PERJUMPAAN DI POMPA BENSIN
CERITA MISSION SABAT KE-8, 26MEI 2018
Oleh
: John
Pena, 57 Tahun
Pada suatu malam, sebuah kesalahan teknis mengganggu operasi
sebuah pompa bensin tempat John Pena bekerja di Virginia Barat negara bagian
Amerika Serikat. Waktunya sungguh tidak kebetulan. Pelanggan pompa bensin di
Mount Hope itu sedang banyak sekali, tapi saat itu kartu kredit tidak bisa
digunakan. Yang lebih merepotkan, mesin ATM di sana tidak dapat mengeluarkan
uang tunai.
John dan seorang wanita kawan sekerjanya melihat sebuah mobil
cadillac besar berhenti dan mengisi penuh tangkinya. Sesaat kemudian, seorang
pria memasuki kantor pompa bensin itu.
"Tuan, Anda harus membayar 40 dolar A.S secara
tunai," kata John kepadanya. Pria itu terlihat bingung. "Yang saya miliki
hanya kartu kredit," katanya, dalam bahasa yang aksennya asing bagi John.
John berbicara kepada atasannya yang menyarankan agar pria itu
meninggalkan mobilnya di sana sementara mengambil uang tunai di tempat lain.
Namun pelanggan itu berkata bahwa malam itu tidak mungkin baginya untuk
mengambil uang tunai. John merasa bahwa pria itu adalah orang balk. Maka ia
berkata:"Saya akan membayar bensin Anda. Tinggalkan SIM Anda, dan saya akan
mengembalikannya saat Anda membayar kembali uang saya."
Pria itu dengan penuh terima kasih menjabat tangan
John. "Saya akan kembali besok," janjinya. Setelah pria itu pergi,
rekan sekerja John memandanginya seolah John telah kehilangan akal
sehatnya. "Kamu akan kehilangan uangmu,"katanya. "Saya percaya ia
akan kembali," kata John.
Esok harinya, pria itu berjalan masuk ke kantor pompa bensin
dengan uang 40 dolar AS di tangannya."Adakah lagi yang dapat saya
lakukan?" ia bertanya setelah menyerahkan uangnya. John tidak menginginkan
hadiah atau pun uang tambahan. "Tidak, sudah beres,"
katanya."Tuhan memberkati Anda. Semoga harimu menyenangkan."
"Tuhan memberkati Anda, juga,"kata pria itu.
Pertemuan yang Tak Terduga
Malam itu John menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya,
Sharon. Tetapi ia telah melupakannya ketika mertuanya, Jim, mampir untuk belajar
Alkitab. Jim adalah seorang Advent dan telah beberapa kali mengundang John
untuk datang ke gerejanya. Ketika mengetahui bahwa minggu ini Jim tidak
mendapat giliran bekerja pada hari Sabtu, Jim memperbarui undangannya. John
menyerah."Oke, saya akan datang kali ini,"katanya.
John lahir di sebuah keluarga yang beribadah pada hari Minggu
di Cleveland dan telah beberapa kali menghadiri pertemuan di gereja Advent
bersama istrinya, yang berasal dari keluarga Advent namun telah meninggalkan
imannya.
Pada pagi hari Sabat itu, John duduk dengan kikuk di sebelah
Jim di gereja Advent di Beckley, Virginia Barat, menunggu dimulainya jam
ibadah. Beberapa menit kemudian pendeta terlihat memasuki ruang suci, dan Jim
berkata:"John, saya ingin memperkenalkanmu dengan pendeta
itu.""Boleh, saya memiliki beberapa pertanyaan tentang Alkitab untuk
ditanyakan kepadanya," kata John. Ketika pendeta berjalan menghampiri,
John berpikir:"Apakah saya pernah mengenal orang ini di suatu
tempat?"Pendeta itu menjabat tangan Jim dan kemudian melihat John, dan
mengeritkan dahinya. "Apakah saya pernah bertemu Anda di suatu
tempat?"Katanya. Dua pria itu saling pandang selama beberapa saat.
Kemudian John berseru: "Anda adalah pria di pompa bensin itu!"
"Oh!" Kata pendeta. "Anda adalah orang yang membayarkan bensin
saya!"
Setelah ibadah selesai, John dan Pendeta Samuel Simuzoshya,
yang berasal dari Zambia, menjelaskan kepada Jim bagaimana mereka bisa
bertemu. "Bagi saya, ini adalah sebuah berkat, "kata John. "Saya
biasanya menyebut keberuntungan, tapi ini adalah sebuah berkat."
Kisah Selanjutnya
Pertemuan dengan pendeta Advent itu meninggalkan kesan
mendalam bagi John. la mulai menghadiri pertemuan Sabat di Beckley dan,
belakangan, di sebuah gereja Advent di Spencer, yang lebih dekat dari rumahnya.
Belakangan istri John dibaptis ulang di sana.
Pada tahun 2015 Jemaat Spencer menerima sebagian dari
Persembahan Sabat Ketiga Belas. Di antara proyek-proyek Persembahan Sabat
Ketiga Belas tahun itu adalah 35 pertemuan KKR di Virginia Barat. Jemaat
Spencer, yang memiliki anggota 30 orang, menggunakan sebagian dana yang mereka
terima untuk menyewa sebuah aula publik yang besar selama dua minggu untuk
menyelenggarakan KKR yang dipimpin oleh salah satu penatuanya, William
lannacone.
John bergabung bersama jemaat ini untuk membagikan literatur
dan melakukan kunjungan ke rumah-rumah selama promosi KKR, namun is sendiri
tidak berdiri saat ada panggilan baptisan di akhir pertemuan.
Dua hari sebelum baptisan dilakukan terhadap dua orang hasil
KKR tersebut, pendeta gereja itu, Daniel Morikone, mengunjungi John di rumahnya
untuk menanyakan apakah yang menghalanginya untuk menyerahkan hatinya kepada
Yesus.
"Saya melihat mereka yang telah meneladani karakter
Kristus dan saya tidak tahu apakah saya cukup bersih," kata
John."Jika Anda terus melihat kepada orang lain dan bukan kepada Kristus,
Anda tidak akan pernah di baptis, "jawab pendeta.
Kata-kata itu mengiris hati John. Esok harinya, ia memanggil
pendeta dan bertanya:"Apakah saya di ikutsertakan untuk dibaptis
besok? "John berkata bahwa ia telah dimenangkan dengan melihat kebaikan
Kristus di dalam diri anggota jemaat.
John, 57 tahun dan sekarang menjadi diakon di gereja Spencer,
berharap dapat menjadi berkat bagi komunitasnya dengan cara yang lama.
"Saya telah tinggal di sini selama 30 tahun, dan orang mengenal
saya, "katanya. "Mereka melihat bagaimana hidup saya berubah setelah
dibaptis. Saya ingin menjangkau komunitas ini."
Oleh Andrew McChesney. Saksikan John di tautan: bit.ly/
John-Pena.