Bagaimanakah kondisi rumah tempat tinggal dan lingkungan di sekitarmu? Apakah ada saluran pembuangan air limbah dan tempat penampungan air limbah? Bagaimana kondisi tempat mandi cuci dan kakus (MCK)? Bersih dan sehat atau jorok? Pada umumnya masyarakat masih kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik.
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
* Pengertian kesehatan lingkungan
* Program-program kesehatan lingkungan
* Penyediaan air bersih dan sehat
* Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
* Makanan dan minuman
* Bangunan fisik rumah tempat tinggal
* Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan
15.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah kebersihan lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan lingkungan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya. Lingkungan fisik meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk hidup).
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di antara banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja.
Kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan.
Lingkungan fisik (biotik dan abiotik)
1. Lingkungan abiotik (benda mati) dapat dibedakan menjadi bangunan fisik dan lingkungan fisik. Bangunan fisik meliputi; pagar, gedung, halaman, lapangan olahraga, tempat bermain, kebun, sungai, kamar mandi, WC, kantin, dan warung. Lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, kebisingan, tekanan udara, sampah, limbah, pencemaran udara, air dan tanah.
2. Lingkungan biotik (makhluk hidup) antara lain: tanaman dan hewan. Hewan dapat berperan sebagai hewan kesayangan (pet animal), hewan ternak, vektor penyakit, dan hospes. Lingkungan biotik meliputi tanaman dan hewan.
Lingkungan nonfisik
Lingkungan nonfisik (mental dan sosial), yang meliputi hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat sekitarnya.
Pameo yang sangat populer ”Bersih itu sehat”. Lingkungan yang bersih dan sehat perlu selalu diusahakan oleh setiap warga masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan kita bersama. Lingkungan sehat merupakan kondisi yang mendukung produktivitas secara keseluruhan dan merupakan suatu kondisi yang menunjang tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat masyarakat. Lingkungan sehat akan tampak pada penampilan dan perilaku warga masyarakat. Penampilan warga masyarakat mencerminkan tingkat kesehatan pribadi anggota masyarakat. Penampilan pribadi sehat antara lain berpakaian bersih, rapih, dan bugar. Perilaku sehat tampak dari sikap masyarakat yang selalu menjaga higiene pribadi, tidak membuang sampah, meludah, apalagi kencing dan buang air besar di sembarang tempat.
15.2. Masalah Kesehatan Lingkungan
Pada dasarnya kehidupan manusia sangat tergantung pada lingkungan sekitarnya. Semua kebutuhan manusia dicukupi dan berasal dari lingkungan seperti, udara, air, suhu, kelembaban, cahaya matahari, angin, makanan, dan tempat tinggal. Dengan demikian jelaslah bahwa mutu lingkungan sangat berpengaruh terhadap mutu kehidupan dan kesehatan manusia. Menyadari hal itu, maka manusia mempelajari dan belajar dari lingkungan sekitar agar hidupnya sehat dan berlangsung lama. Namun demikian, karena ulah sebagian manusia yang terlalu serakah dan mementingkan kepentingan pribadi, maka lingkungan sekitar menjadi rusak dan menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Polusi, air kotor, buruknya sanitasi dan racun merupakan penyebab gangguan kesehatan. Asap pembakaran batubara dan kayu merupakan sumber pencemaran udara. Sejumlah insiden yang membuat anak-anak mengalami cidera sakit dan meninggal dunia disebabkan karena faktor lingkungan. Dampak kesehatan lingkungan terhadap anak dan remaja karena faktor lingkungan.
Pada masa pertumbuhan, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak. Mereka terancam karena tempat tinggal dan bermain mereka sangat buruk dari sisi lingkungan. Meski sejumlah penyebab kasus kematian sangat bervariasi namun faktor utama seperti polusi, sanitasi dan dukungan air bersih sangat diperlukan untuk melindungi mereka dari faktor risiko sakit atau kematian. Program-program untukmewujudkan kesehatan lingkungan antara lain:
1. Penyedian air bersih
2. Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
Higiene
Usaha pembinaan kesehatan lingkungan meliputi higiene dan sanitasi. Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Higiene lebih menekankan pada aktifitas manusianya.
Mencuci tangan
Mencuci tangan secara seksama dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan setelah menyentuh barang-barang kotor apalagi sehabis membuang hajat.
Mandi berguna untuk membersihkan tubuh dari kotoran, kembali segar, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema. Mandi ternyata tidak hanya dapat menjauhkan stress, tetapi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, dan bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.
Gosok gigi
Kesehatan gigi dipelihara dengan cara menyikat gigi dan selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari setelah makan. Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi. Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi, seperti jus jeruk yang sangat asam. Menghindari makanan atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi.
14.3. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi merupakan usaha pengawasan pelbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi lebih menekankan pada faktor lingkungan.
14.2.1. Penyediaan Air Bersih dan Sehat
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%.
Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Air Bersih dan Sehat
Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Sumber-sumber Air Minum.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
(1) Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
(2) Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan air minum
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan Secara Alamiah.
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara.
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih.
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
6. Pengolahan Air Sungai.
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
7. Pengolahan Mata Air.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. (3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan. (4) Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9. Air Hujan.
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.
15.3.2. Mengatasi Masalah Limbah, Sampah, dan Kotoran
Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga, perusahaan, dan/atau kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), dan sisa-sisa industri (industrial waste). Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar (human excreta), air limbah (sewage) juga harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang tidak sedap.
Air limbah dan pengelolaannya
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersamasama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.
Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat- tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Karakteristik Air Limbah
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisasisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagianbagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacammacam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni: (1) gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan asam amino. (2) gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain:
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis, disentri basiler.
2. Menjadi media berkembang-biak mikroorganisme patogen.
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyaman dan sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan, dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut:
1. Tidak mengkontaminasi sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah.
3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi.
4. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.
5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak.
6. Baunya tidak mengganggu.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
1. Pengenceran (Dilution). Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: (1) empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur. (2) pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badanbadan air (kali, danau, dan sebagainya).
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam tanaman.
14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sumber-sumber Sampah Sampah bersumber dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste). Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempattempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batubatuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Jenis-jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:
1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar:
1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan sebagainya.
2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi atau logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah:
1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.
3. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.
Pengolahan Sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA). Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut: (1) ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. (2) dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator). (3) dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
* mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau
* mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu sendiri.
Cara-cara pengelolaan sampah
1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ± 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahanbahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
14.3.4. Kotoran manusia
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces) sebagai sisa hasil pencernaan makanan, air seni (urine) sebagai sisa hasil metabolisme, dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya. Bagianbagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta, maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton). Oleh karena itu, bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
7. Sederhana desainnya.
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan
jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
14.3.5. Makanan dan Minuman
Pengawasaan makanan dan minuman untuk mengantisipasi dikonsumsinya makanan yang tidak memenuhi syarat-syarat makanan sehat yang dijual oleh penjaja makanan di warung maupun penjaja makanan keliling. Hal ini mengingat kebiasaan masyarakat kita pada umumnya suka jajan. Pengawasan makanan meliputi kualitas jajanan, pengemasan, dan pendistribusian.
14.3.6. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal
Bangunan rumah tempat tinggal sebaiknya selalu dijaga kebersihannya dan memiliki pagar (tidak harus tembok, lebih baik pagar hidup). Kebersihan kamar mandi dan WC harus selalu diperhatikan dengan membersihkan setiap hari. Kolam ikan selalu dikontrol untuk mencegah digunakan sebagai sarang nyamuk.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahanbahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah yaitu:
1. Faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap seranganserangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki masyarakat. Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif. Contoh: Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun rumbai yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat rumah sehat
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humudity) yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yakni: (1) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut. (2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: (1) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurangkurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan didalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. (2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
5. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut: (1) Penyediaan air bersih yang cukup, (2) Pembuangan tinja, (3) Pembuangan air limbah (air bekas), (4) Pembuangan sampah, (5) Fasilitas dapur, (6) Ruang berkumpul keluarga, (7) Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
menciptakan keindahan dan juga kesehatan lingkungan
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibikinkan kandang tersendiri.
14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerahdaerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan pencemaran sebagai contoh: sampah plastik.
Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara, perairan, bau busuk, dan tanah.
Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan
Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak pabrik-pabrik banyak bercampur dengan bermacam-macam gas dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara, walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.
Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk menyaring debu-debu. Pada umumnya hal ini amat memuaskan, tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan asbes (banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan), dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan lebih lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrikpabrik mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaanpenjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu.
Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh berbagai faktor berikut:
1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2 (karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat (H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara.
2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap kendaraan bermotor dan pabrik.
3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).
4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan.
5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.
6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak, daging, dan telur.
Gas-gas Lain yang Dapat Merusak Kesehatan
Di kota-kota besar yang banyak digunakan orang suatu bahan bakar untuk penerangan, memasak dan lain-lain keperluan. Bahan bakar ini ialah suatu campuran gas-gas yang disebut gas penerangan (lichtgas).
Bahan bakar ini terdiri dari CO(5-8%), CO2(3%), H2(50%) dan CH4(35%). CO yang terdapat dalam campuran ini tidak berwarna, tidak berbau dan berbahaya bagi manusia. Bila gas itu terisap oleh manusia dalam jumlah yang banyak, maka orang ini akan menderita keracunan CO.
Gejala-gejala keracunan CO:
Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati. Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun demikian, kita perlu berhati-hati.
Penjagaan terhadap gas CO:
Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini kepada kantor yang bersangkutan.
Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan berikut:
* Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna, karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat.
* Asap kereta api dalam terowongan
* Gas-gas dalam mobil garasi
* Asap rokok yang lembab
* Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat dikenal karena baunya.
Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah:
* pusing-pusing kepala
* nafsu makan berkurang
* tubuh terasa lemah
* lekas marah.
Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejalagejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang luas dan segar.
14.4. Upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dengan cara pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan akan mendukung eksistensi manusia di tempat yang dimukiminya juga untuk mendukung seluruh kehidupan komunitas di dalam eksosistem. Dengan kata lain, agar fungsi lingkungan hidup yang diperlukan untuk kesejahteraan manusia dalam kondisi ekosistem yang seimbang. Pengelolaan lingkungan hidup antara lain meliputi kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Cara mengatasi antara lain dengan:
1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahaya pencemaran.
2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengan cara daur ulang.
3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahanbahan berbahaya.
5. Penguraian oleh mikroorganisme.
14.4.2. Manfaat Positip dari Pembinaan Lingkungan Hidup
Manfaat positip dari pembinaan lingkungan hidup sehat antara lain mendorong perilaku hidup sehat masyarakat, frekuensi sakit (tidak masuk kerja karena sakit) berkurang, tinggi dan berat badan ideal (berdasarkan KMS anak) semakin meningkat, tumbuh kembang berdasarkan usianya normal, keadaan kesehatan masyarakat secara umum baik, motivasi kerja meningkat, dan ketahanan kerja meningkat. Selain itu, pada masyarakat sehat akan berperilaku sosial baik, dan memiliki kepekaaan tinggi terhadap kebersihan lingkungan sekitar, memiliki ketahanan dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk merokok, minuman beralkohol, dan penyalah-gunaan narkoba. Tips sadar lingkungan:
1. Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya.
2. Memilah sampah sesuai jenisnya.
3. Habiskan makanan atau minuman.
4. Jangan membuang sampah di sungai atau di jalan.
14.5. Penyakit-penyakit Lingkungan
1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup di dalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4-19 hari. Stadium pertama. Gejala yang ditimbulkan adalah:
* Demam tinggi
* Menggigil
* Sakit kepala
* Malaise (Lesu/Lemah)
* Muntah
* Konjungtivitis (radang mata)
* Rasa nyeri otot betis dan punggung
* Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari Stadium kedua
* Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
* Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
* Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis
* Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat
Komplikasi leptospirosis
* Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
* Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
* Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak
* Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
* Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )
* Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati
Pencegahan
* Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
* Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan.
* Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.
* Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
* Menjaga kebersihan lingkungan.
* Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah.
* Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
* Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
* Menghindari pencemaran oleh tikus.
* Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
* Meningkatkan penangkapan tikus .
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menjadi penyakit yang paling menakutkan di musim hujan. Hal yang sangat lumrah jika semua orang khawatir terkena demam berdarah. Penyakit ini dapat menggiring penderitanya dalam kondisi yang parah hanya dalam waktu yang relatif singkat. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal. Dalam waktu yang relatif singkat, penyakit ini dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak ditangani secepatnya. DBD dikarenakan oleh virus dengue. Virus ini sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod born diseases. Satu-satunya upaya untuk memutus rangkaian ini yaitu dengan memberantas nyamuk yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk yang paling sering menimbulkan wabah demam berdarah yaitu nyamuk Aedes aegypti subgenus Stegomya. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menggigit dan menularkan virus dengue. Umumnya, nyamuk ini menggigit di siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore hari (pukul 16.00-17.00). nyamuk jenis itu senang berada di tempat yang gelap dan lembab.
Berikut ini kelainan-kelainan yang perlu Anda waspada jika mungkin terjadi pada salah satu anggota keluarga Anda.
* Jika seseorang mengalami demam mendadak tanpa penyebab yang jelas serta disertai penurunan aktivitas dan nafsu makan.
* Timbul perdarahan, baik dari gigi, mulut, hidung, kulit, atau tinja.
* Demam yang diserta kemerahan di wajah dan leher serta muntah.
* Jika tiba-tiba terjadi penurunan suhu tubuh setelah beberapa waktu penderita mengalami demam. Gejala ini diiringi dengan gelisah, sakit perut dan badan lemas.
Kata-kata Penting
* Lingkungan
* Air sehat
* Sanitasi
* Higiene
* Pengelolaan sampah
* Limbah
* Polusi udara
* Penyakit lingkungan
* Memutus siklus
* Rumah sehat
Rangkuman
* Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
* Program kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
* Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
* Berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah antara lain: asap pabrik, kendaraan bermotor, limbah industri, limbah rumah tangga.
* Tips sadar lingkungan: Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya, dan habiskan makanan atau minuman, dan jangan membuang sampah di sungai atau di jalan.
A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan komponen lingkungan abiotik ...
2. Sebutkan program-program kesehatan lingkungan ...
3. Sebutkan cara mengolah air minum yang baik ...
4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan ...
5. Sebutkan cara pengelolaan sampah ....
6. Sebutkan contoh higiene pribdi ..
7. Sebutkan cara mengolah air minum secara sederhana ...
8. Sebutkan cara pengolahan limbah rumah tangga ...
9. Sebutkan cara pengolahan sampah ...
10. Sebutkan penyakit yang vektornya menggunakan air ...
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan syarat-syarat air minum yang bersih dan sehat!
2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga!
3. Jelaskan limbah industri dan dampaknya bagi kesehatan!
4. Jelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan!
5. Jelaskan cara penularan penyakit demam berdarah dengue!
6. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan sumber air minum?
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit lingkungan!
8. Jelaskan pengaruh pencemaran timah hitam terhadap kesehatan!
9. Bagaimana cara untuk memberantas penyakit demam berdarah yang paling efektif?
10. Jelaskan perilaku seseorang yang telah sadar arti penting lingkungan terhadap kesehatan!
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
* Pengertian kesehatan lingkungan
* Program-program kesehatan lingkungan
* Penyediaan air bersih dan sehat
* Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
* Makanan dan minuman
* Bangunan fisik rumah tempat tinggal
* Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan
15.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah kebersihan lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan lingkungan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya. Lingkungan fisik meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk hidup).
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di antara banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja.
Kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan.
Lingkungan fisik (biotik dan abiotik)
1. Lingkungan abiotik (benda mati) dapat dibedakan menjadi bangunan fisik dan lingkungan fisik. Bangunan fisik meliputi; pagar, gedung, halaman, lapangan olahraga, tempat bermain, kebun, sungai, kamar mandi, WC, kantin, dan warung. Lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, kebisingan, tekanan udara, sampah, limbah, pencemaran udara, air dan tanah.
2. Lingkungan biotik (makhluk hidup) antara lain: tanaman dan hewan. Hewan dapat berperan sebagai hewan kesayangan (pet animal), hewan ternak, vektor penyakit, dan hospes. Lingkungan biotik meliputi tanaman dan hewan.
Lingkungan nonfisik
Lingkungan nonfisik (mental dan sosial), yang meliputi hubungan timbal balik antara individu dengan masyarakat sekitarnya.
Pameo yang sangat populer ”Bersih itu sehat”. Lingkungan yang bersih dan sehat perlu selalu diusahakan oleh setiap warga masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan kita bersama. Lingkungan sehat merupakan kondisi yang mendukung produktivitas secara keseluruhan dan merupakan suatu kondisi yang menunjang tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat masyarakat. Lingkungan sehat akan tampak pada penampilan dan perilaku warga masyarakat. Penampilan warga masyarakat mencerminkan tingkat kesehatan pribadi anggota masyarakat. Penampilan pribadi sehat antara lain berpakaian bersih, rapih, dan bugar. Perilaku sehat tampak dari sikap masyarakat yang selalu menjaga higiene pribadi, tidak membuang sampah, meludah, apalagi kencing dan buang air besar di sembarang tempat.
15.2. Masalah Kesehatan Lingkungan
Pada dasarnya kehidupan manusia sangat tergantung pada lingkungan sekitarnya. Semua kebutuhan manusia dicukupi dan berasal dari lingkungan seperti, udara, air, suhu, kelembaban, cahaya matahari, angin, makanan, dan tempat tinggal. Dengan demikian jelaslah bahwa mutu lingkungan sangat berpengaruh terhadap mutu kehidupan dan kesehatan manusia. Menyadari hal itu, maka manusia mempelajari dan belajar dari lingkungan sekitar agar hidupnya sehat dan berlangsung lama. Namun demikian, karena ulah sebagian manusia yang terlalu serakah dan mementingkan kepentingan pribadi, maka lingkungan sekitar menjadi rusak dan menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Polusi, air kotor, buruknya sanitasi dan racun merupakan penyebab gangguan kesehatan. Asap pembakaran batubara dan kayu merupakan sumber pencemaran udara. Sejumlah insiden yang membuat anak-anak mengalami cidera sakit dan meninggal dunia disebabkan karena faktor lingkungan. Dampak kesehatan lingkungan terhadap anak dan remaja karena faktor lingkungan.
Pada masa pertumbuhan, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak. Mereka terancam karena tempat tinggal dan bermain mereka sangat buruk dari sisi lingkungan. Meski sejumlah penyebab kasus kematian sangat bervariasi namun faktor utama seperti polusi, sanitasi dan dukungan air bersih sangat diperlukan untuk melindungi mereka dari faktor risiko sakit atau kematian. Program-program untukmewujudkan kesehatan lingkungan antara lain:
1. Penyedian air bersih
2. Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
Higiene
Usaha pembinaan kesehatan lingkungan meliputi higiene dan sanitasi. Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Higiene lebih menekankan pada aktifitas manusianya.
Mencuci tangan
Mencuci tangan secara seksama dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan setelah menyentuh barang-barang kotor apalagi sehabis membuang hajat.
Mandi berguna untuk membersihkan tubuh dari kotoran, kembali segar, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema. Mandi ternyata tidak hanya dapat menjauhkan stress, tetapi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, dan bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.
Gosok gigi
Kesehatan gigi dipelihara dengan cara menyikat gigi dan selalu membersihkan sela-sela gigi setiap hari setelah makan. Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi. Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi, seperti jus jeruk yang sangat asam. Menghindari makanan atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi.
14.3. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi merupakan usaha pengawasan pelbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi lebih menekankan pada faktor lingkungan.
14.2.1. Penyediaan Air Bersih dan Sehat
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%.
Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Air Bersih dan Sehat
Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besarbesaran, cepat dan murah.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Sumber-sumber Air Minum.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
(1) Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
(2) Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan air minum
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan Secara Alamiah.
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara.
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih.
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
6. Pengolahan Air Sungai.
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
7. Pengolahan Mata Air.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur. (3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan. (4) Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9. Air Hujan.
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atapnya masingmasing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon untuk musim kemarau.
15.3.2. Mengatasi Masalah Limbah, Sampah, dan Kotoran
Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga, perusahaan, dan/atau kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), dan sisa-sisa industri (industrial waste). Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar (human excreta), air limbah (sewage) juga harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang tidak sedap.
Air limbah dan pengelolaannya
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersamasama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.
Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat- tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Karakteristik Air Limbah
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisasisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagianbagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacammacam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni: (1) gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan asam amino. (2) gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain:
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis, disentri basiler.
2. Menjadi media berkembang-biak mikroorganisme patogen.
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyaman dan sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan, dan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut:
1. Tidak mengkontaminasi sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah.
3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi.
4. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.
5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak.
6. Baunya tidak mengganggu.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
1. Pengenceran (Dilution). Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: (1) empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur. (2) pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badanbadan air (kali, danau, dan sebagainya).
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam tanaman.
14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sumber-sumber Sampah Sampah bersumber dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste). Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempattempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batubatuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Jenis-jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:
1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar:
1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan sebagainya.
2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas, besi atau logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah:
1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.
3. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.
Pengolahan Sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA). Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut: (1) ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. (2) dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator). (3) dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
* mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau
* mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu sendiri.
Cara-cara pengelolaan sampah
1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ± 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahanbahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
14.3.4. Kotoran manusia
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces) sebagai sisa hasil pencernaan makanan, air seni (urine) sebagai sisa hasil metabolisme, dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya. Bagianbagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta, maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton). Oleh karena itu, bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang-binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
7. Sederhana desainnya.
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan
jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
14.3.5. Makanan dan Minuman
Pengawasaan makanan dan minuman untuk mengantisipasi dikonsumsinya makanan yang tidak memenuhi syarat-syarat makanan sehat yang dijual oleh penjaja makanan di warung maupun penjaja makanan keliling. Hal ini mengingat kebiasaan masyarakat kita pada umumnya suka jajan. Pengawasan makanan meliputi kualitas jajanan, pengemasan, dan pendistribusian.
14.3.6. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal
Bangunan rumah tempat tinggal sebaiknya selalu dijaga kebersihannya dan memiliki pagar (tidak harus tembok, lebih baik pagar hidup). Kebersihan kamar mandi dan WC harus selalu diperhatikan dengan membersihkan setiap hari. Kolam ikan selalu dikontrol untuk mencegah digunakan sebagai sarang nyamuk.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahanbahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah yaitu:
1. Faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap seranganserangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki masyarakat. Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif. Contoh: Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun rumbai yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat rumah sehat
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban (humudity) yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yakni: (1) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut. (2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: (1) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurangkurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan didalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. (2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
5. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut: (1) Penyediaan air bersih yang cukup, (2) Pembuangan tinja, (3) Pembuangan air limbah (air bekas), (4) Pembuangan sampah, (5) Fasilitas dapur, (6) Ruang berkumpul keluarga, (7) Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
menciptakan keindahan dan juga kesehatan lingkungan
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibikinkan kandang tersendiri.
14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerahdaerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan pencemaran sebagai contoh: sampah plastik.
Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara, perairan, bau busuk, dan tanah.
Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan
Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak pabrik-pabrik banyak bercampur dengan bermacam-macam gas dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara, walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.
Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk menyaring debu-debu. Pada umumnya hal ini amat memuaskan, tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan asbes (banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan), dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan lebih lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrikpabrik mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaanpenjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu.
Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh berbagai faktor berikut:
1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2 (karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat (H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara.
2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap kendaraan bermotor dan pabrik.
3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).
4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan.
5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.
6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak, daging, dan telur.
Gas-gas Lain yang Dapat Merusak Kesehatan
Di kota-kota besar yang banyak digunakan orang suatu bahan bakar untuk penerangan, memasak dan lain-lain keperluan. Bahan bakar ini ialah suatu campuran gas-gas yang disebut gas penerangan (lichtgas).
Bahan bakar ini terdiri dari CO(5-8%), CO2(3%), H2(50%) dan CH4(35%). CO yang terdapat dalam campuran ini tidak berwarna, tidak berbau dan berbahaya bagi manusia. Bila gas itu terisap oleh manusia dalam jumlah yang banyak, maka orang ini akan menderita keracunan CO.
Gejala-gejala keracunan CO:
Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati. Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun demikian, kita perlu berhati-hati.
Penjagaan terhadap gas CO:
Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini kepada kantor yang bersangkutan.
Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan berikut:
* Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna, karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat.
* Asap kereta api dalam terowongan
* Gas-gas dalam mobil garasi
* Asap rokok yang lembab
* Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat dikenal karena baunya.
Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah:
* pusing-pusing kepala
* nafsu makan berkurang
* tubuh terasa lemah
* lekas marah.
Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejalagejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang luas dan segar.
14.4. Upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dengan cara pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan akan mendukung eksistensi manusia di tempat yang dimukiminya juga untuk mendukung seluruh kehidupan komunitas di dalam eksosistem. Dengan kata lain, agar fungsi lingkungan hidup yang diperlukan untuk kesejahteraan manusia dalam kondisi ekosistem yang seimbang. Pengelolaan lingkungan hidup antara lain meliputi kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Cara mengatasi antara lain dengan:
1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahaya pencemaran.
2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengan cara daur ulang.
3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahanbahan berbahaya.
5. Penguraian oleh mikroorganisme.
14.4.2. Manfaat Positip dari Pembinaan Lingkungan Hidup
Manfaat positip dari pembinaan lingkungan hidup sehat antara lain mendorong perilaku hidup sehat masyarakat, frekuensi sakit (tidak masuk kerja karena sakit) berkurang, tinggi dan berat badan ideal (berdasarkan KMS anak) semakin meningkat, tumbuh kembang berdasarkan usianya normal, keadaan kesehatan masyarakat secara umum baik, motivasi kerja meningkat, dan ketahanan kerja meningkat. Selain itu, pada masyarakat sehat akan berperilaku sosial baik, dan memiliki kepekaaan tinggi terhadap kebersihan lingkungan sekitar, memiliki ketahanan dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk merokok, minuman beralkohol, dan penyalah-gunaan narkoba. Tips sadar lingkungan:
1. Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya.
2. Memilah sampah sesuai jenisnya.
3. Habiskan makanan atau minuman.
4. Jangan membuang sampah di sungai atau di jalan.
14.5. Penyakit-penyakit Lingkungan
1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup di dalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4-19 hari. Stadium pertama. Gejala yang ditimbulkan adalah:
* Demam tinggi
* Menggigil
* Sakit kepala
* Malaise (Lesu/Lemah)
* Muntah
* Konjungtivitis (radang mata)
* Rasa nyeri otot betis dan punggung
* Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari Stadium kedua
* Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
* Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
* Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis
* Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat
Komplikasi leptospirosis
* Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
* Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
* Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak
* Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
* Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )
* Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati
Pencegahan
* Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
* Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan.
* Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.
* Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
* Menjaga kebersihan lingkungan.
* Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah.
* Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
* Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
* Menghindari pencemaran oleh tikus.
* Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
* Meningkatkan penangkapan tikus .
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menjadi penyakit yang paling menakutkan di musim hujan. Hal yang sangat lumrah jika semua orang khawatir terkena demam berdarah. Penyakit ini dapat menggiring penderitanya dalam kondisi yang parah hanya dalam waktu yang relatif singkat. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal. Dalam waktu yang relatif singkat, penyakit ini dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak ditangani secepatnya. DBD dikarenakan oleh virus dengue. Virus ini sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod born diseases. Satu-satunya upaya untuk memutus rangkaian ini yaitu dengan memberantas nyamuk yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk yang paling sering menimbulkan wabah demam berdarah yaitu nyamuk Aedes aegypti subgenus Stegomya. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menggigit dan menularkan virus dengue. Umumnya, nyamuk ini menggigit di siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore hari (pukul 16.00-17.00). nyamuk jenis itu senang berada di tempat yang gelap dan lembab.
Berikut ini kelainan-kelainan yang perlu Anda waspada jika mungkin terjadi pada salah satu anggota keluarga Anda.
* Jika seseorang mengalami demam mendadak tanpa penyebab yang jelas serta disertai penurunan aktivitas dan nafsu makan.
* Timbul perdarahan, baik dari gigi, mulut, hidung, kulit, atau tinja.
* Demam yang diserta kemerahan di wajah dan leher serta muntah.
* Jika tiba-tiba terjadi penurunan suhu tubuh setelah beberapa waktu penderita mengalami demam. Gejala ini diiringi dengan gelisah, sakit perut dan badan lemas.
Kata-kata Penting
* Lingkungan
* Air sehat
* Sanitasi
* Higiene
* Pengelolaan sampah
* Limbah
* Polusi udara
* Penyakit lingkungan
* Memutus siklus
* Rumah sehat
Rangkuman
* Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
* Program kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
* Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
* Berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah antara lain: asap pabrik, kendaraan bermotor, limbah industri, limbah rumah tangga.
* Tips sadar lingkungan: Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya, dan habiskan makanan atau minuman, dan jangan membuang sampah di sungai atau di jalan.
A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan komponen lingkungan abiotik ...
2. Sebutkan program-program kesehatan lingkungan ...
3. Sebutkan cara mengolah air minum yang baik ...
4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan ...
5. Sebutkan cara pengelolaan sampah ....
6. Sebutkan contoh higiene pribdi ..
7. Sebutkan cara mengolah air minum secara sederhana ...
8. Sebutkan cara pengolahan limbah rumah tangga ...
9. Sebutkan cara pengolahan sampah ...
10. Sebutkan penyakit yang vektornya menggunakan air ...
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan syarat-syarat air minum yang bersih dan sehat!
2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga!
3. Jelaskan limbah industri dan dampaknya bagi kesehatan!
4. Jelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan!
5. Jelaskan cara penularan penyakit demam berdarah dengue!
6. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan sumber air minum?
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit lingkungan!
8. Jelaskan pengaruh pencemaran timah hitam terhadap kesehatan!
9. Bagaimana cara untuk memberantas penyakit demam berdarah yang paling efektif?
10. Jelaskan perilaku seseorang yang telah sadar arti penting lingkungan terhadap kesehatan!