Penulis : Lesly Malonda, CGP Angk. 7
Panduan Pertanyaan untuk
membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
- Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ing ngarsa sung tuladha , maknanya adalah, di depan memberi teladan,
di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Maka, sebagai
seorang pemimpin, dalam mengambil keputusan penting untuk bahwa kita adalah
seorang yang menjadi teladan bukan hanya dalam berkata, bertindak, berpikir,
berperilaku namun juga dalam setiap keputusan yang diambil. Akan menjadi contoh
baik atau sebaliknya bagi orang lain.
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai diri atau dikenal dengan self
value merupakan basis (dasar) pijakan dalam kemampuan seseorang dalam
mengambil keputusan yang dipengaruhi sebagian besar melalui pengalaman hidup
yang akan menjadi tolak berpikir dalam membuat keputusan. Pembentukan nilai
yang baik akan menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Sehingga nilai – nilai yang
baik dalam diri akan memberikan pola dan gaya hidup yang tentunya berhubungan
erat dengan hasil yang diterima atas keputusan yang dibuat dalam hidup.
- Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan
proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan
yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Menurut saya kaitan antara materi coaching dengan materi pengambilan
keputusan sangat berkaitan erat dan sebaiknya tidak dipisahkan. Mengingat
kemampuan coaching adalah suatu proses kemitraan / pemberdayaan orang lain dalam
mengatasi masalah melalui menggali kemampuan diri untuk membuat keputusan yang
bijak atas masalah diri yang dihadapi. Sehingga metode coaching tentunya akan
sangat efektif dalam membantu seseorang mencapai yang namanya optimalisasi
diri, karena secara sadar akan mendorong pengambilan keputusan dari diri
sendiri.
- Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah
dilema etika?
Tentunya bukan hal mudah karena karakter itu biasanya paling utama dibentuk
oleh keluarga dalam hal ini Ibu. Sehingga karakter diri kita itu sebenarnya
merupakan warisan karakter orang tua / orang terdekat kita serta proses
adaptasi atas pengalaman/peristiwa yang dialami selama ini. Sadar bahwa
kompetensi pengelolaan sosial emosional guru sangat penting apalagi ketika
berhadapan dengan masalah terkait dilema etika. Kondisi yang menantang guru
untuk membuat keputusan atas kondisi benar maupun salah. Namun bersyukur
melalui kegiatan pelatihan calon guru penggerak, kemampuan yang baik dalam hal
sosial emosional dibentuk dan diperbaiki melalui penerapan akan materi yang
dipelajari.
- Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Contohnya seorang yang beragama akan melakukan analisis masalah yang
dihadapi dengan mengaitkannya pada hal etika / nilai agama. Apakah itu
bertentangan dengan keyakinan agama yang dianut ataukah selaras? Ataupun dalam
hal ini seorang pendidik melalui pengalaman hidup yang keras, penuh tantangan
dan masalah, jalan hidupnya diisi dengan kesabaran, perjuangan, bahkan
tangisan, maka tentunya hal ini akan membentuk nilai dirinya dan berpengaruh
pada proses penyelesaian kasus dalam hal masalah moral atau etika.
- Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam hal ini pengambilan keputusan punya dampak jangka pendek /
jangka panjang, menguntungkan semua pihak ataupun merugikan sebagian orang, menghasilkan
keputusan yang adil atau tidak, berpihak pada murid ataukah mengabaikannya.
Semua hal ini tentu akan menentukan terciptanya lingkungan kerja / belajar yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Menurut saya tantangan yang mungkin saya hadapi ialah :
Pengalaman yang masih kurang, kurangnya pemahaman tentang pengambilan keputusan
dari teman sejawat ataupun pimpinan sekolah, karakter dan nilai setiap orang
yang berbeda, perubahan jaman dan pengaruh sosial yang berubah-ubah, dll.
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Tentu keputusan yang tepat dengan melalui proses awal assesmen
(Apakah melalui proses observasi/quesioner/wawancara) akan membantu memetakan
kemampuan dan gaya belajar murid sehingga penerapan pembelajaran
berdiferensiasi akan dapat diterapkan dengan baik
- Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Kemampuan seorang
guru sebagai
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan, sangat berdampak pada proses pembelajaran yang dilalui sehingga
sangat erat kaitannya dengan produk akhir yang akan dimiliki oleh murid saat
itu maupun untuk masa yang akan datang
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan saya ialah bahwa pentingnya seorang pemimpin memiliki
kemampuan yang baik dalam mengambil suatu keputusan dalam kasus-kasus yang
berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau Etika. Hal ini akan menentukan arah
dan tujuan suatu institusi atau lembaga serta menunjukkan nilai-nilai atau
integritas dari institusi tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh kepada mutu
pendidikan yang didapatkan murid-murid di institusi dimana ia berada.
Keterkaitannya dengan modul – modul sebelumnya ialah :
Sebagaimana kemampuan lain yang dipelajari di modul sebelumnya sangat penting
untuk dimiliki, dimengerti, dan dipraktekkan, begitu juga kemampuan membuat
keputusan yang baik akan menolong saya untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas, dan mandiri.
- Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di
modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya dilatih untuk memahami dengan baik tentang dilema etika dan bujukan
moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, serta bagaimana proses implementasinya pada studi kasus, maupun
kasus yang dialami dengan baik.
- Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya
dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah. Hanya bedanya belum menggunakan prosedur pendekatan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga, terkadang hasil keputusan
yang dibuat sebelumnya tidak cukup matang.
- Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampaknya ialah terjadi perubahan mindset dalam membuat keputusan
berhubungan dengan dilema etika, mulai menggunakan model pendekatan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan, lebih dewasa dalam menganalisis studi
kasus karena mendapatkan pembekalan dan pengalaman yang sangat baik melalui
proses belajar di modul 3.1.
- Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan
Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting. Karena setiap hari dan setiap saat kita akan
diperhadapkan dengan membuat keputusan terutama ketika berhadapan dengan dilema
etika dalam ruang lingkup lingkungan pendidikan, keluarga maupun masyarakat.