PELAJARAN SABAT KE - 5
26 JANUARI– 01 FEBRUARI 2019
TUJUH METERAI
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: WHY. 6:1-14; IM. 26:21-26; YEH, 4:16; UL. 32:43; 2 TES. 1:7-10.
AYAT HAFALAN: ”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum
dan bangsa, dan telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (Wahyu 5:9,
10).
Wahyu 6 merupakan kelanjutan
peristiwa di pasal 4-5, yang menggambarkan Kristus, yang dengan mengambil
gulungan yang termeterai, memperoleh kembali apa yang telah hilang oleh karena
kejatuhan Adam. Dia sekarang telah siap membuka meterai dari gulungan itu dan
siap melanjutkan rencana keselamatan sampai kepada tahap akhir.
Pentakosta menandai awal dari
penyebaran injil, yang olehnya Kristus memperluas kerajaan-Nya. Dengan
demikian, dibukanya meterai merujuk pada pemberitaan injil, yang dimulai pada
hari Pentakosta, dan juga konsekuensi dari penolakan terhadap pemberitaan injil
itu. Dibukanya meterai yang ketujuh dan yang terakhir membawa kita kepada akhir
sejarah dunia.
Wahyu 3:21 memberikan kepada kita
kunci yang memberi makna tujuh meterai: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan
bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan
duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya”. Pasal 4, 5 menyatakan
kepada kita tentang kemenangan Kristus dan bagaimana Dia dimuliakan ketika Dia
duduk di takhta Bapa-Nya, dan pasal 7 menceritakan para pemenang yang ada di
hadapan takhta Kristus. Maka, pasal 6 adalah tentang pergumulan umat Allah untuk
mencapai kemenangan supaya mereka dapat duduk bersama Yesus di takhta-Nya.
Minggu, 27 Januari 2019
Meterai Pertama Dibuka
Baca Wahyu 6:1-8
dan Imamat 26:21-26 juga Matius 24:1-14. Perhatikan kata kunci yang sama dalam
ayat ini. Apakah yang Anda pelajari tentang makna empat meterai pertama
berdasarkan persamaan ini?
Peristiwa tentang
tujuh meterai harus dimengerti berdasarkan konteks ku_ tuk dalam Perjanjian
Lama jika mengingkari perjanjian dengan Allah, kutuk itu diperjelas dalam
istilah pedang, kelaparan, penyakit sampar, dan binatang buas (Im. 26:21-26).
Yehezkiel menyebutnya sebagai empat hukuman Allah yang berat (Yeh. 14:21). Ini
adalah penghakiman yang digunakan Allah, untuk membangunkan umat-Nya agar
tersadar akan kondisi kerohanian mereka, dan menyesah mereka ketika mereka
tidak setia pada perjanjian mereka. Dengan cara yang sama, empat penunggang
kuda adalah alat yang Allah gunakan untuk menjaga umat-Nya agar tetap
berjaga-jaga saat menunggu kedatangan Yesus.
Ada juga persamaan
yang cukup erat di antara empat meterai yang pertama dengan Matius 24:4-14, di
mana Yesus menjelaskan apa yang akan terjadi di dalam dunia. Empat penunggang
kuda adalah alat yang Allah gunakan untuk menjaga umat-Nya tetap berada di
jalan yang benar dengan cara mengingatkan mereka bahwa dunia ini, yang ada saat
ini, bukanlah rumah mereka.
Dengan menggunakan
lambang, Wahyu 6: 1, 2 juga bercerita tentang penaklukan. Ini mengingatkan kita
pada Wahyu 19:11-16, yang menggambarkan Kristus sedang duduk di atas kuda putih
dan memimpin pasukan surga menuju peperangan terakhir dalam sejarah dunia.
Sebagai simbol kemurnian, warna putih sering dihubungkan dengan Kristus dan
pengikut-Nya. Penunggang kuda tersebut memegang panah dan kepadanya
dikaruniakan sebuah mahkota, ini mengingatkan kita tentang gambar Allah di
Perjanjian Lama menunggang kuda dengan sebuah panah di tangan-Nya saat
menaklukkan musuh-musuh umat-Nya (Hab. 3:8-13; Mzm. 45:4, 5). Bahasa Yunani
untuk mahkota yang dikenakan oleh penunggang kuda adalah stephanos, yang
berarti mahkota bagi pemenang ( Why. 2:10, 3:11 ). Penunggang kuda ini adalah
seorang pemenang yang maju berperang untuk menaklukkan musuh dan menjadi
pemenang.
Penglihatan saat
meterai pertama dibuka menggambarkan penyebaran Injil, yang dimulai sangat
berkuasa pada hari Pentakosta, lewat peristiwa itu Kristus mulai memperluas
kerajaan-Nya. Dan masih banyak lagi wilayah untuk dimej nangkan, dan masih
banyak lagi orang yang akan menjadi pengikut-Nya, sampal kemenangan sempurna
terlaksana dengan datangnya Kristus dalam kemuliaan.
Secara nubuatan,
penglihatan dalam meterai pertama berhubungan dengan pekabaran kepada jemaat di
Efesus; itu menggambarkan periode rasul-rasul yang mana pada saat itu Injil
tersebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia (Kol. 1 :23).
Mengapakah kita
harus mengingat hal itu, dalam Kristus, kita ada di pihak pemenang, tidak
peduli apa pun situasi yang kita hadapi saat ini?
Senin, 28 Januari 2019
Meterai Kedua dan Ketiga
Baca Wahyu 6:3,4.
Berdasarkan gambaran kuda merah dan penunggangnya, apakah yang dibicarakan di
sini sehubungan dengan Injil?
Merah adalah warna
darah. Penunggangnya memiliki pedang yang besar dan diberi kuasa untuk
mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh.
Meterai kedua
menggambarkan akibat dari penolakan akan Injil. Saat Kristus memberikan berkat
rohani lewat pemberitaan Injil, kuasa-kuasa kejahatan menunjukkan penolakan
yang kuat. Sudah pasti, yang terjadi selanjutnya adalah penganiayaan.
Penunggang kuda itu tidak membunuh. Namun, dia mengambil damai sejahtera dari
bumi, dan sudah pasti hasilnya adalah penganiayaan. (Lihat Mat. 10:34.)
Baca Wahyu 6:5, 6
dan Imamat 26:26, juga Yehezkiel 4:16. Berdasarkan gambaran dari kuda hitam dan
penunggangnya, realitas apakah yang dihubungkan dengan pemberitaan Injil?
Penunggang kuda
hitam memegang sebuah timbangan di tangannya untuk menimbang makanan. Sebuah
pengumuman disampaikan: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar”
( Why. 6:6). Di tempat itu, gandum, minyak, dan anggur adalah kebutuhan dasar
manusia ( Ul. 11:14).
Memakan roti dengan cara menghitung berat gandum dengan
hati-hati mengisyaratkan adanya bencana kelaparan (Im. 26:26; Yeh. 4:16). Pada
zaman Yohanes, satu dinar adalah upah kerja untuk satu hari (Mat. 20:2). Dalam
situasi normal, upah untuk satu hari dapat membeli semua kebutuhan keluarga itu
untuk hari itu. Namun, pada masa kekeringan maka terjadilah inflasi yang cukup
tinggi melebihi harga normal. Pemandangan di meterai ketiga menyatakan, upah
satu hari kerja hanya cukup untuk membeli makanan secukupnya untuk satu orang.
Untuk menghidupi satu keluarga, upah sehari akan digunakan membeli tiga cupak
jelai, makanan yang lebih murah, untuk orang miskin.
Penglihatan pada
saat meterai ketiga dibuka menunjuk pada akibat selanjutnya dari penolakan akan
Injil. Jika kuda putih melambangkan pemberitaan Injil, maka kuda hitam
melambangkan tidak adanya Injil. Gandum dalam Alkitab melambangkan Firman Allah
(Luk. 8:11). Penolakan akan Injil sudah pasti mengakibatkan kelaparan akan
Firman Allah sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Amos (Am. 8:11-13).
Selasa, 29 Januari 2019
Pemandangan Meterai Keempat
Baca Wahyu 6:7, 8.
Peristiwa apakah yang digambarkan di sini? Bagaimanakah peristiwa ini berkaitan
dengan peristiwa sebelumnya?
Warna kuda di
meterai keempat di dalam bahasa Yunani disebut chloros yaitu warna abu-abu
(warna debu) warna dari mayat yang membusuk. Penunggangnya bemama Maut; dan,
Hades, kerajaan maut atau tempat orang mati mengikutinya. Keduanya diberi kuasa
untuk membinasakan dengan pedang kelaparan, kematian karena sampar, dan
binatang-binatang buas atas seperempat penduduk bumi.
Meterai keempat
mengundang kematian dan sampar. Gambaran peristiwa yang terjadi menceritakan
kebenaran tentang adanya kelaparan rohani yaitu Firman Allah sebagai akibat
menolak Injil sehingga terjadi kematian rohani.
Kabar baiknya
adalah bahwa kuasa maut dan kerajaan maut (Hades) sangatlah terbatas; mereka
hanya diberi kuasa atas sebagian (seperempat) penduduk bumi. Yesus memberi
jaminan kepada kita bahwa Dia memiliki kunci maut dan kerajaan maut (lihat Why.
1:18).
Sekali lagi
pelajarilah isi pekabaran kepada jemaat-jemaat di Efesus, Sardis, Pergamus, dan
Tiatira di Wahyu 2. Bandingkan situasi di jemaat-jemaat itu dengan berbagai
peristiwa yang ada di empat meterai pertama. Persamaan apakah yang Anda temui
di antara keduanya?
Apa yang terjadi
di masa tujuh meterai menggambarkan masa depan gereja. Sebagaimana yang terjadi
dengan ketujuh jemaat, meterai berhubungan dengan beberapa periode yang berbeda
dalam sejarah Kekristenan. Pada zaman rasul-rasul Injil tersebar dengan cepat
ke seluruh dunia. Kemudian diikuti dengan periode aniaya pada zaman kekaisaran
Roma, sejak akhir abad pertama sampai permulaan abad keempat, sesuai dengan apa
yang diperlihatkan dalam meterai kedua. Meterai ketiga menunjuk pada periode
kompromi pada abad keempat dan kelima, yang menunjukkan adanya kelaparan rohani
yaitu Firman Allah, yang menuntun kepada “Zaman Kegelapan.” Meterai keempat
sangat cocok menggambarkan kematian rohani yang menjadi ciri umat Kristen pada
Zaman Kegelapan.
Wahyu 6:6 menyatakan
bahwa “minyak dan anggur” tidak akan terpengaruh oleh kelaparan yang timbul
akibat bencana dari meterai ketiga. Minyak melambangkan Roh Kudus, dan anggur
adalah keselamatan dari Yesus Kristus. Apakah yang dapat kita simpulkan dari
kenyataan bahwa, meskipun Firman Allah sangat jarang disampaikan, Roh Kudus
tetap bekerja dan keselamatan masih tersedia bagi mereka yang mencari
kebenaran?
Rabu, 30 Januari 2019
Meterai Kelima Dibuka
Baca Wahyu 6:9,
10. Apakah yang terjadi di sini? Kata jiwa dalam
Alkitab menyatakan manusia secara keseluruhan (Kej. 2: 7). Kematian umat Allah
yang setia dan teraniaya di sini digambarkan dalam bentuk darah yang dicurahkan
pada bagian bawah mezbah korban bakaran di bait suci dunia (Kel. 29:12; Im. 4:
7). Umat Allah telah menderita ketidakadilan dan kematian karena kesetiaan
mereka kepada Injil. Mereka berseru kepada Allah, memohon agar Dia bertindak
dan membela mereka. Ayat ini menceritakan ketidakadilan yang terjadi di dunia;
tidak ada kaitannya sama sekali dengan keadaan orang mati.
Baca Wahyu 6:11,
Ulangan 32:43 dan Mazmur 79:10. Apakah respons surga terhadap doa-doa umat
Allah yang teraniaya?
Umat kudus yang
dianiaya diberikan jubah putih yang melambangkan kebenaran Kristus, yang
menuntun mereka kepada pembenaran-sebagai pemberian-Nya kepada mereka yang
menerima tawaran kasih karunia-Nya (Why. 3:5; 198). Kemudian, dikatakan kepada
mereka bahwa mereka harus beristirahat sampai jumlah saudara-saudara mereka,
yang mengalami pengalaman yang sama, mencapai jumlah yang ditentukan. Penting
untuk mencatat bahwa kata Yunani bagi ayat dalam Wahyu 6:11 tidak memiliki
katajumlah. Kitab Wahyu tidak berbicara tentang satu target jumlah tertentu
dari umat yang akan teraniaya agar dicapai sebelum kedatangan Kristus yang
kedua kali namun lebih kepada kesempurnaan tabiat mereka. Umat Allah menjadi
sempurna karena jubah kebenaran Kristus, bukan karena jasa mereka (Why. 7:9,
10). Umat Allah yang mati sebagai martir tidak akan dibangkitkan dan dinyatakan
sebagai pemenang sampai kepada kedatangan Kristus pada awal masa seribu tahun
(Why. 20:4).
Meskipun peristiwa
dalam meterai kelima dapat diterapkan juga pada periode abad pertengahan, di
mana saat itu ada jutaan umat Tuhan yang mati sebagai martir karena kesetiaan
mereka, hal itu juga mengingatkan kita pengalaman penderitaan umat Allah
sepanjang sejarah dunia, sejak zaman Habel (Kej. 4. 10) sampai pada akhimya
Allah melakukan pembalasan atas “darah hamba-hamba-Nya” (Why. 19. 2).
“Berapa lama lagi
ya Tuhan?” adalah tangisan dari umat Allah yang menderita di segala zaman.
Siapakah yang tidak pernah bergumul menghadapi ketidakadilan dalam hidup ini?
Penghiburan apakah yang Anda peroleh lewat peristiwa dalam meterai kelima, di
mana kita mengetahui bahwa pada akhirnya keadilan itu, pasti akan terlaksana?
Kamis, 31 Januari 2019
Meterai Keenam Dibuka
Pada meterai
kelima, kita melihat umat Allah menderita ketidakadilan di dunia yang kejam,
memohon agar Allah bertindak untuk membela mereka. Sekarang waktunya telah tiba
bagi Allah untuk bertindak sebagai jawaban atas doa umat-Nya.
Baca Wahyu
6:12-14, Matius 24:29, 30 dan 2 Tesalonika 1:7-10. Apakah yang dinyatakan di
sini?
Tanda-tanda alam
dari meterai keenam adalah sama dengan apa yang Yesus sudah amarkan dalam
Matius 24:29, 30, yang akan terjadi pada akhir masa “kesukaran besar” ( Why.
7:14), di abad pertengahan sebagai tanda yang mendahului kedatangan Yesus yang
kedua kali. Matahari, bulan, dan “bintang-bintang” (meteor), juga langit di
dalam ayat ini memiliki arti sesungguhnya. Penggunaan kata seperti atau
menyerupai menunjuk pada sebuah perumpamaan yang menggambarkan peristiwa yang
sebenamya-matahari menjadi gelap seperti karung rambut (saat berkabung), dan
bulan menjadi merah seperti darah, bintang-bintang berjatuhan dari langit
seperti pohon ara yang menggugurkan buah-buahnya yang mentah, dan langit akan
tergulung seperti gulungan kitab. Umat Kristen di negara-negara Barat menyadari
adanya gempa bumi di Lisbon pada tahun 1755, hari yang gelap pada tanggal 19
Mei 1780, terjadi di New York bagian timur Inggris Selatan, bahkan hujan meteor
yang terjadi di atas Laut Atlantik pada tanggal 13 November 1833, penggenapan
nubuatan yang menjadi pertanda kedatangan Kristus. Hal ini mengakibatkan
terjadinya serangkaian kebangunan rohani yang dikenal dengan kebangunan rohani
besar yang kedua.
Baca Wahyu 6:15-17
dan 19:11-21. Baca juga Yesaya 2:19, Hosea 10:8, dan Lukas 23:30. Ayat-ayat itu
menceritakan bagaimana manusia dengan latar belakang kehidupan yang
berbeda-beda mengalami kepanikan mencoba bersembunyi dari ketakutan yang timbul
akibat melihat berbagai peristiwa yang terjadi pada saat kedatangan Kristus.
Mereka meminta agar gunung-gunung dan batu-batu karang menimpa mereka agar
mereka terlindung dari “Dia yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak
Domba itu” ( Why. 6:16). Waktunya telah tiba untuk mendatangkan keadilan pada
saat kedatangan Kristus “untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya” (2
Tes. 1:10). Dan akhir hidup mereka digambarkan dalam Wahyu 19:17-21.
Peristiwa itu
diakhiri dengan sebuah pertanyaan retorika dari orang jahat yang dipenuhi
ketakutan: “Sebab sudah tiba hari besar murka mereka, dan siapakah yang dapat
bertahan?” ( Why. 6:1 7; lihat juga Nah. 1:6; Mal. 3 :2). Jawaban atas
pertanyaan itu ada dalam Wahyu 7:4-mereka yang sanggup untuk bertahan pada hari
itu adalah umat Allah yang telah dimeteraikan.
“Siapa yang dapat
bertahan pada hari kedatangan-Nya?” (Mal. 3:2). Bagaimanakah Anda menjawab
pertanyaan itu, dan dasar Alkitabiah apakah yang Anda dapat berikan untuk
mendukung jawaban itu? Berikan jawaban Anda di UKSS pada hari Sabat.
Jumat, 1 Februari 2019
PENDALAMAN: Baca
tulisan Ellen G. White, dalam buku Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil
dengan judul “Keperluan Dunia,” hlm. 448-467.
Penglihatan
tentang dibukanya meterai ketujuh, secara simbolis menunjuk pada kasih dan
pemeliharaan Allah terhadap umat-Nya di dunia. Kenneth A. Strand telah
menyatakan:
“Dalam Alkitab ada
jaminan bahwa Allah selalu memelihara umat-Nya: di dalam sejarah dunia, Dia
selalu hadir untuk memelihara mereka, bahkan di bagian akhir dari sejarah dunia
Dia akan membenarkan mereka serta menganugerahkan karunia yang tidak ternilai
yaitu kehidupan kekal.
Buku Wahyu mengambil dan menjabarkan dengan indahnya
tema ini, dengan demikian
Wahyu bukanlah
sekadar kisah akhir zaman yang tidak menarik yang berbeda dari tulisan lainnya
dalam Alkitab; namun kitab itu membawakan intisari pekabaran Alkitab. Benarlah,
sebagaimana yang kitab Wahyu sampaikan, bahwa “Yang Hidup”-yang menaklukkan
maut dan kerajaan maut (1 : 18 tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang
setia dan bahkan ketika mereka mengalami mati syahid mereka keluar sebagai
pemenang (12:11), dengan “mahkota kehidupan” menunggu mereka (lihat 2:10;
21:1-4; dan 22:4).”-Kenneth A. Strand, “The Seven Heads: Do They Represent
Roman Emperors? ” dalam Symposium on Revelation-Book 2, Komite Seri Pelajaran
Daniel dan Wahyu (Silver Spring, Md.: Biblical Research Institute, 1992), vol.
7, hlm. 206.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk didiskusikan:
1. Pelajaran
berharga apakah yang Anda telah pelajari dari berbagai peristiwa saat dibukanya
ketujuh meterai? Mengapakah hal itu menunjukkan kepada Anda bahwa, tidak peduli
betapa buruk peristiwa yang terjadi di dunia, Allah tetap berkuasa untuk
mengendalikan, dan pada akhirnya semua janji yang kita miliki dalam Kristus
akan digenapi?
2. Renungkanlah
pernyataan berikut: “Jemaat adalah alat yang ditentukan oleh Allah untuk
keselamatan manusia. Jemaat itu telah diorganisasikan untuk pelayanan, dan
tugasnya ialah membawa kabar Injil ke seluruh dunia.”-Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 7, hlm. 9. Bagaimanakah dengan jemaat Anda. Dapatkah jemaat Anda
lebih setia dalam menjangkau orang banyak dengan kabar Injil?
3. Dalam UKSS,
berikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Kamis bagian akhir. Siapakah yang
dapat bertahan pada hari kedatangan-Nya, dan mengapakah mereka dapat bertahan?
Diskusikan hasil jawaban Anda dikaitkan dengan bagaimana pola hidup yang harus
kita tunjukkan pada hari ini agar kita dapat bersedia bagi hari kedatangan-Nya.