Ads Google

Saturday, November 10, 2018

CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-6, TRIWULAN 4 TAHUN 2018


MENGAMPUNI SEORANG YANG AKAN MEMBUNUH
 CERITA MISSION ANAK-ANAK SABAT KE-6, 10 NOVEMBER 2018

Timor Leste, Edu Wachumura,

28 Tahun

Seorang pria mabuk masuk ke sebuah toko di Kota Lospalos di Timor Leste. Dia bersumpah dan mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang Edu, seorang penjual dan sebagai kasir berusia 28 tahun. Dia mengejek Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Edu, pria yang pendiam dan sederhana, tidak menyukai katakata pria itu dan dengan lembut menasihatkan dia. Pria itu semakin marah dan mengancam akan membunuh Edu.Tapi dia melihat ada pelanggan lain di toko itu sehingga dia mundur.

"Aku akan membunuhmu malam ini, "dengan geram sambil berjalan menuju pintu.

Malam itu, Edu mendengar ketukan di pint di bagian belakang toko. Dia pergi ke pintu, yang dikunci dan dirantai, dan mengint melalui lubang intip untuk meli hat siapa yang berada di luar.

Pada saat itu, sebuah tombak jatuh melalui lubang intip.

Tidak lama kemudian, Edu mengangkat lengannya, mengalihkan arah tombak. Bagian atas tombak mengiris ujung hidung nya.

Pemilik toko, seorang pria Advent bernama Zelindo, yang kemudian dalam waktu singkat menemukan Edu di rumah sakit. Keluarga Edu sudah berdiri di sekitar tempat tidur rumah sakit, dengan panas mendiskusikan bagaimana mereka ingin membunuh orang yang menusukkan tombak itu ke pintu. Penyerang adalah orang yang sama yang telah mengancam Edu pada hari itu.

Zelindo tidak menyukai pembicaraan keluarga tersebut, dan dia berpikir: "Akankah saya melihat orang-orang ini saling membunuh? Tidak! Saya harus menghentikan mereka." 

Petunjuk Cerita
Ø Temukan Timor Leste di peta
Ø Tanyakan anak-anak tentang pengalaman mereka dengan pengampunan. Apakah sulit untuk memaafkan seseorang? Apakah mereka bisa memaafkan seseorang yang mencoba membunuh mereka seperti Edu? Menurut kamu mengapakah Edu memaafkan penyerangnya?
Ø Tonton Zelindo di link: bit.ly/EduWachumura
Ø Temukan foto untuk cerita ini di tautan: bitly/fb-mq  
                                              
          Zelindo berpaling kepada Edu, yang terbaring di tempat tidur. Dia berkata:"Saya ingin menanyakan sesuatu kepada Anda. Berapa kali Yesus berkata bahwa kita harus mengampuni saudara kita?"

Edu tahu jawabannya. Sebagai bagian dari pekerjaannya, dia diminta untuk menghadiri pelajaran Alkitab mingguan dengan Zelindo. Dia pernah mendengar Matius 18:21-22, Petrus bertanya:"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"Yesus berkata kepadanya:"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."  
            
Zelindo menatap Edu di tempat tidur. "Berapa kali Yesus berkata bahwa kita harus mengampuni saudara kita?""Tujuh puluh kali tujuh,"kata Edu."Bagaimanakah denganmu?""Aku akan memaafkannya."Keluarga Edu kaget."Apa?"Kata saudara Edu. "Dia hampir membunuhmu." 
  
Dua hari kemudian, Edu muncul di toko untuk kembali bekerja. Zelindo mendesaknya untuk pulang dan beristirahat, tapi Edu bersikeras bahwa dia merasa sehat. Setelah beberapa saat, polisi datang ke tokonya untuk bertanya kepada Edu apakah dia ingin penyerang itu dipenjara. Edu menggelengkan kepalanya. "Saya sudah mengampuni orang itu," katanya.

Polisi menahan penyerang itu dan memasukkannya ke penjara selama seminggu.Tapi kemudian mereka membiarkannya pergi.                
                                                       
Tak lama kemudian semua orang di kota mulai berbicara tentang bagaimana Edu mengampuni orang yang telah mencoba membunuhnya. Orang kagum. "Kenapa?"Kata salah satu dari mereka.

"Jika itu terjadi pada saya, saya akan membunuhnya," kata yang lain. Zelindo berharap agar orang-orang mengerti bahwa Tuhan juga ingin mengampuni mereka—seperti Edu yang telah mengampuni penyerang itu pada tahun 2017. Edu dan ibunya telah dibaptis, dan Zelindo berharap lebih banyak orang akan mengikuti teladan mereka.  
      
"Semua orang membicarakan keputusan Edu untuk mengampuni, dan tidak ada yang memahaminya," katanya. "itu adalah kuasa Tuhan."

Bagian Bari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membangun sekolah Advent yang pertama di Ibu Kota Timor Leste, Dili. Terima kasih atas persembahan misi Anda.                                                                                                                     
Oleh Andrew McChesney
TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA

                                                         

No comments:

Post a Comment