Ads Google

Saturday, January 27, 2018

Pelajaran Sekolah Sabat 2018 "MELEPASKAN DIRI DARI CARA-CARA DUNIA"


PELAJARAN 4  *20 - 26 JANUARI 2018
MELEPASKAN DIRI
DARI CARA-CARA DUNIA
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI BACALAH: Mzm. 119:11; EF. 6:18; ROMA 8:5, 6; IBR. 11:1-6; 1 RAJA. 3:14; YEH. 36:26, 27.
Ayat Hafalan: "Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi ke­benaran melepaskan orang dari maut... siapa mempercayakan diri ke­pada kekayaan akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda" (Amsa111:4, 28).
Meskipun Setan gagal mencobai Yesus, is telah berhasil kepada se­mua orang lain. Dia akan terus melakukannya kecuali kita bertempur menggunakan persenjataan dan kuasa Allah, yang satu-satunya me­nawarkan kita kebebasan dan daya tank dunia.
Dengan demikian, kita hams memusatkan perhatian kita pada pemberi naf­kah surgawi kita. Daud menyadari nilai sebenarnya dalam hidup ini ketika dia menulis, "Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik" (Mzm. 34:11). Sa­lomo mengakui bahwa hikmat dan pengertian lebih berharga daripada perak dan emas (Ams. 3:13,14). Kebahagiaan sejati dan hidup benar datang dengan mengalihkan pandangan kita dari harta yang kita miliki dan melihat kepada Kristus yang hidup, yang memiliki kita.
Satu-satunya pengharapan kita untuk lepas dari daya tarik dunia adalah hu­bungan yang vital dan berhasil dengan Yesus. Pekan ini, kita akan mempelajari unsur-unsur dari hubungan kita, dan betapa pentingnya itu bagi keberhasilan kerohanian kita sendiri untuk mengenali kekuatan di balik topeng dunia dan melihat pentingnya Kristus sebagai alasan sebenarnya untuk hidup.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat 27 Januari.
26 Penatalayanan: Motivasi Hati


Minggu 21 Januari 2018
Hubungan dengan Kristus

Cinta harta duniawi, bahkan oleh mereka yang tidak memiliki banyak, da­pat menjadi rantai kuat yang mengikat jiwa kepada dunia ketimbang kepada Kristus. Bahkan jika kita tidak memiliki banyak dalam hal harta duniawi, ke­inginan yang bernafsu untuk mendapatkan materi dapat menjadi kutuk yang mengerikan yang akan, jika tidak dibawa di bawah kendali Tuhan, menuntun jiwa jauh dan keselamatan. Setan tahu itu, itulah sebabnya dia menggunakan cinta akan harta benda untuk menjerat sebanyak yang dia bisa.

Apakah perlindungan kita satu-satunya? "Pikirkanlah perkara yang di atas. bukan yang di bumi" (Kol. 3:2). Bagaimanakah kita melakukan apa yang Paulus katakan untuk kita lakukan? (Lihat juga Mzm. 119:11; Ff. 6: I8.)


Satu-satunya obat untuk keduniawian, dalam bentuk apa pun itu muncul, adalah ketaatan yang terus-menerus kepada Kristus (Mzm. 34:1) melalui pa-sang surut kehidupan. Musa "menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya is arahkan kepada upah" (Ibr 11:26). Sebelum hubungan lainnya, Kristus ha­ruslah menjadi prioritas pertama kita. Kristus mencari komitmen berdasarkan keyakinan, bukan pada sesuatu yang disukai; artinya, kita hams berbakti ke­pada Kristus karena siapa Dia dan apa yang Dia telah lakukan bagi kita, bukan karena keuntungan langsung yang mungkin ditawarkan iman dan komitmen kepada-Nya.
Hidup kita disembunyikan di dalam Kristus, dan rencana-Nya menjadi ren­cana kita. Komitmen sejati adalah meletakkan tangan kita untuk membajak tanpa "menoleh ke belakang" (Lukas 9:62). Ketika kita membuat komitmen seperti itu, Yesus mengangkat kita kepada potensi penuh kita. Ketika kita ber­serah kepada-Nya, Dia akan melepaskan cengkeraman dunia pada jiwa kita. Kita hams lebih berpusat kepada Kristus ketimbang berpusat pada materi; itu saja yang akan mengisi kekosongan dalam hidup kita.
Pikirkan tentang waktu Anda mendapatkan harta milik, sesuatu yang Anda sangat inginkan. Berapa lamakah sukacita dan kepuasan berlang­sung sebelum itu memudar dan Anda segera kembali kepada di mana Anda mulai?


Senin 22 Januari 2018



Dalam Firman

Lebih dari enam miliar Alkitab telah didistribusikan di seluruh dunia, tetapi berapa banyakkah yang melihat Alkitab sebagai Firman dari Allah yang hidup? Berapa banyakkah yang membacanya dengan hati terbuka yang tulus untuk mengetahui kebenaran?

Mempelajari Alkitab dengan tepat mengarahkan kompas rohani kita dan memampukan kita untuk mengarungi dunia kepalsuan dan kebingungan. Al­kitab adalah dokumen hidup yang bersumber dari Ilahi (Ibr 4:12), dengan de­mikian itu mengarahkan kita kepada kebenaran yang kita tidak dapat peroleh di tempat lain. Alkitab adalah peta jalan Kristus untuk hidup sehari-hari, dan itu mendidik kita memperluas daya pikir kita dan memurnikan karakter kita.
Bacalah Yohanes 5:39; 14:6; dan 20:31. Alkitab, khususnya kitab Injil, memberi kita informasi yang paling berkuasa tentang Kristus. Apakah yang disampaikan ayat khusus ini dalam Yohanes tentang Dia dan me­ngapakah Dia begitu penting bagi kita dan untuk semua yang kita yakini?
Kita mempelajari Alkitab karena itu adalah sumber utama Kebenaran. Yesus adalah Kebenaran, dan di dalam Alkitab kita menemukan Yesus sebagaima­na Dia yang kita kenal karena dalam Alkitab Dia telah diungkapkan kepada kita. Di sini, dalam Firman Allah, Perjanjian Lama dan Perjanjian Barn, kita belajar tentang siapa Yesus dan apa yang Dia telah capai bagi kita. Kita, ke­mudian, jatuh cinta dengan-Nya, dan menyerahkan hidup dan jiwa kita kepada penjagaan-Nya yang kekal. Dengan mengikut Yesus dan menuruti firman-Nya, sebagaimana terungkap dalam firman-Nya, kita bisa bebas dari ikatan dosa dan dunia. "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka" (Yoh. 8:36).
Bacalah Roma 8:5, 6, apakah sedang diamarkan kepada kita di sini, dan bagaimana mempelajari Firman Allah bisa menolong kita dalam per­juangan atas pikiran kita?
Cinta akan dunia, khususnya cinta akan harta duniawi, dapat dengan mudah menarik kita menjauh dari Tuhan jika kita tidak berhati-hati. Itu sebabnya kita harus menjaga diri kita sendiri dalam Firman, yang mengarahkan kita kepada realitas keabadian dan kerohanian yang begitu penting bagi kehidupan Kristen.
Cinta akan hal-hal duniawi tidak pernah mengangkat pikiran kepada moral­itas rohani; sebaliknya itu menggantikan prinsip Alkitab dengan keserakahan, mementingkan difi, dan nafsu. Cinta, sebagaimana terungkap dalam Alkitab, membangun hubungan yaitu dengan mengajari kita pentingnya memberikan diri kita kepada orang lain. Sebaliknya, keduniawian hanyalah tentang menda­patkan harta benda untuk diri sendiri, yang merupakan kebalikan dari semua yang Yesus nyatakan.
28 Penatalayanan: Motivasi Hati