikinya Alkitab semakin dalam keyakinannya bahwa itulah Firman Allah yang hidup, dan pertimbangan manusia tunduk di hadapan kenyataan kemuliaan Ilahi.
Dengan mengaku bahwa kita tidak dapat mengerti betul kebenaran-kebenaran besar Kitab Suci itu berarti semata-mata mengakui bahwa pikiran yang terbatas ini tidak mampu menjangkau yang tidak terbatas bahwa manusia dengan pengetahuan yang terbatas tidak dapat mengerti maksud-maksud Allah Yang Mahatahu.
Karena mereka tidak dapat mengalami semua rahasia-rahasia itu, orang yang bimbang dan orang yang tidak percaya menolak Firman Allah; dan tidak semua orang yang mengaku percaya kepada Alkitab lepas dari bahaya ini. Rasul berkata: “Waspadalah hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup” (Ibrani 3:12). Ada baiknya mempelajari dengan rajin ajaran-ajaran Kitab Suci serta menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” sejauh yang dinyatakan di dalam Kitab Suci. (1 Korntus 2:10).  Sementara “hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita.” (Ulangan 29:29). Tetapi Setan bekerja mengacaukan kuasa menyelidik manusia itu. Keangkuhan-keangkuhan tertentu dicampur adukkan dengan pertimbangan akan kebenaran Alkitab, supaya dengan demikian orang merasa tidak sabar dan ditaklukkan jika mereka tidak dapat menerangkan setiap bagian Kitab Suci dengan memuaskan mereka. Mereka malu mengaku bahwa mereka tidak mengerti Firman yang diilhamkan itu. Mereka kira bahwa tanpa dibantu mereka akan mampu dan cukup bijaksana memahami Kitab Suci, lalu setelah gagal, maka mereka sesungguhnya menyangkal kuasa-Nya. Memang benar bahwa banyak teori dan doktrin populer yang disangka berasal dari Kitab Suci padahal tidak mempunyai dasar sama sekali, dan bahkan sesungguhnya berlawanan dengan perkataan yang diilhamkan Tuhan itu. Hal-hal semacam inilah menjadi penyebab kebimbangan dan kekacauan terhadap banyak pikiran. Bagaimanapun, sebenarnya segala pengajaran serupa ini janganlah disalahkan kepada Firman Allah, melainkan kepada kekacauan yang dibuat manusia itu sendiri.

Jika mungkin makhluk yang diciptakan itu mencapai satu pengertian yang penuh mengenai Allah dan segala perbuatan-Nya, maka setelah mencapai titik pengetahuan seperti ini, tiada akan ada lagi bagi mereka penemuan kebenaran yang lebih lanjut, tiada pertumbuhan pengetahuan lagi, tiada lagi perkembangan pikiran atau hati untuk selanjutnya. Maka Allah tidak berkuasa lagi; dan manusia dengan tercapainya batas pengetahuannya, akan berhenti dan tidak maju lagi. Marilah kita mengucapkan syukur kepada Tuhan sebab hal yang demikian tidak terjadi. Allah tiada batasnya, di dalam “Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” (Kolose 2:3). Sampai selama-lamanya manusia mungkin menyelidik, belajar, dan tidak akan pernah dapat menghabiskan perbendaharaan hikmat-Nya, kebaikan-Nya, dan kuasa-Nya.
Allah berniat bahwa di dalam hidup ini pun kebenaran-kebenaran Firman-Nya akan senantiasa dibukakan kepada umat-Nya. Hanya ada satu jalan dalam mana pengetahuan itu dapat dicapai. Kita dapat mencapai satu pengertian dari hal Firman Allah hanyalah melalui penerangan yang diberikan Roh, yang menyampaikan Firman itu. “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia?” “Sebab Roh menyelidik segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”
(1 Korintus 2:11,10). Dan janji Juruselamat kepada pengikut-pengikut-Nya ialah: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; ...Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” (Yohanes 16:13,14).
Allah mau supaya manusia itu menggunakan kuasa berpikirnya; dan hal mempelajari Alkitab itu akan menguatkan dan meninggikan pikiran, sebagaimana yang tidak dapat diberikan oleh pelajaran-pelajaran lain. Namun kita harus tetap waspada supaya jangan mendewa-dewakan akal pikiran, yang tunduk kepada kelemahan dan kekurangan manusia itu. Jika kita tidak menghendaki Kitab Suci terselubung dari pengertian kita, sehingga kebenaran-kebenaran yang paling jelas tidak akan dipahami, kita harus mempunyai ketulusan dan iman seperti yang dipunyai anak kecil yang bersedia belajar dan memohon bantuan Roh Kudus. Satu perasaan akan kuasa dan hikmat Allah, dan ketidakmampuan kita memahami kebesaran-Nya, harus menggerakkan kita dengan kerendahan hati, dan kita harus membuka Firman-Nya, sebagaimana kita masuk ke dalam hadirat-Nya disertai kesucian yang menggetarkan. Kalau kita datang kepada Alkitab, maka akal budi kita haruslah mengakuinya sebagai satu kuasa yang tertinggi, hati dan pikiran harus tunduk kepada AKU ADA yang Mahabesar itu.
Ada banyak perkara-perkara yang kelihatannya sulit atau samar-samar, yang akan dibuat Allah menjadi terang dan sederhana bagi orang-orang yang mencari satu pengertian dari halnya. Tetapi tanpa bantuan Roh Kudus kita selalu mungkin memutar balikkan Kitab Suci atau salah menafsirkannya. Banyak pembacaan Alkitab yang tidak mendatangkan faedah dan di dalam banyak hal justru mendatangkan bencana. Apabila Firman Allah dibuka tanpa doa dan hormat; dan bila pikiran dan keinginan hati tidak ditetapkan kepada Allah atau belum sesuai dengan kehendak-Nya, maka pikiran itu digelapi kebimbangan; maka di dalam mempelajari Alkitab seperti itu, keragu-raguan pun semakin bertambah kuat. Musuh kebenaran menguasai pikiran serta menyuguhkan tafsiran-tafsiran yang tidak benar. Apabila orang tidak berusaha mencari hubungan yang harmonis dengan Allah di dalam iman dan perbuatan, betapapun terpelajarnya mereka, ada kemungkinan mereka akan salah dalam pengertian dari hal Kitab Suci, dan tidak selamat mempercayai penjelasan-penjelasan mereka itu. Orang-orang yang mencari-cari salah di dalam Kitab Suci, tidak mempunyai pandangan rohani. Dengan pandangan yang sudah dikacaukan mereka akan melihat banyak sebab musabab untuk ragu-ragu dan tidak percaya di dalam perkara-perkara yang sebenarnya jelas dan mudah.

Betapapun mereka menyembunyikannya, sebab yang sesungguhnya mengenai kebimbangan  dan ragu-ragu ini, pada umumnya ialah kasih terhadap dosa. Pengajaran-pengajaran dan larangan-larangan dalam Firman Allah tidak diindahkan oleh hati yang sombong, hati yang masih mencintai dosa, dan orang-orang yang tidak mau menurut perintah Firman itu sudah siap untuk menyangsikan kuasa-Nya. Supaya dapat sampai kepada kebenaran itu kita harus mempunyai satu kerinduan yang tulus untuk mengetahui kebenaran dan satu hati yang sudi menurutinya. Dan semua orang yang datang dengan roh seperti ini untuk mempelajari Kitab Suci akan mendapat bukti yang berlimpah-limpah bahwa itulah Firman Allah, dan mereka dapat memperoleh satu pengertian terhadap kebenaran-kebenaran yang membuat mereka bijaksana menuju keselamatan.
Kristus telah berfirman: “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 7:17. Daripada mencela dan menanyakan dari hal yang tidak engkau pahami, turutlah sinar yang sudah bersinar atasmu, maka engkau akan mendapat terang yang lebih besar lagi. Dengan anugerah Kristus, lakukanlah tiap-tiap kewajiban yang telah dijelaskan dalam pengertianmu, sehingga engkau akan lebih mampu mengerti dan melaksanakan perkara-perkara yang kau sangsikan sekarang.
Ada satu bukti yang terbuka bagi semua orang-kepada orang yang paling terdidik dan kepada orang yang paling buta huruf--bukti pengalaman. Allah mengundang kita supaya membuktikan bagi diri kita sendiri realitas Firman-Nya, dan kebenaran janji-janji-Nya. Disuruh-Nya kita: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Mazmur 34:9. Daripada kita bergantung kepada perkataan orang lain, marilah kita rasai untuk diri kita sendiri. Dia juga berkata: “Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:24). Janji-janji-Nya akan ditepati. Firman itu tidak pernah gagal. Apabila kita semakin dekat kepada Yesus, dan bergembira atas kesempurnaan kasih-Nya, maka kebimbangan dan kegelapan kita akan dilenyapkan di dalam terang hadirat-Nya.
Rasul Paulus mengatakan bahwa Allah “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih” (Kolose 1:13). Maka tiap-tiap orang yang sudah dilewatkan dari mati menuju hidup kekal mampu memeteraikan, bahwa Allah benar adanya. (Yohanes 3:33.)  Dia dapat memberikan kesaksian: “Saya memerlukan pertolongan, dan saya mendapatinya di dalam Yesus. Segala keperluan sudah dipenuhi, jiwaku yang lapar telah dipuaskan; dan sekarang bagi saya Alkitab adalah Wahyu dari Yesus Kristus. Apakah engkau bertanya mengapa saya mempercayai Yesus? Karena Dia Juruselamat Ilahi bagiku. Mengapa saya mempercayai Alkitab? Karena di situlah kudapati suara Allah yang berbicara kepada jiwaku.” Kita mungkin mempunyai kesaksian diri kita sendiri bahwa Alkitab itu benar, bahwa Kristus itulah Anak Allah. Kita tahu bahwa kita bukanlah mengikat tipu daya cerita dongeng.
Rasul Petrus menasihatkan saudara-saudaranya supaya “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat.” (2 Petrus 3:18). Apabila umat Allah bertumbuh di dalam anugerah, maka mereka tetap memperoleh satu pengertian yang jernih mengenai Firman-Nya itu. Mereka akan melihat terang yang baru dan indah di dalam kebenaran-kebenarannya yang kudus. Hal ini telah dibenarkan sejarah gereja dari abad ke abad, dan justru itulah yang akan terus berlanjut sampai pada hari kiamat. “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” (Amsal 4:18).

Dengan iman kita dapat memandang kepada akhir zaman dan memegang janji Allah untuk pertumbuhan pikiran, kemampuan manusia di padukan dengan Ilahi, dan setiap kuasa jiwa dihubungkan langsung dengan sumber terang itu. Kita dapat bergembira karena segala yang telah menggelisahkan kita di dalam segala takdir Allah kemudian akan dijelaskan, perkara-perkara yang tadinya amat susah dipahami akan mendapat penjelasan; yang dengan pikiran kita yang terbatas ini semuanya serba kacau dan tiada mempunyai maksud tujuan, kita akan melihat keharmonisan yang amat sempurna dan indah. “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang kau hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” (1 Korintus 13:12).







No comments:

Post a Comment