APPENDICITIS adalah peradangan appendix vermiform yang
disebabkan oleh kerusakan lapisan dinding usus karena aktivitas bakteri,
penyempitan, adanya sumbatan feses, benda asing ataupun tumor.
Apendiks merupakan
organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm, dan berpangkal di sekum.
Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Namun
demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan
menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insidens
apendisitis pada usia itu (Departemen Bedah UGM, 2010). Persarafan parasimpatis
berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan
arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus
torakalis 10. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di
sekitar umbilikus (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004). Pendarahan apendiks berasal
dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri
ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami
gangren (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004).
Persarafan sekum dan apendiks vermiformis berasal dari saraf
simpatis dan parasimpatis dari plekxus mesenterica superior. Serabut
saraf simpatis berasal dari medula spinalis torakal bagian kaudal, dan serabut
parasimpatis berasal dari kedua nervus vagus. Serabut saraf aferen dari
apendiks vermiformis mengiringi saraf simpatis ke segmen medula spinalis
thorakal 10.
Secara fisiologis apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per
hari. Lendir tersebut normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan
pada patogenesis apendisitis. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut
Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat di sepanjang saluran cerna
termasuk apendiks adalah IgA, imunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe disini sangat kecil
jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh.
Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat karena
usus yang buntu sebenarnya adalah sekum. Apendiks diperkirakan ikut serta dalam
sistem imun sekretorik di saluran pencernaan, namun pengangkatan apendiks tidak
menimbulkan defek fungsi sistem imun yang jelas (Schwartz, 2000).
Patofisiologi:
Kerusakan jaringan diikuti oleh pembengkakan jaringan
(edema), infeksi dan iskemia. Ketika tegangan dalam usus buntu meningkat, dapat
berlanjut pada nekrosis dan perforasi.
Tanda & Gejala:
-
Umumnya merasakan sakit perut di daerah perut
dan perut kanan atas. Dalam 2 sampai 12 jam, rasa sakit terkumpul di daerah
kanan bawah dan intensitas sakit pun meningkat. Anoreksia, lemas tak bersemangat, demam sedang,
mual dan muntah.
Komplikasi: Perforasi usus, Abscess, & Peritonitis
Pemeriksaan Diagnostik:
1. Pengkajian Fisik
2. Pemeriksaan WBC (Sel Darah Putih)
3. Urinalisis
4. Foto X-Ray perut
5. USG