Untuk Menjadi Imam Besar Kita, Kristus Harus Mengambil Kemanusiaan Kita
yang Berdosa dan Jatuh
A. PENDAHULUAN
Baik Jones maupun Waggoner menghubungkan pem-benaran dengan iman sebagai pandangan khas MAHK tentang pelayanan Kristus di Bilik Maha Suci sebagai Imam Besar dalam Hari Pendamaian (Grafirat) ini. Penemuan mereka tentang hubungan ini adalah kejeniusan pekabaran era 1888 mereka. Maka mereka menetapkan bahwa Tuhan mempercayakan kepada MAHK sebuah pemahaman istimewa tentang Injil yang kekal dalam Wahyu 14 yang tidak dapat dipahami oleh Katolik Roma dan Protestan pemelihara hari Minggu (termasuk geraja-gereja pemelihara hari ketujuh yang menolak penyucian Bait Suci pada tahun 1844).
B. BUKTI ALKITAB
Ibrani 1:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?" Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?
Pasal ini memberi rincian dan mengkorfirmasikan keunikanNya, ke-Allah-an Kristus yang tidak berdosa.
Ibrani 2:
Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah mene-guhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan ke-kuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya. Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkan-nya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi seka-rang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemulia-an dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga me-nyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demi-kian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepa-da maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk men-damaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Pasal ini memberi rincian dan mengkorfirmasikan kemanusianNya yang penuh, yang “menjadi sama” dengan kita.
Ibrani 2:9:
“Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”
Apakah yang kita lihat? Dia yang mengalami maut bagi kita tentulah menjadi orang asing jikalau Ia tidak terlibat sepenuhnya, lebih rendah daripada malaikat-malaikat, dalam kemanusiaan kita yang berdosa dan fana. Orang yang memiliki kodrat tidak berdosa tidak akan mengalami kematian.1
Ibrani 2:10, 11:
“Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang me-mimpin mereka kepada keselamatan, dengan pen-deritaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itu-lah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.
Dengan hanya mengalami pengalaman dan penderita-an fisik kita (lapar, haus, lelah) tidak dapat menyem-purnakan tabiat seseorang, karena jika hanya demi-kian, milyaran orang yang menderita secara otomatis akan dikuduskan dengan cara seperti ini.2
Ibrani 2:11-13:
“Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
Lagi-lagi, kesatuan dengan saudara sedarahNya ditekankan.
Ibrani 2:14-15:
“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”
(1) Kata kerja yang digunakan dengan sangat berhati-hati adalah menjadi sama dengan atau mendapat bagian dalam. (2) Apapun darah dan daging yang menjadi bagian dari anak-anak Adam, haruslah men-jadi bagian Kristus Sendiri. (3) Roma 8:3 konsep homoioma adalah sejajar dengan kata Yunani menjadi sama. (4) Menjadi sama selanjutnya menancapkan gagasan identitas. (5) Kematian Kristus sangat ber-hubungan erat dengan kematian yang kita takuti dari anak-anak hingga liang kubur, lagi-lagi menyatakan identitas total. Tidak ada satupun dari kebenaran ini yang menyangkal keunikan.
Ibrani 2:16:
“Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasih-ani.”
Ayat ini adalah pengulangan dari Roma 1:3, kecuali bahwa sekarang bahwa DNA Abrahamlah, bukan Daud yang diambil oleh Kristus.
Ibrani 2:17:
“Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”
Identitas sempurna adalah menjadi syarat untuk menyelamatkan kita dari dosa; Ia tidak dapat ber-fungsi sebagai Imam Besar secara efektif jikalau Ia mengambil kemanusiaan Adam tanpa dosa sebe-lum kejatuhan.
Ibrani 2:18:
“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Hanya oleh karena Kristus telah menderita karena pencobaan sama seperti kita, maka Ia dapat melaku-kan fungsi pelayananNya sebagai Imam Besar untuk menolong kita dari pencobaan kita. Dengan kata lain, jika kita mengalami suatu pencobaan yang tidak pernah dihadapi oleh Kristus, maka dalam hal ini kita tidak memiliki Juruselamat dari dosa itu. Misalnya, Ia tidak dapat bermain mata dengan pelanggaran terus menerus. Dikaiomata kita dalam daging adalah sangat mendasar.3
Ibrani 4:9, 14-16:
“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Apakah yang kita lihat? Seorang Imam Besar Agung yang (1) telah mengambil kodrat kita yang telah berdosa dan mengalahkan dosa; (2) Dapat turut merasakan berarti mengalami seperti kita dalam setiap pencobaan; (3) Sama dengan kita lagi-lagi meng-hubungkan homoioma dengan identitas kita; (4) dalam hal ini, (sebab itu) kita dapat memperoleh dari kasih karuniaNya untuk menolong kita pada saat membutuh-kan pertolongan. Ini adalah kesalehan praktis atau dikaiomata.
Ibrani 5:7, 8:
“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah memper-sembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamat-kan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Doa-doa Kristus adalah sebuah keharusan bagiNya; Ia merasakan kengerian kematian dan kutukan kekal. Dengan mengambil kemanusiaan kita yang telah jatuh, hubunganNya dengan BapaNya harus sepe-nuhnya dengan iman. Sama seperti kita, Ia dicobai agar menjadi putus asa.
1Yohanes 4:1-3.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mere-ka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demi-kianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu ada-lah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”
(1) Makna jelas dari perkataan sebagai manusia adalah kodrat berdosa dan telah jatuh. (2) Ajaran bahwa Kristus mengambil sebagai manusia ini adalah ujian sederhana dan efektif bagi kepercayaan dari surga. (3) Jikalau kita menolak gagasan bahwa Ia datang dengan kodrat yang telah jatuh, maka kita memiliki pandangan yang sama dengan antikristus, kata Yohanes.4
Wahyu 5:6, dll.
“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.”
Sebanyak 25 kali Anak Allah digambarkan sebagai Anak Domba yang menunjukkan hubungan dekatNya dengan setiap bangsa, bahasa dan kaum dari kema-nusiaan yang telah jatuh. Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia (Wahyu 21:3).
Wahyu 19:7-9:
“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan ke-padanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan ha-lus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] Lalu ia berkata kepa-daku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang di-undang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Bagaimanakah mungkin Anak Domba kawin dengan seorang Pengantin jikalau kemanusiaannya berbeda dengan DiriNya? Lalu, bagaimanakah mungkin mereka memiliki keintiman perkawinan? Baik Pengantin Laki-Laki maupun Perempuan haruslah memiliki penga-laman yang sama dalam mengalahkan diri dan menanggung salib bersama-sama.
C. RINGKASAN
Seluruh Alkitab dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba (1 Korintus 10:11). Maka, kitab Ibrani telah disimpan bagi kita agar kita mengikuti Anak Domba itu ke manapun Ia pergi termasuk mengikuti Dia ke Bilik Maha Suci. Di sana Ia menyempurnakan pelayanan pembenaran oleh iman bagi umatNya dalam persiapan kedatanganNya yang kedua kali.
D. KESIMPULAN
Semakin dalam kita mempelajari Alkitab, semakin jelas tampak mendukung pekabaran yang disampaikan Ellen White sebagai yang paling berharga Injil kasih karuniaNya dalam bahasa yang jelas dan tegas kemanjuran darah Kristus dipersembahkan dengan kesegaran dan kuasa yaitu apa yang dibutuhkan orang-orang. Dan inilah yang kita butuhkan! Masalah ini bukanlah semata-mata teologia makna. Ini berkena-an dengan mengembalikan pekabaran yang oleh Ellen White dikatakan harus menerangi bumi dengan kemuliaan. Pernyataan bahwa Kristus sudah amat dekat dan tidak jauh lagi adalah bagian dari pekabaran tersebut.
Catatan
Alasan: Ia akan menjadi seperti Kristus yang dibangkitkan, yang tidak akan pernah bisa mati.
Pandangan umum yang didukung oleh General Konferens adalah bahwa Kristus mengambil kemanusiaan yang berdosa dan telah jatuh hanya dalam hal bahwa Ia mengalami kepenatan, lapar, haus, kelemahan fisik, sebagaimana kita adanya.
Pandangan tertulis seorang mantan editor Maja-lah Ministry bahwa Kristus tidak dapat dicobai untuk melanggar hukum ketujuh karena Ia meng-ambil kodrat tidak berdosa. Ini adalah pandangan yang mendasar yang telah dikemukakan para editor Ministry sejak tahun 1956. Pandangan yang salah ini adalah akar dari bencana ketidakbermoralan yang serius yang menimpa para pendeta, anggota, dan orang muda. Dosa dalam pelayanan ini menyebabkan hilangnya kepercayaan orang muda dan orang awam. Bencana AIDS di seluruh dunia yang mengerikan (seringkali justru di negara-negara berbudaya Kristen) seringkali diakui sebagai konsekuensi dari ketidak-bermoralan seksual: ini diakibatkan oleh pengaruh luas dari ajaran Katolik Roma tentang kodrat Kristus.
Jones dan Waggoner setuju bahwa ajaran bahwa Kristus mengambil kemanusiaan Adam yang tanpa dosa dan tidak jatuh adalah intisari dari peringatan Yohanes melawan ajaran antikristus (Waggoner, GCB, 1901, hlm. 403-408; Jones,The Immaculate Conception of the Virgin Blessed Mary, 1894, hlm. 12, 13).
Artikel Lainnya ....
Pekabaran 1888 (Bab 1)
yang Berdosa dan Jatuh
A. PENDAHULUAN
Baik Jones maupun Waggoner menghubungkan pem-benaran dengan iman sebagai pandangan khas MAHK tentang pelayanan Kristus di Bilik Maha Suci sebagai Imam Besar dalam Hari Pendamaian (Grafirat) ini. Penemuan mereka tentang hubungan ini adalah kejeniusan pekabaran era 1888 mereka. Maka mereka menetapkan bahwa Tuhan mempercayakan kepada MAHK sebuah pemahaman istimewa tentang Injil yang kekal dalam Wahyu 14 yang tidak dapat dipahami oleh Katolik Roma dan Protestan pemelihara hari Minggu (termasuk geraja-gereja pemelihara hari ketujuh yang menolak penyucian Bait Suci pada tahun 1844).
B. BUKTI ALKITAB
Ibrani 1:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?" Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?
Pasal ini memberi rincian dan mengkorfirmasikan keunikanNya, ke-Allah-an Kristus yang tidak berdosa.
Ibrani 2:
Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah mene-guhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan ke-kuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya. Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkan-nya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi seka-rang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemulia-an dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga me-nyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demi-kian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepa-da maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk men-damaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Pasal ini memberi rincian dan mengkorfirmasikan kemanusianNya yang penuh, yang “menjadi sama” dengan kita.
Ibrani 2:9:
“Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”
Apakah yang kita lihat? Dia yang mengalami maut bagi kita tentulah menjadi orang asing jikalau Ia tidak terlibat sepenuhnya, lebih rendah daripada malaikat-malaikat, dalam kemanusiaan kita yang berdosa dan fana. Orang yang memiliki kodrat tidak berdosa tidak akan mengalami kematian.1
Ibrani 2:10, 11:
“Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang me-mimpin mereka kepada keselamatan, dengan pen-deritaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itu-lah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.
Dengan hanya mengalami pengalaman dan penderita-an fisik kita (lapar, haus, lelah) tidak dapat menyem-purnakan tabiat seseorang, karena jika hanya demi-kian, milyaran orang yang menderita secara otomatis akan dikuduskan dengan cara seperti ini.2
Ibrani 2:11-13:
“Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku."
Lagi-lagi, kesatuan dengan saudara sedarahNya ditekankan.
Ibrani 2:14-15:
“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”
(1) Kata kerja yang digunakan dengan sangat berhati-hati adalah menjadi sama dengan atau mendapat bagian dalam. (2) Apapun darah dan daging yang menjadi bagian dari anak-anak Adam, haruslah men-jadi bagian Kristus Sendiri. (3) Roma 8:3 konsep homoioma adalah sejajar dengan kata Yunani menjadi sama. (4) Menjadi sama selanjutnya menancapkan gagasan identitas. (5) Kematian Kristus sangat ber-hubungan erat dengan kematian yang kita takuti dari anak-anak hingga liang kubur, lagi-lagi menyatakan identitas total. Tidak ada satupun dari kebenaran ini yang menyangkal keunikan.
Ibrani 2:16:
“Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasih-ani.”
Ayat ini adalah pengulangan dari Roma 1:3, kecuali bahwa sekarang bahwa DNA Abrahamlah, bukan Daud yang diambil oleh Kristus.
Ibrani 2:17:
“Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”
Identitas sempurna adalah menjadi syarat untuk menyelamatkan kita dari dosa; Ia tidak dapat ber-fungsi sebagai Imam Besar secara efektif jikalau Ia mengambil kemanusiaan Adam tanpa dosa sebe-lum kejatuhan.
Ibrani 2:18:
“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”
Hanya oleh karena Kristus telah menderita karena pencobaan sama seperti kita, maka Ia dapat melaku-kan fungsi pelayananNya sebagai Imam Besar untuk menolong kita dari pencobaan kita. Dengan kata lain, jika kita mengalami suatu pencobaan yang tidak pernah dihadapi oleh Kristus, maka dalam hal ini kita tidak memiliki Juruselamat dari dosa itu. Misalnya, Ia tidak dapat bermain mata dengan pelanggaran terus menerus. Dikaiomata kita dalam daging adalah sangat mendasar.3
Ibrani 4:9, 14-16:
“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Apakah yang kita lihat? Seorang Imam Besar Agung yang (1) telah mengambil kodrat kita yang telah berdosa dan mengalahkan dosa; (2) Dapat turut merasakan berarti mengalami seperti kita dalam setiap pencobaan; (3) Sama dengan kita lagi-lagi meng-hubungkan homoioma dengan identitas kita; (4) dalam hal ini, (sebab itu) kita dapat memperoleh dari kasih karuniaNya untuk menolong kita pada saat membutuh-kan pertolongan. Ini adalah kesalehan praktis atau dikaiomata.
Ibrani 5:7, 8:
“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah memper-sembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamat-kan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Doa-doa Kristus adalah sebuah keharusan bagiNya; Ia merasakan kengerian kematian dan kutukan kekal. Dengan mengambil kemanusiaan kita yang telah jatuh, hubunganNya dengan BapaNya harus sepe-nuhnya dengan iman. Sama seperti kita, Ia dicobai agar menjadi putus asa.
1Yohanes 4:1-3.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mere-ka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demi-kianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu ada-lah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”
(1) Makna jelas dari perkataan sebagai manusia adalah kodrat berdosa dan telah jatuh. (2) Ajaran bahwa Kristus mengambil sebagai manusia ini adalah ujian sederhana dan efektif bagi kepercayaan dari surga. (3) Jikalau kita menolak gagasan bahwa Ia datang dengan kodrat yang telah jatuh, maka kita memiliki pandangan yang sama dengan antikristus, kata Yohanes.4
Wahyu 5:6, dll.
“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.”
Sebanyak 25 kali Anak Allah digambarkan sebagai Anak Domba yang menunjukkan hubungan dekatNya dengan setiap bangsa, bahasa dan kaum dari kema-nusiaan yang telah jatuh. Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia (Wahyu 21:3).
Wahyu 19:7-9:
“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan ke-padanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan ha-lus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] Lalu ia berkata kepa-daku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang di-undang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Bagaimanakah mungkin Anak Domba kawin dengan seorang Pengantin jikalau kemanusiaannya berbeda dengan DiriNya? Lalu, bagaimanakah mungkin mereka memiliki keintiman perkawinan? Baik Pengantin Laki-Laki maupun Perempuan haruslah memiliki penga-laman yang sama dalam mengalahkan diri dan menanggung salib bersama-sama.
C. RINGKASAN
Seluruh Alkitab dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba (1 Korintus 10:11). Maka, kitab Ibrani telah disimpan bagi kita agar kita mengikuti Anak Domba itu ke manapun Ia pergi termasuk mengikuti Dia ke Bilik Maha Suci. Di sana Ia menyempurnakan pelayanan pembenaran oleh iman bagi umatNya dalam persiapan kedatanganNya yang kedua kali.
D. KESIMPULAN
Semakin dalam kita mempelajari Alkitab, semakin jelas tampak mendukung pekabaran yang disampaikan Ellen White sebagai yang paling berharga Injil kasih karuniaNya dalam bahasa yang jelas dan tegas kemanjuran darah Kristus dipersembahkan dengan kesegaran dan kuasa yaitu apa yang dibutuhkan orang-orang. Dan inilah yang kita butuhkan! Masalah ini bukanlah semata-mata teologia makna. Ini berkena-an dengan mengembalikan pekabaran yang oleh Ellen White dikatakan harus menerangi bumi dengan kemuliaan. Pernyataan bahwa Kristus sudah amat dekat dan tidak jauh lagi adalah bagian dari pekabaran tersebut.
Catatan
Alasan: Ia akan menjadi seperti Kristus yang dibangkitkan, yang tidak akan pernah bisa mati.
Pandangan umum yang didukung oleh General Konferens adalah bahwa Kristus mengambil kemanusiaan yang berdosa dan telah jatuh hanya dalam hal bahwa Ia mengalami kepenatan, lapar, haus, kelemahan fisik, sebagaimana kita adanya.
Pandangan tertulis seorang mantan editor Maja-lah Ministry bahwa Kristus tidak dapat dicobai untuk melanggar hukum ketujuh karena Ia meng-ambil kodrat tidak berdosa. Ini adalah pandangan yang mendasar yang telah dikemukakan para editor Ministry sejak tahun 1956. Pandangan yang salah ini adalah akar dari bencana ketidakbermoralan yang serius yang menimpa para pendeta, anggota, dan orang muda. Dosa dalam pelayanan ini menyebabkan hilangnya kepercayaan orang muda dan orang awam. Bencana AIDS di seluruh dunia yang mengerikan (seringkali justru di negara-negara berbudaya Kristen) seringkali diakui sebagai konsekuensi dari ketidak-bermoralan seksual: ini diakibatkan oleh pengaruh luas dari ajaran Katolik Roma tentang kodrat Kristus.
Jones dan Waggoner setuju bahwa ajaran bahwa Kristus mengambil kemanusiaan Adam yang tanpa dosa dan tidak jatuh adalah intisari dari peringatan Yohanes melawan ajaran antikristus (Waggoner, GCB, 1901, hlm. 403-408; Jones,The Immaculate Conception of the Virgin Blessed Mary, 1894, hlm. 12, 13).
Artikel Lainnya ....
Pekabaran 1888 (Bab 1)
No comments:
Post a Comment